imo yah, karma baik, karena niatnya adalah karuna.
Di satu sisi adalah karuna, di sisi lain adalah kemelekatan pada suatu keadaan/kebencian pada keadaan sebaliknya, yang sifatnya halus. Maka selain karma buruk, disertai pula karma baik.
bagaimanapun kehendak yg menentukan, bukan aksi...
Betul, tapi tidak sesederhana itu. Baik atau buruk itu sebetulnya lebih tepat bermanfaat/tidak bermanfaat. Seseorang yang berpandangan salah, membunuh orang lain dengan maksud mengirim ke sorga, mungkin secara duniawi punya maksud baik. Tetapi menurut dhamma, itu adalah tidak bermanfaat dan akan menghasilkan penderitaan.
benci thd fenomena -> karma satu
kasihan -> karma satu lagi hehe...
Betul, bukan hanya di kasus seperti ini saja, tapi di hampir semua kejadian sehari-hari, banyak sekali karma yang menyertai satu keputusan. Saya pikir itu sebabnya mustahil bagi orang biasa mengukur jalannya karma.
imo karma si anak ya tergantung niat si anak. tidak perduli orang yg menerima perbuatannya kadang bisa merespon berbeda. (kayanya ditipitaka bahkan arahat "seolah" akan berterimakasih pada orang yg membunuhnya, tetapi orang yg membunuh tetap aja garuka kamma kan?)
Memang demikian. Itu hanya sebagai contoh saja bahwa selain niat baik dari pelaku, banyak hal yang perlu diperhitungkan, termasuk pengaruhnya terhadap si penerima perbuatan. Kita tidak bisa berpikiran "ah, yang penting niatnya baik" lalu mengabaikan imbasnya.
(Tentang Arahat yang berterima kasih pada pembunuhnya adalah kisah Punna yang minta izin untuk menetap di Sunaparanta, di mana orang-orangnya penuh kekerasan. Buddha bertanya kalau dihina gimana? Dijawab: masih untung ga dipukul. Kalau dipukul gimana? Masih untung ga ditinju. Kalau ditinju gimana? Masih untung ga dipentung. Kalau dipentung gimana? Masih untung ga ditebas. Kalau ditebas gimana? "Banyak siswa Sang Bhagava yang jijik terhadap tubuh dan kehidupan, mencari pembunuh. Di sini saya mendapat pembunuh tanpa harus mencarinya." Sepertinya ini bukan mengatakan Arahat tukang cari mati, tapi apapun yang terjadi, Punna siap menerima dan mengambil sisi positifnya. Maka Buddha mengizinkannya tinggal di sana, dan di sana ia mengajar dan membimbing 500 umat awam mencapai Arahatta-phala.)