Terjemahan bahasa Indonesia
Suttapiṭaka (aṭṭhakathā)
Therīgāthā-aṭṭhakathā, 5. Pañcakanipāto
5. Nanduttarātherīgāthāvaṇṇanā
Gāthā diawali [Saya dahulu menyembah] api dan bulan, dll, adalah sebagai yang dilakukan oleh Nanduttarā Therī. Beliau juga melakukan timbunan kebajikan di saat Buddha sebelumnya dan menambah timbunan kamma baik dalam berbagai kelahiran sebelumnya sebagai dasar pencapaian pembebasannya. Disaat era Buddha kini. Beliau dilahirkan dalam keluarga brahmana di kota Kammāsadhamrna di Kerajaan Kuru. Beliau belajar beberapa cabang studi dan seni. Lalu beliau memasuki Pabbajja sebagai petapa Nigantha perempuan, dan sering melakukan perdebatan, beliau mengambil cabang pohon jambu (jambu-sākhaṃ = sebenarnya ini perumpamaan utk seseorang yg diberi gelar “Gila”, mirip dg orang buta diberi gelar membawa “tongkat putih”) dan berkelana keliling Jambudipa [India] seperti halnya Bhaddā-Kuṇḍalakesā. Beliau mendekati Thera Mahā-Moggallāna, menanyakan sebuah pertanyaan, dan mendapatkan kekalahan. Menjalani instruksi sang thera, beliau menjalani pabbajja dlm Bhikkhuni order dan berhasil memenuhi tugas. Beliau mencapai tingkat kesucian arahat dalam waktu yang sangat singkat. Melihat pencapaiannya, beliau mengutarakan gāthā lima ayat sebagai ungkapan syukur :
87. Saya dahulu penyembah api, bulan, matahari dan dewa.
Saya pergi ke tempat-tempat pendaratan disungai (mungkin lebih tepat pusat pemandian) dan menggunakan untuk menyelam ke dalam air.
88. Menjalani banyak pandangan aliran, saya mencukur separuh kepala. Saya tidur di tanah. Saya tidak makan di malam hari.
89. Memanjakan diri pada ornamen dan dekorasi, dengan cara mandi
dan mengurapi, saya memanjakan tubuh ini, menjadi terserang oleh
keinginan untuk kesenangan sensual.
90. Kemudian mendapatkan Keyakinan (Faith lebih kearah Keyakinan/Keimanan yang teguh terhadap suatu agama/ajaran). Saya menjalani kehidupan tanpa rumah (pabbajiṃ anagāriyaṃ), melihat tubuh sebagai yang sesungguhnya. Saya telah mencabut akar dari keinginan untuk kesenangan sensual.
91. Saya telah memotong semua eksistensi dan keinginan juga kerinduan (longings disini mungkin lebih sesuai diartikan sbg hasrat2). Terbebas dari semua belenggu, saya telah mencapai ketenangan pikiran (pāpuṇi cetaso = mencapai kesucian pikiran, Arahat).
87, Maksud, saya dahulu penyembah api, bulan, matahari dan dewa adalah : Saya melakukan persembahan bagi pendamaian para dewa dari Inda, dengan berpikir, "Para dewa memiliki api sebagai kepala mereka." Dan saya dahulu menyembah (namassi 'ham), melakukan pemujaan (nama-kkāraṃ ahaṃ akāsiṃ) api setiap bulan pada hari kedua dari bulan purnama, menyembah bulan setiap hari di malam hari dan di pagi hari, menyembah matahari dan para dewa eksternal lainnya yang diawali dengan Brahma, mencari jalan pembebasan (the path of purity = jalan mencapai Arahat). Saya pergi ke tempat-tempat pelabuhan sungai (tempat pemandian di sungai) dan menggunakan untuk turun ke dalam air, maksudnya : saya pergi ke tempat-tempat pemandian disungai untuk melakukan pemujaan penghormatan kepada sungai Gangga, dll saya turun ke dalam air di malam hari dan di pagi hari. Saya turun ke dalam air, dan menyelam ke air, saya melakukan [ritual] jari2 memerciki air.
88, Menjalani banyak pandangan aliran (bahu-vata-samādānā) maksudnya: menjalani banyak macam faham seperti siksaan, dll, dari lima jenis pertapaan panas (pañcātapa-tappanādi-bahu-vidha-vatasamādānā). Ada perpanjangan dari “bahu” (banyak) metri causa, saya mencukur (olikhiṃ) setengah (aḍḍhaṃ) kepalaku berarti: saya mencukur (muṇḍemi) hanya setengah (aḍḍhaṃ eva) kepalaku, Beberapa orang mengatakan saya mencukur separuh kepala yang berarti: saya mengikat rambut dengan ikatan rambut (penjepit rambut), dan membuang separuh kepala. Saya telah menggunakan (kappemi) tempat tidur saya (seyyaṃ) diatas tanah (chamāya) maksudnya : menjadi orang yang berbaring diatas tanah tanpa alas apapun (thaṇḍila-sāyinī), aku berbaring (sayāmi) di tanah (bhūmiyā) tanpa menutupi di atasnya (anantarahitāya). Saya tidak makan (aham na bhuñj ') makanan (bhatta) pada malam hari (rattiṃ) maksudnya : Saya melatih diri di malam hari (rattūparatā hutvā). Saya tidak makan (na bhuñjiṃ) makanan (bhojanaṃ) pada malam hari (rattiyaṃ).
89, Memanjakan diri pada ornamen dan dekorasi (Vibhūsā-maṇḍana-rata) maksudnya : telah lama saya lelah secara fisik melalui latihan yang menguras diri. Saya putuskan menghentikan hal itu; ". Tidak ada pencapaian kebijaksanaan melalui kelelahan dari tubuh dengan cara ini Tapi mungkin ada pencapaian melalui penghargaan tubuh dengan memenuhi kepuasan indera," saya merawat badan ini, memanjakan pada (rata) ornamen dan dekorasi (vibhūsāyaṃ maṇḍane ca), menemukan kepuasan dalam (alaṅkaraṇe) dekorasi pakaian saya (vatthālaṅkārehi), sangat bersukacita dalam (abhiratā) bunga dan parfum, dll, serta perhiasan. Dengan cara mandi dan urapan (Nhāpanucchādanehi ca) maksudnya : memijat, dll (sambāhanādīni kāretvā) dengan cara mandi (nhāpanena) dan urapan (ucchādanena). Aku manjakan tubuh ini maksudnya : saya merawat tubuh ini. Saya puasi hal itu. Saya telah diserang oleh keinginan untuk kesenangan sensual maksudnya : meski aku menjadi kuat di dalam tubuh. Aku diserang oleh keinginan untuk kesenangan sensual, saya terus menerus diserang melalui obsesi dan perhatian tidak bijaksana.
90, Kemudian mendapatkan Keyakinan/Keimanan (saddhaṃ labhitvānā) maksudnya : menghentikan menjalani banyak pandangan aliran yang dilakukan dengan cara seperti itu, menguatkan tubuh dan melakukan perdebatan, mengembara berkeliling kian kemari. Kemudian, setelah itu, saya mendapatkan Keyakinan/Keimanan (saddhaṃ paṭilabhitvā), setelah menerima instruksi dan nasehat dari Mahā-Moggallāna Thera. Melihat tubuh sebagai apa yang sesungguhnya artinya benar-benar: setelah melihat tubuh ini benar-benar melalui kebijaksanaan [kedua pertama : Sakadagami] dengan cara kesadaran, semua keinginan untuk kesenangan sensual telah tercabut akarnya dengan melalui pencapaian Non-returner (Anagami).
91, Setelah itu, melalui jalan tertinggi, saya memotong semua eksistensi dan keinginan, juga kerinduan, yang berarti: Saya benar-benar telah memotong semua eksistensi dan keinginan, yang dinamakan dengan nafsu objek-objek sensual yang hadir pada saat sekarang, dan kerinduan, adalah keinginan untuk eksistensi masa depan. [89] Ini adalah yang harus dipahami. Saya telah mencapai (pāpuṇi) ketenangan bathin/pikiran maksudnya: Saya telah mencapai (pāpuṇiṃ). Saya telah mendapatkan (adhigacchim) kedamaian mutlak tahap dari tingkat kesucian arahat.
Selesai disini komentar tentang gāthā Nanduttarā Therī.