Login with username, password and session length
0 Members and 1 Guest are viewing this topic.
Sebenarnya pada saat itu untuk seorang Buddha tidak ada yang cewek, seperti halnya Dewi Kwan Im dulunya seorang laki-laki yang penuh dengan welas asih, maka dengan welas asihnya seorang Dewa tersebut turun dan lahir kembali kedunia dengan wujud seorang wanita dan itu adalah permintaan dari Dewa tersebut yang welas asih dan ingin mengetahui hati seorang wanita itu kayak gimana yang mempunyai kasih sayang, hati seorang ibu dll sebagainya
Quote from: upasaka on 14 November 2008, 11:03:10 AMcowok dan cewek bisa jadi Buddha (Arahat)kalo cowok dan cewek, berarti hanya manusia loh yg bisa..karena struktur biologis manusia-lah yg memiliki potensi untuk mencapai kebuddhaan..Kalao Sammasambuddha, itu pasti laki2... oh ya? ada yah Buddha cewek ? sy baru tau lohhrasanya dari jaman Buddha Dipankhara sampe sekarang belon ada deh..mohon pencerahannya
cowok dan cewek bisa jadi Buddha (Arahat)kalo cowok dan cewek, berarti hanya manusia loh yg bisa..karena struktur biologis manusia-lah yg memiliki potensi untuk mencapai kebuddhaan..Kalao Sammasambuddha, itu pasti laki2...
Hehehe,bukankah syarat2 seorang calon Buddha diantaranya di harus seorang laki2?Gimana ini?Salam hangat,Riky
Dalam naskah Buddhavamsa disebutkan syarat seorang Bodhisatta adalah seorang laki-laki.Dia memahami: “Adalah tidak mungkin, adalah tidak bisa terjadi bahwa seorang perempuan dapat menjadi orang yang Terampil, Yang Sepenuhnya Tercerahkan (Sammasambuddha) – tidak ada kemungkinan seperti itu”(Bahudhatuka Sutta, Majjhima Nikaya 115)Selain itu Bahudhatuka Sutta juga menyebutkan ketidakmungkinan seorang perempuan menjadi Brahma, Sakka, Mara dan Cakkavati.Aliran Mahisasaka mengatakan, “Wanita tidak bisa mencapai lima kemampuan supernatural, ia tidak dapat terlahir kembali sebagai seorang Tathagata (seorang Buddha) yang tidak memiliki kemelekatan dan telah mencapai pencerahan sempurna. Ia tidak dapat terlahir kembali sebagai Dewa Sakka, Mara, Brahma atau sebagai Raja Cakkavati. Tetapi, pria dapat terlahir kembali sebagai seorang Tathagata yang tidak memiliki kemelekatan dan telah mencapai pencerahan sempurna. Pria juga dapat terlahir kembali sebagai Raja Cakkavati Dewa Sakka, Brahma atau sebagai Mara.”Mahavastu juga menyebutkan bahwa perempuan tidak dapat menjadi Bodhisattva. Tapi ini mungkin merujuk pada kelahiran terkahir Sang Bodhisattva [misal: Pangeran Siddharta]. Jadi masih ada kemungkinan di kelahiran-kelahiran sebelumnya, Bodhisattva terlahir sebagai perempuan.
Quote from: Riky_dave on 19 November 2008, 08:52:56 PMHehehe,bukankah syarat2 seorang calon Buddha diantaranya di harus seorang laki2?Gimana ini?Salam hangat,RikyTergantung apa yang kamu percayai (saddha). Kalau berpatokan pada Pali Kanon, ya harus laki-laki. Kalau Mahayana ada yang berpegangan harus laki-laki, ada yang nggak.