//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...  (Read 648208 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #570 on: 17 April 2009, 03:27:30 PM »
[at] kainyn
tanya diri anda yang tahu kenapa.  :))

mana mungkinlah diri sendiri diselamatkan tapi sudah diselamat orang lain tidak diselamatkan.
Bro Kaiyn juga kenal agama Buddha juda dari orang Yang mengajar agama Buddha juga kan. kalo ngak Mana mungkin bisa tahu agama Buddha. Kalo ngak ada yang kasih Tau. Emangnya Dhamma langsung muncul dari langit tokh :)

Duh semesti kita masih inget ada tuh cerita di jantaka dimana kisah Buddha sudah mencapai kesempurnaan, Seorang kakek membujuk beliau mau mengajarkan dhamma kepada semua mahluk supaya semua mahluk Bisa mencapai kesempurnaan Beliau. Dan Beliau Namakara kepada kakek tersebut. Dan Akhirnya Beliau memilih mau mengajarkan Dhamma kepada kita semua sampai sekarang. Itu dia konsep yang dijalani oleh mahayana. Ngak hanya harus menyelamatkan diri sendiri bro tapi juga mau bantu menyelamatkan yang lain, Kalo tidak Dhamma bisa musnah lebih awal dong ?. kalo Berpikiran Hanya sendiri saja  terselamatkan semua gimana Dhamma bisa Cepat berakhir sebelum Ramalan Buddha kita.


Bukan di kisah Jataka, tetapi di kisah kehidupan siddharta ketika mencapai penerangan sempurna dan mencapai annutara sammasambuddha, yaitu :

Brahmà Sahampati Memohon Pengajaran Dhamma
(Brahmà Sahampati yang agung adalah seorang Thera mulia bernama Sahaka pada masa Buddha Kassapa. Dalam kapasitasnya, ia berhasil mencapai Jhàna Pertama Rupàvacara dan karena ia meninggal dunia tanpa terjatuh dari Jhàna, ia terlahir di Alam Jhàna Pertama dan menjadi Mahàbrahmà yang memiliki umur kehidupan enam puluh empat antara kappa yang setara dengan satu asankhyeyya kappa. Ia disebut Brahmà Sahampati di alam brahmà tersebut. Samyutta Atthakatthà dan Sàrattha Tikà).

Ketika Buddha masih tidak berkeinginan untuk berusaha mengajarkan Dhamma, Mahàbrahmà Sahampati berpikir, “Nassati vata bho loko! Vinassati vata bho loko!” “O teman, dunia akan binasa! O teman, dunia akan binasa!” Buddha yang layak mendapat penghormatan oleh dewa dan manusia karena telah menembus pengetahuan semua Dhamma di dunia tidak sudi mengajarkan Dhamma!” Kemudian dalam sekejap, dengan kecepatan bagaikan seorang kuat yang merentangkan tangannya yang terlipat atau melipat tangannya yang terentang, Brahmà Sahampati lenyap dari alam brahmà bersama-sama dengan sepuluh ribu Mahàbrahmà lainnya, muncul di hadapan Buddha. Pada waktu itu, Mahàbrahmà Sahampati meletakkan selendangnya (selendang brahmà) di bahu kirinya dan berlutut dengan lutut kanannya menyentuh tanah (duduk cara brahmà). Bersujud kepada Buddha dengan mengangkat kedua tangannya yang dirangkapkan dan berkata:

“Buddha yang agung, sudilah Buddha mengajarkan Dhamma kepada semua makhluk, manusia, dewa, dan brahmà. Buddha agung yang memiliki bahasa yang baik, sudilah Buddha mengajarkan Dhamma kepada semua makhluk, manusia, dewa, dan brahmà. Ada banyak makhluk-makhluk yang memiliki sedikit debu kotoran di mata pengetahuan dan kebijaksanaan mereka. Jika makhluk-makhluk ini tidak berkesempatan mendengarkan Dhamma Buddha, mereka akan menderita kerugian besar karena tidak memperoleh Dhamma yang luar biasa Magga-Phala yang layak mereka dapatkan. Buddha yang mulia, akan terbukti bahwa ada dari mereka yang mampu memahami Dhamma yang Engkau ajarkan.”

Kemudian lagi, setelah mengucapkan dengan bahasa prosa biasa, Mahàbrahmà juga mengajukan permohonan dalam syair seperti berikut:
“Buddha yang agung, pada masa lampau sebelum kemunculan-Mu, di Negeri Magadha, terdapat ajaran salah yang tidak suci, yang diajarkan oleh enam guru berpandangan salah, seperti Purana Kassapa yang dinodai oleh lumpur kotoran. Dan oleh karena itu, sudilah membuka pintu gerbang Magga untuk memasuki Nibbàna yang abadi (yang tertutup sejak lenyapnya ajaran Buddha Kassapa). Izinkan semua makhluk mendengarkan Dhamma Empat Kebenaran Mulia yang terlihat jelas oleh-Mu yang bebas dari debu kilesa.

“Buddha yang mulia dan bijaksana, yang memiliki mata kebijaksanaan yang mampu melihat segala sesuatu! Bagaikan seorang yang memiliki pandangan mata yang tajam berdiri di puncak gunung dan melihat semua orang di sekelilingnya, demikian pula Engkau, Buddha yang mulia, karena telah terbebas dari kesedihan, naik ke menara Pa¤¤à dan melihat semua makhluk, manusia, dewa, dan brahmà, yang terjatuh ke dalam jurang kesedihan (karena dilindas oleh kelahiran, usia tua, penyakit, dan kematian, dan lain-lain).

“Buddha yang mulia dan memiliki kecerdasan, yang hanya mengetahui kemenangan, tidak pernah kalah, dalam semua pertempuran! Bangunlah! Buddha yang mulia, yang bebas dari hutang kenikmatan indria, yang memiliki kebiasaan membebaskan makhluk-makhluk yang ingin mendengarkan dan mengikuti ajaran Buddha, dari perjalanan sulit berupa kelahiran, usia tua, penyakit, dan kematian dan bagaikan pemimpin rombongan, yang mengantar mereka dengan selamat menuju Nibbàna! Sudilah, mengembara di dunia ini dan mengumandangkan Dhamma dari Buddha yang agung, sudilah, mengajarkan Empat Kebenaran Mulia kepada semua makhluk manusia, dewa, dan brahmà. Buddha yang mulia, ada makhluk-makhluk yang dapat melihat dan memahami Dhamma yang Engkau ajarkan.”

(Kenyataan bahwa brahmà datang dan mengajukan permohonan untuk mengajarkan Dhamma, tepat pada waktu Buddha merenungkan dalamnya Dhamma dan besarnya kilesa makhluk-makhluk, dan tidak berniat untuk berusaha mengajarkan Dhamma adalah dhammatà bagi semua Buddha).

Sumber : BuddhaVamsa (Riwayat Agung Para Buddha) hal 684 - 686
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #571 on: 17 April 2009, 03:29:08 PM »
[at] kainyn
tanya diri anda yang tahu kenapa.  :))

mana mungkinlah diri sendiri diselamatkan tapi sudah diselamat orang lain tidak diselamatkan.
Bro Kaiyn juga kenal agama Buddha juda dari orang Yang mengajar agama Buddha juga kan. kalo ngak Mana mungkin bisa tahu agama Buddha. Kalo ngak ada yang kasih Tau. Emangnya Dhamma langsung muncul dari langit tokh :)

Duh semesti kita masih inget ada tuh cerita di jantaka dimana kisah Buddha sudah mencapai kesempurnaan, Seorang kakek membujuk beliau mau mengajarkan dhamma kepada semua mahluk supaya semua mahluk Bisa mencapai kesempurnaan Beliau. Dan Beliau Namakara kepada kakek tersebut. Dan Akhirnya Beliau memilih mau mengajarkan Dhamma kepada kita semua sampai sekarang. Itu dia konsep yang dijalani oleh mahayana. Ngak hanya harus menyelamatkan diri sendiri bro tapi juga mau bantu menyelamatkan yang lain, Kalo tidak Dhamma bisa musnah lebih awal dong ?. kalo Berpikiran Hanya sendiri saja  terselamatkan semua gimana Dhamma bisa Cepat berakhir sebelum Ramalan Buddha kita.


Bukan di kisah Jataka, tetapi di kisah kehidupan siddharta ketika mencapai penerangan sempurna dan mencapai annutara sammasambuddha, yaitu :

Brahmà Sahampati Memohon Pengajaran Dhamma
(Brahmà Sahampati yang agung adalah seorang Thera mulia bernama Sahaka pada masa Buddha Kassapa. Dalam kapasitasnya, ia berhasil mencapai Jhàna Pertama Rupàvacara dan karena ia meninggal dunia tanpa terjatuh dari Jhàna, ia terlahir di Alam Jhàna Pertama dan menjadi Mahàbrahmà yang memiliki umur kehidupan enam puluh empat antara kappa yang setara dengan satu asankhyeyya kappa. Ia disebut Brahmà Sahampati di alam brahmà tersebut. Samyutta Atthakatthà dan Sàrattha Tikà).

Ketika Buddha masih tidak berkeinginan untuk berusaha mengajarkan Dhamma, Mahàbrahmà Sahampati berpikir, “Nassati vata bho loko! Vinassati vata bho loko!” “O teman, dunia akan binasa! O teman, dunia akan binasa!” Buddha yang layak mendapat penghormatan oleh dewa dan manusia karena telah menembus pengetahuan semua Dhamma di dunia tidak sudi mengajarkan Dhamma!” Kemudian dalam sekejap, dengan kecepatan bagaikan seorang kuat yang merentangkan tangannya yang terlipat atau melipat tangannya yang terentang, Brahmà Sahampati lenyap dari alam brahmà bersama-sama dengan sepuluh ribu Mahàbrahmà lainnya, muncul di hadapan Buddha. Pada waktu itu, Mahàbrahmà Sahampati meletakkan selendangnya (selendang brahmà) di bahu kirinya dan berlutut dengan lutut kanannya menyentuh tanah (duduk cara brahmà). Bersujud kepada Buddha dengan mengangkat kedua tangannya yang dirangkapkan dan berkata:

“Buddha yang agung, sudilah Buddha mengajarkan Dhamma kepada semua makhluk, manusia, dewa, dan brahmà. Buddha agung yang memiliki bahasa yang baik, sudilah Buddha mengajarkan Dhamma kepada semua makhluk, manusia, dewa, dan brahmà. Ada banyak makhluk-makhluk yang memiliki sedikit debu kotoran di mata pengetahuan dan kebijaksanaan mereka. Jika makhluk-makhluk ini tidak berkesempatan mendengarkan Dhamma Buddha, mereka akan menderita kerugian besar karena tidak memperoleh Dhamma yang luar biasa Magga-Phala yang layak mereka dapatkan. Buddha yang mulia, akan terbukti bahwa ada dari mereka yang mampu memahami Dhamma yang Engkau ajarkan.”

Kemudian lagi, setelah mengucapkan dengan bahasa prosa biasa, Mahàbrahmà juga mengajukan permohonan dalam syair seperti berikut:
“Buddha yang agung, pada masa lampau sebelum kemunculan-Mu, di Negeri Magadha, terdapat ajaran salah yang tidak suci, yang diajarkan oleh enam guru berpandangan salah, seperti Purana Kassapa yang dinodai oleh lumpur kotoran. Dan oleh karena itu, sudilah membuka pintu gerbang Magga untuk memasuki Nibbàna yang abadi (yang tertutup sejak lenyapnya ajaran Buddha Kassapa). Izinkan semua makhluk mendengarkan Dhamma Empat Kebenaran Mulia yang terlihat jelas oleh-Mu yang bebas dari debu kilesa.

“Buddha yang mulia dan bijaksana, yang memiliki mata kebijaksanaan yang mampu melihat segala sesuatu! Bagaikan seorang yang memiliki pandangan mata yang tajam berdiri di puncak gunung dan melihat semua orang di sekelilingnya, demikian pula Engkau, Buddha yang mulia, karena telah terbebas dari kesedihan, naik ke menara Pa¤¤à dan melihat semua makhluk, manusia, dewa, dan brahmà, yang terjatuh ke dalam jurang kesedihan (karena dilindas oleh kelahiran, usia tua, penyakit, dan kematian, dan lain-lain).

“Buddha yang mulia dan memiliki kecerdasan, yang hanya mengetahui kemenangan, tidak pernah kalah, dalam semua pertempuran! Bangunlah! Buddha yang mulia, yang bebas dari hutang kenikmatan indria, yang memiliki kebiasaan membebaskan makhluk-makhluk yang ingin mendengarkan dan mengikuti ajaran Buddha, dari perjalanan sulit berupa kelahiran, usia tua, penyakit, dan kematian dan bagaikan pemimpin rombongan, yang mengantar mereka dengan selamat menuju Nibbàna! Sudilah, mengembara di dunia ini dan mengumandangkan Dhamma dari Buddha yang agung, sudilah, mengajarkan Empat Kebenaran Mulia kepada semua makhluk manusia, dewa, dan brahmà. Buddha yang mulia, ada makhluk-makhluk yang dapat melihat dan memahami Dhamma yang Engkau ajarkan.”

(Kenyataan bahwa brahmà datang dan mengajukan permohonan untuk mengajarkan Dhamma, tepat pada waktu Buddha merenungkan dalamnya Dhamma dan besarnya kilesa makhluk-makhluk, dan tidak berniat untuk berusaha mengajarkan Dhamma adalah dhammatà bagi semua Buddha).

G lagi loepa, ngak bawa buku ;D

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #572 on: 17 April 2009, 03:44:13 PM »
[at] kainyn
tanya diri anda yang tahu kenapa.  :))

bro kainyn sudah tahu jawabannya... bahwa semua-nya tergantung kepada diri sendiri... jadikanlah diri sendiri sebagai pulau sendiri... buddha dan para suciwan hanya menunjukkan jalan, selanjutnya untuk menempuh JALAN PEMBEBASAN itu tergantung kepada diri sendiri...

pembebasan sendiri juga butuh pembimbing kalo gitu ngak butuh Sangha dong. Buat apa Sangha di buat. Kalo gitu Anda ngapain belajar dari Buddha tapi anda sendiri bisa kok memiliki pencerahan.



tidak harus mutlak ada sangha baru bisa terbuka JALAN PEMBEBASAN... contohnya pacceka buddha bisa muncul di dunia dengan kekosongan ajaran... Di Kalpa bhadda (kalpa bahagia ini), muncul 5 orang sammasambuddha yang merupakan kalpa dengan jumlah sammasambuddha terbanyak, oleh karena itu dikatakan kalpa bahagia...

Sulit untuk terlahir sebagai manusia...
Lebih Sulit lagi untuk terlahir sebagai manusia dan mendengarkan dharma ajaran seorang sammasambuddha...
Lebih Lebih Sulit lagi terlahir sebagai manusia pada masa seorang sammasambuddha terlahirkan dan mendengarkan dhamma.
Lebih Lebih dan Lebih Sulit lagi terlahir sebagai manusia dan menjadi murid langsung dari seorang sammasambuddha....

Kenapa Anda jadi manusia juga udah tau itu penderitaan ?, Kalo ngak bth sanggha, ngak butuh dhamma, Pertanyaaanya adalah Anda Beragama Buddha Untuk apa ?. KTP saja
Lagi pula kalo anda Belajar Agama Buddha sama aja anda sudah diselamatkan Dhamma.
Kalo Anda merasa diri Anda Sudah Tercerahkan, ngapain Belajar Dhamma lagi, Ngapain ngaku beragama Buddha kalo, masih pengan hinaya,  

Anda sendiri nulis bahwa pencerahan berasal dari sendiri kalo ngak tau Dhamma bagaimana bisa, Emangnya Dhamma jatuh dari langit, Rasionalistas sedikit, Saya tanya lg anda tau agama Buddha darimana ?. ngak Butuh Sangha kalo gitu kenapa anda ngak bubarin aja ngak guna kok ?.
Sekarang Balik lagi ke rasional Siapa yang bisa kasih tau agama Buddha kalo ngak Ada manusia yang ngak mau kasih tau, agak ada para Boddhisatva, Agak ada Buddha, Ngak mungkin anda bisa mengenal Dhamma. Intinya Pandangan itu justru menyimpang Dhamma.

Ngak mungkin Langsung bisa tercerahkan kalo ngak ada petunjuk, Buat apa Hinaya, buat apa Sutta, anda anda tidak merasa butuhkan, Karena anda Sudah merasa Tercerahakan jadi kagak butuh itu namanya Dhamma.


Kenapa Anda jadi manusia juga udah tau itu penderitaan ?,

saya jadi manusia karena belum terputus dari rantai kelahiran kembali... salah satu penyebabnya adalah avijja (kegelapan bathin) sehingga masih terus menerus terlahirkan kembali di 31 alam kehidupan ini (hanya saja dalam kehidupan ini "kebetulan" karena karma saya yang harus terlahir-kan menjadi manusia)...
Note : baca pattica samupada (hukum sebab musabab yang bergantungan) untuk lebih mengerti tentang roda samsara kelahiran kembali.


Kalo ngak bth sanggha, ngak butuh dhamma, Pertanyaaanya adalah Anda Beragama Buddha Untuk apa ?. KTP saja
Lagi pula kalo anda Belajar Agama Buddha sama aja anda sudah diselamatkan Dhamma.
Kalo Anda merasa diri Anda Sudah Tercerahkan, ngapain Belajar Dhamma lagi, Ngapain ngaku beragama Buddha kalo, masih pengan hinaya, 

Bukan dikatakan Sangha tidak berguna dalam pembabaran Dharma, malahan Sangha itu (dikala ketidakhadiran seorang sammasambuddha di dunia) adalah merupakan wakil buddha untuk membabarkan dhamma ajaran buddha, dan jika ada sangha di dunia, maka masih merupakan keberuntungan bagi dunia.

TETAPI saya katakan bahwa TIDAK MUTLAK hanya satu satu-nya jalan HARUS ADA SAMMASAMBUDDHA ataupun HARUS ADA SANGHA baru-lah ada pembebasan... kan masih ada pintu PACCEKA BUDDHA yaitu individu yang mencapai pembebasan di masa kekosongan ajaran (TIDAK ADA AJARAN yang NAMANYA AJARAN BUDDHA di dunia) dengan usaha sendiri, tetapi tidak memberikan pengajaran kepada makhluk lain...


Anda sendiri nulis bahwa pencerahan berasal dari sendiri kalo ngak tau Dhamma bagaimana bisa, Emangnya Dhamma jatuh dari langit, Rasionalistas sedikit,

Ajaran BUDDHA adalah ajaran dari makhluk yang mencapai pembebasan (nibbana) sendiri yaitu seorang sammasambuddha, tidak berasal dari langit, tetapi manfaatnya menembus langit (surga)... Ajaran BUDDHA dalam tulisan maupun pengajaran lisan berupa kata-kata dikatakan pannati dhamma, sedangkan paramatha dhamma (dharma absolut) tetap ada di dunia dengan atau tidak adanya kehadiran sammasambuddha ataupun adanya ajaran buddha.


Saya tanya lg anda tau agama Buddha darimana ?. ngak Butuh Sangha kalo gitu kenapa anda ngak bubarin aja ngak guna kok ?.
Sekarang Balik lagi ke rasional Siapa yang bisa kasih tau agama Buddha kalo ngak Ada manusia yang ngak mau kasih tau, agak ada para Boddhisatva, Agak ada Buddha, Ngak mungkin anda bisa mengenal Dhamma. Intinya Pandangan itu justru menyimpang Dhamma.

Saya tahu ajaran buddha dari sekolah, dari para bhikkhu di vihara (sangha)... TETAPI kan saya katakan bahwa TIDAK MUTLAK HARUS ADA SANGHA baru ada jalan pembebasan (karena ada jalan PACCEKA BUDDHA). Jika ada SANGHA (apalagi kalau ada sammasambuddha) itu lebih bagus... tentunya lebih mudah mendapatkan pengajaran dan bimbingan.

Masalah bubarin SANGHA, buat apa di bubarin SANGHA kalau SANGHA itu memberikan banyak manfaat buat kita... TETAPI dikatakan lagi... WALAU TANPA SANGHA, TETAP ADA JALAN PEMBEBASAN... NGERTI GAK SIH ??? kayaknya capek saya jelaskannya...


Ngak mungkin Langsung bisa tercerahkan kalo ngak ada petunjuk, Buat apa Hinaya, buat apa Sutta, anda anda tidak merasa butuhkan, Karena anda Sudah merasa Tercerahakan jadi kagak butuh itu namanya Dhamma.

Kata siapa kagak perlu VINAYA, SUTTA dsbnya itu... tetapi walaupun tanpa VINAYA dan SUTTA itu, tetap ada JALAN PEMBEBASAN... Contohnya Pangeran SIDDHARTA saja bisa mencapai penerangan sempurna pada saat belum ada ajaran BUDDHA pada masanya... Tuh Kan...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #573 on: 17 April 2009, 03:52:23 PM »
[at] bro dilbert
Bukan dikatakan Sangha tidak berguna dalam pembabaran Dharma, malahan Sangha itu (dikala ketidakhadiran seorang sammasambuddha di dunia) adalah merupakan wakil buddha untuk membabarkan dhamma ajaran buddha, dan jika ada sangha di dunia, maka masih merupakan keberuntungan bagi dunia.

tapi kata-nya, sangha sendiri saja belum mencapai pencerahan, mo sok2 ajarin orang
ibaratnya kalau belum bisa berenang, jangan sok jadi baywatch....

aku jd bingung, bingung sana bingung sini
sebentar bilang tidak bole
sebentar bilang bole

no offense :P
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #574 on: 17 April 2009, 03:54:29 PM »
Orangnya belum mencapai keBuddhaan, Buddha aja tidak pantang menyerah bro, kenapa mesti menyerah. Beliau aja masih mau menyadarkan devata dari Lobha, kenapa para Bodhisatava kagak mau mengikuti jejak beliau ?. Aneh kan

Lalu Buddha sekarang kok tidak terus mengajar di sini?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #575 on: 17 April 2009, 03:54:37 PM »
[at] kainyn
tanya diri anda yang tahu kenapa.  :))

Saya belum pernah kenal atau ketemu Bodhisatva, jadi saya tidak tahu.
Mau bantu jawab?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #576 on: 17 April 2009, 03:55:36 PM »
[at] kainyn
tanya diri anda yang tahu kenapa.  :))

bro kainyn sudah tahu jawabannya... bahwa semua-nya tergantung kepada diri sendiri... jadikanlah diri sendiri sebagai pulau sendiri... buddha dan para suciwan hanya menunjukkan jalan, selanjutnya untuk menempuh JALAN PEMBEBASAN itu tergantung kepada diri sendiri...

Tapi kalau dibilang begitu, nanti dibilang "tidak mengosongkan cangkir, bro dilbert. Maka saya tanya dari sisi "cangkir" seberang.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #577 on: 17 April 2009, 03:56:12 PM »
[Qoute]saya jadi manusia karena belum terputus dari rantai kelahiran kembali... salah satu penyebabnya adalah avijja (kegelapan bathin) sehingga masih terus menerus terlahirkan kembali di 31 alam kehidupan ini (hanya saja dalam kehidupan ini "kebetulan" karena karma saya yang harus terlahir-kan menjadi manusia)...
Note : baca pattica samupada (hukum sebab musabab yang bergantungan) untuk lebih mengerti tentang roda samsara kelahiran kembali.[/qoute]

Kalo gitu kebetulan dong agama Buddhanya?

[qoute]
Bukan dikatakan Sangha tidak berguna dalam pembabaran Dharma, malahan Sangha itu (dikala ketidakhadiran seorang sammasambuddha di dunia) adalah merupakan wakil buddha untuk membabarkan dhamma ajaran buddha, dan jika ada sangha di dunia, maka masih merupakan keberuntungan bagi dunia.

TETAPI saya katakan bahwa TIDAK MUTLAK hanya satu satu-nya jalan HARUS ADA SAMMASAMBUDDHA ataupun HARUS ADA SANGHA baru-lah ada pembebasan... kan masih ada pintu PACCEKA BUDDHA yaitu individu yang mencapai pembebasan di masa kekosongan ajaran (TIDAK ADA AJARAN yang NAMANYA AJARAN BUDDHA di dunia) dengan usaha sendiri, tetapi tidak memberikan pengajaran kepada makhluk lain...
[/Qoute]

Kalo Tidak mengajarkan kepada mahluk lain gimana Buddha mengajar Dhama ?

[Qoute]Ajaran BUDDHA adalah ajaran dari makhluk yang mencapai pembebasan (nibbana) sendiri yaitu seorang sammasambuddha, tidak berasal dari langit, tetapi manfaatnya menembus langit (surga)... Ajaran BUDDHA dalam tulisan maupun pengajaran lisan berupa kata-kata dikatakan pannati dhamma, sedangkan paramatha dhamma (dharma absolut) tetap ada di dunia dengan atau tidak adanya kehadiran sammasambuddha ataupun adanya ajaran buddha.
[/qoute]

Artinya anda gak ngerti maksud bahasa saya. saya katakan emangnya Dhamma langsung hadir gitu aja.

[qoute]Saya tahu ajaran buddha dari sekolah, dari para bhikkhu di vihara (sangha)... TETAPI kan saya katakan bahwa TIDAK MUTLAK HARUS ADA SANGHA baru ada jalan pembebasan (karena ada jalan PACCEKA BUDDHA). Jika ada SANGHA (apalagi kalau ada sammasambuddha) itu lebih bagus... tentunya lebih mudah mendapatkan pengajaran dan bimbingan.

Masalah bubarin SANGHA, buat apa di bubarin SANGHA kalau SANGHA itu memberikan banyak manfaat buat kita... TETAPI dikatakan lagi... WALAU TANPA SANGHA, TETAP ADA JALAN PEMBEBASAN... NGERTI GAK SIH Huh? kayaknya capek saya jelaskannya...
[/qoute]

Anda jawab sendiri pertanyaan anda sendiri. Yang tidak mengerti tuh anda. saya sengaja nanya kayak seperti itu, artinya saya buka jalan pikiran kebudhaan anda bukan ?. Anda aja bisa cape jelasin kesaya. Saya juga bisa cape dong ajarin anda, padahal Buddha kita tuh ngak kenal kata cape lok untuk mengajar dhamma. Bodhisatva aja ngak kenal kata cape.

[Qoute]Kata siapa kagak perlu VINAYA, SUTTA dsbnya itu... tetapi walaupun tanpa VINAYA dan SUTTA itu, tetap ada JALAN PEMBEBASAN... Contohnya Pangeran SIDDHARTA saja bisa mencapai penerangan sempurna pada saat belum ada ajaran BUDDHA pada masanya... Tuh Kan.
[/Qoute]

Baca buku Sejarah Bos, Beliau belajar dulu sama orang lain sebelum Beliau mencapai pencapaian sempurna. Beliau saja mencari jawaban dulu dari guru guru brahmana yang terkenal. Sebelum jadi Buddha

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #578 on: 17 April 2009, 03:56:47 PM »
[at] kainyn
tanya diri anda yang tahu kenapa.  :))

bro kainyn sudah tahu jawabannya... bahwa semua-nya tergantung kepada diri sendiri... jadikanlah diri sendiri sebagai pulau sendiri... buddha dan para suciwan hanya menunjukkan jalan, selanjutnya untuk menempuh JALAN PEMBEBASAN itu tergantung kepada diri sendiri...

Tapi kalau dibilang begitu, nanti dibilang "tidak mengosongkan cangkir, bro dilbert. Maka saya tanya dari sisi "cangkir" seberang.

Cangkirnya cuman satu aja tuh secangkir Teh :hammer:

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #579 on: 17 April 2009, 03:57:36 PM »
Orangnya belum mencapai keBuddhaan, Buddha aja tidak pantang menyerah bro, kenapa mesti menyerah. Beliau aja masih mau menyadarkan devata dari Lobha, kenapa para Bodhisatava kagak mau mengikuti jejak beliau ?. Aneh kan

Lalu Buddha sekarang kok tidak terus mengajar di sini?


Tak usah jawab tokh di dalam sutta tera juga ada cari sendiri dekh

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #580 on: 17 April 2009, 03:59:28 PM »
dari pertanyaan kainyn_kutho sbb :
OK, kalau begitu berarti bisa.
Lalu kenapa masih banyak orang jahat di muka bumi? Ini karena para Bodhisatva kurang gigih, atau orang-orangnya kepala batu?


koq komentar-komentarnya jadi melintir.
Jawab saja kalau mau, jangan banyak komentar yang ga perlu.

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #581 on: 17 April 2009, 04:01:46 PM »
dari pertanyaan kainyn_kutho sbb :
OK, kalau begitu berarti bisa.
Lalu kenapa masih banyak orang jahat di muka bumi? Ini karena para Bodhisatva kurang gigih, atau orang-orangnya kepala batu?

Saya belum pernah kenal atau ketemu Bodhisatva, jadi saya tidak tahu.
Mau bantu jawab?



loh sutta ada sutra ada (dokumentasi pengajaran yang dibabarkan guru Buddha), Sangha ada, jadi maksud komentar saya tanya pada diri anda/masing-masing sendiri kenapa gitu loh...
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #582 on: 17 April 2009, 04:05:30 PM »
dari pertanyaan kainyn_kutho sbb :
OK, kalau begitu berarti bisa.
Lalu kenapa masih banyak orang jahat di muka bumi? Ini karena para Bodhisatva kurang gigih, atau orang-orangnya kepala batu?


koq komentar-komentarnya jadi melintir.
Jawab saja kalau mau, jangan banyak komentar yang ga perlu.



sorry bro kainyn,
bukan maksudnya komentarin tulisan anda pada kutipan tapi komentar-komentar diskusi selanjutnya teman-teman yang lain.  ^:)^  _/\_
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #583 on: 17 April 2009, 04:11:54 PM »
Ini karena para Bodhisatva kurang gigih << contohnya saya kale ya... :P
atau orang-orangnya kepala batu? <<< contohnya si itu tuch... :hammer:

kaburrrrr............
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #584 on: 17 April 2009, 04:13:15 PM »
[at] bro dilbert
Bukan dikatakan Sangha tidak berguna dalam pembabaran Dharma, malahan Sangha itu (dikala ketidakhadiran seorang sammasambuddha di dunia) adalah merupakan wakil buddha untuk membabarkan dhamma ajaran buddha, dan jika ada sangha di dunia, maka masih merupakan keberuntungan bagi dunia.

tapi kata-nya, sangha sendiri saja belum mencapai pencerahan, mo sok2 ajarin orang
ibaratnya kalau belum bisa berenang, jangan sok jadi baywatch....

aku jd bingung, bingung sana bingung sini
sebentar bilang tidak bole
sebentar bilang bole

no offense :P


kalimat di atas TIDAK PERNAH SAYA KATAKAN... coba bongkar semua thread yang pernah saya tulis... SAYA TIDAK PERNAH MENULISKAN PERNYATAAN SEPERTI ITU...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

 

anything