KELOMPOK TENTANG PARA BHIKKHU (BHIKKHUVAGGA)61 Ambalaṭṭhikārāhulovāda Sutta - Nasihat kepada Rāhula di Ambalaṭṭhika
18. “Rāhula, petapa dan brahmana mana pun di masa lampau telah memurnikan dalam perbuatan jasmani, perbuatan ucapan, dan perbuatan pikiran mereka, semuanya melakukannya dengan merefleksikan berulang-ulang seperti demikian. petapa dan brahmana mana pun di masa depan yang akan memurnikan dalam perbuatan jasmani, perbuatan ucapan, dan perbuatan pikiran mereka, semuanya akan melakukannya dengan merefleksikan berulang-ulang seperti demikian. petapa dan brahmana mana pun di masa sekarang
"P" kapital
62 Mahārāhulovāda Sutta - Khotbah Panjang Nasihat kepada Rāhula
2. Kemudian, pada suatu pagi, Sang Bhagavā merapikan jubah, dan membawa mangkuk dan jubah luarnya, pergi ke Sāvatthī untuk menerima dana makanan. Yang Mulia Rāhula juga [421] merapikan jubah, dan membawa mangkuk dan jubah luarnya, mengikuti persis di belakang Sang Bhagavā.
"N" kapital
3. Kemudian Sang Bhagavā melihat ke belakang dan berkata kepada Yang Mulia Rāhula sebagai berikut: “Rāhula, segala jenis bentuk materi apakah di masa lampau, di masa depan, atau di masa sekarang, internal atau eksternal, kasar atau halus, hina atau mulia, jauh atau dekat, semua bentuk materi harus dilihat sebagaimana adanya sengan kebijaksanaan benar sebagai berikut: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan milikku.’”
"dengan"
6. Kemudian, pada malam harinya, Yang Mulia Rahula bangkit dari meditasinya dan menghadap Sang Bhagaā. Setelah bersujud kepada Beliau, ia duduk di satu sisi dan bertanya kepada Sang Bhagavā:
"Bhagavā"
12. “Apakah, Rāhula, unsur ruang? Unsur ruang dapat berupa internal maupun eksternal. Apakah unsur udara internal?
"ruang"
13. “Rāhula, kembangkanlah meditasi yang seperti tanah; karena jika engkau mengembangkan meditasi yang seperti tanah, maka kontak-kontak yang menyenangkan dan tidak menyenangkan yang telah muncul tidak akan menyerbu batinmu dan menetap di sana. seperti halnya orang-orang .....
14. “Rāhula, kembangkanlah meditasi yang seperti air; karena jika engkau mengembangkan meditasi yang seperti air, maka kontak-kontak yang menyenangkan dan tidak menyenangkan yang telah muncul tidak akan menyerbu batinmu dan menetap di sana. seperti halnya orang-orang mencuci benda-benda yang bersih dan benda-benda yang kotor, tinja, air kencing, ludah, nanah, dan darah ke tanah, dan air tidak menolak, malu, dan jijik karena hal itu, demikian pula, [424] Rāhula, kembangkanlah meditasi yang seperti air; karena jika engkau mengembangkan meditasi yang seperti air, maka kontak-kontak yang menyenangkan dan tidak menyenangkan yang telah muncul tidak akan menyerbu batinmu dan menetap di sana.
"S" kapital, di paragraf 15, 16, dan 17 juga.
"ke tanah" atau "air"?
30. “Rāhula, itu adalah bagaimana perhatian pada pernafasan dikembangkan dan dilatih, sehingga berbuah besar dan bermanfaat besar. Ketika perhatian pada pernafasan dikembangkan dan dilatih dengan cara ini, [426] maka bahkan nafas masuk dan nafas keluar terakhir dapat diketahui pada saat lenyapnya, bukan tidak diketahui.”
Itu adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Yang Mulia Rāhula merasa puasa dan gembira mendengar kata-kata Sang Bhagavā.
"puas"
64 Mahāmālunkya Sutta - Khotbah Panjang kepada Mālunkyāputta
15. “Kemudian, dengan sepenuhnya melampaui landasan kesadaran tanpa batas, menyadari bahwa ‘tidak ada apa-apa,’ seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam landasan kekosongan.
“Apapun yang ada di sana dari bentuk materi, perasaan, persepsi, bentukan-bentukan, dan kesadaran, ia melihat kondisi-kondisi itu sebagai tidak kekal, sebagai penderitaan, sebagai penyakit, sebagai tumor, sebagai duri, sebagai bencana, sebagai malapetaka, sebagai makhluk asing, sebagai kehancuran, sebagai kehampaan, sebagai bukan diri. Ia mengalihkan pikirannya dari kondisi-kondisi tersebut dan mengarahkannya kepada unsur keabadian sebagai berikut: ‘ini damai, ini luhur, yaitu, tenangnya segala bengukan, lepasnya segala kemelekatan, hancurnya keinginan, kebosanan, lenyapnya, Nibbāna.
"bentukan"
16. “Yang Mulia, jika ini adalah jalan, cara untuk meninggalkjan kelima belenggu yang lebih rendah, maka bagaimanakah beberapa bhikkhu di sini [dikatakan] mencapai kebebasan pikiran dan beberapa [dikatakan] mencapai kebebasan melalui kebijaksanaan?”
"meninggalkan"
65 Bhaddāli Sutta - Kepada Bhaddāli
11. “Bagaimana menurutmu, Bhaddāli? Misalkan seorang bhikkhu di sini adalah seorang yang terbebaskan-dalam-kedua-cara, dan Aku berkata kepadanya: ‘Mari, bhikkhu, jadilah papan bagiku untuk menyeberangi lumpur.’ Akankah ia menyeberang sendiri, atau akankah ia melakukan sebaliknya, atau akankah ia mengatakan ‘Tidak’?”
“Tidak, Yang Mulia.”
“Bagaimana menurutmu, Bhaddāli? Misalkan seorang bhikkhu di sini adalah seorang yang terbebaskan-melalui-kebijaksanaan ... seorang penglihat-jasmani ... seorang yang-mencapai-pandangan ... seorang yang-terbebaskan-melalui-keyakinan ... seorang pengkut-Dhamma ...
"pengikut", di paragraf 12 juga.
13. .....
“Tentu saja, Bhaddāli, suatu pelanggaran menguasaimu, seperti seorang dungu, bingung, dan melakukan kesalahan besar, ketika suatu peraturan latihan ditetapkan olehKu, ketika Sangha para bhikkhu menjalani latihan, engkau menyatakan penolakanmu untuk menuruti peraturan. Tetapi karena engkau melihat pelanggaranmu seperti demikian dan melakukan perbaikan sesuai Dhamma, maka kami memaafkan engkau; karena adalah kemajuan dalam Disiplin Yang Mulia ketika seseorang melihat pelanggaran seperti demikian dan melakukan pelanggaran sesuai Dhamma dengan menjalani pengendalian di masa depan.
melakukan pelanggaran sesuai Dhamma dengan menjalani pengendalian di masa depan?
33. “Bhaddāli, misalkan seorang pelatih kuda yang cerdas memperoleh seekor kuda muda dari keturunan murni yang baik. Pertama-tama ia membuatnya terbiasa mengenakan tali kekang. Sewaktu kuda muda itu dibiasakan mengenakan tali kekang, karena ia melakukan sesuatu yang belum pernah ia lakukan sebelumnya, ia memperlilhatkan perlawanan, menggeliat, dan memberontak, namun melalui pengulangan terus-menerus dan latihan secara bertahap, ia menjadi tenang dalam tindakan tersebut.
"memperlihatkan"
34. “Demikian pula, Bhaddāli, ketika seorang bhikkhu memiliki sepuluh kualitas, ia layak menerima pemberian, layak menerima keramahan, layak menerima persembahan, layak menerima penghormatan, ladang menanam jasa yang tanpa bandingnya di dunia. Apakah sepuluh ini? Di sini, Bhaddāli, seorang bhikkhu memiliki pandangan benar seorang yang melampaui latihan, kehendak benar seorang yang melampaui latihan, ucapan benar seorang yang melampaui latihan, perbuatan benar seorang yang melampaui latihan, penghidupan benar seorang yang melampaui latihan, usaha benar seorang yang melampaui latihan, [447] perhatian benar seorang yang melampaui latihan, konsentrasi benar seorang yang melampaui latihan, pengetahuan beanr seorang yang melampaui latihan, dan kebebasan benar seorang yang melampaui latihan. Ketika seorang bhikkhu memiliki sepuluh kualitas, ia layak menerima pemberian, layak menerima keramahan, layak menerima persembahan, layak menerima penghormatan, ladang menanam jasa yang tanpa bandingnya di dunia.”
"benar"
66 Laṭukikopama Sutta - Perumpamaan Burung Puyuh
11. ....
– baginya adalah adalah tali yang lunak, lemah, lapuk dan tanpa inti.’ Apakah orang itu berkata dengan benar?”
12. “Misalkan, Udāyin, ada seorang perumah tangga kaya atau putera perumah tangga kaya,
"putra"
15. “Di sini, Udāyin, seseorang mempraktikkan jalan untuk meninggalkan perolehan, untuk melepaskan perolehan. Ketika ia mempraktikkan jalan itu, ingatan dan kehendak yang berhubungan dengan perolehan menyerbunya. Ia tidak menerimanya; ia meninggalkannya, melenyapkannya, menyingkirkannya, dan memusnahkannya. Orang demikian juga Kusebut terbelenggu, bukan tidak terbelenggu. Mengapakah? Karena Aku telah mengetahui keberagaman indria tertentu dalam diri orang ini.
"tidak terbelenggu, bukan terbelenggu"
18. “Ada, Udāyin, lima utas kenikmatan indria. Apakah lima ini? Bentuk-bentuk yang dikenali oleh mata yang yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu. Suara-suara yang dikenali oleh telinga ... bau-bauan yang dikenali oleh hidung ... rasa kecapan yang dikenali oleh lidah ... obyek-obyek sentuhan yang dikenali oleh badan yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu. Ini adalah lima utas kenikmatan indria.
67 Cātumā Sutta - Di Cātumā
6. Pada saat itu para Sakya di Cātumā sedang berkumpul di aula pertemuan mereka untu suatu urusan. Dari jauh melihat kedatangan para bhikkhu, mereka mendatang para bhikkhu itu dan bertanya: “Kemana kalian akan pergi, Para Mulia?”
"untuk"
68 Naḷakapāna Sutta - Di Naḷakapāna
5. “Bagus, bagus, Anuruddha! Adalah selayaknya bagi kalian anggota-anggota keluarga yang telah meninggalkan keduniawian karena keyakinan dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah untuk bergenbira di dalam kehidupan suci.
"bergembira"
7. “Bagaimana, Anuruddha, apakah kalian semua berpikir tentang Aku sebagai berikut: ‘Sang Tathāgata belum meninggalkan noda-noda yang mengotori, yang membawa penjelmaan baru, memberikan kesulitan, matang dalam penderitaan, dan menuntun menuju kelahiran, penuaan, dan kematian di masa depan. Itulah sebabnya mengapa Sang Tathāgata menggunakan sesuatu setelah merenungkan, mempertahankan sesuatu lainnya setelah merenungkan, menghindari sesuatu lainnya lagi setelah merenungkan, dan melenyapkan sesuatu lainnya lagi setelah merenungkan.’?”
“Tidak, Yang Mulia, kami berpikir tentang Sang Bhagavā sebagai berikut: ‘Sang Tathāgata telah meninggalkan noda-noda yang mengotori, yang membawa penjelmaan baru, memberikan kesulitan, matang dalam penderitaan, dan manuntun menuju kelahiran,
"menuntun"
14. “Di sini seorang bhikkhunī mendengar sebagai berikut: ‘Bhikkhu bernama itu telah meninggal dunia; Sang Bhagavā telah menyatakan tentang dirinya: “Ia mencapai pengetahuan akhir.”’
"Bhikkhu" atau "bhikkhunī" ?
69 Gulissāni Sutta - Gulissāni
9. “Ketika seorang bhikkhu penghuni hutan mengunjungi Sangha dan menetap di dalam Sangha, ia harus mudah dikoreksi dan harus bergaul dengan tema-teman yang baik. Jika ia sulit dikoreksi dan bergaul dengan teman-teman yang buruk, maka akan ada di antara mereka yang mengatakan tentangnya: ‘Apakah yang telah diperoleh Yang Mulia penghuni hutan ini dengan menetap sendirian di dalam hutan, melakukan apa yang ia sukai, karena ia sulit dikoreksi dan bergaul dengan teman-teman yang buruk?’ Karena akan ada di antara mereka yang mengatakan hal ini tentangnya, maka seorang bhikkhu penghuni hutan yang telah datang mengunjungi Sangha dan menetap di dalam Sangha harus mudah dikoreksi dan harus bergaul dengan tema-teman yang baik.
"teman-temannya"
70 Kīṭāgiri Sutta - Di Kīṭāgiri
1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menegmbara di negeri Kāsi bersama dengan sejumlah besar Sangha para bhikkhu. Di sana Beliau berkata kepada para bhikkhu sebagai berikut:
"mengembara"
3. kemudian, ketika Sang Bhagavā mengembara secara bertahap di negeri Kāsi, akhirnya Beliau tiba di sebuah kota Kāsi bernama Kīṭāgiri. Di sana Beliau menetap di kota Kāsi ini, Kīṭāgiri.
"K" kapital
6. Kemudian Sang Bhagavā berkata seorang bhikkhu sebagai berikut: “Pergilah, bhikkhu, beritahu para bhikkhu yang dipimpin oleh Assaji dan Punabbasuka atas namaKu bahwa Sang Guru memanggil mereka.”
“Baik, Yang Mulia,” mereka menjawab, dan ia mendatangi para bhikkhu yang dipimpin oleh Assaji dan Punabbasuka dan memberitahu mereka: “Sang Guru memanggil kalian, teman-teman.”
"berkata
kepada seorang bhikkhu" ?
"mereka" atau "ia" ?
kan cuma seorang.
15. “Orang jenis apakah yang-terbebaskan-dalam-kedua-cara? Di sini seseorang menyentuh dengan tubuhnya dan berdiam dalam kebebasan-kebebasan yang damai dan tanpa-materi, melampaui bentuk-bentuk, dan noda-nodanya dihancurkan melalui penglihatannya dengan kebijaksanaan. Orang jenis ini disebut seorang yang yang-terbebaskan-dalam-kedua-cara. Aku tidak mengatakan tentang bhikkhu demikian bahwa ia masih harus melakukan tugas dengan tekun. Mengapakah? Ia telah melakukan tugas mereka dengan tekun; ia tidak lagi mampu menjadi lalai.
"ia telah melakukan tugas mereka" ?
16. “Orang jenis apakah yang-terbebaskan-melalui-kebijaksanaan? Di sini seseorang tidak menyentuh dengan tubuhnya dan tidak berdiam dalam kebebasan-kebebasan yang damai dan tanpa-materi, melampaui bentuk-bentuk, tetapi noda-nodanya dihancurkan melalui penglihatannya dengan kebijaksanaan. Orang jenis ini disebut seorang yang yang-terbebaskan-melalui-kebijaksanaan. [478] Aku tidak mengatakan tentang bhikkhu demikian bahwa ia masih harus melakukan tugas dengan tekun. Mengapakah? Ia telah melakukan tugas mereka dengan tekun; ia tidak lagi mampu menjadi lalai.