//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kontradiksi sehubungan dengan perumah tangga yang mencapai kesucian Arahat  (Read 51003 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
yang dimaksud bro Will adalah jika disaat sekarang, bukan membahas raja suddhodana, benarkah bro will?
Saya setuju dengan pendapat bahwa menjalani kehidupan sebagai petapa, lebih kondusif untuk pencapaian kesucian. Namun, terlepas dari kasus Suddhodana di masa lampau, ataukah masa sekarang (atau masa depan), bukanlah tidak mungkin seorang perumahtangga yang ketika melepaskan kemelekatannya pada hal rumah-tangga, untuk mencapai Arahatta-phala.


8. (367) Apabila seseorang tidak lagi melekat pada konsepsi
"aku" atau "milikku", baik yang berkenaan dengan batin
maupun jasmani, dan tidak bersedih terhadap apa yang tidak
dimilikinya, maka orang seperti itu layak disebut bhikkhu.

Sumber : Dhammapada

Yup, awam mungkin mencapai arahat, namun dengan kemungkinan yang sangat kecil.

Di dalam Tipitaka hanya ada satu preseden, yaitu Raja Suddhodana. Sementara yang lain semuanya adalah petapa.

Selain itu juga patut diperhatikan bahwa Raja Suddhodana memiliki kondisi yang amat sangat jarang yaitu ayah seorang calon Sammasambuddha, bahkan sakitnya beliau sendiri saya perkirakan adalah salah satu faktor penunjang beliau menjadi Arahat. Semua orang pasti sakit, namun kalau Raja Suddhodana sakit, yang mengunjungi bukan orang biasa, yaitu Sang Buddha sendiri yang memberikan kotbah Dhamma yang menunjang pencapaian sang raja menuju arahatta.


yaa... gitu deh

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Menurut saya, belenggu yang dimaksud bukanlah cara hidup yang menjalani kehidupan perumah-tangga, namun kondisi bathin yang melekati kerumah-tanggaan itu sendiri. Saya ambil contoh sebaliknya, seorang bhikkhu yang hidup menyendiri, tidak memiliki harta benda, tidak tinggal bersama keluarga, ia memiliki cara hidup seorang petapa. Tetapi apakah otomatis bisa kita sebut dia telah melepaskan belenggu kerumah-tanggaan?

Sebaliknya, seorang Arahat bisa saja tetap menjalani cara hidup seorang perumah-tangga, namun dikatakan akan parinibbana dalam 7 hari.


bro Kainyn yg baik,

bagaimana maksud anda bro?
maksud nya misal dia masih dekat hub nya dg keluarga? begitukah? misal dia masih menggunakan HP, laptop, menyetir sendiri mobilnya, memiliki rekening sendiri, begitukah?

mettacittena,
Bukan. Itu sih bukan cara hidup petapa, tapi petapa gadungan. Maksud saya adalah yang benar menjalani kehidupan petapa, menjalankan vinaya dengan baik, namun masih dibelenggu akan hal-hal perumahtangga. Ia masih rindu dan mengingat nikmat dan mudahnya menjalani hidup berumah tangga. Ini adalah salah satu (dari tujuh) hal yang dikatakan Buddha sebagai menodai kehidupan perumah tangga.


Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
yang dimaksud bro Will adalah jika disaat sekarang, bukan membahas raja suddhodana, benarkah bro will?
Saya setuju dengan pendapat bahwa menjalani kehidupan sebagai petapa, lebih kondusif untuk pencapaian kesucian. Namun, terlepas dari kasus Suddhodana di masa lampau, ataukah masa sekarang (atau masa depan), bukanlah tidak mungkin seorang perumahtangga yang ketika melepaskan kemelekatannya pada hal rumah-tangga, untuk mencapai Arahatta-phala.


8. (367) Apabila seseorang tidak lagi melekat pada konsepsi
"aku" atau "milikku", baik yang berkenaan dengan batin
maupun jasmani, dan tidak bersedih terhadap apa yang tidak
dimilikinya, maka orang seperti itu layak disebut bhikkhu.

Sumber : Dhammapada

Yup, awam mungkin mencapai arahat, namun dengan kemungkinan yang sangat kecil.

Di dalam Tipitaka hanya ada satu preseden, yaitu Raja Suddhodana. Sementara yang lain semuanya adalah petapa.

Selain itu juga patut diperhatikan bahwa Raja Suddhodana memiliki kondisi yang amat sangat jarang yaitu ayah seorang calon Sammasambuddha, bahkan sakitnya beliau sendiri saya perkirakan adalah salah satu faktor penunjang beliau menjadi Arahat. Semua orang pasti sakit, namun kalau Raja Suddhodana sakit, yang mengunjungi bukan orang biasa, yaitu Sang Buddha sendiri yang memberikan kotbah Dhamma yang menunjang pencapaian sang raja menuju arahatta.


betul sekali anda bro,
kalo yg nengok kita cuman bawa buah tangan, buah2an atau biskuit.
tapi kalo yang menengok sang Buddha, itu bukan lagi kebetulan, memang sudah semestinya, karena sbg anak.  sedangkan sang Buddha mana mungkin tidak membantu ayah kandung? orang yang tidak dikenal aja dibantu meraih keArahatannya, apalagi ayah kandung.

saya pernah baca tapi lupa dimana (ada yg bisa bantu?). kalau ada seorang bijaksana dari sebuah keluarga maka 7 turunan dari keluarga tsb akan menjadi luhur pula. 7 turunan ini maksudnya generasi yg bisa kita lihat saat itu, 3 generasi diatas kita dan 3 generasi dibawah kita, dg kita sendiri maka itulah yg disebut 7 keturunan.

mettacittena,

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Menurut saya, belenggu yang dimaksud bukanlah cara hidup yang menjalani kehidupan perumah-tangga, namun kondisi bathin yang melekati kerumah-tanggaan itu sendiri. Saya ambil contoh sebaliknya, seorang bhikkhu yang hidup menyendiri, tidak memiliki harta benda, tidak tinggal bersama keluarga, ia memiliki cara hidup seorang petapa. Tetapi apakah otomatis bisa kita sebut dia telah melepaskan belenggu kerumah-tanggaan?

Sebaliknya, seorang Arahat bisa saja tetap menjalani cara hidup seorang perumah-tangga, namun dikatakan akan parinibbana dalam 7 hari.


bro Kainyn yg baik,

bagaimana maksud anda bro?
maksud nya misal dia masih dekat hub nya dg keluarga? begitukah? misal dia masih menggunakan HP, laptop, menyetir sendiri mobilnya, memiliki rekening sendiri, begitukah?

mettacittena,
Bukan. Itu sih bukan cara hidup petapa, tapi petapa gadungan. Maksud saya adalah yang benar menjalani kehidupan petapa, menjalankan vinaya dengan baik, namun masih dibelenggu akan hal-hal perumahtangga. Ia masih rindu dan mengingat nikmat dan mudahnya menjalani hidup berumah tangga. Ini adalah salah satu (dari tujuh) hal yang dikatakan Buddha sebagai menodai kehidupan perumah tangga.


petapa gadungan ?  ;D  ;D

kena deh saya.... (punya HP, pake komputer buat kerjakan paper, termasuk ol ke DC....)

ok deh bro, saya menangkap maksud anda, maksudnya dg beliau masih ternoda pikirannya. yah jelas aja bro, wlu dia puluhan tahun meditasi, tapi pikirannya masih ternoda memang jangan harap mencapai kesucian Arahat. tapi beda lo bro, selaras dg pikiran yg masih mengingat keluarga, nikmatnya kehidupan berumah tangga, namun dia memiliki saddha yang amat teguh maka dia mencapai Saddhanusari, atau mata dhamma nya terbuka maka dia mencapai Dhammanussari, inipun telah mencapai kesucian lo bro, mereka selevel dg Sotapanna. tapi yg dibahas sang Buddha di sutta MN.71 adalah yg terbebaskan berarti ARAHAT.

mettacittena,

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Maaf OOT ...
TS: silahkan OOT...

Kontradiksi yg lain:

Bagaimana dengan seorang yg bahkan mencapai Kebuddhaan dan masih tinggal serumah dengan bini, hanya yg ini masih hidup

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Maaf OOT ...
TS: silahkan OOT...

Kontradiksi yg lain:

Bagaimana dengan seorang yg bahkan mencapai Kebuddhaan dan masih tinggal serumah dengan bini, hanya yg ini masih hidup

 ;D  ;D ;D  :P

TS udah kasih greenlight....

khan enak itu bro, ga perlu susah2 meninggalkan keduniawian... (***masuk blog nih ntar ***)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
asalkan jeli bukan nya ditulis tidak mungkin perumahtangga yang tidak meninggalkan belenggu perumahtangga mencapai arahat, berarti mungkin perumahtangga yang meninggalkan belenggu perumahtangga mencapai arahat dong.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
petapa gadungan ?  ;D  ;D

kena deh saya.... (punya HP, pake komputer buat kerjakan paper, termasuk ol ke DC....)
Ada kisah tentang bhikkhu yang meninggalkan hutan untuk merawat orang tuanya yang tidak mampu, tapi saya lupa di sutta mana. Beberapa bhikkhu lain melaporkan hal ini pada Buddha karena dianggap melanggar vinaya, tetapi Buddha justru memuji bhikkhu yang merawat orang tuanya tersebut.
Ada lagi kisah sekeluarga yang menjadi anggota Sangha, lalu mereka walaupun telah menjadi bhikkhu dan bhikkhuni, selalu bersama-sama seperti waktu masih jadi perumahtangga dulu. Terhadap situasi ini, Buddha Gotama mencela sikap demikian dan menasihati mereka.
Saya tidak tahu yang mana "dekat dengan keluarga" yang dimaksud. Saya asumsi yang ke dua karena pikiran saya masih melekat pada diskusi akhir-akhir ini tentang seorang yang mengaku Buddha hidup tapi tinggal serumah dengan istri & anak.

Mengenai HP, Laptop, setahu saya adalah wajar bagi para petapa untuk menggunakannya, namun bukan menjadi milik pribadinya karena petapa seharusnya tidak punya kepemilikan. Jadi rekening pribadi juga otomatis tidak punya. Demikian juga kalau bawa mobil sendiri, saya rasa itu bukan cara hidup petapa.

Sis Pannadevi seorang Samaneri/Bhikkhuni?   _/\_

Apa yang saya sampaikan hanya pendapat, tidak ada maksud menghakimi. 



Quote
ok deh bro, saya menangkap maksud anda, maksudnya dg beliau masih ternoda pikirannya. yah jelas aja bro, wlu dia puluhan tahun meditasi, tapi pikirannya masih ternoda memang jangan harap mencapai kesucian Arahat. tapi beda lo bro, selaras dg pikiran yg masih mengingat keluarga, nikmatnya kehidupan berumah tangga, namun dia memiliki saddha yang amat teguh maka dia mencapai Saddhanusari, atau mata dhamma nya terbuka maka dia mencapai Dhammanussari, inipun telah mencapai kesucian lo bro, mereka selevel dg Sotapanna. tapi yg dibahas sang Buddha di sutta MN.71 adalah yg terbebaskan berarti ARAHAT.

mettacittena,
Betul, terbebaskan dalam artian "Arahat". Yang saya maksudkan adalah lepasnya seseorang dari belenggu kerumah-tanggaan itu, tidak tergantung apakah ia seorang perumah-tangga atau petapa. Keduanya bisa saja melakukannya.






[...]
Di dalam Tipitaka hanya ada satu preseden, yaitu Raja Suddhodana. Sementara yang lain semuanya adalah petapa.

Selain itu juga patut diperhatikan bahwa Raja Suddhodana memiliki kondisi yang amat sangat jarang yaitu ayah seorang calon Sammasambuddha, bahkan sakitnya beliau sendiri saya perkirakan adalah salah satu faktor penunjang beliau menjadi Arahat. Semua orang pasti sakit, namun kalau Raja Suddhodana sakit, yang mengunjungi bukan orang biasa, yaitu Sang Buddha sendiri yang memberikan kotbah Dhamma yang menunjang pencapaian sang raja menuju arahatta.
Seperti saya kutip sebelumnya, Santati parinibbana dalam jubah menteri, yang berarti ia bukan petapa.
Khema, Agga-savika Sangha Buddha Gotama, menembus Arahatta-phala sewaktu masih menjadi ratu.
Uggasena, menjadi Arahat ketika masih di atas galah (akrobat).

Jadi Suddhodana bukanlah satu-satunya contoh.


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
asalkan jeli bukan nya ditulis tidak mungkin perumahtangga yang tidak meninggalkan belenggu perumahtangga mencapai arahat, berarti mungkin perumahtangga yang meninggalkan belenggu perumahtangga mencapai arahat dong.
Secara kasarnya, kebijaksanaan tanpa melepaskan diri dari belenggu perumah-tangga, hanya akan mencapai Anagami.
Meninggalkan belenggu perumah-tangga tanpa kebijaksanaan, hanya akan jadi petapa biasa.


Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
petapa gadungan ?  ;D  ;D

kena deh saya.... (punya HP, pake komputer buat kerjakan paper, termasuk ol ke DC....)
Ada kisah tentang bhikkhu yang meninggalkan hutan untuk merawat orang tuanya yang tidak mampu, tapi saya lupa di sutta mana. Beberapa bhikkhu lain melaporkan hal ini pada Buddha karena dianggap melanggar vinaya, tetapi Buddha justru memuji bhikkhu yang merawat orang tuanya tersebut.
Ada lagi kisah sekeluarga yang menjadi anggota Sangha, lalu mereka walaupun telah menjadi bhikkhu dan bhikkhuni, selalu bersama-sama seperti waktu masih jadi perumahtangga dulu. Terhadap situasi ini, Buddha Gotama mencela sikap demikian dan menasihati mereka.
Saya tidak tahu yang mana "dekat dengan keluarga" yang dimaksud. Saya asumsi yang ke dua karena pikiran saya masih melekat pada diskusi akhir-akhir ini tentang seorang yang mengaku Buddha hidup tapi tinggal serumah dengan istri & anak.

Mengenai HP, Laptop, setahu saya adalah wajar bagi para petapa untuk menggunakannya, namun bukan menjadi milik pribadinya karena petapa seharusnya tidak punya kepemilikan. Jadi rekening pribadi juga otomatis tidak punya. Demikian juga kalau bawa mobil sendiri, saya rasa itu bukan cara hidup petapa.

Sis Pannadevi seorang Samaneri/Bhikkhuni?   _/\_

Apa yang saya sampaikan hanya pendapat, tidak ada maksud menghakimi. 

bro Kainyn yang baik,
saya samaneri, tapi saya tidak berambisi untuk upasampada, apalagi begitu saya memakai jubah samaneri selang seminggu saya sudah berangkat kesini, dimana tradisi sini masih menolak upasampada, namun dari golongan moderat mereka mendukung adanya bhikkhuni sasana, sehingga sekarang disini sudah ada bhikkhuni mungkin sekitar 500an, diawali th.2000 upasampada 100 bhikkhuni ke Taiwan bantuan Fo Guang San. begitu pula bhikkhuni pertama di dunia juga dari sini yaitu Prof.Kusuma, beliau dulu seorang dosen dari Universitas Colombo. beliau upasampada di Buddhagaya sekitar th.89/th.90, sekitar thn itu

saya tidak merasa dihakimi kok, saya merasa sendiri...hehehe...

saya sih sebenarnya paham maksud anda, dengan tidak meninggalkan keduniawian, juga istilah gadungan.... tapi saya sengaja minta penjelasan agar saya tidak salah, bila saya hanya main terka saja. juga sekalian kejar quota...ga enak ga bisa kirim GRP (***protes dikit, jangan BRP lo***)

mettacittena,

« Last Edit: 20 August 2010, 06:42:11 PM by pannadevi »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
bro Kainyn yang baik,
saya samaneri, tapi saya tidak berambisi untuk upasampada, apalagi begitu saya memakai jubah samaneri selang seminggu saya sudah berangkat kesini, dimana tradisi sini masih menolak upasampada, namun dari golongan moderat mereka mendukung adanya bhikkhuni sasana, sehingga sekarang disini sudah ada bhikkhuni mungkin sekitar 500an, diawali th.2000 upasampada 100 bhikkhuni ke Taiwan bantuan Fo Guang San. begitu pula bhikkhuni pertama di dunia juga dari sini yaitu Prof.Kusuma, beliau dulu seorang dosen dari Universitas Colombo.

saya tidak merasa dihakimi kok, saya merasa sendiri...hehehe...

saya sih sebenarnya paham maksud anda, dengan tidak meninggalkan keduniawian, juga istilah gadungan.... tapi saya sengaja minta penjelasan agar saya tidak salah, bila saya hanya main terka saja. juga sekalian kejar quota...ga enak ga bisa kirim GRP (***protes dikit, jangan BRP lo***)

mettacittena,

OOT bentar.
Samaneri ataukah bhikkhuni, yang terpenting adalah tekad yang dijalankan. Saya dukung anda untuk menjadi bhikkhuni di kemudian hari jika ada kesempatan yang memungkinkan. :)

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
asalkan jeli bukan nya ditulis tidak mungkin perumahtangga yang tidak meninggalkan belenggu perumahtangga mencapai arahat, berarti mungkin perumahtangga yang meninggalkan belenggu perumahtangga mencapai arahat dong.
Secara kasarnya, kebijaksanaan tanpa melepaskan diri dari belenggu perumah-tangga, hanya akan mencapai Anagami.
Meninggalkan belenggu perumah-tangga tanpa kebijaksanaan, hanya akan jadi petapa biasa.


sependapat...memang ini sesuai yang diajarkan sang Buddha.

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
bro Kainyn yang baik,
saya samaneri, tapi saya tidak berambisi untuk upasampada, apalagi begitu saya memakai jubah samaneri selang seminggu saya sudah berangkat kesini, dimana tradisi sini masih menolak upasampada, namun dari golongan moderat mereka mendukung adanya bhikkhuni sasana, sehingga sekarang disini sudah ada bhikkhuni mungkin sekitar 500an, diawali th.2000 upasampada 100 bhikkhuni ke Taiwan bantuan Fo Guang San. begitu pula bhikkhuni pertama di dunia juga dari sini yaitu Prof.Kusuma, beliau dulu seorang dosen dari Universitas Colombo.

saya tidak merasa dihakimi kok, saya merasa sendiri...hehehe...

saya sih sebenarnya paham maksud anda, dengan tidak meninggalkan keduniawian, juga istilah gadungan.... tapi saya sengaja minta penjelasan agar saya tidak salah, bila saya hanya main terka saja. juga sekalian kejar quota...ga enak ga bisa kirim GRP (***protes dikit, jangan BRP lo***)

mettacittena,

OOT bentar.
Samaneri ataukah bhikkhuni, yang terpenting adalah tekad yang dijalankan. Saya dukung anda untuk menjadi bhikkhuni di kemudian hari jika ada kesempatan yang memungkinkan. :)


OOT juga ahh...

menjadi bhikkhuni?

selama saya tinggal disini saya mungkin akan tetap samaneri. saya mencintai kehidupan monastik yg penuh religius dan metta. di arama saya selama ini saya rasakan hal demikian. sejak saya masuk arama ini th.2006 hingga sekarang. bahkan sponsor saya adalah sepupu wakil kepala arama saya. yang saya cari adalah dhamma bro. bukan titel. bukan. tapi kita semua tidak ada yg tahu masa depan. entah saya mau jadi apa kelak, yang pasti sekarang adalah sy ingin hidup dalam dhamma dan mati di jalan dhamma. saya tidak ingin yang lain nya (sorry bukan sentimentil).  itulah sebabnya sy ada di DC karena sy ingin belajar dhamma dg kalian semua yang jauh lebih ahli dibanding saya.semoga anda tidak salah paham.

mettacittena,
« Last Edit: 20 August 2010, 06:51:09 PM by pannadevi »

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Boleh jelaskan dikit apa yg dimaksud dibawah ini...

1. bhikkhuni sasana
2. upasampada

thanks....sebelumnya.
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Maaf OOT ...
TS: silahkan OOT...

Kontradiksi yg lain:

Bagaimana dengan seorang yg bahkan mencapai Kebuddhaan dan masih tinggal serumah dengan bini, hanya yg ini masih hidup

Nahh kalau sebagai PENASEHAT atau PELATIH berarti
lebih cepat mencapai tujuan... bukankah begitu...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya