//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: doa dalam pandang,...  (Read 3501 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
doa dalam pandang,...
« on: 27 August 2010, 12:24:35 AM »
salam semua,...
doa dalam pandangan buddisme seperti apa?
apakah doa benar diajarkan dalam kepercayaan kita?
menurut kalian semua apakah doa berguna untuk kita semua?
apakah menurut kalian doa itu apa?
banyak selama ini saya melihat orang berdoa karena kepercayaan saja tanpa pengetahuan nya akan arti dan manfaat doa yang sebenarnya,...
mohon jawaban kalian semua,..
salam damai bagi semua,...
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: doa dalam pandang,...
« Reply #1 on: 27 August 2010, 01:05:27 AM »
Banyak orang sering menyebutkan secara keliru bahwa umat Buddha melakukan sembahyang di vihara. Untuk itu, sebaiknya harus dimengerti terlebih dahulu istilah ‘sembahyang' yang sebenarnya terdiri dari dua suku kata yaitu ‘sembah' berarti menghormat dan ‘hyang' yaitu dewa. Dengan demikian, ‘sembahyang' berarti menghormat, menyembah para dewa. Apabila ‘sembahyang' diartikan seperti itu, maka umat Buddha sesungguhnya tidak melakukan sembahyang. Umat Buddha bukanlah umat yang menghormat maupun menyembah para dewa. Umat Buddha mengakui keberadaan para dewa dewi di surga, namun umat tidak sembahyang kepada mereka.

Umat Buddha juga tidak ‘berdoa' karena istilah ini mempunyai pengertian ada permintaan yang disebutkan ketika seseorang sedang berdoa. Umat Buddha tentu saja tidak pernah meminta kepada arca Sang Buddha maupun kepada fihak lain. Keterangan ini jelas menegaskan bahwa umat Buddha bukanlah penyembah berhala karena memang tidak pernah meminta-minta apapun juga kepada arca Sang Buddha, arca yang lain bahkan kekuatan di luar manusia lainnya. Daripada disebut ‘sembahyang' maupun ‘doa', umat Buddha lebih sesuai dinyatakan sedang melakukan ‘puja bakti'. Istilah puja bakti ini terdiri dari kata ‘puja' yang bermakna menghormat dan ‘bakti' yang lebih diartikan sebagai melaksanakan Ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam melakukan puja bakti, umat Buddha melaksanakan tradisi yang telah berlangsung sejak jaman Sang Buddha masih hidup yaitu umat datang, masuk ke ruang penghormatan dengan tenang, melakukan namakara atau bersujud yang bertujuan untuk menghormat kepada lambang Sang Buddha, jadi bukan menyembah patung atau berhala. Kebiasaan bersujud ini dilakukan karena Sang Buddha berasal dari India. Sudah menjadi tradisi sejak jaman dahulu di berbagai negara timur termasuk India bahwa ketika seseorang bertemu dengan mereka yang dihormati, maka ia akan melakukan sujud yaitu menempelkan dahi ke lantai sebagai tanda menghormati mereka yang layak dihormati dan menunjukkan upaya untuk mengurangi keakuan sendiri.

Karena bersujud di depan altar ataupun arca Sang Buddha hanyalah bagian dari tradisi, maka para umat dan simpatisan boleh saja tidak melakukannya apabila batinnya tidak berkenan untuk melakukan tindakan itu. Tidak masalah, karena sebentuk arca tidak mungkin menuntut dan memaksa seseorang yang berada di depannya untuk bersujud. Namun, dengan mampu bersujud, maka seseorang akan mempunyai kesempatan lebih besar untuk berbuat baik dengan badannya. Ia belajar bersikap rendah hati.

Setelah memasuki ruangan dan bersujud, umat Buddha dapat duduk bersila di tempat yang telah disediakan. Umat kemudian secara sendiri atau bersama-sama dengan umat yang ada dalam ruangan tersebut membaca paritta yaitu mengulang kotbah Sang Buddha. Diharapkan dengan pengulangan kotbah Sang Buddha, umat mempunyai kesempatan untuk merenungkan isi uraian Dhamma Sang Buddha serta berusaha melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, semakin lama seseorang mengenal Dhamma, semakin banyak ia melakukan puja bakti, semakin banyak kotbah Sang Buddha yang diulang, maka sudah seharusnya ia semakin baik pula dalam tindakan, ucapan maupun pola pikirnya.

Salah satu contoh yang paling mudah ditemukan adalah kebiasaan umat membaca Karaniyametta Sutta di vihara. Sutta atau kotbah Sang Buddha ini berisikan cara memancarkan pikiran penuh cinta kasih kepada semua mahluk di setiap waktu, ketika seseorang sedang berdiri, berjalan, berbaring, berdiam selagi ia tidak tidur. Diharapkan, dengan sering membaca sutta tersebut seseorang akan selalu berusaha memancarkan pikiran cinta kasih kepada lingkungannya. Ia hendaknya menjadi orang yang lebih sabar dari sebelumnya.
« Last Edit: 27 August 2010, 01:07:51 AM by rooney »

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: doa dalam pandang,...
« Reply #2 on: 27 August 2010, 01:07:35 AM »
Disebutkan pula dalam salah satu bait sutta tersebut bahwa jangan karena marah dan benci mengharapkan orang lain celaka. Pengertian baris cinta kasih ini sungguh sangat mendalam dan layak dilaksanakan. Dengan mampu melaksanakan satu baris ini saja dalam kehidupan, maka batin seseorang akan menjadi lebih tenang dan bahagia walaupun berjumpa dengan kondisi yang tidak sesuai keinginannya. Ia akan menjadi orang yang mampu mengendalikan dirinya. Dengan demikian, setiap kali ia hadir dan berkumpul maka ia akan selalu membawa kebahagiaan untuk lingkungannya.

Itulah makna sesungguhnya dari pengertian ‘puja bakti' yaitu menghormat dan melaksanakan Ajaran Sang Buddha. Sekali lagi, umat Buddha tidak berdoa, juga tidak sembahyang. Namun, sebagai manusia biasa, adalah wajar apabila umat Buddha mempunyai keinginan atau permintaan, misalnya ingin banyak rejeki, ingin kaya dsb. Jika demikian, bagaimanakah yang dilakukan oleh umat Buddha agar keinginan atau harapan yang ia miliki tersebut dapat tercapai?

Untuk mencapai keinginan yang dimiliki, secara tradisi umat Buddha disarankan untuk melakukan kebajikan terlebih dahulu dengan badan, ucapan dan juga pikiran. Setelah berbuat kebaikan, ia dapat mengarahkan kebajikan yang telah dilakukan tersebut agar memberikan kebahagiaan seperti yang diharapkan. Upaya mengarahkan buah kebajikan ini secara tradisi biasanya dilakukan dalam tiga tahap.

Seperti halnya menulis surat tentu membutuhkan kalimat pembuka sebelum mengutarakan maksud atau isi yang sesungguhnya sebelum ditutup dengan kalimat penutup. Demikian pula kalau mendatangi rumah seseorang, maka biasanya diawali dengan pembicaraan yang santai, ramah dan penuh persaudaraan sebelum membahas masalah yang sesungguhnya. Setelah itu, barulah acara ramah tamah ditutup kembali dengan hal yang ringan sebelum berpamitan pulang.

Demikian pula ketika umat Buddha menyampaikan keinginan ataupun harapannya dalam upacara ritual Buddhis. Pada mulanya dibuka dengan mengingat Ajaran Sang Buddha. Disebutkan ‘mengingat' karena untuk membedakan dengan istilah ‘memuji'. Dalam ritual Buddhis, tidak dilakukan pujian kepada Sang Buddha karena tindakan tersebut tidak bermanfaat. Sang Buddha sudah tidak terlahirkan kembali. Dengan demikian, pujian tidak lagi memberikan pengaruh kepada Beliau.

Oleh karena itu, ingatan pada kotbah atau Ajaran Sang Buddha dirumuskan sebagai, “Sesuai dengan benih yang ditabur, demikian pula buah yang akan dituai. Menanam kebajikan akan tumbuh kebahagiaan.” Perenungan atau ingatan ini berhubungan dengan Hukum Sebab dan Akibat atau lebih dikenal dengan Hukum Kamma. Setelah dibuka dengan perenungan, selanjutnya diungkapkan harapan atau keinginan yang dimiliki dengan menyebutkan, “Semoga dengan semua kebaikan yang telah saya lakukan sampai saat ini akan membuahkan kebahagiaan dalam bentuk...... “ yang dapat diisi, misalnya : banyak rejeki, panjang umur, sehat kuat dan bersemangat, serta masih banyak lagi isian sesuai dengan keinginan yang dimiliki.




Credit : Auchan [at] kaskus

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: doa dalam pandang,...
« Reply #3 on: 27 August 2010, 10:20:29 AM »
dalam teks semoga dengan semua kebaikan yang telah saya lakukan sampai saat akan membuahkan  kebahagiaan dalam bentuk,...
apakah ini suatu pengharapan?
apakah ini suatu permintaan?
atau kah ini suatu bentuk lain dalam doa?
maaf ketidak perngertian saya akan teks ini karena dalam teks sebelum nya kita sebagai umat buddha tidak meminta dan tidak berdoa,...
mohon penjelasan lebih lanjut
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: doa dalam pandang,...
« Reply #4 on: 27 August 2010, 11:25:31 AM »
dalam teks semoga dengan semua kebaikan yang telah saya lakukan sampai saat akan membuahkan  kebahagiaan dalam bentuk,...
apakah ini suatu pengharapan?
apakah ini suatu permintaan?
atau kah ini suatu bentuk lain dalam doa?
maaf ketidak perngertian saya akan teks ini karena dalam teks sebelum nya kita sebagai umat buddha tidak meminta dan tidak berdoa,...
mohon penjelasan lebih lanjut

Itu merupakan bentuk pengharapan...

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: doa dalam pandang,...
« Reply #5 on: 27 August 2010, 12:58:59 PM »
Selama, belum memasuki Jalan pemurnian, pasti akan selalu ada harapan terhadap segala sesuatu. Hal ini wajar-wajar saja, namun jangan terikat pada harapan tersebut agar pada saat harapan tersebut tidak tecapai, maka kita sadar bahwa harapan tersebut tidak tercapai dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Selanjutnya, tentu kita harus tetap berusaha dan tidak lupa untuk berdana hehehe...



 _/\_

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: doa dalam pandang,...
« Reply #6 on: 27 August 2010, 04:54:41 PM »
Selama, belum memasuki Jalan pemurnian, pasti akan selalu ada harapan terhadap segala sesuatu. Hal ini wajar-wajar saja, namun jangan terikat pada harapan tersebut agar pada saat harapan tersebut tidak tecapai, maka kita sadar bahwa harapan tersebut tidak tercapai dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Selanjutnya, tentu kita harus tetap berusaha dan tidak lupa untuk berdana hehehe...

 _/\_

Menurut saya, setelah seseorang memasuki Jalan Pemurnian, orang tersebut juga masih bisa memiliki harapan. :) 

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: doa dalam pandang,...
« Reply #7 on: 27 August 2010, 05:22:04 PM »
Namun, apabila telah mencapai pantai seberang, hal tersebut tidak dilandasi lagi oleh tanha...   _/\_

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: doa dalam pandang,...
« Reply #8 on: 28 August 2010, 10:35:47 AM »
Namun, apabila telah mencapai pantai seberang, hal tersebut tidak dilandasi lagi oleh tanha...   _/\_

Tampaknya orang di tingkatan Sotapanna dan Sakadagami termasuk sebagai orang yang sudah memasuki Jalan Pemurnian. Dan seperti yang kita ketahui, Sotapanna dan Sakadagami belum melenyapkan lobha-dosa; jadi sepertinya juga belum melenyapkan tanha.

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: doa dalam pandang,...
« Reply #9 on: 28 August 2010, 02:08:37 PM »
Namun, apabila telah mencapai pantai seberang, hal tersebut tidak dilandasi lagi oleh tanha...   _/\_

Tampaknya orang di tingkatan Sotapanna dan Sakadagami termasuk sebagai orang yang sudah memasuki Jalan Pemurnian. Dan seperti yang kita ketahui, Sotapanna dan Sakadagami belum melenyapkan lobha-dosa; jadi sepertinya juga belum melenyapkan tanha.

Dia sudah masuk jalan pemurnian tapi kan belum murni hehehe...

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: doa dalam pandang,...
« Reply #10 on: 28 August 2010, 03:15:52 PM »
Dia sudah masuk jalan pemurnian tapi kan belum murni hehehe...

OK, understood. :D

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: doa dalam pandang,...
« Reply #11 on: 02 September 2010, 12:50:41 PM »
jadi dalam berdoa harapan dapat digunakan sebagai landasan dari doa itu sendiri,...
tapi bagai mana bila harapan ini menjadi kemelekatan yang baru dalam pikiran kita,...?
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana