Untuk semua, "kehidupan suci" tidak harus gundul dan terpisah dari masyarakat kan? Hidup bersama dengan orang yang pernah dekat, tanpa tenggelam dalam perasaan ingin memiliki atau nafsu birahi, mendalami bersama ajaran Sang Buddha, hidup sederhana, dan bersemangat.. sepertinya bukan hidup yang buruk. Yang terpenting adalah pengertian (understanding), dengan pengertian yang mendasar atas realita kehidupan (anicca, dukkha, dan anatta) tidak sulit bagi kita lepas dari kesedihan yang biasa mendera mereka yang tidak berpengetahuan.
Sang Buddha pernah mengatakan tubuh manusia seperti kantong yang berisi kotoran dan organ tubuh yang menjijikkan; di sutra yang lain dikatakan pikiran penuh keirihatian, mudah meledak, penuh hasrat, dan bodoh; dan semuanya itu bersifat tidak abadi. Mengingat ini sekali, selamanya akan selalu tersadar, dan pikiran kita akan selalu terarah pada dharma. Apa yang hilang? Tidak ada yang pergi untuk apa yang tidak pernah datang, tidak ada alasan bagi kita untuk bersedih.
Mengenai iseng.. kita di sini sedang belajar kan? Bukan iseng
Salam,