//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Buddha dan Tuhan  (Read 7504 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Buddha dan Tuhan
« on: 18 September 2007, 01:31:16 PM »
Ini adalah tulisan saya di milis MUBI yang di forward ke milis spiritual pada tanggal 3 Mei 2004.
Apa yang menarik bagi saya untuk dikaji pada saat ini adalah perubahan /perkembangan pemikiran saya tentang Buddhism. Dulu saya termasuk orang yang radikal menentang segala sesuatu yang berbau "Tuhan" dari sudut pandang Theravada. Hal-hal itu yang membawa saya ke forum perdebatan antar umat beragama (a.l. di milis Debat-Alkitab). Saat ini saya menyikapinya secara lain.
Saya menyadari beberapa hal :
- Pada waktu itu saya bahkan tidak tahu apa makna tentang "Absolut" seperti yang saya tuliskan itu. Bahkan saya menafsirkan ajaran Buddha itu sekedar sebagai alat untuk mendebat tentang konsep Tuhan tanpa memahami arti tujuan akhir dari ajaran Buddha (ie.Nibbana).
- Pada waktu itu saya bahkan tidak bisa mencerna nasihat dari Bp.Hudoyo, dan saya anggap Bp.Hudoyo adalah seorang Buddhist yang kurang berinisiatif dan kurang setia untuk membela ajaran Buddha.
- Pada waktu itu saya tidak memahami apa yang dikatakan oleh Bp.Hudoyo :
Saran saya kepada para umat Buddha, janganlah terpancing untuk berpolemik
di bidang teologi, apalagi dengan menggunakan argumentasi yang bersifat
positivistik sebagaimana sering dilontarkan oleh penganut filsafat
positivisme-empirisisme. Kita akan tampak sangat naif di mata umum, kalau
berbuat seperti itu. Bukan saja kita yang tampak naif, tetapi juga Agama
Buddha, kitab-kitab suci Buddhis, bahkan Sang Buddha sendiri akan tampak
sangat naif, kalau kita menggunakan ayat-ayat kitab suci sebagai senjata
berpolemik dengan pihak non-Buddhis. Kita akan bersalah dalam hal ini. 

Saya pikir Pak Hudoyo malah kurang paham tentang ajaran Sang Buddha karena masih membenarkan pandangan kr****n.

- Pada waktu itu saya merasa belajar ajaran Buddha, padahal yang sebenarnya terjadi adalah hanya memenuhi / menjejali otak saya dengan doktrin2 Buddhism, sedangkan dalam kenyataannya apa yang saya kembangkan hanyalah kebencian yang semakin meningkat terhadap ajaran agama lain (terutama kr****n).

Dalam kenyataannya, ajaran Buddha adalah jauh lebih mendalam daripada konsepsi spt apa yang bisa saya katakan di waktu tersebut. Kala kita memahami makna vipassana, maka semua hal tersebut memang tampak konyol dan kekanak-kanakan.

Demikianlah rekan2, apa yang bisa saya share pada hari ini. Mudah-mudahan apa yang saya alami ini dapat jadi sebuah pelajaran buat anda semuanya.


Salam,
Suchamda

From: "Daniel" <daniel_552 [at] m...>
>
> Buddha bicara tentang Tuhan
>
> Ketika Ananthapindika, seorang pemuda kaya menemui sang Buddha di
> hutan bambu di Rajagriha, Sang Buddha berkata kepadanya secara
jelas
> mengenai pandangan2nya tentang eksistensi Tuhan dan penyebab-nyata
> dibalik penciptaan segala sesuatu di dunia ini. Pandangan2 dari
> Buddha ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
>
> 1. Bila Tuhan adalah pencipta dari semua mahluk hidup, maka
> mereka semua harusnya takluk pada KuasaNya secara tenang. Mereka
> harusnya seperti sebuah bejana yang dibuat oleh tukang keramik,
> tanpa individualitas dalam dirinya sendiri. Bila demikian,
bagaimana
> mereka dapat mempraktekan semua nilai2 kebajikan?
>
> 2. Bila di dunia ini benar diciptakan oleh Tuhan (yg
dikatakan
> Maha-murni, red.), maka mereka seharusnya tidak akan merasa sedih,
> sengsara ataupun jahat, karena semua hal yang `murni' dan `tak-
> murni' berasal dari-Nya.
>
> 3. Bila bukan seperti hal demikian maka seharusnya ada sebab-
> sebab lain disamping Tuhan atau sebab-sebab yang ada dibalik
> kuasaNya, yang mana berarti menyatakan bahwa Ia tidaklah berada
> dalam diriNya sendiri (self-existent).
>
> 4. Adalah tidak meyakinkan bahwa sang Absoulut telah
> menciptakan kita, karena sesuatu yang Absolut tidak dapat menjadi
> suatu `sebab'. Semua hal disini muncul karena berbagai macam sebab-

> sebab. Maka dapatkah kita mengatakan bahwa Sang Absolut adalah
> penyebab dari segala sesuatu itu? Bila sang Absolut meliputi/
> merembesi segala sesuatu itu, maka sudah pasti bahwa Ia adalah
bukan
> penciptanya.
>
> 5. Apabila kita mempertimbangkan bahwa sang "Aku" (the-self)
> adalah sang pencipta, mengapa ia tidak menciptakan hal-hal yang
> menyenangkan saja? Mengapa dan bagaimana harusnya ia menciptakan
> begitu banyak kesedihan dan kemurungan bagi dirinya sendiri?
>
> 6. Adalah bukan Tuhan, bukanlah sang "Aku" ataupun bukanlah
> karena tanpa-suatu-sebab yang menjadikan kita ada. Adalah
perbuatan-
> perbuatan kita sendiri yang menciptakan sesuatu hasil yang baik
> ataupun buruk, sesuai dengan hokum sebab-akibat.
>
> 7. Oleh karena itu, kita seharusnya "menghindari kesesatan
> dengan menyembah-nyembah Tuhan ataupun meminta-minta padaNya. Kita
> harus menghentikan semua spekulasi/ reka-reka dan pembicaraan-
kosong
> tentang hal2 itu dan sebaiknya mempraktekan kebajikan agar
> menghasilkan buah kebajikan pula.
> Buddha tidak menganjurkan kita berspekulasi tentang suatu
keberadaan
> Iswara (Tuhan) kepada murid-muridnya. Ia menginginkan mereka untuk
> membatasi diri pada apa yang ada dalam ruang kesadarannya, yaitu
> dengan mengerti sebab-sebab munculnya penderitaan dan bekerja
untuk
> mengatasinya.
>
> Ia mengajarkan bahwa diri-pribadi adalah produk dari kebodohan dan
> ilusi yang mana bertanggung-jawab atas semua penderitaan dan
> kejahatan. Oleh karena itu, ia mendorong para muridnya untuk
> menyadari berbagai macam aspek dari personalitas kepribadian dan
> bekerja menuju Nirwana yang mana merupakan pemusnahan total dari
> kemelekatan pada sang Aku dan merupakan akhir dari proses dumadi
> (becoming) dan perubahan.
>
> Kita adalah hasil dari apa yang kita pikirkan: hal ini ditemukan
> pada dasar pikiran kita, ialah yang membentuk pikiran-pikiran
kita.
> Bila seseorang berkata atau bertindak dengan pikiran jahat,
> penderitaan akan mengikutinya. Bila seseorang berbuat atau berkata
> dengan pikiran murni, maka kebahagiaan akan mengikutinya, bagaikan
> bayangan yang selalu mengikutinya.
>
> "Ia mencelakaiku, ia memukulku, ia mengalahkan ku, ia merampok ku"—

> kepada siapa yang memiliki pikiran-pikiran itu, maka kebencian
akan
> tak pernah berakhir.
> Karena kebencian tak akan pernah berakhir karena kebencian:
> kebencian berakhir hanya karena kasih. Ini adalah hukum abadi." --
> Dhammapada

============================
HUDOYO:

(1) Argumentasi seperti ini menempatkan Tuhan berada dalam hubungan yang
bersifat DUALISTIK dan RELATIF dengan ciptaannya. Dengan demikian Tuhan
tidak lagi merupakan sesuatu yang TRANSENDENTAL atau yang MUTLAK. Ini
disebabkan karena pikiran manusialah yang tidak menyadari posisinya yang
tidak mampu memahami dan menggambarkan hal-hal transendental, sehingga
pikiran mudah sekali terjerumus ke dalam polemik pro dan kontra ketika
berbicara tentang Tuhan. Dalam kaitan agama kr****n, sejak zaman St Anselm
hal ini telah berlangsung, dan kita-kita di milis ini cuma mengulang-ulang
polemik tua yang tidak ada penyelesaiannya sampai kapan pun.

Umat kr****n sendiri, yang memahami ajaran agamanya dengan baik, tidak akan
terpengaruh dengan argumentasi seperti ini. Bagi umat kr****n, kepercayaan
kepada Tuhan atau Trinitas bukan didasarkan pada argumentasi logikal,
melainkan pada PENGALAMAN RELIGIUS pribadi. Mereka MENGALAMI kehadiran
SESUATU di sekitar mereka dalam kehidupan mereka, yang kemudian
dikonfirmasikannya secara intelektual sebagai "Tuhan" (Allah Bapa);
mereka--terutama orang-orang kr****n zaman awal--MENGALAMI kehadiran
SESUATU yang 'istimewa' ketika mereka berhubungan dengan Yesus, yang
kemudian secara intelektual diidentifikasikannya sebagai "Putra"; mereka
MENGALAMI kehadiran SESUATU dalam peristiwa-peristiwa khusus, seperti
peristiwa Pentakosta, yang kemudian dinamakannya "Roh Kudus". Maka lahirlah
Trinitas, yang kemudian disistematikkannya dalam suatu teologi yang khas.
Tapi tetap orang kr****n menyadari bahwa Trinitas itu pada dasarnya adalah
PENGALAMAN RELIGIUS, bukan dihasilkan dan bukan bersandar pada pemikiran
teologis, sehingga serangan-serangan logikal terhadap Trinitas tidak akan
dapat menggoyahkan iman mereka.

Di lain pihak, orang kr****n menyadari pula bahwa pada instansi terakhir,
Tuhan tidak dapat dinyatakan dengan rumusan-rumusan positif. Terdapat suatu
ketegangan abadi dalam pengalaman Kristiani akan keinginan untuk MEMAHAMI
Tuhan secara rasional-intelektual dan keinginan untuk MENGALAMI Tuhan
secara mistikal. Ini menghasilkan apa yang disebut "teologi negatif"
("jalan negatif", via negativa), yang menafikan segala deskripsi tentang
Tuhan, yang berkembang sejak zaman Bapa-Bapa Gereja awal. (Lihat uraian
singkat dari Encyclopaedia Britannica di bawah ini.)

Saran saya kepada para umat Buddha, janganlah terpancing untuk berpolemik
di bidang teologi, apalagi dengan menggunakan argumentasi yang bersifat
positivistik sebagaimana sering dilontarkan oleh penganut filsafat
positivisme-empirisisme. Kita akan tampak sangat naif di mata umum, kalau
berbuat seperti itu. Bukan saja kita yang tampak naif, tetapi juga Agama
Buddha, kitab-kitab suci Buddhis, bahkan Sang Buddha sendiri akan tampak
sangat naif, kalau kita menggunakan ayat-ayat kitab suci sebagai senjata
berpolemik dengan pihak non-Buddhis. Kita akan bersalah dalam hal ini.

Alih-alih, cobalah kita renungkan dalam hati masing-masing, motif apakah
sesungguhnya yang ada dalam diri kita dalam berbuat seperti itu?

(2) Kemudian, sekalipun dalam Tipitaka Pali--sebagaimana yang sampai kepada
kita sekarang ini--terdapat argumentasi-argumentasi teologis seperti itu,
saya pribadi MERAGUKAN apakah sutta-sutta--atau bagian-bagian dari
sutta-sutta--yang bersifat polemikal seperti itu benar-benar berasal dari
mulut Sang Buddha sendiri. Dengan menerapkan ajaran Buddha sendiri untuk
bersikap kritis terhadap ajaran semua guru dan kitab suci, saya meragukan
hal itu. Secara singkat saya katakan: menurut keyakinan saya pribadi,
seorang Guru Agung yang mengajarkan meditasi Vipassana untuk mencapai
Pembebasan tidak akan pernah sedikit pun melibatkan diri dalam polemik
seperti itu!

Salam,
Hudoyo

===========================
[huruf besar dari saya/hudoyo]

CHRISTIANITY

God the Father

On the basis of their RELIGIOUS EXPERIENCES, the mystics of Christianity of
all eras have concurred in the belief that one can make no assertions about
God, because God is beyond all concepts and images. Inasmuch as human
beings are gifted with reason, however, the religious experience of
transcendence demands historical clarification. Thus, in Christian theology
two tendencies stand in constant tension with each other. On the one hand,
there is the tendency to systematize the idea of God as far as possible. On
the other, there is the tendency to eliminate the accumulated collection of
current conceptions of God and to return to the understanding of the utter
transcendence of God. Theologians, by and large, have had to acknowledge
the limits of human reason and language to address the “character” of God,
who is beyond normal human experiencebut who impinges on it. But because of
the divine–human contact, it became necessary and possible for them to make
some assertions about the experience, the disclosure, and the character of God.

All great epochs of the history of Christianity are defined by new forms of
the experience of God and of Christ. Rudolf Otto, a 20th-century German
theologian, attempted to describe to some extent the basic ways of
experiencing the transcendence of the “holy.” He called these the
experience of the “numinous” (the spiritual dimension), the utterly
ineffable, the holy, and the overwhelming. The “holy” is manifested in a
double form: as the mysterium tremendum (“mystery that repels”), in which
the dreadful, fearful, and overwhelming aspect of the numinous appears, and
as the mysterium fascinosum (“mystery that attracts”), by which humans are
irresistibly drawn to the glory, beauty, adorable quality, and the
blessing, redeeming, and salvation-bringing power of transcendence. All of
these features are present in the Christian concepts of God as explicated
in the ever new experiences of the charismatic leaders.

[Encyclopaedia Britannica, 2004]
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Kak4

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Jadilah yang Tercerahkan secerah Borobudur ini
Re: Buddha dan Tuhan
« Reply #1 on: 18 September 2007, 05:07:59 PM »
saya setuju sekali dengan artikel yang saudara Suchamda ambil. memang kita sebagai seorang beragama Buddha tidak seharusnya terlalu mengheboh2kan kelogikaan ajaran kita melawan ajaran agama lain. toh, itu juga tidak akan meningkatkan kualitas spiritual kita, justru hanya menambahkan sifat kesombongan dan kemelekatan kita. memang wajar kalo kadang2 logika ajaran kita digunakan untuk melawan semacam umat yang "evangelist" tapi tidak sepatutnya kita senang akan kemenangan kita dan menyebabkan "ketagihan" bagi kita melawan mereka.
Cool, Calm, Confident...

Offline sefung

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 189
  • Reputasi: 4
  • ajaran ini sangat sederhana tp sulit dipahami
Re: Buddha dan Tuhan
« Reply #2 on: 18 September 2007, 08:53:30 PM »
mereka sudah menamkan chip diotak dia takut akan tuhan.
sedangkan umat buddha tidak demikian. itulah pendapat pribadi saya...
benar sekali apa yg dikatakan rekan Suchamda  ^:)^
memuliakan agama sendiri dengan merendahkan agama yg lain, justru mencoreng agamanya sendiri

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Buddha dan Tuhan
« Reply #3 on: 20 September 2007, 07:57:26 AM »
Probably you guys should read Buddhadasa's point of view on Religious Languages.
www.suanmokkh.org

Thich Nhat Than's  and Buddha as Brothers is also worth reading.

I don't know who Hudoyo is but his writing is interesting: "Secara singkat saya katakan: menurut keyakinan saya pribadi, seorang Guru Agung yang mengajarkan meditasi Vipassana untuk mencapai Pembebasan ..."---Please check again, Buddhist meditation was divided into Vipassana and Samatha by Buddhagosa, not by the Buddha.  It is not appropriate to say that Vipassana is for freedom, because we need Samatha also.

Sorry about it, Hudoyo.

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Buddha dan Tuhan
« Reply #4 on: 20 September 2007, 09:24:38 AM »
Probably you guys should read Buddhadasa's point of view on Religious Languages.
www.suanmokkh.org

Thich Nhat Than's  and Buddha as Brothers is also worth reading.

I don't know who Hudoyo is but his writing is interesting: "Secara singkat saya katakan: menurut keyakinan saya pribadi, seorang Guru Agung yang mengajarkan meditasi Vipassana untuk mencapai Pembebasan ..."---Please check again, Buddhist meditation was divided into Vipassana and Samatha by Buddhagosa, not by the Buddha.  It is not appropriate to say that Vipassana is for freedom, because we need Samatha also.

Sorry about it, Hudoyo.

i am agree with bhante's opinion.
we need both of samatha and vipassana meditation, not only one of it.
_/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline cetera_zhang

  • Teman
  • **
  • Posts: 74
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: Buddha dan Tuhan
« Reply #5 on: 20 September 2007, 11:00:16 AM »
Bhante, OOT yah.sekedar info saja.


Pak Hudoyo Hupodio adalah mantan biku yang sekarang banyak membimbing retret vipassana dgn nama Meditasi Mengenal Diri (MMD).MMD ini banyak diikuti oleh tidak hanya kaum buddhis tapi juga penganut ajaran lain.

Beliau mengajarkan Vipassana dgn pendekatan Krishnamurti dan Mahasi Sayadaw dgn dasar Bahiya Sutta.

Bila bhante berminat untuk berdiskusi dgn Pak Hud bisa di: http://groups.yahoo.com/group/meditasi-mengenal-diri
atau melalui email: hudoyo [at] cbn.net.id


salam,
effendy


Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Buddha dan Tuhan
« Reply #6 on: 20 September 2007, 11:13:22 AM »
Bhante, OOT yah.sekedar info saja.


Pak Hudoyo Hupodio adalah mantan biku yang sekarang banyak membimbing retret vipassana dgn nama Meditasi Mengenal Diri (MMD).MMD ini banyak diikuti oleh tidak hanya kaum buddhis tapi juga penganut ajaran lain.

Beliau mengajarkan Vipassana dgn pendekatan Krishnamurti dan Mahasi Sayadaw dgn dasar Bahiya Sutta.

Bila bhante berminat untuk berdiskusi dgn Pak Hud bisa di: http://groups.yahoo.com/group/meditasi-mengenal-diri
atau melalui email: hudoyo [at] cbn.net.id


salam,
effendy

bunga di vihara dicuri org...  :))
mimpi raja prasenajit (kalo ga sala inget)

By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Buddha dan Tuhan
« Reply #7 on: 20 September 2007, 11:25:16 AM »
Quote
bunga di vihara dicuri org...  laugh
mimpi raja prasenajit (kalo ga sala inget)

Kata "dicuri" kok rasanya terlalu berat yah....

Saya mengenal secara pribadi pada Pak Hudoyo. Menurut saya dia adalah bhante preman, alias bhante dengan pakaian preman. Ia pun hidup selibat / tidak berkeluarga dalam kesehariannya. Dengar2 ia mendapatkan tugas itu dari gurunya (bhante terkenal di Thailand) untuk mengajarkan Buddha Dharma di tengah masyarakat awam untuk menjaring non-buddhis agar mengenal Dharma dan secara bertahap memperluas Buddhism dari front yang 'berbeda'. Ini saya dengar bukan dari mulut beliau sendiri, tetapi dari perkataan salah satu bhante senior yg jadi pemuka salah satu organisasi buddhist di Indonesia yg pernah berguru bersama2 dia dulu di Thailand.

Dari upayanya mengadakan MMD saya melihat dia sama sekali tidak menarik uang untuk keperluan pribadinya. Bahkan menurut saya, pelayanannya patut diacungi jempol. Ia mendapatkan nafkah dari pekerjaan sehari-harinya sebagai profesional di kantoran.

Suatu kejadian memang bisa ditanggapi secara positif atau secara negatif. Jangan termudah terpancing pada hasutan2 rekan2 yang secara pribadi pernah ditegor keras olehnya atau oleh orang2 yg merasa tersaingi dengan karya dia yg disambut baik sekali oleh masyarakat, terutama muslim moderat. Coba kita lihat dari sisi positifnya juga.

Melihat pemahaman dia dan kemampuannya menjelaskan tentang nyana2 dalam vipassana serta pengalaman hidup kebikkhuan dia dulu di hutan, bukan tidak mungkin dia sudah mencapai suatu tingkat kesucian tertentu walaupun bukan Arahat. Oleh karena itu kita mesti berhati-hati untuk tidak omong sembarangan karena karma dari menghina orang spt itu, apalagi orang yg berkarya untuk Dharma, adalah sangat buruk.
« Last Edit: 20 September 2007, 11:39:54 AM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Buddha dan Tuhan
« Reply #8 on: 20 September 2007, 11:29:17 AM »
Quote
bunga di vihara dicuri org...  laugh
mimpi raja prasenajit (kalo ga sala inget)

am i missing somethin' here ?  *nga ngerti*
There is no place like 127.0.0.1

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Buddha dan Tuhan
« Reply #9 on: 20 September 2007, 11:35:24 AM »
Tambahan lagi :

Sang Buddha mengajarkan Dharma (termasuk vipassana) adalah demi menolong semua manusia, bahkan semua mahluk hidup; bukan untuk dijadikan asset vihara yang simpan dalam kotak tertutup terkunci.

"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Buddha dan Tuhan
« Reply #10 on: 20 September 2007, 12:01:02 PM »
Quote
bunga di vihara dicuri org...  laugh
mimpi raja prasenajit (kalo ga sala inget)

Kata "dicuri" kok rasanya terlalu berat yah....

Saya mengenal secara pribadi pada Pak Hudoyo. Menurut saya dia adalah bhante preman, alias bhante dengan pakaian preman. Ia pun hidup selibat / tidak berkeluarga dalam kesehariannya. Dengar2 ia mendapatkan tugas itu dari gurunya (bhante terkenal di Thailand) untuk mengajarkan Buddha Dharma di tengah masyarakat awam untuk menjaring non-buddhis agar mengenal Dharma dan secara bertahap memperluas Buddhism dari front yang 'berbeda'.

Dari upayanya mengadakan MMD saya melihat dia sama sekali tidak menarik uang untuk keperluan pribadinya. Bahkan menurut saya, pelayanannya patut diacungi jempol. Ia mendapatkan nafkah dari pekerjaan sehari-harinya sebagai profesional di kantoran.

Suatu kejadian memang bisa ditanggapi secara positif atau secara negatif. Jangan termudah terpancing pada hasutan2 rekan2 yang secara pribadi pernah ditegor keras olehnya atau oleh orang2 yg merasa tersaingi dengan karya dia yg disambut baik sekali oleh masyarakat, terutama muslim moderat. Coba kita lihat dari sisi positifnya juga.

Melihat pemahaman dia dan kemampuannya menjelaskan tentang nyana2 dalam vipassana serta pengalaman hidup kebikkhuan dia dulu di hutan, bukan tidak mungkin dia sudah mencapai suatu tingkat kesucian tertentu walaupun bukan Arahat. Oleh karena itu kita mesti berhati-hati untuk tidak omong sembarangan karena karma dari menghina orang spt itu, apalagi orang yg berkarya untuk Dharma, adalah sangat buruk.

saya hanya berbicara dlm prespektif Buddhism, bro suchamda.
i secara pribadi blm pernah bertemu beliau, tapi i tau sepak terjang beliau di milis2, gmn debat2 yg beliau lakukan dgn macam2 org dr berbagai kalangan.
pendapatku, kata2 dan pendapat beliau begitu emosional utk seorang praktisi meditasi, sangat mengagungkan praktik vipassana utk umum dan sabda2 j. krishnamurti di atas segalanya. [cmiiw]
kalo ttg beliau mencapai tingkat kesucian tertentu, maap, saya blm bisa lihat, krn saya belum mencapai tingkat kesucian yg setarap beliau.  ^:)^

secara positif, saya melihat beliau adalah manusia, sama seperti saya,
mungkin kalau ada kesalahan2 dr tulisan saya, saya pun mohon maaf.
 _/\_

Quote
bunga di vihara dicuri org...  laugh
mimpi raja prasenajit (kalo ga sala inget)

am i missing somethin' here ?  *nga ngerti*

ini ttg salah satu dr 10 mimpi raja prasenajit, trs ditanyain kpd Sang Buddha, suhu sumedho.
kalo ga salah inget sih maknanya ttg Dharma Sang Buddha mulai di-adopt ke ajaran2 lain...[kan ga isa urus lisensinya tuh  :)) ], trs lama2 menghilang dr peradaban... 
i pernah baca bukunya, tp persisnya ga inget... [udah pikun gw  ::) ]


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Buddha dan Tuhan
« Reply #11 on: 20 September 2007, 12:45:42 PM »
Quote
kalo ttg beliau mencapai tingkat kesucian tertentu, maap, saya blm bisa lihat,

Eh, jangan salah loh, aku bukan menyatakan. Cuman mengatakan mungkin. Benar atau tidaknya ya saya juga ga tau. Tapi saya cenderung utk berhati-hati sih.

Btw, tulisan di milis jangan jadi patokan ukuran menilai seseorang bro. Dia tegur keras belum tentu emosional dan memang wajar karena pihak lawannya ngeyel dan menalar secara salah. Bersikap mengalah, atau pura-pura mengiyakan justru sama sekali tidak membantu ybs utk menyadari kesalahannya, tapi justru bisa sekedar utk menyelamatkan 'muka' saja. Kalau nurut saya, tulisan2 dia itu tegas tapi tidak ngelantur dan bersifat sentimental. Out of this context , Btw, menurut saya seorang yg sotapanna pun masih memiliki emosi. Kan pencapaian sottapana cuman 3 belenggu yg dilepas:
- Pandangan salah tentang aku
- Kemelekatan pada ritual dan bentuk2 metode
- Keragu-raguan
« Last Edit: 20 September 2007, 12:50:09 PM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Buddha dan Tuhan
« Reply #12 on: 20 September 2007, 12:47:07 PM »
thanks atas penjelasan mimpi raja prasenajit. gitu toh.

saya sendiri sih sudah beberapa kali bertemu dan kongkow dengan Pak Hud. Sebelum bertemu, wahhh baca tulisannya itu rasanya gimana gituh.

Setelah kenal dan berdiskusi, saya coba membayangkan dia membicarakan apa yang ada di milis2x dengan gaya asli beliau. Rasanya berbeda jauh sekali. Pak Hud itu orangnya straightforward, berbicara tanpa emosi dst, ketika ditulis dimilis bisa jadi berbeda ditangkapnya.
« Last Edit: 20 September 2007, 01:01:44 PM by Sumedho »
There is no place like 127.0.0.1

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Buddha dan Tuhan
« Reply #13 on: 20 September 2007, 01:02:12 PM »
Quote
pendapatku, kata2 dan pendapat beliau begitu emosional utk seorang praktisi meditasi, sangat mengagungkan praktik vipassana utk umum dan sabda2 j. krishnamurti di atas segalanya.

Di dalam marketing itu ada strategi mengganti Brand walaupun core productnya tetap sama.

Saya melihat Krishnamurti itu orang tercerahkan dan membicarakan hal yang sama spt yg dicapai oleh Buddhist yang bervipassana. Masalahnya, orang yg tidak bermeditasi, sulit utk memahami kata2 Krishnamurti secara benar, malah seakan2 bertentangan dengan Dharma.

Cobalah praktek vipassana, dan setelah mendapat insight2, baca kembali tulisan J.Krishnamurti : akan benar2 berbeda dari apa yang kita pahami sebelumnya.

"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Buddha dan Tuhan
« Reply #14 on: 20 September 2007, 01:56:31 PM »
Setelah kenal dan berdiskusi, saya coba membayangkan dia membicarakan apa yang ada di milis2x dengan gaya asli beliau. Rasanya berbeda jauh sekali. Pak Hud itu orangnya straightforward, berbicara tanpa emosi dst, ketika ditulis dimilis bisa jadi berbeda ditangkapnya.

straightfoward? = lurus ke depan? kayak uler makan linggis? [cmiiw]  ;D
maap suhu sumedho, inggris gw ga bagus, mungkin gw salah translatenya.  :)
ya, tergantung sudut pandang masing2, liatnya dr mana.

Quote
kalo ttg beliau mencapai tingkat kesucian tertentu, maap, saya blm bisa lihat,

Eh, jangan salah loh, aku bukan menyatakan. Cuman mengatakan mungkin. Benar atau tidaknya ya saya juga ga tau. Tapi saya cenderung utk berhati-hati sih.

Btw, tulisan di milis jangan jadi patokan ukuran menilai seseorang bro. Dia tegur keras belum tentu emosional dan memang wajar karena pihak lawannya ngeyel dan menalar secara salah. Bersikap mengalah, atau pura-pura mengiyakan justru sama sekali tidak membantu ybs utk menyadari kesalahannya, tapi justru bisa sekedar utk menyelamatkan 'muka' saja. Kalau nurut saya, tulisan2 dia itu tegas tapi tidak ngelantur dan bersifat sentimental. Out of this context , Btw, menurut saya seorang yg sotapanna pun masih memiliki emosi. Kan pencapaian sottapana cuman 3 belenggu yg dilepas:
- Pandangan salah tentang aku
- Kemelekatan pada ritual dan bentuk2 metode
- Keragu-raguan

memang tulisan di milis tdk bisa jd patokan menilai seseorang, bro suchamda.
saya kurang tau ttg emosi seorang sotapanna krn saya terus terang belum mencapai tingkat kesucian yg dimaksud. this is just my opinion.
btw, koq malah jd ngomongin pak hud ya, cut ampe sini deh. ntar dia kesedak terus, murid2 beliau yg repot..   :P
sry2 pak hud... ^:)^ ^:)^ ^:)^

Di dalam marketing itu ada strategi mengganti Brand walaupun core productnya tetap sama.

Saya melihat Krishnamurti itu orang tercerahkan dan membicarakan hal yang sama spt yg dicapai oleh Buddhist yang bervipassana. Masalahnya, orang yg tidak bermeditasi, sulit utk memahami kata2 Krishnamurti secara benar, malah seakan2 bertentangan dengan Dharma.

Cobalah praktek vipassana, dan setelah mendapat insight2, baca kembali tulisan J.Krishnamurti : akan benar2 berbeda dari apa yang kita pahami sebelumnya.

wah maap bro suchamda, saya blm bisa melihat krishnamurti sbg org tercerahkan.  ^:)^
saya baru bisa liat Guru Buddha sbg org tercerahkan. jd i pilih praktik [jalan spiritual] Dharma yg Beliau ajarkan.  :x
if this is good for you, that is ok. :)


By : Zen
« Last Edit: 22 September 2007, 04:16:51 PM by Hikoza83 »
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

 

anything