//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka  (Read 72588 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Hasan Teguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 199
  • Reputasi: -3
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #150 on: 28 May 2010, 12:02:20 PM »
Konsep mahayana beda pula yah, dkatakan kamu semulanya sebenarnya ialah Buddha, cuma saja kamu ditutupi awan awijya dan tanha, krnanya tidak sadar akan kebudhaan dirimu.
Sdg theravada tidak pernah brkata seperti itu. Krn kamu awalnya memang sudah avijja bukan buddha, dan kamu berjuang untk menghapus avijja n tanha brulah jd buddha. Maaf oot.
Konsep Mahayana itu minimal meng-indikasi bahwa untuk mencapai pencerahan bukan dengan mencarinya di luar dari diri kita.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #151 on: 28 May 2010, 02:59:19 PM »
Konsep mahayana beda pula yah, dkatakan kamu semulanya sebenarnya ialah Buddha, cuma saja kamu ditutupi awan awijya dan tanha, krnanya tidak sadar akan kebudhaan dirimu.
Sdg theravada tidak pernah brkata seperti itu. Krn kamu awalnya memang sudah avijja bukan buddha, dan kamu berjuang untk menghapus avijja n tanha brulah jd buddha. Maaf oot.
Konsep Mahayana itu minimal meng-indikasi bahwa untuk mencapai pencerahan bukan dengan mencarinya di luar dari diri kita.
Dari kalimat Anda, berarti sebaliknya konsep Theravada itu mengindikasikan bahwa cara untuk mencapai pencerahan adalah dengan mencarinya di luar dari diri kita. Begitu?
appamadena sampadetha

Offline Hasan Teguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 199
  • Reputasi: -3
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #152 on: 28 May 2010, 03:13:17 PM »
Konsep mahayana beda pula yah, dkatakan kamu semulanya sebenarnya ialah Buddha, cuma saja kamu ditutupi awan awijya dan tanha, krnanya tidak sadar akan kebudhaan dirimu.
Sdg theravada tidak pernah brkata seperti itu. Krn kamu awalnya memang sudah avijja bukan buddha, dan kamu berjuang untk menghapus avijja n tanha brulah jd buddha. Maaf oot.
Konsep Mahayana itu minimal meng-indikasi bahwa untuk mencapai pencerahan bukan dengan mencarinya di luar dari diri kita.
Dari kalimat Anda, berarti sebaliknya konsep Theravada itu mengindikasikan bahwa cara untuk mencapai pencerahan adalah dengan mencarinya di luar dari diri kita. Begitu?
Bukan bro. Kalimat saya itu tidak ada kaitan dengan konsep Theravada.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #153 on: 28 May 2010, 03:21:08 PM »
Saya menangkap demikian karena sebelumnya Juice_alpukat sedang berbicara antara perbedaan mahayana dan theravada mengenai hakikat kebuddhaan. Thanks klarifikasinya. Kalau begitu bagaimana menurut Bro Hasan mengenai konsep Theravada? Apakah mencari di luar diri atau ke dalam diri, untuk mencapai pencerahan?
appamadena sampadetha

Offline Hasan Teguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 199
  • Reputasi: -3
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #154 on: 28 May 2010, 10:09:24 PM »
Saya menangkap demikian karena sebelumnya Juice_alpukat sedang berbicara antara perbedaan mahayana dan theravada mengenai hakikat kebuddhaan. Thanks klarifikasinya. Kalau begitu bagaimana menurut Bro Hasan mengenai konsep Theravada? Apakah mencari di luar diri atau ke dalam diri, untuk mencapai pencerahan?
Mengenai konsep Theravada, kita serahkan kepada senior2 forum ini.

Pertanyaan susulan yang menarik, mungkin :
1. Mencari ke dalam diri itu maksudnya ngimana ?
2. Caranya ngimana ?

Semoga ada yang memberikan masukan.

Thanks.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #155 on: 29 May 2010, 12:44:35 AM »
Saya menangkap demikian karena sebelumnya Juice_alpukat sedang berbicara antara perbedaan mahayana dan theravada mengenai hakikat kebuddhaan. Thanks klarifikasinya. Kalau begitu bagaimana menurut Bro Hasan mengenai konsep Theravada? Apakah mencari di luar diri atau ke dalam diri, untuk mencapai pencerahan?
Mengenai konsep Theravada, kita serahkan kepada senior2 forum ini.

Pertanyaan susulan yang menarik, mungkin :
1. Mencari ke dalam diri itu maksudnya ngimana ?
2. Caranya ngimana ?

Semoga ada yang memberikan masukan.

Thanks.
Saya pikir Bro Hasan sudah tahu jawabannya, tapi menghindari dengan menyerahkan pada senior2 lain. Kalau begitu saya juga bisa menjawab pertanyaan Bro Hasan.

1. Mencari ke dalam itu maksudnya sebagaimana yang tertera dalam konsep Mahayana.  (Ini berdasarkan jawaban Bro Hasan yang sebelumnya).

2. Caranya? Kita serahkan pada senior2 Mahayana di forum ini.

;)
appamadena sampadetha

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #156 on: 29 May 2010, 04:11:16 PM »
Apakah pembahasan tentang Atta (an-atta) ini akan berujung pada konsep prima causa (penyebab awal) ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #157 on: 29 May 2010, 05:52:43 PM »
Spoiler: ShowHide
Dikatakan bahwa orang yg meyakini bahwa pancakhanda bukan diri adalah dalam jalan pemasuk arus. Orang yg sudah melihat/mengalami itu adalah seorang pemasuk arus.
Disini menyakini = kepercayaan/iman belaka juga diperlukan ya?
dengan Sutta yg sama, bisa membuat orang memahami dan hancurlah tanha dan tidak melekat lagi
Ada kemungkinan dengan Sutta yang sama, membuat si pendengar makin tersesat ?
(cuman minta pendapat saja) :D

Ikut nimbrung juga ah.... :)
Bro Hasan yang baik, pengalaman anatta sudah diterangkan oleh penguasa jagad Dhammacitta yaitu tidak harus arahat karena pengalaman ini berkaitan dengan pengalaman lain yang merupakan satu kesatuan, yaitu pengalaman anicca dan pengalaman dukkha.

Banyak siswa meditasi Vipassana mengalami hal ini. Jadi pengalaman membuktikan secara langsung mengenai anicca, dukkha dan anatta ini.

Ajaran Buddha bukan mendasarkan ajarannya pada keyakinan atau iman.
Ajaran Sang Buddha mendasarkan Ajarannya pada pengalaman praktek, pengertian dan kebijaksanaan (practice, wisdom dan understanding)

Demikian pentingnya praktek dan pengalaman ini, sehingga mereka yang belum mengalami kebenaran tertinggi (Ultimate Truth/Nibbana) bahkan belum dianggap siswa yang sesungguhnya (belum sekha). Mereka yang belum mengalami Kebenaran Tertinggi masih dianggap umat awam, walau ia mampu menghafal Tipitaka (yang berjumlah 41 buku) beserta komentar dan subkomentar yang jumlahnya bahkan lebih banyak dari Tipitaka.

 _/\_

Nimbrung juga ah..Maksud Bro Fabian apa ya?Tidak perlu menjadi Arahat untuk "memahami" Anatta..Memahami apa maksudnya?
Bro Ricky yang baik, kulminasi dari pengalaman anatta adalah lenyapnya sakkaya ditthi (pandangan salah mengenai diri/adanya atta/roh yang kekal). Sakkaya ditthi lenyap pada pencapaian tingkat kesucian pertama. (Sotapanna).


Bro fabian yang baik,Sakkaya ditthi itu mencakup apa saja kah?Sakkaya ditthi mengatakan tentang "pandangan salah akan kepercayaan adanya roh yang kekal",apakah sakkaya ditthi menyentuh pada esensi anatta bahwa tubuh hanya terdiri dari gugusan-gugusan pembentuk saja?bahwa tubuh ini sesungguhnya menjijikan dan memiliki 9 lubang kotoran? :)

Bro riky yang baik, ringkasnya sakkaya ditthi adalah mempercayai segala sesuatu digerakkan oleh roh seperti dalam agama tetangga.

Pada meditator Vipassana, setelah melihat dan mengalami sendiri bahwa semua pandangan palsu mengenai roh disebabkan ketidak tahuan (avijja) bahwa, sebenarnya segala sesuatu yang muncul hanya proses yang timbul-lenyap, dan tiada substansi yang kekal, maka pandangan salah bahwa ada "aku atau roh" yang menggerakkan semua ini menjadi lenyap dengan sendirinya bila avijja lenyap disebabkan berhentinya proses yang menimbulkan kondisi-kondisi.

Bro fabian,ini sama saja..Anda hanya mengulang apa yang telah saya tanya,saya bertanya,"Sakkaya ditthi mengatakan tentang "pandangan salah akan kepercayaan adanya roh yang kekal",apakah sakkaya ditthi menyentuh pada esensi anatta bahwa tubuh hanya terdiri dari gugusan-gugusan pembentuk saja?bahwa tubuh ini sesungguhnya menjijikan dan memiliki 9 lubang kotoran?" :)
Dengan begitu jelas,bahwa sakkaya ditthi hanya menyentuh permukaannya bukan esensinya,jelas bahwa "sotapanna" masih dalam tahap yang bisa melakukan hal-hal seperti manusia biasa .. :)

Bro riky yang baik, boleh tahu siapa yang mengajarkan kepada bro Riky bahwa sakkaya ditthi menyentuh permukaannya saja? apakah bro tahu arti sakkaya ditthi?
Siapa yang mengajarkan bahwa esensi anatta adalah : tubuh hanya terdiri dari gugusan-gugusan pembentuk saja? Bahwa tubuh ini sesungguhnya menjijikan dan memiliki 9 lubang kotoran?" boleh tahu referensinya?

Quote
Quote
Pada meditator Vipassana tidak dikembangkan konsep kejijikan, yang berkembang dan menjadi matang adalah pengetahuan pengalaman mengenai tilakkhana. pengalaman semakin tajam dengan semakin kuatnya perhatian dan konsentrasi.
Siapa yang bilang meditator vipanssana dikembangkan melalui konsep kejijikan?Saya bilang apakah sakaya ditthi menyentuh sampai hal itu? bukankah Buddha berkata kepada Magadiya dalam dhammapada bahwa Buddha tidak akan menyentuh tubuh yang menjijikan dan wadah kotoran itu ,walau dengan ujung kakinya sekalipun?Buddha telah memahami "anatta" berserta semua esensinya..ternyata itu malah kembali membuktikan bahwa memang hanya seorang Buddha lah yang mampu mengetahui esensi anatta,selanjutnya hanya kepercaayaan/iman belaka..
Perhatikan yang saya bold apakah itu maksud bro dengan anatta? Itukah yang bro maksud dengan anatta? tubuh menjijikkan dan wadah kotoran?

Quote
Quote
Pertanyaannya kurang tepat diterapkan bro, ada "degree" pengalaman anatta yang berbeda-beda pada setiap praktisi Vipassana, semakin tinggi pencapaian semakin jelas pengalaman anatta (tentunya juga pengalaman anicca dan dukkha karena ketiganya berkaitan) bagaimanakah pengalaman anatta? semakin mengalami berbagai macam fenomena semakin melihat ia bahwa tak ada aku, tak ada jiwa, tak ada roh, yang ada hanya bentuk-bentuk pikiran, perasaan, ingatan, kesadaran dll.

Menurut Bro fabian,sebagai praktisi meditasi,apakah pengalaman anatta itu mengalami suatu proses yang berkelanjutan?Kalau begitu,saya jadi bertanya-tanya tentang "pencapaian" instan murid-murid Buddha Gotama,dan pencapaian dari YM Ananda..Menurut saya malah sebaliknya bahwa,sesungguhnya pemahaman akan esensi itu muncul "begitu" saja.. :)

bold: ya pengalaman anatta bertambah lama bertambah jelas.
Bisakah ditunjukkan dimanakah di Tipitaka dikatakan bahwa ada pencapaian Arahat yang instan? Siapa yang mengajarkan bro Riky?

Quote
Quote
Tak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan, Sang Buddha mengajarkan hukum sebab dan akibat, jadi segala sesuatu pasti ada sebabnya.
Dalam Samyutta Nikaya (Samudda Sutta) Sang Buddha mengajarkan bahwa Dhamma yang beliau ajarkan tak ada yang seketika, semuanya terjadi melalui proses, bagai dasar laut yang semakin lama semakin dalam.

Maap,nyela dulu Bro fabian,mengapa Anda sangat senang menafsirkan "kalimat" saya sesuai "keinginan Anda"?Saya tidak bilang bahwa "pencerahan" itu adalah "kebetulan",pada kalimat yang manakah didalam kalimat saya yang secara tersirat maupun tersurat ada makna semacam itu?
Maaf saya tanya balik kepada bro Riky: dimanakah saya mengatakan bahwa "bro Riky bilang pencerahan terjadi secara kebetulan?"
Quote
Jadi,kembali ke pertanyaan saya,"Apakah pencapaian instan itu dilalui oleh proses ini dan itu?"
Ya sesuai dengan Samudda Sutta pencerahan terjadi melalui proses yang semakin lama semakin dalam.
Menurut bro Riky bagaimana? terjadi seketika? Bisa diterangkan bagaimana caranya?

Quote
Quote
Quote
Vipassana adalah proses pematangan pengalaman terhadap ketiga karakteristik ini (tilakkhana), bila pada meditasi Vipassana pengalaman terhadap ketiga karakteristik tak berkembang ada dua kemungkinan, yaitu sang meditator belum siap Vipassana atau meditasi yang diikutinya bukan Vipassana.

 _/\_


Setahu saya vipasanna itu penyederhananya adalah kesadaran dalam gerak gerik,disebut sebagai "sati-sampajana"...Apakah perlu pematangan,apakah perlu pelatihan dan seterusnya? :)

May All Being Happy
Sati-Sampajanna adalah sikap batin dalam bermeditasi, sati-sampajanna akan bertambah kuat dengan latihan yang berkesinambungan. Tetapi Vipassana bukan hanya mengembangkan sati-sampajanna, ada faktor lainnnya yang perlu dikembangkan yaitu Satta Bhojangga, Pancabala dll...

Kalau begitu,apa sih arti "sati-sampajanna" menurut Anda?

Sati-Sampajanna berarti perhatian dan kewaspadaan. Itulah artinya sati-sampajanna.

Quote
Quote
Banyak orang dengan mudah mengatakan sati-sampajanna tanpa mereka tahu bagaimana menerapkan sati-sampajanna dalam meditasi. Saya yakin bro Riky pernah bermeditasi? Bolehkah saya tahu bagaimana cara bro Riky menerapkan sati-sampajanna?

 _/\_
Sama lho,dengan banyak orang dengan gampang mengatakan "nibbana" dan kepercayaannya akan "nibbana".. :D

Baru tahu saya,bahwa "sati" "sampajana" harus "diterapkan",kalau sati sampajana versi saya cukup "diam" saja,tak ada penerapan apapun.. :)

Hmm... menarik sekali... siapakah yang mengajarkan mengenai sati-sampajanna seperti ini kepada bro Riky?

Apakah seseorang yang tidur dengan nyenyak juga sati-sampajana? 

Tidur juga diam.... tak ada penerapan apapun... dan tak perlu penerapan apapun.... :)

 _/\_

“O, bhikkhu, bagaimana pendapatmu, apakah khandha itu kekal atau tidak kekal?”

“Mereka tidak kekal, Bhante.”

“Di dalam sesuatu yang tidak kekal, apakah terdapat kebahagiaan atau penderitaan?”

“Di sana terdapat penderitaan, Bhante.”

“Mengenai sesuatu yang tidak kekal dan penderitaan, ditakdirkan untuk musnah, apakah tepat kalau dikatakan bahwa hal itu adalah ‘milikku’, ‘aku’ dan ‘diriku’?”

“Tidak tepat, Bhante.”

“Karena kenyataannya memang demikian, maka pancakkhandha (5 kelompok kehidupan) yang lampau atau yang ada sekarang ini, kasar atau halus, menyenangkan atau tidak menyenangkan, jauh atau dekat, harus diketahui sebagai kelompok kehidupan semata.”

“Selanjutnya engkau harus melakukan perenungan dengan bijaksana bahwa semua itu bukanlah ‘milikmu’, ‘kamu’ atau ‘dirimu’ semata.”

“Siswa Yang Ariya setelah memahami uraian ini akan melihatnya dari segi itu. Setelah melihat dengan jelas, ia akan melihat kejijikan dari pancakkhandha tersebut. Setelah melihat kejijikannya, ia akan melepaskan nafsu-nafsu keinginan. Setelah melepaskan nafsu-nafsu keinginan, batinnya tidak lagi melekat pada apapun.”

“Karena tidak lagi melekat pada apapun, maka timbullah Pandangan Terang, sehingga ia mengetahui bahwa ia sudah terbebas dari lingkaran tumimbal-lahir. Kehidupan suci telah dilaksanakan dan selesailah tugas yang harus ia kerjakan.”
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #158 on: 30 May 2010, 11:02:45 PM »
Spoiler: ShowHide

[spoiler]
Dikatakan bahwa orang yg meyakini bahwa pancakhanda bukan diri adalah dalam jalan pemasuk arus. Orang yg sudah melihat/mengalami itu adalah seorang pemasuk arus.
Disini menyakini = kepercayaan/iman belaka juga diperlukan ya?
dengan Sutta yg sama, bisa membuat orang memahami dan hancurlah tanha dan tidak melekat lagi
Ada kemungkinan dengan Sutta yang sama, membuat si pendengar makin tersesat ?
(cuman minta pendapat saja) :D

Ikut nimbrung juga ah.... :)
Bro Hasan yang baik, pengalaman anatta sudah diterangkan oleh penguasa jagad Dhammacitta yaitu tidak harus arahat karena pengalaman ini berkaitan dengan pengalaman lain yang merupakan satu kesatuan, yaitu pengalaman anicca dan pengalaman dukkha.

Banyak siswa meditasi Vipassana mengalami hal ini. Jadi pengalaman membuktikan secara langsung mengenai anicca, dukkha dan anatta ini.

Ajaran Buddha bukan mendasarkan ajarannya pada keyakinan atau iman.
Ajaran Sang Buddha mendasarkan Ajarannya pada pengalaman praktek, pengertian dan kebijaksanaan (practice, wisdom dan understanding)

Demikian pentingnya praktek dan pengalaman ini, sehingga mereka yang belum mengalami kebenaran tertinggi (Ultimate Truth/Nibbana) bahkan belum dianggap siswa yang sesungguhnya (belum sekha). Mereka yang belum mengalami Kebenaran Tertinggi masih dianggap umat awam, walau ia mampu menghafal Tipitaka (yang berjumlah 41 buku) beserta komentar dan subkomentar yang jumlahnya bahkan lebih banyak dari Tipitaka.

 _/\_

Nimbrung juga ah..Maksud Bro Fabian apa ya?Tidak perlu menjadi Arahat untuk "memahami" Anatta..Memahami apa maksudnya?
Bro Ricky yang baik, kulminasi dari pengalaman anatta adalah lenyapnya sakkaya ditthi (pandangan salah mengenai diri/adanya atta/roh yang kekal). Sakkaya ditthi lenyap pada pencapaian tingkat kesucian pertama. (Sotapanna).


Bro fabian yang baik,Sakkaya ditthi itu mencakup apa saja kah?Sakkaya ditthi mengatakan tentang "pandangan salah akan kepercayaan adanya roh yang kekal",apakah sakkaya ditthi menyentuh pada esensi anatta bahwa tubuh hanya terdiri dari gugusan-gugusan pembentuk saja?bahwa tubuh ini sesungguhnya menjijikan dan memiliki 9 lubang kotoran? :)

Bro riky yang baik, ringkasnya sakkaya ditthi adalah mempercayai segala sesuatu digerakkan oleh roh seperti dalam agama tetangga.

Pada meditator Vipassana, setelah melihat dan mengalami sendiri bahwa semua pandangan palsu mengenai roh disebabkan ketidak tahuan (avijja) bahwa, sebenarnya segala sesuatu yang muncul hanya proses yang timbul-lenyap, dan tiada substansi yang kekal, maka pandangan salah bahwa ada "aku atau roh" yang menggerakkan semua ini menjadi lenyap dengan sendirinya bila avijja lenyap disebabkan berhentinya proses yang menimbulkan kondisi-kondisi.[/quote]

Bro fabian,ini sama saja..Anda hanya mengulang apa yang telah saya tanya,saya bertanya,"Sakkaya ditthi mengatakan tentang "pandangan salah akan kepercayaan adanya roh yang kekal",apakah sakkaya ditthi menyentuh pada esensi anatta bahwa tubuh hanya terdiri dari gugusan-gugusan pembentuk saja?bahwa tubuh ini sesungguhnya menjijikan dan memiliki 9 lubang kotoran?" :)
Dengan begitu jelas,bahwa sakkaya ditthi hanya menyentuh permukaannya bukan esensinya,jelas bahwa "sotapanna" masih dalam tahap yang bisa melakukan hal-hal seperti manusia biasa .. :)[/quote]

Bro riky yang baik, boleh tahu siapa yang mengajarkan kepada bro Riky bahwa sakkaya ditthi menyentuh permukaannya saja? apakah bro tahu arti sakkaya ditthi?
Siapa yang mengajarkan bahwa esensi anatta adalah : tubuh hanya terdiri dari gugusan-gugusan pembentuk saja? Bahwa tubuh ini sesungguhnya menjijikan dan memiliki 9 lubang kotoran?" boleh tahu referensinya?

Quote
Quote
Pada meditator Vipassana tidak dikembangkan konsep kejijikan, yang berkembang dan menjadi matang adalah pengetahuan pengalaman mengenai tilakkhana. pengalaman semakin tajam dengan semakin kuatnya perhatian dan konsentrasi.
Siapa yang bilang meditator vipanssana dikembangkan melalui konsep kejijikan?Saya bilang apakah sakaya ditthi menyentuh sampai hal itu? bukankah Buddha berkata kepada Magadiya dalam dhammapada bahwa Buddha tidak akan menyentuh tubuh yang menjijikan dan wadah kotoran itu ,walau dengan ujung kakinya sekalipun?Buddha telah memahami "anatta" berserta semua esensinya..ternyata itu malah kembali membuktikan bahwa memang hanya seorang Buddha lah yang mampu mengetahui esensi anatta,selanjutnya hanya kepercaayaan/iman belaka..
Perhatikan yang saya bold apakah itu maksud bro dengan anatta? Itukah yang bro maksud dengan anatta? tubuh menjijikkan dan wadah kotoran?

Quote
Quote
Pertanyaannya kurang tepat diterapkan bro, ada "degree" pengalaman anatta yang berbeda-beda pada setiap praktisi Vipassana, semakin tinggi pencapaian semakin jelas pengalaman anatta (tentunya juga pengalaman anicca dan dukkha karena ketiganya berkaitan) bagaimanakah pengalaman anatta? semakin mengalami berbagai macam fenomena semakin melihat ia bahwa tak ada aku, tak ada jiwa, tak ada roh, yang ada hanya bentuk-bentuk pikiran, perasaan, ingatan, kesadaran dll.

Menurut Bro fabian,sebagai praktisi meditasi,apakah pengalaman anatta itu mengalami suatu proses yang berkelanjutan?Kalau begitu,saya jadi bertanya-tanya tentang "pencapaian" instan murid-murid Buddha Gotama,dan pencapaian dari YM Ananda..Menurut saya malah sebaliknya bahwa,sesungguhnya pemahaman akan esensi itu muncul "begitu" saja.. :)

bold: ya pengalaman anatta bertambah lama bertambah jelas.
Bisakah ditunjukkan dimanakah di Tipitaka dikatakan bahwa ada pencapaian Arahat yang instan? Siapa yang mengajarkan bro Riky?

Quote
Quote
Tak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan, Sang Buddha mengajarkan hukum sebab dan akibat, jadi segala sesuatu pasti ada sebabnya.
Dalam Samyutta Nikaya (Samudda Sutta) Sang Buddha mengajarkan bahwa Dhamma yang beliau ajarkan tak ada yang seketika, semuanya terjadi melalui proses, bagai dasar laut yang semakin lama semakin dalam.

Maap,nyela dulu Bro fabian,mengapa Anda sangat senang menafsirkan "kalimat" saya sesuai "keinginan Anda"?Saya tidak bilang bahwa "pencerahan" itu adalah "kebetulan",pada kalimat yang manakah didalam kalimat saya yang secara tersirat maupun tersurat ada makna semacam itu?
Maaf saya tanya balik kepada bro Riky: dimanakah saya mengatakan bahwa "bro Riky bilang pencerahan terjadi secara kebetulan?"
Quote
Jadi,kembali ke pertanyaan saya,"Apakah pencapaian instan itu dilalui oleh proses ini dan itu?"
Ya sesuai dengan Samudda Sutta pencerahan terjadi melalui proses yang semakin lama semakin dalam.
Menurut bro Riky bagaimana? terjadi seketika? Bisa diterangkan bagaimana caranya?

Quote
Quote
Quote
Vipassana adalah proses pematangan pengalaman terhadap ketiga karakteristik ini (tilakkhana), bila pada meditasi Vipassana pengalaman terhadap ketiga karakteristik tak berkembang ada dua kemungkinan, yaitu sang meditator belum siap Vipassana atau meditasi yang diikutinya bukan Vipassana.

 _/\_


Setahu saya vipasanna itu penyederhananya adalah kesadaran dalam gerak gerik,disebut sebagai "sati-sampajana"...Apakah perlu pematangan,apakah perlu pelatihan dan seterusnya? :)

May All Being Happy
Sati-Sampajanna adalah sikap batin dalam bermeditasi, sati-sampajanna akan bertambah kuat dengan latihan yang berkesinambungan. Tetapi Vipassana bukan hanya mengembangkan sati-sampajanna, ada faktor lainnnya yang perlu dikembangkan yaitu Satta Bhojangga, Pancabala dll...

Kalau begitu,apa sih arti "sati-sampajanna" menurut Anda?

Sati-Sampajanna berarti perhatian dan kewaspadaan. Itulah artinya sati-sampajanna.

Quote
Quote
Banyak orang dengan mudah mengatakan sati-sampajanna tanpa mereka tahu bagaimana menerapkan sati-sampajanna dalam meditasi. Saya yakin bro Riky pernah bermeditasi? Bolehkah saya tahu bagaimana cara bro Riky menerapkan sati-sampajanna?

 _/\_
Sama lho,dengan banyak orang dengan gampang mengatakan "nibbana" dan kepercayaannya akan "nibbana".. :D

Baru tahu saya,bahwa "sati" "sampajana" harus "diterapkan",kalau sati sampajana versi saya cukup "diam" saja,tak ada penerapan apapun.. :)

Hmm... menarik sekali... siapakah yang mengajarkan mengenai sati-sampajanna seperti ini kepada bro Riky?

Apakah seseorang yang tidur dengan nyenyak juga sati-sampajana? 

Tidur juga diam.... tak ada penerapan apapun... dan tak perlu penerapan apapun.... :)

 _/\_
[/quote][/spoiler]

“O, bhikkhu, bagaimana pendapatmu, apakah khandha itu kekal atau tidak kekal?”

“Mereka tidak kekal, Bhante.”

“Di dalam sesuatu yang tidak kekal, apakah terdapat kebahagiaan atau penderitaan?”

“Di sana terdapat penderitaan, Bhante.”

“Mengenai sesuatu yang tidak kekal dan penderitaan, ditakdirkan untuk musnah, apakah tepat kalau dikatakan bahwa hal itu adalah ‘milikku’, ‘aku’ dan ‘diriku’?”

“Tidak tepat, Bhante.”

“Karena kenyataannya memang demikian, maka pancakkhandha (5 kelompok kehidupan) yang lampau atau yang ada sekarang ini, kasar atau halus, menyenangkan atau tidak menyenangkan, jauh atau dekat, harus diketahui sebagai kelompok kehidupan semata.”[/quote]

Bro Riky yang baik, bukankah dalam tahap ini sudah dikatakan bahwa karena anicca dan dukkha maka lima kelompok kemelekatan adalah hanya kelompok kehidupan? (hanya kelompok kehidupan tanpa entitas yang disebut roh)

Quote
“Selanjutnya engkau harus melakukan perenungan dengan bijaksana bahwa semua itu bukanlah ‘milikmu’, ‘kamu’ atau ‘dirimu’ semata.”

disinilah maksudnya melihat dengan bijaksana bahwa semua itu bukan milik kita, maksudnya tidak melekat... bahkan terhadap lima kelompok kemelekatan/kehidupan.

Quote
Siswa Yang Ariya setelah memahami uraian ini akan melihatnya dari segi itu. Setelah melihat dengan jelas, ia akan melihat kejijikan dari pancakkhandha tersebut. Setelah melihat kejijikannya, ia akan melepaskan nafsu-nafsu keinginan. Setelah melepaskan nafsu-nafsu keinginan, batinnya tidak lagi melekat pada apapun.”

Coba perhatikan kata-kata siswa Ariya yang telah memahami, setelah melihat dengan jelas, ia menjadi jijik, apakah dikatakan bahwa esensi dari anatta adalah "menjijikkkan karena wadah kekotoran, seperti klaim bro Riky? Kejijikan disini dalam proses "progress of insight" adalah jijik melihat apa yang nampaknya konstan (nicca) ternyata tidak konstan (anicca), apa yang nampaknya menyenangkan (sukha) ternyata tak menyenangkan (dukkha). Semua yang berkondisi ternyata tidak memuaskan dan tidak kekal (sabbe sankhara anicca dan sabbe sankhara dukkha).

Mengenai jawaban Sang Buddha kepada brahmana Magandiya memang disengaja untuk melenyapkan kemelekatan brahmana Magandiya terhadap bentuk-bentuk fisik.

Quote
“Karena tidak lagi melekat pada apapun, maka timbullah Pandangan Terang, sehingga ia mengetahui bahwa ia sudah terbebas dari lingkaran tumimbal-lahir. Kehidupan suci telah dilaksanakan dan selesailah tugas yang harus ia kerjakan.”

Perlu dimengerti bahwa kebebasan batin timbul bukan dari menolak dan mempersepsikan pancakhandha sebagai kekotoran.  Tetapi disebabkan menolak karena timbulnya kebijaksanaan yang melihat bahwa kelima kelompok kemelekatan sifatnya tidak kekal dan tidak memuaskan.

 _/\_

« Last Edit: 30 May 2010, 11:04:33 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #159 on: 30 May 2010, 11:33:00 PM »
Sebenarnya perbedaan pandangan mengenai anatta ini karena atta diterjemahkan sebagai self (diri), tetapi saya lebih suka penerjemahan atta/atma = soul, yang saya rasa lebih tepat.

Maha-atma = jiwa atau roh agung
Parama-atma = jiwa atau roh tertinggi/absolut

Pandangan agama tetangga manusia terdiri dari roh (atta) dan jasmani (rupa)
Roh adalah entitas abadi diciptakan oleh pencipta yang juga abadi

Pandangan agama Buddha mahluk terdiri dari batin (nama) dan jasmani (rupa)
Nama terdiri dari empat kelompok kemelekatan (khandha, yaitu vedana, sanna,sankhara dan vinnana)

 _/\_
« Last Edit: 30 May 2010, 11:41:16 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #160 on: 30 May 2010, 11:47:43 PM »
Sering dikatakan dalam untaian...

Sabbe Sankhara Anicca
Sabbe Sankhara Dukkha
Sabbe Dhamma An-atta...

Jika Anicca dan Dukkha di-hubungkan dengan Sankhara (bentukan), mengapa An-atta di-taut-kan dengan istilah dhamma (fenomena) ? Lantas bagaimana penjelasan Sabbe Dhamma An-atta itu sendiri ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #161 on: 31 May 2010, 12:07:11 AM »
 [at] fabian
kalau tanpa kepercayaan atau iman, tentunya ajaran Buddha sudah masuk dalam golongan ilmu pengetahuan alam. lantas kenapa orang-orang non-Buddhist menambahkan embel-embel "agama" pada ajaran Buddha?

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #162 on: 31 May 2010, 12:20:01 AM »
[at] fabian
kalau tanpa kepercayaan atau iman, tentunya ajaran Buddha sudah masuk dalam golongan ilmu pengetahuan alam. lantas kenapa orang-orang non-Buddhist menambahkan embel-embel "agama" pada ajaran Buddha?


Di dunia barat, memang yang dikenal adalah BUDDHA'S TEACHING (Ajaran Buddha)...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #163 on: 31 May 2010, 04:54:45 AM »
Sebenarnya perbedaan pandangan mengenai anatta ini karena atta diterjemahkan sebagai self (diri), tetapi saya lebih suka penerjemahan atta/atma = soul, yang saya rasa lebih tepat.

atta vagga (dlm dhammapada), disana semua yg dibahas adalah tentang "diri sendiri". :)
dalam agama lain ya, atta = soul. dalam Buddhisme, pendapat kita bertolak belakang
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #164 on: 31 May 2010, 07:33:26 AM »
Sebenarnya perbedaan pandangan mengenai anatta ini karena atta diterjemahkan sebagai self (diri), tetapi saya lebih suka penerjemahan atta/atma = soul, yang saya rasa lebih tepat.

atta vagga (dlm dhammapada), disana semua yg dibahas adalah tentang "diri sendiri". :)
dalam agama lain ya, atta = soul. dalam Buddhisme, pendapat kita bertolak belakang
buddha menerangkan dhamma dengan cara Pannatta & Paramatta :
Terdapat dua cara pengajaran dalam Buddha dhamma. Keduanya dinamakan paramatta desana dan pannatta desana. Yang pertama berhubungan dengan abstraksi pengetahuan. Sementara cara terakhir merujuk pada pengetahuan umum atau konvensional yang muncul dari obyek-obyek yang diketahui melalui penamaannya. Saat kalian mendiskusikan anicca (ketidakkekalan), dukkha (penderitaan), anatta (ketiadaan diri), dhatu (sifat dasar suatu zat), sacca  (kebenaran), satipatthana (kesadaran yang kokoh), dan ayatana  (perasaan yang utuh), kalian berhubungan dengan bahasa pengetahuan abstrak. Tetapi bila kalian membicarakan laki-laki, perempuan, dewa-dewa, brahmin, dan lain-lain, ini merupakan subyek sehari-hari dimana suatu makhluk dikenali melalui penamaannya.
Ada sejumlah orang yang dapat melihat cahaya dhamma dengan petunjuk pannatta sebaik orang-orang yang memperoleh pencerahan melalui petunjuk paramatta. Misalnya, seorang profesor yang mengetahui banyak bahasa akan mengajar dengan bahasa Inggris bagi muridnya yang mengetahui bahasa Inggris, bahasa Hindi bagi para muridnya yang berada di India, dan lain sebagainya. Demikian pula Sang Buddha lebih banyak membabarkan dhamma dengan cara kedua seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya.
Ada delapan alasan mengapa Sang Buddha memberi penamaan dalam penggunaaan umum dan mengajarkan cara pannatta, yakni:

1.      Guna menjelaskan tentang hiri, rasa malu dan ottapa, perasaan takut, jika melakukan perbuatan jahat.

2.      Untuk menunjukkan bahwa suatu individu hanya memiliki harta berupa kamma.

3.      Untuk menjelaskan perbuatan individu-individu.

4.      Untuk menjelaskan secara alami jenis-jenis kamma buruk yang tak dapat dipertukarkan dan bekerja secara terus-menerus.
   
5.      Mendorong praktek brahma vihara.
   
6.      Untuk mengungkapkan kewajaran pubbenivasana nana, suatu kemampuan supranatural dalam mengingat kehidupan pada masa lampau, baik dirinya sendiri maupun makhluk lain.
   
7.      Untuk menjelaskan dakhinavisuddhi, kemurnian hasil usaha, dan
   
8.      Selaras bagi kehidupan saat ini.

Maksud dari 8 alasan di atas adalah :

1.      Bila dikatakan khandha-khandha malu atau takut, maka kalian tidak akan mengerti maksudnya. Tapi, kalau dikatakan ada seorang gadis yang malu atau ketakutan, setiap orang akan mengerti apa yang dimaksud dengan pernyataan ini. Karenanya bila Sang Buddha ingin menegaskan perlunya menumbuhkan perasaan malu berbuat jahat dan takut akibat perbuatan jahat tersebut, beliau menggunakan istilah-istilah umum.

2.      Saat dijelaskan bahwa khandha hanya memiliki satu-satunya harta yakni kamma-nya sendiri, maka arti dari pernyataan ini bisa beragam. Akan berbeda bila dikatakan individu-individu yang melakukan perbuatan baik atau buruk akan menerima akibat tumbuhnya kamma baik atau buruk hasil dari perbuatannya itu. Maka pernyataan ini lebih bisa dipahami. Inilah yang dimaksud dengan kamma merupakan satu-satunya harta yang dimiliki. Istilah kamma individu lebih gampang untuk dimengerti. Sehingga maksud dari pernyataan ini pun lebih gampang untuk dipahami. Karenanya Sang Buddha menggunakan istilah-istilah yang mudah dimengerti saat menguraikan tentang kamma.
       
3.      Saat dikatakan bahwa khandha tengah membangun rumah-rumah dan vihara-vihara, maka pernyataan ini sulit untuk dimengerti. Namun jika dikatakan Anathapindika tengah membangun Vihara Jetavana, maka penyebutan nama ini akan lebih mudah untuk dimengerti. Oleh sebab itu digunakanlah penamaan individual.
       
4.      Bila diceritakan ada khandha yang membunuh orang tuanya, tak seorang pun mengerti maksud dari pernyataan ini. Tapi setiap orang akan mengerti kalau kalian katakan ada anak laki-laki yang membunuh orang tuanya atau pangeran Ajatasattu membunuh ayahnya sendiri, yaitu raja Bimbisara. Pada suatu saat kamma buruk yang telah dilakukan, dengan membunuh ayah atau ibu, akan berbuah ketika mereka meninggal. Dan bekerjanya kamma paling buruk yang dikenal dengan istilah anantariya ini tidak dapat digantikan. Kamma tersebut bekerja secara terus-menerus. Untuk membabarkan jenis kamma semacam ini Sang Buddha menggunakan bahasa sehari-hari yang lebih mudah dimengerti. Raja Ajatasattu terperangkap oleh anantariya kamma karena membunuh ayahnya. Maka, meski memiliki kesempatan mendengarkan pembabaran dhamma dari Sang Buddha, ia gagal memperoleh pencerahan. Perbuatan Raja Ajatasattu membunuh ayahnya menjadi kendala baginya untuk memperoleh “jalan – magga”. Dalam kasus ini Raja Ajatasattu digolongkan sebagai maggantaraya, artinya orang yang berbahaya bagi “jalan”. Setelah kematiannya, ia terlahir di alam neraka Lohakumbhi. Diceritakan ia kehilangan kesempatan tumimbal lahir di alam-alam dewa karena kamma buruknya. Disebabkan perbuatannya yang sangat buruk ini Raja Ajatasattu juga digolongkan sebagai saggantaraya, maksudnya mahkluk yang berbahaya bagi para dewa.
       
5.      Apabila dikatakan ada khandha yang mengirimkan permohonan- permohonan baik kepada khandha lain. Seperti pengharapan semoga khandha lain berumur panjang dan berbahagia. Maka pernyataan semacam ini akan sulit dimengerti. Akan lebih mudah dipahami jika dikatakan bahwa para bhikkhu atau umat awam berharap para bhikkhu atau umat awam lain berbahagia dan terbebas dari segala penderitaan.
      Sang Buddha membabarkan praktek Brahmacariya, yakni mengembangkan metta, karuna, mudita dan upekkha dengan menggunakan metode pannatta desana. Bagi seseorang yang tidak memahami sepenuhnya cara pengajaran Sang Buddha dalam mengajarkan dhamma, menganggap hanya cara paramatta desana yang terbaik. Karenanya mereka mengirimkan permohonan-permohonan baik seperti di atas tidak kepada individu tapi kepada khandha-khandha.
      Perlu diketahui dalam praktek Brahmacariya, selalu dipakai istilah umum, seperti semua mahkluk atau sabba satta, dan juga istilah yang spesifik atau khusus seperti semua laki-laki atau sabba purisa, semua perempuan atau sabba itthiya, dan lain-lain.
      Saat mengirim metta dan jenis-jenis pikiran baik kepada pihak lain kalian harus secara langsung mengarahkan pikiran atau perhatian kepada individu secara keseluruhan dan bukan kepada pikiran atau jasmaninya. Sebab pikiran dan badan jasmani menunjuk kepada sesuatu yang bersifat abstrak, tak ubahnya batu atau kerikil. Jika demikian, cinta, keyakinan dan penghormatan semacam apa yang dikirimkan seseorang kepada benda mati? Lebih jauh, dalam mempraktekkan Brahmavihara, kalian harus mengenali individu yang menjadi obyek dari buah pikiran baik kalian.
       
6.      Jika kami mengatakan ada khandha yang bisa mengingat masa lalu, tak ada orang yang mengerti maksudnya. Tapi, bila dikatakan Sang Buddha mengingat hal ini atau para arahat mengingat hal itu, maka artinya akan jelas. Oleh karenanya bila Sang Buddha ingin menjelaskan tentang mengingat hal-hal di masa lalu, beliau menggunakan kemampuan pubbenivasana nana, sebagaimana hal itu disebut, dalam hal ini Sang Buddha menggunakan pannata desana.
       
7.      Jika dikatakan, kami melakukan pemberian dana kepada khandha, ini merupakan kalimat yang membingungkan. Coba baca kalimat ini, “ada satu khandha yang memberikan jubah kepada khandha yang lain”. Bagaimana caranya khandha-khandha itu memberi? Dan bagaimana caranya khandha-khandha yang lain menerima pemberian? Kumpulan materi mana yang bisa melakukan perbuatan baik, berdana ini? Juga kelompok materi yang mana lagi yang tidak suka melakukan perbuatan baik? Kumpulan yang satu bermanfaat dan kumpulan yang lain adalah tidak bermanfaat? Jika seseorang membaca abstraksi kalimat semacam itu akan muncul perasaan bingung. Sang Buddha lebih memilih menjelaskan hal di atas dengan mengatakan si pemberi dan penerima sebagai Individu. Dengan demikian kebingungan dapat dihindari.
       
8.      Alasan kedelapan, mengapa Sang Buddha mengajar dengan menggunakan metode pannatta desana. Siapa yang memiliki kesadaran lebih tinggi dari Sang Buddha dalam memahami keberadaan semua makhluk, yang sesungguhnya hanya merupakan fenomena batin dan jasmani, muncul dan lenyap serta selalu berubah ? Sang Buddha selalu membahas masalah ini pada saat yang tepat. Tapi, beliau tidak pernah menolak untuk menggunakan istilah-istilah awam seperti ibu, bapak, anak laki-laki, anak perempuan, laki-laki, perempuan, dewa, bhikkhu, dan lain-lain. Istilah-istilah ini dipakai Sang Buddha dalam pembabaran dhamma. Sang Buddha mengajar dengan bahasa sehari-hari yang berlaku pada saat itu.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))