//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan Karma  (Read 5913 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline junxiong

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 940
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Pertanyaan Karma
« on: 14 November 2010, 10:56:46 PM »
Namo Buddhaya semuanya,

Newbie mau numpang tanya. Dulu saya pernah membaca buku tentang hukum karma. Dan disitu penjelasannya sangat menarik sayangnya saya sudah lupa isinya. Tetapi setidaknya saya masih mengingat salah satu ceritanya yang menceritakan sistem kerja karma, jadi ingin menanyakan pendapat bro2 dan sis2 semua. Jadi ceritanya kira-kira begini:

Ada dua orang si Hasan dan Budi. Hasan dan Budi keduanya memang kurang akur, sehingga memang kadang bertengkar. Suatu hari karena si Hasan sudah sangat kesal dengan si Budi, akhirnya si Hasan pukul si Budi, nah pukulan si Budi ini ceritanya sebesar 50 Newton (ini bukan soal fisika). Si Budi mau membalas si Hasan, tapi si Hasan sudah keburu kabur~
Si Budi setiap harinya selalu mengincar Hasan untuk membalas perbuatan si Hasan. Sedangkan si Hasan yang tidak ingin digebuk Budi,  setiap hari melatih otot-otot tubuhnya sehingga kekar dan kuat.
Akhirnya suatu hari si Budi bertemu dengan si Hasan, akhirnya dia membalas memukul Hasan dengan tenaga yang sama, 50 Newton. Sayangnya karena Hasan kuat, dia tidak merasa sakit yang sama seperti rasa sakit yang dialami si Budi waktu dipukul dulu.

Pertanyaannya:
1. Apakah karma buruk Hasan, yang dikarenakan memukul Budi, sudah berbuah?
2. Apakah Budi menciptakan karma buruk yang baru, walaupun sebetulnya pukulannya tidak menyakiti Hasan?
"The most likely way for the world to be destroyed, most experts argue, is by accident. That’s where we come in; we’re computer professionals. We cause accidents." - Nathaniel Borenstein

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Pertanyaan Karma
« Reply #1 on: 14 November 2010, 11:08:45 PM »
seingat gw, pertanyaan yg ente tanya ini, kurang berguna bagi perkembangan batin.
dan seingat memori saya yg jelek ini, pada jaman sang bhagava, pertanyaan ttg karma bekerja.. hal tersebut tdk dijawab. (CMIIW pleaseee...)

tp intinya gini mas,
berbuahnya suatu karma, membuthkan bnyk variable2...
dan kita tdk akan pernah tahu, variable apa saja yg ter-release untuk berbuahnya suatu kamma baru/ hasilnya lebih tepatnya.

mengenai si hasan/si budi. yg psati itu karma buruk, walaupun hanya sebatas pikiran.
misalkan, saya berpikir untuk membunuh anda. itu sudah menjadi karma buruk bagi saya.
jd, karma tidak hanya di hasilkan lewat perbuatan/ucapan. tp lewat pikiran juga bisa.
Samma Vayama

Offline 6ood

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 11
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pertanyaan Karma
« Reply #2 on: 14 November 2010, 11:33:39 PM »
pertanyaan anak sd gan..hehe

coba sering baca kisah-kisah Budhis nanti akan tahu sendiri...hehe

banyak variable yg mendorong menghasilkan karma..

Kenapa si Hasan bisa tiba2 memukul si Budi?
lihatlah kehidupan sebelumnya..bisa saja siBudi yg memukul si Hasan duluan...okay!

itulah yg disebut Lingkaran Karma! oleh sebab itu keluarlah dari lingkaran dengan cara memaafkan si Hasan. okay.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Pertanyaan Karma
« Reply #3 on: 15 November 2010, 01:02:56 AM »
Untuk mengerti Karma sebaiknya dikembalikan pada pengertian awal Karma. Yaitu perbuatan. Dan parameter dari sebuah perbuatan adalah kehendak. Karma bukan ditentukan oleh besaran Newton tenaga yang dikeluarkan, tapi dari kehendak.

1. Buah dari perbuatan buruk memukul tidak harus selalu didapatkan dalam bentuk pukulan kembali dari orang yang dipukul sebelumnya. Mungkin saja berbuah dalam cara lain.

2. Meski tidak menyakitkan bagi Hasan tetapi karena sebelum memukul Budi telah berniat buruk (perbuatan pikiran) yang ditindaklanjuti dengan memukul Hasan secara fisik, tentu saja itu termasuk kategori perbuatan buruk alias karma buruk.

Selanjutnya, silakan baca kembali postingan Bro Andry di atas.
appamadena sampadetha

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan Karma
« Reply #4 on: 15 November 2010, 05:36:37 AM »
sudah banyak pembahasan tentang kamma di DC setelah banyak membaca niscaya anda lebih mengerti, dan pertanyaan anda pasti akan terjawab,  ^:)^
_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Karma
« Reply #5 on: 15 November 2010, 07:01:22 AM »
yg perlu di ketahui, karma tidak selalu berbuah saat kehidupan itu juga
karma tidak selalu berbuah...seperti itu, pukulan di balas pukulan.. dan selesai, biasanya lebih banyak...ibarat kmu tanam sebuah pohon mangga dari 1 buah mangga, kmu akan mendapat mangga yg banyak saat pohon tsb telah berbuah.
karma yg buruk itu akibat perbuatan/ucapan apa pun, yg dengan sengaja... walaupun tidak menyakiti baik fisik atau pun mental
cth, kmu menfitnah seorg arahat or Buddha... Buddha sendiri mungkin tidak merasa sakit akan fitnahan mu... tp itu sudah membuat kamma buruk yg besar...
...

Offline junxiong

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 940
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pertanyaan Karma
« Reply #6 on: 15 November 2010, 08:10:47 AM »
Sep.. sep..

berarti dari kesimpulan yang saya tangkap adalah perlunya kehendak. Tanpa kehendak tidak mungkin
maka tidak akan menimbulkan karma....

jawabannya cukup bisa dimengerti. Anumodana atas penjelasannya :D
"The most likely way for the world to be destroyed, most experts argue, is by accident. That’s where we come in; we’re computer professionals. We cause accidents." - Nathaniel Borenstein

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan Karma
« Reply #7 on: 15 November 2010, 09:27:52 AM »
Namo Buddhaya semuanya,

Newbie mau numpang tanya. Dulu saya pernah membaca buku tentang hukum karma. Dan disitu penjelasannya sangat menarik sayangnya saya sudah lupa isinya. Tetapi setidaknya saya masih mengingat salah satu ceritanya yang menceritakan sistem kerja karma, jadi ingin menanyakan pendapat bro2 dan sis2 semua. Jadi ceritanya kira-kira begini:

Ada dua orang si Hasan dan Budi. Hasan dan Budi keduanya memang kurang akur, sehingga memang kadang bertengkar. Suatu hari karena si Hasan sudah sangat kesal dengan si Budi, akhirnya si Hasan pukul si Budi, nah pukulan si Budi ini ceritanya sebesar 50 Newton (ini bukan soal fisika). Si Budi mau membalas si Hasan, tapi si Hasan sudah keburu kabur~
Si Budi setiap harinya selalu mengincar Hasan untuk membalas perbuatan si Hasan. Sedangkan si Hasan yang tidak ingin digebuk Budi,  setiap hari melatih otot-otot tubuhnya sehingga kekar dan kuat.
Akhirnya suatu hari si Budi bertemu dengan si Hasan, akhirnya dia membalas memukul Hasan dengan tenaga yang sama, 50 Newton. Sayangnya karena Hasan kuat, dia tidak merasa sakit yang sama seperti rasa sakit yang dialami si Budi waktu dipukul dulu.

Pertanyaannya:
1. Apakah karma buruk Hasan, yang dikarenakan memukul Budi, sudah berbuah?
2. Apakah Budi menciptakan karma buruk yang baru, walaupun sebetulnya pukulannya tidak menyakiti Hasan?
1. Perlu seorang Samma Sambuddha untuk menjawab dengan pasti.

2. Misalnya anda seorang karateka, memukul orang sekali dengan kekuatan 200 N sampai muntah darah lalu mati. Lalu di kehidupan berikut terlahir jadi gajah/badak, menerima "pukulan" 200 N itu cuma seperti dipijit. Sementara benih kamma ada di niat/kehendak, buah kamma ada di perasaan yang ditimbulkan, bukan pada bentuk perbuatan yang sama. Jika gajah/badak mengalami hal sama (muntah darah sampai mati) apakah karena perbuatan makhluk lain ataupun karena kecelakaan, maka mungkin saja (bukan pasti) itu hasil kammanya meninju di masa lampau.

Jangan lupa juga kamma itu bukan tanem 1 berbuah 1. Tergantung pelaku, penderita, dan situasi, bisa bertambah, bisa berkurang atau tidak sempat berbuah sama sekali. Misalnya si Budi ini adalah orang mulia, tidak pernah melanggar sila, baik hati, maka kamma kembali ke si Hasan mungkin tidak hanya sekedar perasaan yang sama yang dialami si Budi. Gampangnya, Devadatta melukai kaki Buddha Gotama, kammanya bukan berupa kakinya terluka juga, bukan?!


Offline Udyata-sahanubhuti

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 112
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pertanyaan Karma
« Reply #8 on: 15 November 2010, 09:51:48 AM »
 _/\_

saya sependapat bro Kainyn,
Kalau tidak salah, Sang Buddha pernah mengingatkan Kassapa untuk tidak melihat cara kerja hukum kamma secara pasti.
Karena meneliti cara kerja hukum kamma secara pasti adalah kapasitas seorang Samma Sambuddha.
Membahas cara kerja hukum kamma secara pasti tidak akan berguna untuk pengembangan batin, katanya bisa mengalami gangguan mental.  ^:)^
o

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan Karma
« Reply #9 on: 15 November 2010, 10:15:28 AM »
_/\_

saya sependapat bro Kainyn,
Kalau tidak salah, Sang Buddha pernah mengingatkan Kassapa untuk tidak melihat cara kerja hukum kamma secara pasti.
Karena meneliti cara kerja hukum kamma secara pasti adalah kapasitas seorang Samma Sambuddha.
Membahas cara kerja hukum kamma secara pasti tidak akan berguna untuk pengembangan batin, katanya bisa mengalami gangguan mental.  ^:)^
_/\_
Betul, saya juga pikir membahas secara pastinya cara kerja kamma itu memang sebaiknya dihindari. Teori hukum kamma yang diajarkan di Agama Buddha bukanlah agar kita menguasai 'hitung-hitungan kamma', melainkan agar membentuk konsep pola pikir yang menilai sesuatu terjadi berdasarkan sebab-akibat, bukan 'dari sononya begitu.'

Membahas kamma secara kulit-kulitnya saja seperti membunuh menyebabkan umur pendek, kamma bisa berbuah sekarang atau kehidupan nanti, mungkin masih bermanfaat untuk dijawab karena membantu perkembangan pola pikir kita. Tapi jika sudah mengarah spekulasi tebak-tebakan kamma, ini malah bisa jadi bahaya. Misalnya bisa jadi orang cenderung menghakimi ("Si A hidupnya miskin, pasti dulunya kurang dana tuh...").



Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan Karma
« Reply #10 on: 15 November 2010, 10:20:51 AM »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan Karma
« Reply #11 on: 15 November 2010, 10:33:55 AM »
baca ini :

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=991.0

=))
Menurut saya itu adalah orang yang baca Tipitaka, dikumpulin kisah yang ada sebab-akibatnya, lalu digeneralisasi, ditambah bumbu-kecap, dibuat jadi "sutta". Tapi ia lupa mencantumkan yang paling penting:

"Membunuh pelacur, O bhikkhu. menganjurkan, melakukan, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke alam setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "membunuh pelacur" membuat ia diseruduk sapi ngamuk."


Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Karma
« Reply #12 on: 15 November 2010, 10:56:41 AM »
Namo Buddhaya semuanya,


Pertanyaannya:
1. Apakah karma buruk Hasan, yang dikarenakan memukul Budi, sudah berbuah?
2. Apakah Budi menciptakan karma buruk yang baru, walaupun sebetulnya pukulannya tidak menyakiti Hasan?


sedikit mo menambahkan...
1. apakah kamma buruk si Hasan sudah berbuah?
~ Sesaat setelah melakukan suatu perbuatan buruk, akan timbul perasaan takut, gelisah, was2 dll.... perasaan2 ini adalah dukkha. Jadi, akibat melakukan perbuatan buruk, kita segera menerima hasilnya... contohnya, si Hasan sudah lari ketakutan, hidup tidak tenang gara2 memukul si Budi..

2. Budi tentu saja menciptakan kamma buruk baru, yakni saat ia memukul si Hasan, bahkan jauh2 hari saat ia merespon pukulan si Hasan dengan merencanakan akan memukul balik si Hasan, juga selama saat2 ia mengincar si Hasan, selama itu ia telah menimbun kamma buruk dalam bentuk pikiran (dosa citta)...

::


Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan Karma
« Reply #13 on: 15 November 2010, 11:06:42 AM »
sedikit mo menambahkan...
1. apakah kamma buruk si Hasan sudah berbuah?
~ Sesaat setelah melakukan suatu perbuatan buruk, akan timbul perasaan takut, gelisah, was2 dll.... perasaan2 ini adalah dukkha. Jadi, akibat melakukan perbuatan buruk, kita segera menerima hasilnya... contohnya, si Hasan sudah lari ketakutan, hidup tidak tenang gara2 memukul si Budi..
Masih spekulasi juga. Sekarang kita lihat dari sudut pandang lain. Sewaktu si Hasan berhasil pukul si Budi, bisa jadi ada perasaan senang dan puas. Apakah perasaan puas ini adalah buah kamma baik (?) si Hasan memukul si Budi?

Dulu saya pernah membahas tentang ini juga dan mengatakan bahwa walaupun ada akibat langsung dari satu niat (kamma), bukan berarti itu adalah buah dari kamma itu sendiri. Dengan begitu, adalah riskan berspekulasi demikian.


Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Karma
« Reply #14 on: 15 November 2010, 03:23:04 PM »
pernah kita bahas soal 'bisa karena biasa'... misalkan, seseorang melihat jam tangan cantik, ia tertarik, ingin memilikinya.... ia ingin mengambilnya, tapi krn belum pernah mencuri.. ia ragu2 untuk melakukannya.. ambil, tidak, ambil, tidak... butuh banyak pertimbangan dan dorongan yg sangat kuat agar ia mengambil jam tsb... akhirnya 'setttt' sikat jam itu.

Untuk kegiatan pencurian pertama ini, setelahnya orang tsb PASTI akan ketakutan, gelisah dan kuatir. Batinnya tidak tenang... Takut dituduh dan tertangkap. Setelah beberapa saat kondisi aman, ia akan mulai tenang dan pada akhirnya ia tidak was2 lagi...

Di kedua kalinya, ia melihat jam tangan bagus lagi, timbul niat untuk memiliki, ia melihat sekeliling, lalu.. settttt! Tidak butuh banyak pertimbangan lagi.. Demikian untuk ketiga kalinya nanti.. dstnya... ia akan menjadi biasa saja, setelah mencuri, perasaan yg timbul adalah 'puas' dan 'senang'.

Kondisi ini berlaku untuk setiap perbuatan2 buruk... bisa karena biasa (dan juga perbuatan baik, tentunya...) makanya Sang Buddha menganjurkan kita untuk 'membiasakan' diri berbuat baik, agar menjadi kebiasaan bagi kita.

----

Kembali ke topik kita... bila sudah melakukan suatu perbuatan merugikan dan kita menjadi was2 / kuatir, kita semua setuju bahwa hasil dari kamma kita terima saat itu juga...

Namun, bagaimana kalau kasusnya, setelah melakukan perbuatan merugikan tsb, kita justru "puas" dan "senang"? Apakah ini bisa disebut menerima hasil kamma saat ini juga? Jawabannya adalah Iya. Dan ini lebih buruk lagi. Bila dikasus pertama kita dengan jelas melihat hasil yg negatif (was-was, kuatir, takut), maka di kasus kedua hasil negatifnya sedikit menipu, sangat halus. Perasaan puas dan senang tsb justru lebih berbahaya dibanding was2 dan ketakutan, karena perasaan 'puas' dan 'senang' setelah melakukan perbuatan merugikan akan meminta 'pengulangan'. Perasaan puas dan senang yg dimotivasi ke'aku'an / kemelekatan membutuhkan eksistensi lagi.

Perasaan puas dan senang tsb dengan kokoh membentuk trend batin kita bahwa apa yg kita lakukan tsb (perbuatan negatif tsb) memang benar (dan enak), kita dapat melakukannya, dan tidak ada imbas negatifnya... itu pemikiran kita. Dan kita tidak ragu2 untuk mengulanginya dimasa yg akan datang, kapan perlu, kita yg akan mengkondisikan agar perbuatan tsb bisa terulang lagi.... Ini sangat berbahaya bagi pengembangan batin.

Jadi, hasil dari suatu kamma (perbuatan) akan langsung diterima saat itu juga, yakni dalam bentuk 'trend batin' kita yg baru...

Ini menurut sy sangat perlu kita pahami agar kita dapat  berhati2 untuk melangkah, bahkan untuk suatu perbuatan buruk yg kecil...


::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)