postingan terakhir kainyn hilang ya..
Saya paste lagi:
Melanjutkan tentang orang terkenal dan agama, ada kisah yang sangat menarik dari Upali Sutta (Majjhima Nikaya 56).
Kisahnya tentang Upali Gahapati, seorang perumahtangga pendukung aliran Nigantha yang mendengar kehadiran Buddha Gotama di kotanya, Nalanda. Sebagai pengikut setia Nigantha, maka ia mau membuktikan Ajaran Buddha itu salah, maka ia berdebat tentang perbuatan manakah yang paling berpengaruh, apakah pikiran, ucapan, atau jasmani, karena memang Nigantha menganut perbuatan jasmani yang paling berpengaruh, sedangkan dalam Ajaran Buddha, tentu saja pikiranlah sebagai pelopor.
Setelah berkali-kali diberikan perumpamaan yang tidak mungkin ditolak oleh orang berakal, Upali ini mengaku sejak perumpamaan pertama sudah mengerti, namun masih ingin melihat kehebatan Buddha membabarkan dhamma, maka sengaja bersikeras bahwa perbuatan jasmani yang paling berpengaruh. Kemudian ia menyatakan berlindung pada Buddha. Nah, inilah bagian yang menarik. Ketika ia menyatakan berlindung, Buddha mengatakan, "Perumahtangga, selidikilah dahulu sebelum bertindak. Orang terkenal sepertimu harus berpikir hati-hati sebelum bertindak!" Mendengar hal ini, keyakinan Upali justru membesar. Ia mengatakan, "Kalau sekte lain memberikan perlindungan kepadaku, maka mereka akan membawa saya keliling Nalanda dan menyerukan bahwa bahwa saya telah menerima perlindungan dari mereka. Sekarang Bhagava malah menyuruh saya menyelidiki lagi." Maka ia mengatakan untuk kedua kalinya berlindung kepada Buddha. Lalu Buddha mengatakan bahwa Upali sudah lama menjadi penyokong aliran Nigantha, maka sebaiknya terus menyokong mereka. Mendengar ini, Upali tambah yakin lagi pada Buddha karena biasanya aliran lain justru melarang memberikan dana makanan pada petapa aliran berbeda. Karena itu, ia menyatakan perlindungan untuk ke tiga kali.
Dari contoh yang mudah ini kita bisa melihat bahwa Umat Buddha yang menggembar-gemborkan si "idola" yang mendukung atau masuk Agama Buddha, sebetulnya sedang mengamalkan sikap "sekte lain" dalam cerita ini. Sama sekali tidak mencerminkan teladan dari Buddha.