LANJUTAN...
Dari Banyak Dewa hingga Interbeing
Saya ingin kembali sedikit ke sejarah Engaged Buddhism. Pada tahun 1950-an saya mulai menulis karena rakyat membutuhkan arahan spiritual untuk membantu mengatasi kebingungan mereka. Suatu hari saya menulis tentang hubungan antara keyakinan agama dan cara kita mengatur masyarakat. Saya menggambarkan sejarah evolusi masyarakat.
Pertama, masyarakat kita ini diselenggarakan dalam kelompok-kelompok orang yang disebut suku. Seiring waktu, beberapa suku berhimpun dan hidup bersama-sama dan akhirnya kita mendirikan kerajaan, dengan seorang raja. Lalu saatnya tiba ketika kita sudah merasa cukup berurusan dengan raja dan kita ingin menciptakan demokrasi atau republik.
Keyakinan agama kita telah berubah di sepanjang proses tersebut. Pertama-tama, kita memiliki sesuatu yang linier dengan pembentukan suku yakni politeisme, keyakinan bahwa ada banyak dewa dan setiap dewa memiliki kekuatan. Anda bebas untuk memilih salah satu dewa untuk disembah, dan dewa tersebut yang akan melindungi anda terhadap dewa lain dan suku-suku lainnya.
Ketika kita membentuk kerajaan, maka cara kita berkeyakinan pun mengalami perubahan menjadi monoteisme. Hanya ada satu dewa, dewa yang paling kuat, dan kita harus menyembah hanya pada satu tuhan dan bukan banyak dewa.
Ketika kita sampai ke demokrasi, raja tidak ada lagi. Semua orang adalah sama dengan orang lain, dan kita saling mengandalkan untuk hidup. Itulah mengapa monoteisme berubah dengan kepercayaan dalam saling ketergantungan yakni interbeing, yang lebih membumi.
Kita bertanggung jawab penuh atas hidup kita, dunia kita, planet kita. Saya menulis hal-hal seperti yang selama ini saya mencoba untuk membangun Engaged Buddhism.
Kelahiran Ordo Interbeing
Pada tahun 1964, kami mendirikan Ordo Interbeing. Kelahiran Ordo Interbeing ini sangat berarti. Kita hanya perlu mempelajari Empat belas Sila atau Pelatihan Kesadaran untuk memahami mengapa dan bagaimana Ordo Interbeing didirikan.
Pada saat itu perang tengah berkecamuk dengan hebatnya. Itu adalah konflik antara ideologi. Utara dan Selatan, yang masing-masing memiliki ideologi mereka sendiri, di satu pihak adalah Marxisme-Leninisme, yang lain adalah personalisme dan kapitalisme. Kami tidak hanya berhadapan dengan ideologi-ideologi yang diimpor dari luar, tetapi kami juga menghadapi senjata-senjata yang diimpor dari luar, senapan dan bom dari Rusia, Tiongkok, dan Amerika. Sebagai seorang Buddhis yang berlatih perdamaian dan rekonsiliasi, semangat persaudaraan, kami tidak mau menerima perang seperti itu. Anda tidak bisa menerima perang di mana saudara membunuh saudara dengan ideologi-ideologi dan senjata-senjata yang diimpor dari luar.
Ordo Interbeing lahir sebagai gerakan perlawanan spiritual. Gerakan ini didasarkan sepenuhnya pada ajaran Buddha. Pelatihan Kesadaran Pertama yaitu tanpa kemelekatan terhadap berbagai pandangan, dimaknai sebagai bebas dari semua ideologi, merupakan jawaban langsung atas perang. Semua orang sudah siap untuk mati dan membunuh karena keyakinan mereka pada saat itu.
Pelatihan Kesadaran pertama: "Menyadari penderitaan yang diciptakan oleh fanatisme dan intoleransi, kami bertekad untuk tidak menjadikan sesuatu sebagai berhala atau terikat pada doktrin, teori, atau ideologi, bahkan Buddhis.... " Ini adalah auman Singa!
"Ajaran Buddha adalah sarana untuk membimbing yang membantu kita belajar melihat secara mendalam dan mengembangkan pemahaman dan kasih sayang kita. Bukanlah doktrin untuk bertarung, membunuh, atau mati demi-Nya."
Ajaran Buddha dari Sutra Nipata tentang pandangan-pandangan sangat jelas. Kita seharusnya tidak melekat pada pandangan apapun, kita harus melampaui semua pandangan.
Pandangan Benar, terutama, berarti ketiadaan dari semua pandangan. Kemelekatan terhadap berbagai pandangan adalah sumber penderitaan. Misalkan anda menaiki anak tangga, dan pada langkah keempat anda berpikir anda sudah pada tingkat tertinggi. Demikianlah kemudian anda terjebak! Anda harus melepaskan langkah keempat agar bisa sampai pada tahap kelima. Agar menjadi ilmiah, para ilmuwan harus melepaskan apa yang telah mereka temukan untuk sampai ke sebuah kebenaran yang lebih tinggi. Ini adalah ajaran Buddha: Ketika anda mempertimbangkan sesuatu sebagai kebenaran dan anda melekat padanya, anda harus melepaskannya untuk mencapai yang lebih tinggi.
Semangat dasar dari Buddhisme adalah tanpa kemelekatan terhadap berbagai pandangan. Kebijaksanaan bukanlah pandangan. Pandangan cerah juga bukan pandangan. Kita harus siap untuk melepaskan ide-ide kita agar pengetahuan mendalam yang sejati menjadi mungkin (dicapai). Misalnya anda memiliki pengertian tentang ketidakkekalan, tanpa aku, interbeing, Empat Kebenaran Mulia. Hal ini bisa menjadi berbahaya, karena ini hanyalah pandangan saja. Anda sangat bangga bahwa Anda tahu sesuatu tentang Empat Kebenaran Mulia, tentang interbeing, tentang asal mula saling ketergantungan, tentang kesadaran, konsentrasi, dan pandangan cerah. Namun ajaran itu hanyalah sarana bagi anda untuk mendapatkan pandangan cerah. Jika anda melekat pada ajaran-ajaran ini, anda tersesat. Ajaran tentang ketidakkekalan, tanpa aku, interbeing, adalah untuk membantu anda mendapatkan pandangan cerah dari ketidakkekalan, tanpa aku dan interbeing.
Buddha berkata, "Ajaranku ibarat jari yang menunjuk rembulan. Kalian harus terampil. Kalian lihatlah arah yang ditunjuk jari saya, maka kalian akan dapat melihat rembulan. Jika kalian anggap jari saya adalah rembulan, kalian tidak akan pernah melihat rembulan" Jadi bahkan Buddha Dharma bukanlah kebenaran, hanya perangkat bagi anda untuk mendapatkan kebenaran. Hal ini sangat mendasar dalam Buddhisme.
Perang adalah hasil dari kemelekatan terhadap pandangan, fanatisme. Jika kita melihat secara mendalam ke dalam sifat perang di Irak, kita bisa melihat bahwa itu juga merupakan perang agama. Orang menggunakan kepercayaan agama untuk mendukung perang. Tuan Bush didukung oleh banyak [sayap kanan kr****n] penginjil. Pejuang dan teroris di Irak didukung oleh keyakinan Muslim mereka. Jadi ini dapat disebut juga perang agama. Perdamaian tidak bisa hadir jika kita mempertahankan fanatisme kita terhadap berbagai pandangan kita.
Teratai di Tengah Lautan Api
Pada tahun 1965 saya menulis sebuah buku kecil tentang perang di Vietnam , Vietnam: Teratai di Tengah Lautan Api, diterbitkan oleh Hill dan Wong di Amerika. Perang di Vietnam sedang berkecamuk, itu adalah lautan api. Kami saling membunuh, kami mengijinkan pembom Amerika untuk datang dan menghancurkan hutan kita, rakyat kita. Kami mengijinkan senjata dari Tiongkok dan Rusia untuk datang. Tapi Buddhisme berusaha untuk melakukan sesuatu. Mereka yang tidak menerima perang ingin melakukan sesuatu untuk melawan perang. Dan terkadang kami harus membakar diri hidup-hidup untuk mengatakan kepada orang bahwa kami tidak ingin perang ini.
Buddhis tidak memiliki stasiun radio atau televisi. Tidak ada cara bagi mereka untuk mengekspresikan diri.
Siapa pun yang mendengarkan, menjadi saksiku:
Aku tidak menerima perang ini,
Aku katakan ini sekali lagi sebelum aku mati.
Ini adalah baris dalam puisi saya yang berjudul Musuh kita bukanlah manusia.
Musuh kita adalah kebencian, fanatisme, kekerasan. Musuh kita bukan manusia. Jika kita membunuh manusia lainnya, dengan siapa lagi kita hidup?
Gerakan perdamaian di Vietnam sangat membutuhkan dukungan internasional, tetapi anda tidak bisa mendengar kami di sana. Jadi kadang-kadang kami harus membakar diri hidup-hidup untuk memberitahu anda bahwa kami tidak ingin perang ini. Tolonglah menghentikan perang ini, ini pembunuhan saudara oleh saudara! Buddhisme bagaikan Bunga Teratai yang berusaha untuk bertahan hidup di tengah lautan api.
Saya menerjemahkan buku itu ke dalam Bahasa Vietnam, dan seorang teman Amerika di gerakan perdamaian membantu membawa buku itu ke Vietnam. Buku itu dicetak bawah tanah dan banyak kaum muda mencoba untuk mengedarkan buku tersebut sebagai tindakan perlawanan.
Saudari Chan Khong , pada masa itu adalah seorang profesor Biologi di Universitas Hue, membawa salinan tersebut ke Hue untuk seorang teman. Dia ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara karena memiliki satu salinan buku itu. Kemudian ia dipindahkan ke sebuah penjara di Saigon.
Sekolah Pemuda untuk Pelayanan Sosial
Teman-teman muda datang kepada saya dan meminta saya untuk mempublikasikan puisi saya tentang perdamaian. Mereka menyebutnya puisi anti-perang. Saya bilang oke, jika anda ingin melakukannya, silakan lakukan. Mereka mengumpulkan sekitar lima puluh atau enam puluh puisi saya tentang topik ini dan menyerahkannya kepada pemerintah Vietnam Selatan. Lima puluh lima dari puisi disensor. Hanya beberapa yang tersisa. Tapi teman-teman kita tidak berkecil hati dan mereka mencetak puisi bawah tanah. Buku puisi dijual sangat, sangat cepat. Bahkan beberapa intelijen menyukainya, karena mereka juga menderita akibat perang. Mereka akan pergi ke toko buku dan berkata, "Anda tidak boleh memajang seperti ini! Anda harus menyembunyikannya di belakang meja!" [Tertawa]
Stasiun radio di Saigon, Hanoi dan Beijing mulai menyerang puisi tersebut karena menyerukan perdamaian. Tidak ada yang menginginkan perdamaian. Mereka ingin bertempur sampai akhir.
Pada tahun 1964 kami juga mendirikan Sekolah Pemuda untuk Pelayanan Sosial. Kami melatih ribuan orang muda, termasuk para biksu dan biksuni, untuk pergi ke pedesaan dan membantu para petani membangun kembali desa mereka. Kami membantu mereka dalam empat aspek: pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan organisasi. Pekerja sosial kami pergi ke sebuah desa dan bermain dengan anak-anak dan mengajar mereka cara membaca dan menulis dan bernyanyi.
Ketika orang-orang di desa itu menyukai kami, kami menyarankan membangun sebuah sekolah untuk anak-anak. Satu keluarga memberikan beberapa pohon bambu. Keluarga lain membawa daun kelapa untuk membuat atap. Kemudian kita mulai memiliki sebuah sekolah. Para pekerja kita tidak menerima gaji. Setelah mendirikan sebuah sekolah di desa, kami mendirikan sebuah apotik di mana kita bisa menyalurkan obat-obatan dasar untuk membantu rakyat. Kami bawa mahasiswa kedokteran atau dokter ke desa dan mencoba untuk membantu satu atau dua hari. Kami juga menyelenggarakan koperasi dan mencoba mengajar orang jenis kerajinan yang mereka bisa lakukan untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
Kita harus mulai dari diri kita sendiri, dari akar rumput. Sekolah Pemuda Pelayanan Sosial didirikan dengan semangat bahwa kita tidak perlu menunggu pemerintah.
Sebuah Organisasi Pemuda Baru di Eropa
Kami melatih banyak anak muda, termasuk para biksu dan biksuni muda. Akhirnya kami memiliki lebih dari sepuluh ribu pekerja pekerja dari Quang Tri di selatan. Selama perang, kami telah membantu lebih dari sepuluh ribu anak yatim. Itu adalah bagian dari Engaged Buddhism-kaum muda.
Tahun ini kami berniat untuk mendirikan sebuah organisasi Buddhis muda di Eropa: Buddhis Muda untuk Masyarakat Sehat dan Pengasih. Banyak sekali anak muda telah datang kepada kami, untuk retret kami di Eropa, Amerika, dan Asia. Sekarang kami ingin mengorganisir mereka. Mereka akan menggunakan Pelatihan Lima Kesadaran sebagai praktik mereka, dan mereka akan melibatkan diri ke dalam masyarakat-untuk membantu menghasilkan masyarakat yang sehat, dan lebih kasih sayang.
Jika kawan-kawan saya di sini terinspirasi oleh ide tersebut, maka ketika anda pulang, silakan mengundang kaum muda membentuk sebuah kelompok Buddhis Muda untuk Masyarakat Sehat dan Pengasih.
Bulan lalu kami berkunjung ke Italia, dan kami memiliki satu hari berlatih dengan orang-orang muda di kota Napoli [Naples]. Lima ratus kaum muda laki dan perempuan datang untuk berlatih bersama kami loved it! Mereka siap untuk terlibat dalam praktik perdamaian, membantu untuk menghasilkan masyarakat yang sehat, lebih penuh kasih. Biksu dan biksuni muda kami juga akan terlibat dalam organisasi tersebut.
Yayasan Institut Buddhis Terapan
Kami juga telah mendirikan Institut Buddhisme Terapan Eropa. Saya berharap bahwa selama retret ini, Saudari Annabel, Chan Duc, akan mempresentasikan tentang Institut Buddhisme Terapan. Kita akan memiliki kampus di Amerika dan juga Asia. Setiap orang yang telah berhasil menyelesaikan retret tiga bulan di Plum Village atau Taman Rusa akan diberikan sertifikat kelulusan yang dikeluarkan oleh Institut Buddhis Terapan Eropa.
Lembaga Buddhisme Terapan akan menawarkan banyak program menarik. Anda mungkin ingin membantu mengatur kursus di daerah anda, kami akan mengirimkan guru-guru Dharma. Salah satu contoh adalah program 21 hari untuk pria dan wanita muda yang sedang mempersiapkan untuk membentuk sebuah keluarga. Di sana mereka belajar bagaimana membuat kehidupan perkawinan mereka agar berhasil.
Akan ada kursus untuk mereka yang telah didiagnosa AIDS atau kanker, sehingga mereka dapat belajar bagaimana hidup dengan penyakit mereka. Jika anda tahu bagaimana menerima dan hidup dengan penyakit anda, maka anda bisa hidup dua puluh, tiga puluh tahun lagi.
Akan ada program untuk pengusaha, untuk guru sekolah, dan sebagainya. Sertifikat seperti ini akan membantu anda untuk menjadi seorang guru Dharma resmi. Suatu hari anda mungkin akan terinspirasi untuk menjadi guru Dharma, untuk pergi keluar dan membantu orang, menjadi penerus dari Buddha.
Saat ini kita menggunakan istilah "Buddhisme Terapan" yang hanyalah cara lain untuk mengacu pada Engaged Buddhism.
----------------------------------------------------
Sumber: Ceramah Dharma oleh Thich Nhat Hanh di Hanoi, Vietnam, 6-7 Mei 2008
Ditranskrip oleh Sever Greg, diedit oleh Janelle Combelic dan Sister Annabel.
Terjemahan Bahasa Indonesia dan catatan kaki oleh Eddy Setiawan. Beberapa penyesuaian dilakukan tanpa mengubah arti, semata-mata untuk kenyamanan pembaca di Indonesia.
___________________________________________________________________________________________________________________