//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - intan mutiara sari

Pages: [1] 2 3
1
Theravada / Re: Cara Kerja Kamma
« on: 23 July 2010, 01:43:02 PM »
 _/\_ saya sangat senang melihat jawaban anda yang sangat bijaksana sehingga saya dan teman yang lain dapat lebih mengerti,tentang cara kerja karma ini sangat berguna untuk ke depan agar kita tdak salah melangkah,dan bisa lebih berhati hati didalam segala sikap maupun pikiran kita.semoga anda lebih bersemangat untuk membabarkan Dharma,lebih maju didalam wawasan anda,tapi jangan lupa anda dapat membagi apa yang telah anda fahami untuk kita semua.Salam Metta   _/\_........ ^:)^

2
Theravada / Re: Cara Kerja Kamma
« on: 22 July 2010, 05:24:45 PM »
 _/\_ Terima kasih atas masukan kakak,mungkin memang betul di SP bukan khusus Agama Buddha Theravada,menurut saya pemurnian itu mengurangi karma yang buruk dengan perbuatan yang baik.mungkin itu memakai bahasa Indonesia agar orang yang membacanya mudah untuk mengerti.Kadang memakai Bahasa dari aslinya kadang kita tidak mengerti apa yang dimaksud.kakak yang budiman mohon maaf ya bila saya telah salah menjelaskan cara kerja karma.karena saya masih dalam taraf belajar.semoga kakak bisa memakluminya.Sekali lagi mohon maaf sebesar besarnya bila saya salah dalam penjelasan ini. ^:)^......................... _/\_

3
Theravada / Re: Cara Kerja Kamma
« on: 22 July 2010, 02:03:25 PM »
To Intan,

anumodana untuk sharingnya, namun ada yang ingin saya tanyakan :
1. apa sumber tulisan anda?
2. apakah benar jika tulisan anda bercampur dengan non theravada? karena ada pemurnian kamma... tlg koreksi jika saya salah
3. mengingat ini adalah therad abhidhamma, bagian manakah yang berhubungan dengan abhidhamma?

mohon penjelasannya
 _/\_....Terima kasih atas masukan dan perhatian kakak.Maaf saya dalam Dharma masih sangat dangkal.Mungkin ini saya yang dapat saya bagikan

maaf sumber tulisan saya ada di Samanggi Phala,dan didalam Majjhimma Nikaya Sutta.
dan menurut saya ajaran ini murni dari Theravadha,memang di ajaran yang lain ada tapi beda dalam pengertiannya(dalam Agama Buddha)selain agama tersebut saya rasa tidak ada karma:kr****n atau Khatolik.maaf kalau keliru.
Menurut saya ada hubungannya,ini ada sedikit penjelasan yang saya baca tapi maaf sebelumnya kalau saya kurang begitu dalam untuk menjelaskannya.
Sang Buddha bersabda :”Aku nyatakan, O para Bhikkhu, bahwa niat [cetana] itulah Kamma, dengan niat seseorang bertindak melalui badan jasmani, ucapan dan pikiran.” (Anguttara Nikaya III,I-117).

Dengan kata lain, Karma merupakan suatu hukum moral sebab-akibat, suatu hukum alam dimana menjelaskan bahwa setiap tindakan akan membuahkan hasil tindakan tertentu atau buah karma [karma vipaka] . Sehingga apabila seseorang melakukan perbuatan mulia seperti memberikan sumbangan kepada suatu yayasan kemanusiaan, maka dia akan merasakan kebahagiaan. Sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu perbuatan yang tercela, misalnya membunuh makhluk hidup, maka dia akan merasakan penderitaan. Sehingga dapat disimpulkan, akibat dari perbuatan karma sebelumnya menentukan keberadaan orang tersebut pada kehidupan saat ini. Karma dapat dikategorikan menurut matangnya, yaitu karma yang matang pada kehidupan ini, karma yang matang pada kehidupan berikutnya dan karma yang matang pada beberapa kehidupan yang akan datang.

Tiga komponen yang merupakan pelaku utama karma adalah tubuh fisik, ucapan dan pikiran. Contoh karma yang dilakukan oleh tubuh fisik, yaitu membunuh, mencuri dan berjinah. Contoh karma yang dilakukan oleh ucapan, yaitu berbohong, membicarakan hal-hal yang tidak bermanfaat, memfitnah dan berbicara kasar. Sedangkan contoh karma yang dilakukan oleh pikiran adalah keserakahan, kebencian dan khayalan. Karma dapat dibedakan atas karma yang bermanfaat, karma yang tidak bermanfaat dan karma yang bukan bermanfaat maupun tidak bermanfaat.
Akibat dari karma buruk adalah tumimbal lahir di tiga alam penderitaan (neraka, hantu kelaparan dan binatang). Contoh karma buruk yang dapat menyebabkan seseorang terlahir di alam neraka antara lain: membunuh orangtua kandung, membunuh orang suci/ Arahat/ Bodhisattva, dan melukai Buddha. Sedangkan akibat dari karma baik adalah tumimbal lahir di alam manusia atau surga. Sedangkan para Buddha, Arahat dan Bodhisattva yang sudah mencapai Pencerahan Sempurna memperoleh karma tidak bergerak, namun Bodhisattva yang karena welas-asihnya untuk menyeberangkan semua makhluk yang menderita dapat saja bertumimbal lahir lagi di alam manusia .

untuk saudara yang baik mungkin hanya ini yang dapat saya sampaikan.antara karma dengan Abhidhamma Sutta sangat berkaitan,karena karma terjadi karena pikiran dan perbuatan kita dimasa lampau.semoga penjelasan saya berkenan di hati Anda.Mohon maaf bila banyak kekurangannya. _/\_

4
Theravada / Re: Mohon Bimbingannya
« on: 22 July 2010, 12:50:29 PM »
 _/\_ Terima kasih atas perhatian dan masukannya,Intan akan lebih rajin lagi untuk memahami dan mempelajarinya,semoga kakak semua masih mau membimbing saya.tanpa kalian semua mungkin intan akan bingung sendirian.semoga kita selalu dapat berbagi pengalaman dan Dharma.Salam Metta........... _/\_

5
Buddhisme untuk Pemula / Re: Balasuttha
« on: 20 July 2010, 08:21:58 PM »
 _/\_ Salam........sahabat ini sambungan tentang Ballasutta:
1. Kekuatan tentang keyakinan:
*.yakin tentang sifat luhur dari Sang Bhagava,yang Maha Suci.
*.yang telah mencapai penerangan sempurna: sempurna dalam tindak tanduk dan sempurna dalam pengetahuan;sempurna dalam menempuh sang jalan ( ke Nibbhana ),pengenal semua alam.
*. Pembimbing semua umat manusia yang tiada taranya,Guru para Dewa dan Manusia yang sadar ( Bangun ).
b. tentang semangat :
*.Bersemangat untuk menghindari AKUSALAKAMMA, bersemangat untuk banyak berbuat/mengumpulkan KUSALAKAMMA.
*.Selalu tekun,teguh,,tidak mudah patah semangat,memperhatikan KUSALADHAMMA (hal hal yang baik ).
c.tentang kesadaran:
*.selalu mempunyai kesadaran yang sangat baik,selalu mengingat tindakan yang pernah diperbuat,selalu mengingat apa yang telah pernah di ucapkan.
d. tentang Samadhi:
*.Para Bhikkhu selalu berusaha untuk menghindari dari segala macam keinginan,nafsu indira,dan berdiam dalam Jhanna pertama,yaitu selalu dalam keadaan bathin yang gembira(piti),dan berbahagia (sukha),yang masih disertai dengan Vitaka (pengarah pikiran pada obyek ) dan Vicara ( usaha mempertahankan pikiran pada obyek ).
*.Menghilangkan perasaan senang dan tidak senang yang telah dirasakan sebelumnya,memasuki dan berdiam diri dalam Jhanna keempat ( suatu keadaan yang benar benar seimbang,yang memiliki perhatian yang murni ( Sati Parishudi ),bebas dari perasaan bahagia dan tidak bahagia.
e. tentang kebijaksanaan :
*.memiliki kebijaksanaan yang sempurna,yang dapat mengingat akan munculnya dan lenyapnya segala sesuatu.
Dan Sutta ini juga disebut sebagai Lima kekuatan.semoga penjelasan ini dapat membantu anda.Salam Metta

6
Studi Sutta/Sutra / Re: Kisah Bhikkhu yang Menghidupi Ibunya
« on: 20 July 2010, 08:03:52 PM »
 _/\_............Hebat!!!! perlu untuk di teladani ya bukan hanya dibaca tapi harus di pahami dan di terapkan dalam kehidupan kita,mumpung masih ada kesempatan untuk berbakti kepada Orang tua seperti yang pernah saya baca di dalam Sigalovadha Sutta:
      27. O putra kepala keluarga ,bagaimana caranya siswa Ariya melindungi enam arah itu? O putra kepala keluarga ,enam arah itu harus dipandang sebagai berikut: ibu dan ayah sebagai arah timur , para Guru seperti arah selatan? Istri dan anak-anak seperti arah barat? Sahabat-sahabat seperti dan kawan-kawan seperti arah utara ? pelayan-pelayan dan karyawan-karyawan seperti arah bawah?  Guru-guru agama dan brahmana –brahmana seperti arah atas.

      28. O putra kepala keluarga , dalam lima cara seorang anak harus memperlakukan orang tuanya seperti arah timur: dahulu aku dirawat oleh mereka , sekarang aku akan merawat mereka ; aku pertahankan keturunan dan tradisi  keluarga? Aku akan menjadikan diriku pantas menerima warisan ; aku akan melakukan perbuatan –perbuatan baik dan upacara agama setelah mereka meninggal dunia.
      Dalam lima cara ini, O putra kepala keluarga ,orang tua yang diperlukan demikian oleh seorang anak seperti arah timur: menunjukkan kecincaan mereka kepadannya: mereka mencegahnya berbuat jahat; mereka mendorongnya berbuat baik; mereka melatihnya dalam suatu profesi ; mereka mencarikan pasangan [istri]yang pantas baginya ; dan pada waktu yang tepat,mereka menyerahkan warisan kepadannya.
       O.putra kepala keluarga ,dalam lima cara inilah seorang memperlakukan orang tuanya seperti arah timur . Dalam lima cara inilah orang tua medenunjukkan kecintaan mereka kepadanya.Demikianlah arah timur ini dilindungi,diselamatkan dan diamankan olehnya.Oleh karena itu saya sangat berterima kasih untuk sahabat yang budiman.Selalu semangat untuk membabarkan Dhamma ya Salam kenal dan semoga anda berbahagia........... _/\_
 

7
Diskusi Umum / Re: Konsep Ketuhananan
« on: 20 July 2010, 07:43:39 PM »
 _/\_.............Bro yang budiman mungkin saya bisa membantu anda agar anda bisa menjadi Dharma Duta yang handal.
Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Agama Buddha:
"Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma,
Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak.
Duhai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang
Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran,
penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.
Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak
Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan,
pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu."
Ungkapan di atas adalah pernyataan dari Sang Buddha yang terdapat dalam Sutta Pitaka, Udana VIII :
3, yang merupakan konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa
dalam bahasa Pali adalah "Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang" yang artinya "Suatu Yang
Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak".
Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Mahaesa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak dapat
dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang
Mutlak, yang tidak berkondisi (asamkhata) maka manusia yang berkondisi (samkhata) dapat mencapai
kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.
Dengan membaca konsep Ketuhanan Yang Mahaesa ini, kita dapat melihat bahwa konsep Ketuhanan
dalam agama Buddha adalah berlainan dengan konsep Ketuhanan yang diyakini oleh agama-agama lain.
Perbedaan konsep tentang Ketuhanan ini perlu ditekankan di sini, sebab masih banyak umat Buddha yang mencampur-adukkan konsep Ketuhanan menurut agama Buddha dengan konsep Ketuhanan menurut agama-agama lain. Sehingga banyak umat Buddha yang menganggap bahwa konsep Ketuhanan dalam agama Budha adalah sama dengan konsep Ketuhanan dalam agama agama lain. semoga yang saya jelaskan ini bisa bermanfaat untuk anda.maaf kalau ada yang salah.Salam Metta............ _/\_
   

8
Diskusi Umum / Re: Pandangan ajaran Buddha terhadap umat lain
« on: 20 July 2010, 02:32:00 PM »
 _/\_ salam kenal..... _/\_ Bagi saya kita tidak usah melihat pandangan dari orang lain itu akan menimbulkan suatu kejolak dalam diri kita,yang penting bila kita sudah menyakini suatu agama atau ajaran dan ajaran itu baik untuk kita ,ya kita terapkan bila tidak ya jangan diteruskan.Saya beranggapan bahwa semua Agama pasti akan mengajarkan hal hal yang baik,mana ada Agama mengajarkan untuk mencuri atau berbuat jinah dll???.Didalam Ajaran Sang Buddha selalu di tekankan bahwa penderitaan ada sebab dan akibatnya seperti di dalam Sutta Karma dan Sutta Parabhava.Dan didalam Ajaran-Beliau selalu sederhana karena selalu berhubungan dengan kehidupan kita sehari hari.Maaf ya kalau ada yang kurang .......... _/\_ salam Metta

9
Theravada / Re: Cara Kerja Kamma
« on: 20 July 2010, 02:19:22 PM »
 _/\_.................Salam mungkin saya yang bodoh ini bisa berbagi didalam sistem karma bekerja ada karma yang cepat berbuah juga ada yang lama berbuah,itupun lihat bagaimana besar apa yang telah kita perbuat.....ini ada penjelasan dari Sutta Karma:
Karma (Sanskerta: karma) berarti perbuatan. Karma merujuk pada perbuatan berkehendak yang kita lakukan dengan tubuh, ucapan, dan pikiran kita melalui berbuat, berkata, dan berpikir. Karma adalah kaidah bahwa setiap perbuatan yang dilakukan, jika kondisinya sesuai, akan menghasilkan akibat tertentu.

Bagaimana Karma Bekerja?

Semua perbuatan meninggalkan jejak atau benih pada kesadaran kita, yang akan masak menjadi pengalaman-pengalaman kita ketika kondisi yang sesuai muncul. Sebagai contoh, jika kita menolong seseorang dengan hati yang tulus, perbuatan ini akan meninggalkan jejak-jejak positif dalam arus pikiran kita. Ketika kondisinya memadai, jejak ini akan masak dalam bentuk kita menerima pertolongan tatkala kita membutuhkannya.

Benih-benih Karma terus mengikuti kita dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya. Bagaimanapun juga, jika kita tidak menciptakan sebab-sebab atau Karma untuk terjadinya sesuatu, kita tidak akan mengalami hasilnya. Jika kita tidak menanam benih tertentu, tanaman tidak akan tumbuh. Buddha mengajarkan:

Sesuai benih yang ditabur,
begitulah buah yang dituai.
Pelaku kebaikan akan meraih hasil yang baik,
Pelaku keburukan akan memetik hasil yang buruk.
Jika engkau menanam benih yang baik,
engkau akan menikmati buah yang baik.

Apakah Pengaruh Karma?

Karma mempengaruhi kelahiran kita yang akan datang dan mempengaruhi apa yang kita alami selama hidup ini: bagaimana orang lain memperlakukan kita, kekayaan kita, status sosial kita, dan sebagainya. Karma juga mempengaruhi kepribadian dan watak kita, bakat kita, perilaku kita, dan kebiasaan kita. Jenis lingkungan tempat kita dilahirkan juga dipengaruhi oleh Karma.
Kita yang sekarang ini sesuai dengan apa yang telah kita lakukan. Kita yang akan datang sesuai dengan apa yang tengah kita lakukan.
Ada Jenis Karma Apa Saja?
Jika suatu perbuatan membawa derita dan sengsara dalam jangka panjang bagi diri sendiri dan makhluk lain, itu adalah Karma yang buruk atau negatif. Sebaliknya, jika suatu perbuatan membawa kebahagiaan, itu adalah Karma yang baik atau positif. Perbuatan pada hakikatnya bukanlah baik atau buruk—mereka hanya sedemikian tergantung pada motivasi dan konsekuensi yang dihasilkannya. Kebahagiaan dan keberuntungan apa pun yang kita alami dalam hidup kita berasal dari tindakan-tindakan positif kita sendiri, sementara masalah-masalah kita datang dari tindakan-tindakan negatif kita sendiri.
Bagaimana Terjadinya Karma Buruk?

Ada sepuluh perbuatan negatif yang seharusnya dihindari jika kita tidak ingin menciptakan Karma buruk, yaitu:


1. Membunuh
2. Mencuri
3. Berzinah
4. Berbohong
5. Memfitnah
6. Berkata kasar
7. Berbicara yang tak berguna
8. Serakah
9. Marah/Membenci
10. Berpandangan salah


Bagaimana Terjadinya Karma Baik?

Ada sepuluh perbuatan bermanfaat yang seharusnya kita perjuangkan untuk menciptakan Karma baik. Kesepuluh perbuatan baik ini juga termasuk menghindari sepuluh perbuatan buruk. Adapun sepuluh perbuatan baik itu antara lain:


1. Bermurah hati
2. Mengendalikan diri
3. Bermeditasi
4. Menghormat
5. Melayani
6. Melimpahkan jasa
7. Berbahagia atas jasa pihak lain
8. Mendengarkan Dharma
9. Mengajarkan Dharma
10. Meluruskan pandangan


Dapatkah Karma Diciptakan Bersama dengan Orang Lain?

Karma bisa kolektif maupun individual. Karma kolektif adalah perbuatan yang dilakukan bersama-sama dalam sebuah kelompok. Contohnya, sepasukan tentara bersama-sama membunuh. Hasil perbuatan ini dapat dialami bersama-sama sebagai satu kelompok, seringnya dalam kehidupan yang akan datang. Namun setiap anggota kelompok berpikir, berbicara, dan bertindak secara berbeda-beda, hal ini juga menghasilkan karma individual, yang akibatnya akan dialami oleh masing-masing pribadi.
Siapakah yang Mengendalikan Karma?

Tidak ada siapa pun yang menentukan “imbalan dan hukuman” untuk apa yang kita lakukan. Kita menciptakan penyebab-penyebab dari tindakan kita, dan kita akan mengalami akibat-akibatnya. Kitalah yang bertanggung jawab atas pengalaman kita sendiri. Buddha menemukan hukum Karma—Ia tidak menciptakannya (tidak ada satu makhluk pun yang menciptakannya). Dengan mengajarkan hukum Karma kepada kita, Buddha menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya kita bertindak di dalam fungsi sebab dan akibat agar kita mencapai Kebahagiaan Sejati dan terhindar dari penderitaan.
Bagaimana Kita Mengetahui Karma Kita?

Buddha memberikan kepada kita panduan umum mengenai akibat dari berbagai jenis perbuatan. Sebagai contoh, Buddha mengajarkan kepada kita bahwa membunuh akan mengakibatkan umur pendek dan kemurahan hati akan membawa kekayaan. Bagaimanapun juga, hanya pikiran mahatahu Buddha-lah yang mampu memahami bekerjanya Karma secara lengkap.

Ada kelenturan dalam berfungsinya perbuatan dan akibatnya. Sekalipun kita tahu bahwa jika kita terus-menerus menyakiti makhluk lain, contohnya, akan membawa kita pada kelahiran kembali yang kurang menguntungkan, tetap saja kita tidak tahu secara pasti dalam bentuk apakah nantinya kita dilahirkan. Jika tindakan kita sangat berat—misalnya, dengan kemurkaan besar kita terus-menerus menganiaya banyak orang dan merasa puas bahwa kita telah menyakiti orang itu, akibat yang akan kita terima tentu akan lebih tidak menyenangkan dibandingkan jika kita sekadar sembrono mengejek orang lain lalu menyesali kekurangpekaan kita. Berbagai keadaan yang hadir pada saat buah Karma masak, juga mempengaruhi akibat spesifik apakah yang akan terjadi.

Apakah Karma Selalu Adil?

Ketika kita melihat orang yang tidak jujur hidup kaya, atau orang kejam yang penuh kuasa, atau orang baik yang mati muda, kita mungkin jadi meragukan hukum Karma. Namun, banyak sekali akibat yang kita alami pada kehidupan ini merupakan akibat dari tindakan-tindakan kita pada kehidupan lampau kita; dan banyak tindakan-tindakan yang kita lakukan dalam kehidupan sekarang ini hanya akan masak dalam kelahiran yang akan datang—inilah yang disebut Karma jangka panjang (Karma jangka pendek adalah Karma yang berbuah dalam waktu yang relatif singkat). Kekayaan orang yang tidak jujur mungkin saja akibat kedermawanan orang itu dalam kehidupan lampaunya. Bagaimanapun juga, ketidakjujuran orang itu saat ini, meninggalkan benih-benih Karma bagi mereka untuk mengalami kemiskinan dalam kehidupan mendatang. Demikian pula, penghargaan dan kewenangan yang dimiliki oleh orang-orang yang kejam merupakan hasil perbuatan positif yang mereka lakukan pada kehidupan lampau. Pada kehidupan sekarang, mereka menyalahgunakan kekuasaan untuk hal-hal yang tidak baik, hal ini menciptakan sebab bagi penderitaan masa depan. Mereka yang mati muda sedang mengalami akibat perbuatan-perbuatan negatif seperti pembunuhan yang dilakukannya pada kehidupan lampau. Bagaimanapun, kebaikan mereka pada kehidupan saat ini akan menanamkan benih-benih atau jejak-jejak dalam arus kesadaran mereka untuk mengalami kebahagiaan pada masa yang akan datang.

Pastikah Kita Akan Mengalami Karma Buruk?

Ketika benih sekecil apa pun ditanam di tanah, pada akhirnya mereka akan berkembang—kecuali mereka tidak mendapatkan kondisi-kondisi yang diperlukan bagi pertumbuhan, seperti air, sinar matahari, dan pupuk. Jalan pamungkas untuk mencabut jejak atau benih Karma adalah dengan bermeditasi pada Kesunyaan (kekosongan) keberadaan. Inilah jalan untuk memurnikan kecenderungan dan jejak-jejak Karma yang merugikan. Pada tataran spiritual seperti kita, hal ini mungkin cukup sulit, tetapi kita tetap dapat menghentikan masaknya jejak-jejak merugikan dengan cara memurnikan mereka. Hal ini seperti mencegah benih untuk menerima air, sinar matahari, dan pupuk. Banyak melakukan kebajikan juga dapat “melarutkan” dampak merugikan dari Karma buruk.
Bagaimanakah Kita Memurnikan Karma Buruk?

Pemurnian sangatlah penting karena hal ini mencegah penderitaan pada masa mendatang dan meredakan perasaan bersalah. Dengan memurnikan pikiran, kita akan mampu untuk menjadi lebih tenang dan memahami Dharma dengan lebih baik. Empat kekuatan penangkal yang digunakan untuk memurnikan jejak atau benih negatif adalah:
o Penyesalan disertai tekad untuk tidak mengulangi tindakan merugikan itu lagi.
o Mengambil Tiga Pernaungan dan membangkitkan Welas Asih kepada semua makhluk.
o Melakukan latihan-latihan penyembuhan sebenarnya (perbuatan baik apa pun—termasuk meditasi dan menguncar Sutta/Mantra).

Keempat kekuatan ini harus dilakukan berulang-ulang. Karena kita telah melakukan banyak sekali perbuatan negatif, kita tidak bisa berharap dapat memurnikan Karma-Karma buruk itu sekaligus. Semakin besar kekuatan empat komponen itu, semakin kuat tekad kita untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi, semakin kuatlah pemurnian kita.

Apakah Karma Mempengaruhi Siapa yang Kita Jumpai?

Ya, tetapi ini bukan berarti bahwa semua hubungan telah ditakdirkan. Kita mungkin punya kecenderungan Karma tertentu untuk merasa dekat atau merasa kurang pas dengan orang-orang tertentu. Akan tetapi, hal ini tidak berarti bahwa hubungan kita dengan mereka harus berlanjut terus seperti itu. Jika kita berbaik hati kepada mereka yang menyakiti kita dan mencoba untuk berkomunikasi dengan mereka, hubungan ini akan berubah, menciptakan Karma positif yang akan membawa kebahagiaan pada masa yang akan datang.

Kita tidak terikat kepada orang lain secara Karma—tidak ada orang tertentu yang khusus hanya untuk kita. Karena kita memiliki banyak kehidupan lampau, kita telah berhubungan dengan semua makhluk pada suatu waktu sebelumnya. Hubungan kita dengan orang tertentu juga terus berubah-ubah. Bagaimanapun juga, hubungan Karma lampau dapat mempengaruhi hubungan kita sekarang. Contohnya, jika seseorang telah menjadi guru spiritual kita pada suatu kehidupan lampau, kita mungkin akan bersua kembali dengan orang itu dalam kehidupan sekarang, dan ketika orang tersebut mengajarkan Dharma kepada kita, hal itu mungkin berpengaruh kuat bagi kita.

Jika Makhluk Lain Menderita Akibat Karma Buruknya, Dapatkah Kita Menolongnya?

Kita semua tahu bagaimana rasanya menderita, dan itu pulalah yang dirasakan makhluk lain ketika mereka mengalami akibat perbuatan buruk mereka. Didasarkan empati dan Welas Asih, sudah semestinya kita menolong mereka! Walaupun mereka menciptakan sendiri sebab-sebab bagi penderitaan mereka, mungkin mereka juga menciptakan sebab-sebab untuk menerima pertolongan dari kita! Kita semua adalah sama dalam hal mengharapkan kebahagiaan dan berusaha menghindari penderitaan. Tanpa pandang penderitaan atau masalah siapakah itu, kita seharusnya mencoba meringankannya. Sebagai contoh, berpikir bahwa “orang miskin itu miskin karena perbuatan lampau mereka sendiri—karena kikir; jika aku menolong mereka, aku akan ketularan miskin”, ini merupakan pandangan salah yang kejam. Kita tidak seharusnya merasionalisasi kemalasan, sikap apatis, dan keangkuhan kita dengan salah mengartikan kaidah sebab dan akibat. Welas Asih dan tanggung jawab universal sangatlah penting untuk perkembangan spiritual kita sendiri dan kedamaian dunia.

Apakah Segala Sesuatu Terjadi Karena Karma?

Hukum Karma tidak berlaku untuk perbuatan-perbuatan “tanpa kesadaran” seperti berjalan, duduk, atau tidur. Perbuatan-perbuatan seperti itu tidak menghasilkan akibat-akibat selain dari perbuatan itu sendiri (bagaimanapun juga, Karma berlaku pada gagasan-gagasan kita yang didasari kehendak). Begitu juga, kecelakaan dianggap Karma netral karena hal itu tidak disengaja. Bagaimanapun, kita seharusnya selalu berusaha meningkatkan kewaspadaan kita agar kecelakaan tidak terjadi.

Dapatkah Karma Berubah?

Karma bukanlah kartu mati—karma bukan berarti nasib atau takdir. Perbuatan-perbuatan berkehendak pada suatu waktu tertentu akan menghasilkan akibatnya ketika berada dalam kondisi yang sesuai. Walaupun pada kehidupan sekarang kita mengalami akibat-akibat dari perbuatan (Karma) yang silam, kita masih mungkin untuk mengubah, mengurangi atau menambah akibat-akibat dari perbuatan-perbuatan lampau ini melalui perbuatan-perbuatan saat ini, yang akan mempengaruhi masa depan maupun kehidupan yang akan datang. Memahami hukum Karma membantu kita menyadari bahwa kita sendirilah yang menentukan kita akan menjadi seperti apa. Kita sepenuhnya bertanggung jawab atas nasib kita sendiri.Teman teman semoga bermanfaat ya. _/\_

10
Theravada / Re: Mohon Bimbingannya
« on: 20 July 2010, 02:05:25 PM »
 _/\_ salam semuanya,oh iya ini ada sedikit tentang komentar saya tentang Parabhava Sutta,secara singkatnya Sutta tersebut memberikan pendoman dan penjelasan bahwa bila kita selalu membenci Dhamma dan suka hal hal yang berbau negatif atau dengan kata lain bahwa kita selalu berbuat suatu kejahatan dan tidak pernah mau menyokong orang tua atau orang orang yng membutuhkan pasti hidupnya akan mengalami suatu penderitaan karena akan dijauhi teman atau orang orang disekitarnya,dan karma kehidupan yang akan datang akan mendapatkan penderitaan juga.Ada satu kalimat bahwa 5 perbuatan yang akan menimbulkan karma sekarang maupun karma yang akan datang yaitu:
PANCAKA - KELOMPOK LIMA
1. Lima Anantariyakama - bentuk-bentuk kamma buruk yang memberikan akibat langsung:
1. Matughata : membunuh ibu.
2. Pitughata : membunuh ayah.
3. Arahantaghata : membunuh seorang Arahat.
4. Lohituppada : melukai tubuh seorang Buddha hingga keluar darah.
5. Sanghabheda : memecah belah Sangha.

Lima macam kamma ini adalah bentuk kejahatan yang paling berat, mereka menghalangi seseorang untuk mencapai alam-alam kebahagiaan dan juga Nibbana. Mereka adalah parajika bagi semua umat Buddha. Mereka tidak harus dilakukan dalam keadaan apapun juga.
Jadi makna dari Ajaran Parabhava Sutta sangat bagus kita teladani dan kita pratekkan dalam kehidupan sehari hari.Maaf mungkin ini yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat,maaf kalau ada yang kurang berkenan.Saya tunggu bimbingannya para budiman dan para bijaksana. _/\_ Terima kasih  ^:)^

11
Buddhisme untuk Pemula / Re: Balasuttha
« on: 10 July 2010, 04:14:04 PM »
 _/\_ salam mungkin saya bisa membantu anda,Balasuttha adalah:sutta yang memuat tentang 5 kekuatan yang telah di sabdakan oleh Sang Bhagava,di vihara Jetavana Arama,yaitu:
1. kekuatan tentang keyakinan.
2. kekuatan tentang semangat.
3. kekuatan tentang kesadaran.
4. kekuatan tentang samadhi.
5. kekuatan tentang kebijaksanaan.
semoga jawaban ini berguna untuk Anda. _/\_.............maaf hanya ini yang dapat saya jelaskan

12
Theravada / Terima kasih atas bantuan dan bimbingannya
« on: 25 June 2010, 08:29:53 AM »
 _/\_.....terima kasih atas perhatian dan sarannya,maaf bukan intan mau semua kakak yang budiman menjawab semua tapi memberi salah satu contoh seperti yang telah saudari CIDE berikan, agar saya tidak salah mengartikan apa yang tertulis di Parabhava Sutta,karena saya masih dalam taraf belajar.karena Sutta tersebut dalam isi dan maknanya.Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada saudari Dhamma Sukha.Sekarang saya jadi lebih tahu apa yang dimaksud dari isi dan makna yang tertulis di Sutta terebut.Maaf selama ini saya sudah tahu bahwa sebagian kecil kakak di forum DC,berfikiran negatif terhadap saya.sebenarnya saya cuma ingin belajar dan mendalami ajaran dari Sang Buddha.ini bukan tugas dari sekolah tapi ini saya ingin mengerti dan lebih mendalami arti dari kehidupan dan penderitaan yang selalu dialami orang/manusia yang lain.semoga semua kakak yang berada di DC yang berhati kasih dan selalu berhati lapang mau memaafkan saya dan selalu membimbing saya.hormat dari saya yang bodoh. _/\_................Maaf apakah saya salah???? untuk bertanya,karena bagi saya Ajaran dari Sang Buddha bukan sekedar Ajaran/ilmu seperti IPA atau IPS,yang dapat seenaknya saya tulis.tapi harus benar benar di ketahui isi dan maknanya.Sekali lagi maafkan saya bila sudah mengacaukan forum ini,atas pertanyaan dari saya.Salam Metta ^:)^

13
Theravada / Re: Mohon Bimbingannya
« on: 24 June 2010, 09:01:42 PM »
ya non kita bikin komentarnya tentang parabhava 10 halaman lebih waduh kepala bisa pecah nih he..he... _/\_

14
Theravada / Mohon Bimbingannya
« on: 24 June 2010, 08:34:56 PM »
 _/\_........maaf untuk semua para budiman,intan menganggu lagi.apakah ada yang bisa memberi petunjuk tentang isi dari Parabhava,tpi dalam bentuk komentar karena intan tidak pandai untuk memberi komentar nanti takut salah.sebelumnya mohon maaf dan terima kasih atas petunjuknya. _/\_........... ^:)^.....salam Metta

15
Waroeng Mandarin / numpang tanya
« on: 17 June 2010, 02:36:40 PM »
 _/\_,maaf beribu maaf kalau saya salah masuk kolom ya,saya mau tanya bagaimana cara untuk bisa menulis karya tulis tentang data pribadi?karena saya dalam bahasa mandarin masih sangat bodoh.apakah kakak lex chan bisa membantu saya?saya betul betul buta dalam bahasa mandarin.sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih.dan apabila ada kata kat yang kurang berkenan tolong di maafkan salam Metta. _/\_

Pages: [1] 2 3
anything