Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia
Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi => Mahayana => Topic started by: Meliodas Amirta on 06 May 2017, 09:02:54 AM
-
Para penempuh jalan jangan menggangap buddha sebagai tujuan akhir menurutku buddha tidak lebih seperti lubang kakus. Para bodhisattva dan arahat menjadi rantai belenggu bagi orang-orang yg percaya mereka. oleh karena itu manjuhsri mencabut pedangnya siap membunuh gautama dan angulimala dengan sebilah pisau di tangan mencoba melukai sakyamuni.
-
Jangan berkhayal
-
ada sumber aslinya kah? penasaran aja sih...
-
ini krn pemahaman..bahwa semua "ikatan" adalah tercela.
kata yg lebih simpel..rakit adalah belenggu...jd jgn melekat pada rakit....
padahal konsep jgn melekat pada rakit tidak demikian, tp konsepnya pada suatu ketika..rakit pun akan dilepas..., pada suatu ketika... berarti ada saatnya rakit (ikatan) di perlukan.
kapan ikatan di lepas..yaitu saat mencapai arahat ..atau pantai seberang
kapan di perlukan? di saat belom sampai di pantai seberang
kadang pengertian ektreem memang begini hasilnya....
-
Adakah yang pernah merasakan nibbana?
-
Adakah yang pernah merasakan nibbana?
Ada, tapi bukan saya.
-
Ada, tapi bukan saya.
Bagaimana anda tau dia sudah merasakan nibbana?
-
Bagaimana anda tau dia sudah merasakan nibbana?
Bukankah semua Sammasambuddha sudah merasakan nibbana?
Kalau bukan dengan bekal kepercayaan ini, untuk apa kita mengikuti jejak2nya?
-
ada sumber aslinya kah? penasaran aja sih...
Kisah Bodhisattva Manjusri menghunuskan pedang lalu menusukkannya kepada Sang Buddha berasal dari Ratnakuta Sutra. Di sana dikatakan terdapat 500 bodhisattva yg gagal latihannya krn pada kehidupan lampau melakukan 5 garuka kamma. Untuk melepaskan "kemelekatan" mereka pada bayangan kesalahan masa lampau mereka, dengan upaya kausalya Manusri menusukkan pedangnya kepada Sang Buddha dan ini hanya dilihat oleh para bodhisattva tsb (para Arahant yg hadir tdk bisa melihatnya krn kekuatan batin Manjusri) sehingga mereka bisa lepas dari bayangan masa lalu mereka.
-
Bukankah semua Sammasambuddha sudah merasakan nibbana?
Kalau bukan dengan bekal kepercayaan ini, untuk apa kita mengikuti jejak2nya?
maksud saya di zaman sekarang,... di zaman kita hidup ini adakah yang sudah merasakan nibbana?
dan kalau ada bagaimana anda tau dia sudah merasakan nibbana?
-
maksud saya di zaman sekarang,... di zaman kita hidup ini adakah yang sudah merasakan nibbana?
dan kalau ada bagaimana anda tau dia sudah merasakan nibbana?
saya tidak tahu