//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sotapanna  (Read 74426 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Sotapanna
« Reply #150 on: 19 January 2009, 09:53:12 AM »
soal 1234 dimusnahkan itu ada rujukannya nga oom?

AKUSALA KAMMAPATTHA 10 (10 SALURAN TUK BERBUAT TAK BERMANFAAT)
1. Panatipata (Membunuh)
2. Adinnadana (Mencuri)
3. Kamesumicchacara (Berbuat Asusila)
4. Musavada (Berdusta)
5. Micchaditthi (Pandangan Salah)
6. Pisunavaca (Bicara Fitnah)
7. Pharusavaca (Kata kasar)
8. Byapada (Itikat Jahat)
9. Samphappalapa (Gosip)
10. Abhijjha (Hasrat Rendah, ketamakan)

1234 udah di musnahkan oleh sotapanna


no. 5 juga telah di musnahkan oleh Sotapanna

_/\_ :lotus:

kita tanya mami lily aja ;D
saya ga tau jg rujukannya :P

Ada di Kitab Abhidhamma yaitu kitab Dhammasangani (kitab pertama dari Abhidhamma).

_/\_ :lotus:
« Last Edit: 19 January 2009, 10:01:01 AM by Lily W »
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Sotapanna
« Reply #151 on: 19 January 2009, 09:54:39 AM »
Nanya: Berarti 5-10 masih dilakukan seorang Sotapanna? :)

_/\_

Berarti No. 6-10 masih dilakukan oleh seorang Sotapanna.

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sotapanna
« Reply #152 on: 19 January 2009, 12:38:09 PM »
Anumodana bro markos. Sungguh mencerahkan. Artinya pelanggaran sila ke-3 bagi seorang raja dan seorang rakyat jelata dapat diinterpretasikan berbeda ya?

Kalau demikian maka kesimpulannya saat itu Raja Bimbisara tidak melakukan pelanggaran sila dan seorang Sotapanna tidak mungkin melanggar sila (belum ada bukti seorang Sotapanna pernah melanggar sila). Benarkan demikian?

Kesimpulannya adalah bhw scr theravada, Raja Bimbisara sudah tidak ada "cetana" utk melanggar Kamesumicchacara


Offline CKRA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 919
  • Reputasi: 71
Re: Sotapanna
« Reply #153 on: 19 January 2009, 01:34:51 PM »
Anumodana bro markos. Sungguh mencerahkan. Artinya pelanggaran sila ke-3 bagi seorang raja dan seorang rakyat jelata dapat diinterpretasikan berbeda ya?

Kalau demikian maka kesimpulannya saat itu Raja Bimbisara tidak melakukan pelanggaran sila dan seorang Sotapanna tidak mungkin melanggar sila (belum ada bukti seorang Sotapanna pernah melanggar sila). Benarkan demikian?

Kesimpulannya adalah bhw scr theravada, Raja Bimbisara sudah tidak ada "cetana" utk melanggar Kamesumicchacara



Lalu, "cetana" apa yang muncul pada saat kejadian itu? Abhijjha-kah?
« Last Edit: 19 January 2009, 01:38:20 PM by CKRA »

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sotapanna
« Reply #154 on: 19 January 2009, 04:43:12 PM »
dear bro CKRA,

mgkn bisa dishare dahulu cerita lengkap mengenai raja Bimbisara ini?

Jadi dari sana, kita semua bisa melihat apakah raja bimbisara sudah menjadi ariya puggala, apakah benar terjadi pelanggaran sila Kamesumicchacara, dsbnya........ krn kadang persepsi setiap org akan berbeda2, spt yg terjadi pada beberapa sutta yg ramai dibicarakan belakangan ini

metta  _/\_

Offline CKRA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 919
  • Reputasi: 71
Re: Sotapanna
« Reply #155 on: 19 January 2009, 05:27:11 PM »
Bro Markos,

Cerita mengenai Raja Bimbisara saya rangkum dari buku Kronologi Hidup Buddha karya Bhikkhu Kusaladhamma, terbitan Karaniya dan Ehipassiko Foundation.

Pada Bab 27 (Bimbisara Raja Penyantun Yang Pertama) hal 201-203, dikisahkan Sang Buddha mengunjungi kota Rajagaha, ibukota Magadha untuk memenuhi janjiNya pada Raja Bimbisara. Ketika mendengar kabar gembira mengenai kedatangan Yang Terberkahi, dengan diiringi seratus duapuluh ribu brahmin perumah tangga di Magadha, Raja Bimbisara segera pergi menemui Yang Terberkahi. dst

Tatkala para brahmin perumah tangga tersebut melihat Yang Terberkahi dan Bhikkhu Uruvela Kassapa, mereka menjadi bingung karena tahu bahwa Uruvela Kassapa selama ini dikenal sebagai guru yang hebat. Namun mereka juga mendengar bahwa nama harum Bhikkhu Gotama belakangan telah menyebar. Karena itu mereka bertanya-tanya: "Apakah Bhikkhu Gotama menjalani hidup suci di bawah bimbingan Bhikkhu Uruvela Kassapa ataukah Bhikkhu Uruvela Kassapa menjalani kehidupan suci di bawah bimbingan Bhikkhu Gotama?"

Akan tetapi, Yang Terberkahi mengetahui pikiran mereka, lalu bertanya kepada Bhikkhu Uruvela Kassap: "O Kassapa, apa yang menyebabkan Anda meninggalkan pemujaan api?"
Bhikkhu Uruvela Kassapa menjawab: "Setelah melihat noda dalam kelima kesenangan indrawi, serta para wanita yang dijanjikan sebagai imbalan untuk pemujaan api, saya menjadi sadar bahwa pemujaan dan pengorbanan itu tidak lagi membawa kebahagiaan bagi saya. Karena itu, O Bhante, saya meninggalkan praktik pemujaan api."

"Akan tetapi, Kassapa, jika Anda tidak berbahagia dengan semua ini, lalu apa yang membahagiakan hati Anda di dunia para dewa dan manusia?" tanya Yang Terberkahi.
"Saya telah menyadari kedamaian Nibbana, yang bebas dari kotoran bathin, yang hanya dapat dicapai seseorang melalui Jalan Kesucian, yang tidak mengalami perubahan, yang bebas dari nafsu atau kemelekatan terhadap kehidupan. Setelah menyadari Dhamma yang halus ini, O Bhante, saya tinggalkan praktik pemujaan api," jawab Bhikkhu Uruvela Kassapa.

Setelah itu, Bhikkhu Uruvela Kassapa bangkit dari duduknya, menata jubahnya pada satu bahu, dan bersujud dengan kepala menyentuh kaki Yang Terberkahi, sambil mengucapkan pengakuan: "Bhante, Yang Terberkahi adalah guru saya; saya adalah siswaNya."

Dengan pengakuan pribadi dari Bhikkhu Uruvela Kassapa tersebut lenyaplah kebingungan para brahmin. Mereka menjadi yakin bahwa Bhikkhu Uruvela Kassapa menjalani kehidupan suci di bawah bimbingan Bhikkhu Gotama. Dan ketika bathin mereka terbebas dari keraguan dan siap menerima bimbingan, Yang Terberkahi memberikan khotbah ajaran bertahap dan Empat Kebenaran Mulia. Setelah mendengarkan Dhamma tersebut, batin mereka menjadi bebas dari rintangan. Pada akhir pembabaran, dengan batin yang murni dan bahagia, keseratus sepuluh ribu brahmin yang dipimpin oleh Raja Bimbisara itu mencapai tataran kesucian pertama; sepuluh ribu brahmin lainnya menjadi umat awam yang bernaung kepada Tiga Pernaungan.

Kemudian, Raja Bimbisara yang juga telah menembus Dhamma dan menjadi Sotapanna berkata kepada Yang terberkahi, dst

Lalu pada Bab 66 (Ambapali, Wanita Penghibur Yang Menjadi Araha), hal 591 dikisahkan tentang pertemuan Raja Bimbisara dengan Ambapali dan dari hubungan ini melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Vimala Kondanna.

Juga dikisahkan pertemuan Ambapali dengan Sang Buddha.

Setelah dewasa diceritakan juga bahwa Vimala Kondanna, putra dari Ambapali dan Raja Bimbisara juga bertemu dengan Yang Terberkahi dan terkesan dengan keagunganNya. Ia lalu memasuki Persamuhan dan mencapai tataran Arahatta tak lama sesudahnya.

Bro markos, mohon maaf saya tidak bisa mengetik ulang secara lengkap. Saya juga sedang mencari referensi lain untuk mengetahui seberapa kronologis antara beberapa kejadian tersebut.

Kalau hubungan Raja Bimbisara terjadi sebelum beliau mencapai Sotapanna maka permasalahannya menjadi jelas, tapi kalau terjadi sesudahnya maka hal itu yang masih membuat saya agak bingung (walau penjelasan bro sebelumnya cukup dapat saya terima ).

 _/\_
« Last Edit: 19 January 2009, 05:38:28 PM by CKRA »

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Sotapanna
« Reply #156 on: 19 January 2009, 08:27:46 PM »
Quote
6. Di AN 3.85; 9.12, Sotapanna dan Sakadagami dikatakan memiliki Sila yang sempurna;
Anagami memiliki Sila dan Samadhi yang sempurna; Arahat memiliki Sila, Samadhi,
Panna yang sempurna. Ini berarti bahwa Sotapanna dan Sakadagami tidak membutuhkan
Jhana sementara Anagami dan Arahat harus memiliki empat Jhana.

ini di post oleh rekan DNA, sayang sekali saya tak punya referensi sutta tsb (tidak ada di accesstoinsight)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Sotapanna
« Reply #157 on: 19 January 2009, 09:37:44 PM »
Sumbernya ada di DC, bisa didonlot di bagian perpus:

hehe.. promosi mode on :P

yap gitu deh.. kita perlu sadar kl Buddhisme terlalu luas.. karenanya ngga mungkin kita bisa mempelajari semuanya. Maka ckp tahu beberapa hal sambil dijalankan. tetep seimbangi antara teori/doktrin buddhism dgn praktek deh.. :)

_/\_
appamadena sampadetha

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sotapanna
« Reply #158 on: 20 January 2009, 09:38:41 AM »
Quote
6. Di AN 3.85; 9.12, Sotapanna dan Sakadagami dikatakan memiliki Sila yang sempurna;
Anagami memiliki Sila dan Samadhi yang sempurna; Arahat memiliki Sila, Samadhi,
Panna yang sempurna. Ini berarti bahwa Sotapanna dan Sakadagami tidak membutuhkan
Jhana sementara Anagami dan Arahat harus memiliki empat Jhana.

ini di post oleh rekan DNA, sayang sekali saya tak punya referensi sutta tsb (tidak ada di accesstoinsight)


Jika berdasar pada abhidhamma, lokuttara citta itu bisa hanya terdiri dari 8 lokuttara citta saja (tanpa jhana), atau jika disertai jhana, maka akan menjadi 40 lokuttara citta seperti di bawah

Jadi seorang Arahat-pun, tidak mutlak utk mempunyai jhana dimana ini bisa dilihat dari proses kesadaran sebelum kematian Arahat (sy post di : http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=8173.0)

Dimana di bawah ini, terdapat pada no.1 dan no.5

1. Kamajavanamaranasanna-vitthi : cuti citta (pikiran yg mengakhiri kehidupan) yg timbul dari Javana yg menjadi Mahakiriya. Ini merupakan Pari-Nibbana yg biasa terjadi

2. Jhanasamanantara-vitthi : cuti citta yg timbul dari Jhanasamapatti-vitthi

3. Paccavekkhanasamanantara-vitthi : cuti citta yg timbul dari Vitthi yg merenungkan Jhana

4. Abhinnasamanantara-vitthi : cuti citta yg timbul dari Abhinna-vitthi yg sedang mempertunjukkan abhinna/kesaktian ---> ini yg ada pada link diatas

5. Jivitasamasisi : cuti citta yg timbul dari perenungan magga, phala, nibbana dan kilesa yg sudah dibasmi


40 lokuttara citta yg disertai jhana :

Quote
1. vitakka, vicara, piti, sukhekaggata sahitam sotapatti magga
pathamajjhana lokuttara kusala citta
2. vicara, piti, sukhekaggata sahitam sotapatti magga dutiyajjhana
lokuttara kusala citta
3. piti, sukhekaggata sahitam sotapatti magga tatiyajjhana lokuttara
kusala citta
4. sukhekaggata sahitam sotapatti magga catutthajjhana lokuttara
kusala citta
5. upekkhekaggata sahitam sotapatti magga pancamajjhana lokuttara
kusala citta

6. vitakka, vicara, piti, sukhekaggata sahitam sotapatti phala
pathamajjhana lokuttara vipaka citta
7. vicara, piti, sukhekaggata sahitam sotapatti phala dutiyajjhana
lokuttara vipaka citta
8. piti, sukhekaggata sahitam sotapatti phala tatiyajjhana lokuttara
vipaka citta
9. sukhekaggata sahitam sotapatti phala catutthajjhana lokuttara
vipaka citta
10.upekkhekaggata sahitam sotapatti phala pancamajjhana lokuttara
vipaka citta

11. vitakka, vicara, piti, sukhekaggata sahitam sakadagami magga
pathamajjhana lokuttara kusala citta
12. vicara, piti, sukhekaggata sahitam sakadagami magga dutiyajjhana
lokuttara kusala citta
13. piti, sukhekaggata sahitam sakadagami magga tatiyajjhana
lokuttara kusala citta
14. sukhekaggata sahitam sakadagami magga catutthajjhana lokuttara
kusala citta
15. upekkhekaggata sahitam sakadagami magga pancamajjhana lokuttara
kusala citta

16. vitakka, vicara, piti, sukhekaggata sahitam sakadagami phala
pathamajjjhana lokuttara vipaka citta
17. vicara, piti, sukhekaggata sahitam sakadagami phala dutiyajjhana
lokuttara vipaka citta
18. piti, sukhekaggata sahitam sakadagami phala tatiyajjhana
lokuttara vipaka citta
19. sukhekaggata sahitam sakadagami phala catutthajjhana lokuttara
vipaka citta
20.upekkhekaggata sahitam sakadagami phala pancamajjhana lokuttara
vipaka citta

21. vitakka, vicara, piti, sukhekaggata sahitam anagami magga
pathamajjhana lokuttara kusala citta
22. vicara, piti, sukhekaggata sahitam anagami magga dutiyajjhana
lokuttara kusala citta
23. piti, sukhekaggata sahitam anagami magga tatiyajjhana lokuttara
kusala citta
24. sukhekaggata sahitam anagami magga catutthajjhana lokuttara
kusala citta
25. upekkhekaggata sahitam anagami magga pancamajjhana lokuttara
kusala citta

26. vitakka, vicara, piti, sukhekaggata sahitam anagami phala
pathamajjhana lokuttara vipaka citta
27. vicara, piti, sukhekaggata sahitam anagami phala dutiyajjhana
lokuttara vipaka citta
28. piti, sukhekaggata sahitam anagami phala tatiyajjhana lokuttara
vipaka citta
29. sukhekaggata sahitam anagami phala catutthajjhana lokuttara
vipaka citta
30.upekkhekaggata sahitam anagami phala pancamajjhana lokuttara
vipaka citta

31. vitakka, vicara, piti, sukhekaggata sahitam arahatta magga
pathamajjhana lokuttara kusala citta
32. vicara, piti, sukhekaggata sahitam arahatta magga dutiyajjhana
lokuttara kusala citta
33. piti, sukhekaggata sahitam arahatta magga tatiyajjhana lokuttara
kusala citta
34. sukhekaggata sahitam arahatta magga catutthajjhana lokuttara
kusala citta
35. upekkhekaggata sahitam arahatta magga pancamajjhana lokuttara
kusala citta

36. vitakka, vicara, piti, sukhekaggata sahitam arahatta phala
lokuttara vipaka citta
37. vicara, piti, sukhekaggata sahitam arahatta phala lokuttara
vipaka citta
38. piti, sukhekaggata sahitam arahatta phala lokuttara vipaka citta
39. sukhekaggata sahitam arahatta phala lokuttara vipaka citta
40.upekkhekaggata sahitam arahatta phala lokuttara vipaka citta.

Jadi tidak menjadi masalah, apakah orang itu menjalankan samatha sampai mencapai jhana, baru lanjut vipassana
ataukah langsung bervipassana karena semuanya kembali pada kecocokan batin masing2 org yg menjalankannya

semoga bs bermanfaat

metta  _/\_

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Sotapanna
« Reply #159 on: 20 January 2009, 11:28:50 AM »
so... apakah ada yg punya referensi sutta dalam bahasa Indo/English nya utk:

Di AN 3.85; 9.12, Sotapanna dan Sakadagami dikatakan memiliki Sila yang sempurna;
Anagami memiliki Sila dan Samadhi yang sempurna; Arahat memiliki Sila, Samadhi,
Panna yang sempurna. Ini berarti bahwa Sotapanna dan Sakadagami tidak membutuhkan
Jhana sementara Anagami dan Arahat harus memiliki empat Jhana.




atau ada yg bersedia mentranslatekan dari Pali nya?

Anumodana _/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

cunda

  • Guest
Re: Sotapanna
« Reply #160 on: 20 January 2009, 11:59:08 AM »



atau ada yg bersedia mentranslatekan dari Pali nya?

Anumodana _/\_

namaste suvatthi hotu

kirim teks palinya dulu



Aṅguttaranikāyo; Tikanipātapāḷi; 2. Dutiyapaṇṇāsakaṃ; (9) 4. Samaṇavaggo;
6. Paṭhamasikkhāsuttaṃ[/b]
 

‘‘Idha, bhikkhave, bhikkhu sīlesu paripūrakārī hoti samādhismiṃ mattaso kārī paññāya mattaso kārī. So yāni tāni khuddānukhuddakāni sikkhāpadāni tāni āpajjatipi vuṭṭhātipi.

Taṃ kissa hetu?
Na hi mettha, bhikkhave, abhabbatā vuttā. Yāni ca kho tāni sikkhāpadāni ādibrahmacariyakāni brahmacariyasāruppāni, tattha dhuvasīlo [dhuvasīlī (sī.) pu. pa. 127-129 (thokaṃ visadisaṃ)] ca hoti ṭhitasīlo [ṭhitasīlī (sī.)] ca, samādāya sikkhati sikkhāpadesu. So tiṇṇaṃ saṃyojanānaṃ parikkhayā sotāpanno hoti avinipātadhammo niyato sambodhiparāyaṇo.


‘‘Idha pana, bhikkhave, bhikkhu sīlesu paripūrakārī hoti samādhismiṃ mattaso kārī paññāya mattaso kārī. So yāni tāni khuddānukhuddakāni sikkhāpadāni tāni āpajjatipi vuṭṭhātipi.

Taṃ kissa hetu?
Na hi mettha, bhikkhave, abhabbatā vuttā. Yāni ca kho tāni sikkhāpadāni ādibrahmacariyakāni brahmacariyasāruppāni tattha dhuvasīlo ca hoti ṭhitasīlo ca, samādāya sikkhati sikkhāpadesu. So tiṇṇaṃ saṃyojanānaṃ parikkhayā rāgadosamohānaṃ tanuttā sakadāgāmī hoti, sakideva imaṃ lokaṃ āgantvā dukkhassantaṃ karoti.


‘‘Idha pana, bhikkhave, bhikkhu sīlesu paripūrakārī hoti samādhismiṃ paripūrakārī paññāya mattaso kārī. So yāni tāni khuddānukhuddakāni sikkhāpadāni tāni āpajjatipi vuṭṭhātipi.

Taṃ kissa hetu?
Na hi mettha, bhikkhave, abhabbatā vuttā. Yāni ca kho tāni sikkhāpadāni ādibrahmacariyakāni brahmacariyasāruppāni tattha dhuvasīlo ca hoti ṭhitasīlo ca, samādāya sikkhati sikkhāpadesu. So pañcannaṃ orambhāgiyānaṃ saṃyojanānaṃ parikkhayā opapātiko hoti tattha parinibbāyī anāvattidhammo tasmā lokā.


‘Idha pana, bhikkhave, bhikkhu sīlesu paripūrakārī hoti samādhismiṃ paripūrakārī paññāya paripūrakārī. So yāni tāni khuddānukhuddakāni sikkhāpadāni tāni āpajjatipi vuṭṭhātipi.

Taṃ kissa hetu?
Na hi mettha, bhikkhave, abhabbatā vuttā. Yāni ca kho tāni sikkhāpadāni ādibrahmacariyakāni brahmacariyasāruppāni tattha dhuvasīlo ca hoti ṭhitasīlo ca, samādāya sikkhati sikkhāpadesu. So āsavānaṃ khayā anāsavaṃ cetovimuttiṃ paññāvimuttiṃ diṭṭheva dhamme sayaṃ abhiññā sacchikatvā upasampajja viharati.


‘‘Iti kho, bhikkhave, padesaṃ padesakārī ārādheti paripūraṃ paripūrakārī. Avañjhāni tvevāhaṃ [avañcuvanevāhaṃ (ka.)], bhikkhave, sikkhāpadāni vadāmī’’ti.





thuti

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Sotapanna
« Reply #161 on: 20 January 2009, 12:23:36 PM »
sip sekali... saya sudah menunggu2 bantuan dari romo cunda :P
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Re: Sotapanna
« Reply #162 on: 11 February 2009, 10:58:38 AM »
Quote
In Buddhism, a sotapanna (Pali, Sanskrit: srotapanna) (or sotapatti), a stream-enterer or stream-winner, is a partially-enlightened person, who has eradicated the first three fetters of the mind, that prevent freedom. Sotapanna literally means "one who enters (āpadyate) the stream (sota)", after a simile that compares attaining enlightenment with crossing a stream and reaching the further shore. Sotapannaship is the first of the four stages of enlightenment.

Buddha said that a stream-enterer will surely attain full enlightenment (Arahantship) within no more than seven successive rebirths, possibly in this current life. The Venerable One will thus give the gift of the realisation of the end of suffering to him/herself within seven lives and is capable of giving the great gifts to many. The stream-winner can also be sure that he or she will not be reborn in any of the unhappy rebirths (that is, as an animal, as a preta, or as a being in hell (Niraya). The stream-enterer has attained an intuitive grasp of Buddhist doctrine (Skt: samyagdṛṣṭi; Pali: sammādiṭṭhi, "right view"), has complete confidence in the Three Jewels of Buddha, Dharma, and Sangha, and follows Buddhist morality (sila). The stream-enterer is said to have "opened the eye of the Dharma" (Pāli: dhammacakkhu), which means that he has seen Dhamma and, as a result of that, can see it (his eye is open now, not closed any more).

The three specific chains or fetters (Pali: saṃyojana) of which the Sotapanna is free are:

   1. Sakkāya-diṭṭhi (Pali) - Belief in self
   2. Vicikicchā (Pali) - Skeptical doubt
   3. Sīlabbata-parāmāsa (Pali) - Attachment to rites and rituals

Quote
The student walking in the Sotapatti path must destroy three sanyojanas (fetters):

    * The animistic superstition that inside the body there is a permanent soul or a ghost, who sees, hears, smells, tastes, etc.;
    * The superstition that without austerities and bodily mortifications heaven could not be got;
    * Doubt of a future life, or a future world and of the Karma doctrine with its corollary the law of causality.

If he succeeds in the path he enjoys the fruit of Sotapatti. He has entered the threshold of Nirvana, and no more can he again enter the samsara. He is a niyato sambodhiparayano. The gates of hell are closed for him for ever. Nirvana is assured for him either in one more birth, or three or seven. The rest of the term of life he may return to the earth, or he may be born in the devalokas and pass onwards from devaloka to devaloka until he realizes Nirvana. Countless billions of years he may enjoy the celestial pleasures of the higher heavens. A Sotapatti never violates the moral law. He is incapable of destroying life, consciously, and he is incapable of dishonest gain, and can never be adulterous, nor can he tell lies, and drink intoxicants. However, a Sotapatti has not the wisdom of a Sakadagami, not to speak of the higher estates. Thousands of laymen and women in the time of the Blessed One realized the Sotapatti state. Till the end of the Buddhasasana good people who follow the path, and made the effort to destroy the three sanyojanas can reach the Sotapatti state. But they must make the effort. Those who make the effort now are born with better upanissaya karma for the realization of Nirvana in the future births. The very effort to walk in the path by observing the five silas, and the rules of brahmachariya on the sabbath days helps to create the upanissaya karma. It is necessary when creating good karma in this life the aspirant should have an aim. He should not proceed aimlessly.

Bagaimanakah kita tahu pasti kalau kita sudah mencapai sotapanna ?

tentang hal kata "tahu", banyak org yang seringkali dicemooh hanya karena dianggap tidak "tahu" ttg hal yang "org kebanyakan ketahui"!

juga ada jenis org yang cuma berminat thdp "segala sesuatu" hal yang ia ketahui saja!

ika.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sotapanna
« Reply #163 on: 11 February 2009, 02:03:27 PM »
kalau bro sendiri termasuk orang yg mana?
There is no place like 127.0.0.1

Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Re: Sotapanna
« Reply #164 on: 11 February 2009, 04:51:39 PM »
kalau bro sendiri termasuk orang yg mana?

saya adalah org dari jenis "To Know Without Knowing".

ika.