itulah persepsi.. tidak dapat diandalkan dan membawa pd penderitaan.
Kalau dari persepsi saya, yang Bro Hendra maksud adalah orang yang jadi marah atau benci karena baca hal-hal begini. Dan saya setuju, hal itu memang bodoh.
Kita belajar Ajaran Buddha adalah supaya jangan terpengaruh dan menderita karena hal-hal "sepele" begitu. Jika setelah belajar Ajaran Buddha lebih jauh, malah makin bergolak emosinya gara-gara dicoba-kr1stenisasi oleh orang lain, maka jelas ia tidak mendapatkan manfaat dari Agama Buddha.
Bisa jadi kita bersimpati melihat sales kartu kredit yang "memutuskan urat malu", dimaki-maki, untuk mendapatkan client. Itu pun kadang mereka tidak dapat sama sekali dan saya pernah diberitahu bahwa sebagian dari mereka tidak dapat gaji, hanya komisi JIKA ada yang mengajukan kartu kredit melalui mereka. Jadi kadang mereka juga berkorban uang sendiri untuk beli boneka kecil untuk menarik hati orang lain. Tetapi anehnya, jika "kartu kredit" diganti "agama Kr1sten", yang timbul bukan rasa simpati.