//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?  (Read 69503 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline feiyudhammacittausername

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 46
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?
« Reply #75 on: 09 September 2011, 01:56:36 PM »
anda bisa jelaskan sosok avalokite, amitabha dan buda2 yang lain itu bisa digambarkan dengan nyata atau hanya hayalan2 dengan ilmu tafsir dari orang2 "pintar" yang menjadikan sosok2 itu jadi simbol juga bisa sosok personal yang bisa dilihat?
kpda dua pendebat yg mempermasalahkan bikkhu jualan tarot dan ramalan.jwbnnya adlh bikkhu itu sudah bukan bikkhu lagi.ia bukan bikkhu.
karena bikkhu adalah seseorg yg melepaskan keduniawian, hidup dri dana umat, ramalan gratis sekalipun harusnya tdk dgn "SAYA MENYEDIAKAN RAMALAN DI SINI" itu terkesan komersial.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?
« Reply #76 on: 09 September 2011, 01:56:38 PM »
yup...anda benar...maka dari itu 3 derajat itu tidak priciples..
namun yg 90 derajat itu tepatnya 99.99 %.karena awalnya mereka adalah 100 % berbeda, lalu mereka berkedok, ajaran buddha lalu diadopsi dan diubah.maka hilang 1 % perbedaannya.namun, tetap tak bisa mereka tutupi perbedaan mrka yg sngat mencolok itu........krna sudh trlalu menyimpang.

Guru Siddharta, alara Kalama dan Uddaka Ramaputra itu sudah mencapai tataran tertinggi dalam pencapaian Jhana (tanpa mempelajari ajaran dari seorang BUDDHA)... dan tataran itu kalau dianalogikan adalah beda beberapa % saja dengan pencapaian ke-BUDDHA-an... (hal ini saya simpulkan karena ketika BUDDHA baru mencapai penerangan sempurna, Buddha meneliti, siapakah manusia di dunia ini yang paling siap untuk menerima ajarannya, dan ternyata adalah kedua guru-nya yang ternyata setelah diteliti sudah meninggal dunia dan terlahir di alam brahma arupa).

dan apa yang pernah diajarkan oleh Guru Alara Kalama dan Uddaka Ramaputra itu belum bisa dikategorikan sebagai ajaran BUDDHA walaupun sudah bisa mencapai tataran tertinggi dari alam brahma.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?
« Reply #77 on: 09 September 2011, 02:01:19 PM »
kpda dua pendebat yg mempermasalahkan bikkhu jualan tarot dan ramalan.jwbnnya adlh bikkhu itu sudah bukan bikkhu lagi.ia bukan bikkhu.
karena bikkhu adalah seseorg yg melepaskan keduniawian, hidup dri dana umat, ramalan gratis sekalipun harusnya tdk dgn "SAYA MENYEDIAKAN RAMALAN DI SINI" itu terkesan komersial.
kalau misalnya itu biksu, saya akan menganggap itu hal yang benar, karena buda mahayana mengajarkan begitu, kalau itu biku saya akan tanya dengan lantang.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline feiyudhammacittausername

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 46
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?
« Reply #78 on: 09 September 2011, 02:06:36 PM »
Guru Siddharta, alara Kalama dan Uddaka Ramaputra itu sudah mencapai tataran tertinggi dalam pencapaian Jhana (tanpa mempelajari ajaran dari seorang BUDDHA)... dan tataran itu kalau dianalogikan adalah beda beberapa % saja dengan pencapaian ke-BUDDHA-an... (hal ini saya simpulkan karena ketika BUDDHA baru mencapai penerangan sempurna, Buddha meneliti, siapakah manusia di dunia ini yang paling siap untuk menerima ajarannya, dan ternyata adalah kedua guru-nya yang ternyata setelah diteliti sudah meninggal dunia dan terlahir di alam brahma arupa).

dan apa yang pernah diajarkan oleh Guru Alara Kalama dan Uddaka Ramaputra itu belum bisa dikategorikan sebagai ajaran BUDDHA walaupun sudah bisa mencapai tataran tertinggi dari alam brahma.
maksudnya anda ingin mengatakan bahwa ajaran yi guan dao itu "mungkin" saja adalah ajaran yang tidak diajarkan itu?...maka janganlah kita respon secara negatif begitu?.
.................maka hancurlah buddhisme...................
Sang buddha mengajarkan satu2nya dan satu2nya dan satu2nya..........."satu2nya" jln untuk bebas dri dukkha....adlah dukkha nirodha gaminipatipadda an pencapaian nirvana dengan jalan tengah itu............
lalu ada ajaran buddha lainnya.....wadah ketuhanan dan tao telah pindah ke perumah tangga, dengan pendiksaan, menerima trimustika maitreya, xiu dao dan khoushou, tak perlu bermeditasi dan mengetuk2 sebuag benda mati yg berbunyi seperti kentong sekalipun sambil menyebut nama2 buddha,........maka maitreya dan para boddhisatva akan menjemput kita pulang ke rumah, ke sisi lauomu di nirvana.......
nah,...........bisa dilihat bagaimana buddhisme akan hancur?.
nah,...........bis adibayangkan bagaimana ajaran buddha akan terkesan begitu penuh variasi yang ok ok banget bahkan smpai bertentangan18-0 derajat?......
wah.saya cap jempol deh kalau memang ini diterima oleh seorag umat buddhis dri aliran selain yi guan dao.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?
« Reply #79 on: 09 September 2011, 02:34:04 PM »
saya ndak pernah mempermasalahkan pertanyaan ini.
silakan kalo mahayanis ada yg mau jawab (walaupun ngulang2).


tetapi dari pertanyaan2 yang diajukan ke kaum mahayanis,
sepertinya bro morp banyak memberikan komentar dan cenderung membela tentang sutra2.
 
disini bro dilbert juga pengin tahu, jadi diminta komentarnya
andai tidak bisa jawab, tidak mengapa !  :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?
« Reply #80 on: 09 September 2011, 02:35:32 PM »
nah,...........bisa dilihat bagaimana buddhisme akan hancur?.

ajaran Buddha Gotama cepat atau lambat juga akan dilupakan
tinggal waktunya aja.
« Last Edit: 09 September 2011, 02:37:24 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?
« Reply #81 on: 09 September 2011, 02:41:03 PM »
saya kasih contoh yang prinsipil...
Menurut THERAVADA
- Seorang Savaka Buddha (Arahat Siswa) seperti misalnya : Sariputra, Mogallana, Kassapa itu setelah parinibbana tidak akan terlahir di-alam manapun lagi..

Menurut MAHAYANA
- Para Sravaka Buddha, dikategorikan sebagai bodhisatva tingkat ke-7, dan bisa melanjutkan karir bodhisatva menuju bodhisatva tingkat ke-10 (annutara samyaksambuddha) bahkan setelah parinibbana... Di dalam Sadharmapundarika Sutra (salah satu sutra utama Mahayana) di-ramalkan pencapaian annutara samyaksambuddha dari banyak Sravaka Buddha seperti Ananda, Sariputra dll.

MENURUT ANDA, ini cukup berbeda secara prinsipil gak ?

pasti membingunkan  ???

dan akan timbul kamma buruk karena masih adanya persepsi Savaka Buddha (Arahat) akan terlahir lagi.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?
« Reply #82 on: 09 September 2011, 02:43:15 PM »
pasti membingunkan  ???

dan akan timbul kamma buruk karena masih adanya persepsi Savaka Buddha (Arahat) akan terlahir lagi.

bukan persepsi lagi... tetapi kenyataanya memang harus terlahir lagi di suatu alam untuk dapat mencapai annutara samyaksambuddha, kecuali kalau memang konsep pencapaian annutara samyaksambuddha juga berbeda antara Theravada dan Mahayana...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?
« Reply #83 on: 09 September 2011, 03:11:42 PM »
anda bisa jelaskan sosok avalokite, amitabha dan buda2 yang lain itu bisa digambarkan dengan nyata atau hanya hayalan2 dengan ilmu tafsir dari orang2 "pintar" yang menjadikan sosok2 itu jadi simbol juga bisa sosok personal yang bisa dilihat?
sebagai orang luar, saya sudah memberikan pendapat saya yg senada dengan pendapat om kainyn.
sebagai orang dalam, om gandalf sudah memberikan penjelasannya.
trus apa pendapat dan tanggapan anda?
jangan hanya hit and run dari topik ke topik, coba berikan opini atau kesimpulan anda juga.

Lah kalau begitu, bagaimana sampai Thread sebelumnya sampai di-lock dan terpaksa buka Thread baru ? anda mempermasalahkan bro ryu bertanya soal itu ? atau anda mempermasalahkan bro ryu ? atau ?
lha, sudah ada thread sebelumnya yg membahas hal ini, saya, om kainyn, om gandalf sudah memberikan jawabannya.
trus dibuka thread ini, sepertinya semua udah gak mau mengulang2 dan saya juga hanya menghimbau memakai penulisan yg benar dan mempersilakan kalo masih ada yg blom cape ngulang2 jawabannya.

saya masih menunggu jawaban anda:
dilbert: Bagaimana kalau ada salah satu kitab di dalam KUMPULAN KITAB yang katanya AJARAN BUDDHA, yang ternyata "kontra produktif" / kontradiksi / dipertanyakan... sehingga diambil kesimpulan bahwa KESELURUHAN ALIRAN TERSEBUT juga harus dipertanyakan ?

bagaimana menurut anda sendiri?

tetapi dari pertanyaan2 yang diajukan ke kaum mahayanis,
sepertinya bro morp banyak memberikan komentar dan cenderung membela tentang sutra2.
 
disini bro dilbert juga pengin tahu, jadi diminta komentarnya
andai tidak bisa jawab, tidak mengapa !  :))
lha, jawabannya sudah banyak diberikan, juga oleh rekan2 yg lain.
mungkin anda "keluputan" membacanya dan terlalu sibuk ber-one-liner-ria.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?
« Reply #84 on: 09 September 2011, 03:23:59 PM »

saya masih menunggu jawaban anda:
dilbert: Bagaimana kalau ada salah satu kitab di dalam KUMPULAN KITAB yang katanya AJARAN BUDDHA, yang ternyata "kontra produktif" / kontradiksi / dipertanyakan... sehingga diambil kesimpulan bahwa KESELURUHAN ALIRAN TERSEBUT juga harus dipertanyakan ?


Bayangkan kalau JK Rowling menulis kisah Harry Potter yang antara buku satu dengan buku lainnya kontradiktif, bertabrakan logis-nya... anda jawab sendiri jika sekumpulan kitab yang "konon" merupakan sabda BUDDHA tetapi berkontradiksi satu sama lain...

Dalam Sutra Sutra MAhayana, dikatakan golongan AGAMAS Sutra dikatakan adalah "sama" dengan Sutra Pali (Theravada)... Bayangkan jika Saddharmapundarika Sutra kemudian meng-anulir isi dari AGAMAS Sutra sendiri.
« Last Edit: 09 September 2011, 03:26:10 PM by dilbert »
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?
« Reply #85 on: 09 September 2011, 03:49:32 PM »
sebagai orang luar, saya sudah memberikan pendapat saya yg senada dengan pendapat om kainyn.
sebagai orang dalam, om gandalf sudah memberikan penjelasannya.
trus apa pendapat dan tanggapan anda?
jangan hanya hit and run dari topik ke topik, coba berikan opini atau kesimpulan anda juga.
lha, sudah ada thread sebelumnya yg membahas hal ini, saya, om kainyn, om gandalf sudah memberikan jawabannya.
trus dibuka thread ini, sepertinya semua udah gak mau mengulang2 dan saya juga hanya menghimbau memakai penulisan yg benar dan mempersilakan kalo masih ada yg blom cape ngulang2 jawabannya.
opini dan kesimpulan rasanya pembaca yang cerdas bisa tau dari postingan2 saya, sedangkan saya membuat thread itu hanya untuk lebih meyakinkan saya bahwa apakah sosok buda2 dalam sutra2 maha itu memang sama tidak dengan tuhan2 ajaran lain, dan apakah memang terpengaruh ajaran lain atau memang dari buda sendiri yang mengajarkan itu.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?
« Reply #86 on: 09 September 2011, 04:15:50 PM »
Bayangkan kalau JK Rowling menulis kisah Harry Potter yang antara buku satu dengan buku lainnya kontradiktif, bertabrakan logis-nya... anda jawab sendiri jika sekumpulan kitab yang "konon" merupakan sabda BUDDHA tetapi berkontradiksi satu sama lain...

Dalam Sutra Sutra MAhayana, dikatakan golongan AGAMAS Sutra dikatakan adalah "sama" dengan Sutra Pali (Theravada)... Bayangkan jika Saddharmapundarika Sutra kemudian meng-anulir isi dari AGAMAS Sutra sendiri.
saya tidak tahu yg anda maksudkan berkontradiksi secara spesifik, tapi saya merasa memang mempelajari mahayana memerlukan bimbingan dari ahlinya agar tidak terjebak yg anda maksudkan "kontradiksi" itu. kalo saya seorang mahayanis, maka saya akan skip sutra2 ataupun ajaran2 yg menurut saya tidak membawa perkembangan batin (entah karena saya tidak bisa mengerti atau memang demikian). seperti halnya yg saya lakukan juga pada sutta2 dan doktrin2 theravada.

opini dan kesimpulan rasanya pembaca yang cerdas bisa tau dari postingan2 saya, sedangkan saya membuat thread itu hanya untuk lebih meyakinkan saya bahwa apakah sosok buda2 dalam sutra2 maha itu memang sama tidak dengan tuhan2 ajaran lain, dan apakah memang terpengaruh ajaran lain atau memang dari buda sendiri yang mengajarkan itu.
saya gak cukup cerdas untuk bisa menebak kesimpulan dari anda. mohon anda mau menuliskannya...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?
« Reply #87 on: 09 September 2011, 04:25:12 PM »
saya gak cukup cerdas untuk bisa menebak kesimpulan dari anda. mohon anda mau menuliskannya...

setiap bahasan, rasanya para mahayanis memberikan pandangan para buda2 itu hanya sebagai simbolisasi dari sifat2 mereka, ketika ditanya sosok real/personifikasinya itu sepertinya kembali kemasalah kepercayaan tanpa bisa dibuat masuk logika aye.

seperti contoh :
ada seseorang yang berbuat baik, maka dia bisa disebut bodisatwa, menggambarkan sifat2nya, ketika di tanya ada tidak sosoknya, maka jawabannya adalah kalau ada orang yang berbuat baik maka bodisatwa itu pasti ada.
logika yang aneh menurut aye.

hampir sama dengan perumpamaan yang dibuat oleh agama tetangga :
APAKAH TUHAN MENCIPTAKAN KEJAHATAN?

Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang
mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini, “Apakah Tuhan
menciptakan
segala yang ada?”.

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, “Betul, Dia yang
menciptakan
semuanya”. “Tuhan menciptakan semuanya?” Tanya professor sekali
lagi. “Ya,
Pak, semuanya” kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, “Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti
Tuhan
menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip
kita
bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa
berasumsi bahwa
Tuhan itu adalah kejahatan.”

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor
tersebut.
Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi
dia
telah membuktikan kalau Kekr****nan itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, “Profesor, boleh saya
bertanya sesuatu?”

“Tentu saja,” jawab si Profesor

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, “Profesor, apakah dingin itu
ada?”

“Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak
pernah
sakit flu?” Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, “Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada.
Menurut
hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas.
Suhu
-460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi
diam
dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata
dingin
untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.

Mahasiswa itu melanjutkan, “Profesor, apakah gelap itu ada?”

Profesor itu menjawab, “Tentu saja itu ada.”

Mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga
tidak
ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita
pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk
memecahkan
cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang
gelombang
setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap
suatu
ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut.
Kata
gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.”

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, “Profesor, apakah kejahatan itu
ada?”

Dengan bimbang professor itu menjawab, “Tentu saja, seperti yang
telah
kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV.
Banyak
perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara
tersebut
adalah manifestasi dari kejahatan.”

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi Anda
salah,
Pak. Kajahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan.
Seperti
dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk
mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kajahatan.
Kajahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia.
Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang
timbul dari
ketiadaan cahaya.”

Profesor itu terdiam.

Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.

=================================

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya.
Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.
Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.

Si tukang cukur bilang,"Saya tidak percaya Tuhan itu ada".
"Kenapa kamu berkata begitu ???" timpal si konsumen.
"Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, di jalanan... untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada.
Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada,
Adakah yang sakit??,
Adakah anak terlantar??
Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan.
Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi."

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat.
Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.
Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar, kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata,
"Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR."
Si tukang cukur tidak terima," Kamu kok bisa bilang begitu ??".
"Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!"
"Tidak!" elak si konsumen.
"Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana", si konsumen menambahkan.
"Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!", sanggah si tukang cukur.
" Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya", jawab si tukang cukur membela diri.
"Cocok!" kata si konsumen menyetujui.
"Itulah point utama-nya!.
Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA !
Tapi apa yang terjadi... orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?
« Reply #88 on: 09 September 2011, 04:48:02 PM »
setiap bahasan, rasanya para mahayanis memberikan pandangan para buda2 itu hanya sebagai simbolisasi dari sifat2 mereka, ketika ditanya sosok real/personifikasinya itu sepertinya kembali kemasalah kepercayaan tanpa bisa dibuat masuk logika aye.

seperti contoh :
ada seseorang yang berbuat baik, maka dia bisa disebut bodisatwa, menggambarkan sifat2nya, ketika di tanya ada tidak sosoknya, maka jawabannya adalah kalau ada orang yang berbuat baik maka bodisatwa itu pasti ada.
logika yang aneh menurut aye.

hampir sama dengan perumpamaan yang dibuat oleh agama tetangga :
APAKAH TUHAN MENCIPTAKAN KEJAHATAN?
...
Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya.
...
pertanyaan anda mengenai simbol/real sudah dijawab oleh mahayanis:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20755.msg369032#msg369032
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20755.msg369040#msg369040

rasa penasaran anda mengenai kesamaan dengan konsep tuhan udah dijawab oleh mahayanis:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20755.msg368901#msg368901
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20755.msg369032#msg369032

nah sekarang katakanlah anda tidak bisa menerima jawaban2 tersebut, maka tidak ada lagi yg bisa didiskusikan.
tindakan yg paling logis yg bisa anda lakukan adalah menerima bahwa pendapat anda berbeda dan tidak cocok dengan ajaran mahayana, ringkaskan kesimpulan anda dan diskusinya diakhiri cukup sampai di sini saja. bukan kah begitu?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?
« Reply #89 on: 09 September 2011, 05:46:53 PM »
pertanyaan anda mengenai simbol/real sudah dijawab oleh mahayanis:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20755.msg369032#msg369032
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20755.msg369040#msg369040

rasa penasaran anda mengenai kesamaan dengan konsep tuhan udah dijawab oleh mahayanis:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20755.msg368901#msg368901
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20755.msg369032#msg369032

nah sekarang katakanlah anda tidak bisa menerima jawaban2 tersebut, maka tidak ada lagi yg bisa didiskusikan.
tindakan yg paling logis yg bisa anda lakukan adalah menerima bahwa pendapat anda berbeda dan tidak cocok dengan ajaran mahayana, ringkaskan kesimpulan anda dan diskusinya diakhiri cukup sampai di sini saja. bukan kah begitu?

maaf bisa anda jelaskan jawaban dari gandalf itu yang sebenarnya?
jawaban gandalf itu saya rasa masih abu2 dan belum jelas, kalau misalnya jawaban akhir nya yaitu sebatas kepercayaan ya sudah berarti memang sebatas kepercayaan khan kesimpulannya?
« Last Edit: 09 September 2011, 05:49:08 PM by ryu »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

 

anything