//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kenapa Mahayana?  (Read 29688 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Kenapa Mahayana?
« Reply #90 on: 03 January 2009, 11:07:13 PM »
aku sih liat nya ajarannya tidak ada alurnya. jadi kadang bikin bingunk newbie. sebentar karma, sebentar meditasi, sebentar belajar ttg kehidupan dlm keseharian, dll. sy ga dpt base/dasar ajarannya <<< mgkn karena guru saya kali ya...
_/\_

[at] mas kiman .. maksudnya theravada tidak berstruktur itu gimana ya ?
koq mas sih... >,<

baca2 aja terus ..belajar2 aja trus :) tar alur nya kluar2 sendiri harusnya ...
dulu pertama waktu baca2 shock .. ini ajaran kok beda banget ... terus baca2 terusssssssssss kamma n kehidupan sehari2 kan nyambung banget .... masuk lagi .. meditasi, cari tau ttg meditasi, apa yg seharusnya kamu lakukan di meditasi mu ...

kiman mungkin bisa coba baca buku terbitan dc press ? komentar anattalakhana sutta dan malukyaputta sutta .... ajaran theravada menurutku paling simple banget ... g tau pendpat yg lain :)

sepertinya maksud kiman adalah di theravada kita bisa masuk/mulai belajar dari mana saja. bisa karma, meditasi, tilakhanna, dll...

sedangkan di tibetan sudah disusun secara bertahap CMIIW...

kalau bahasa sekolahnya, tibetan itu sudah ada kurikulum jelasnya (seperti masuk sekolah),
sedangkan di theravada, boom* mulai dari tengah hutan yg kita tak tau ujung pangkalnya (seperti masuk library, kita pilih & cari sendiri)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Kenapa Mahayana?
« Reply #91 on: 03 January 2009, 11:32:54 PM »
welcome to the jungle ;D
appamadena sampadetha

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: Kenapa Mahayana?
« Reply #92 on: 04 January 2009, 08:59:02 PM »
 [at] tesla
yup tepat sekali kokoh...
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
Re: Kenapa Mahayana?
« Reply #93 on: 08 January 2009, 08:22:03 PM »
 [at] tesla .. mungkin jg ya .. gasadar aku kalo ga kamu ketik demikian ;D habis aku dulu belajar nya mulai dari dr SHOCK terkaget2 ;D

btw emang mungkin masuk nya dari mana aja, tp kan ujungnya pasti tuw ? dan karena masuk dari mana aja harusnya peminatnya nya banyak ya ? karena sangat flexibel, orang yg minat memperhatikan kamma akan ketarik, orang yg memperhatikan sila akan ketarik, dll, tp di praktek nya koq ga laku ya ;D :hammer:

emang marketer dan janji lebih fav dah ;D

Offline BlackDragon

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 154
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • *SADHAKA*
Re: Kenapa Mahayana?
« Reply #94 on: 14 January 2009, 10:39:32 PM »
[at] william

kalo gak sadar mah, gmana bisa dapet karma? buktinya aye sering dapet karma

sebab lupa makan akibat laper sakit maag :hammer:

He..He.. sory mau nimbrung bro.
Katanya sadar setiap saat, kok bisa lupa makan?
 ;D ;D ;D
« Last Edit: 14 January 2009, 10:41:25 PM by BlackDragon »
Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

Offline BlackDragon

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 154
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • *SADHAKA*
Re: Kenapa Mahayana?
« Reply #95 on: 14 January 2009, 11:16:04 PM »
[at] Kiman

Memang awalnya tidak kelihatan alur dan arahnya, tapi jgn menyerah.
Gali dan pelajari terus.
Ketika sudah terlihat bentuknya, anda pasti langsung jatuh cinta. :-[

Karena ajarannya begitu simple tapi langsung menuju ke akarnya.

Mgkn Bro di dalam mempelajari ajaran Theravada hanya memahami secara intelektual tanpa dibarengi dgn meditasi, jd tidak bisa benar2 memahami.

Tapi balik lagi, semua hanya masalah kecocokan.

 _/\_
« Last Edit: 14 January 2009, 11:18:24 PM by BlackDragon »
Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Kenapa Mahayana?
« Reply #96 on: 01 February 2009, 08:33:41 AM »
kenapa lebih banyak bhikksu Mahayana yang terang2an melanggar peraturan vinaya?apakah Mahayana tidak memiliki sistem seperti uposatha dimana para bhikkhu berkumpul dan menguatkan kembali vinayanya?

Setahu saya, bukannya melanggar, namun para bhiksu Mahayana lebih mengutamakan Vinaya Bodhisattva daripada Vinaya Dharmaguptaka. Jadi Vinaya Dharmagupta ya cuma secondary saja. Terkadang dalam menjalankan Bodhisattva Vinaya, maka Vinaya Dharmagupta mesti ada yang dikorbankan. Jadi perilaku para bhiksu Mahayana lebih didasarkan pada Vinaya Bodhisattva ketimbang Vinaya Dharmagupta.

Namun ada juga para master Mahayana yang menjunjung tinggi Vinaya dan ketat dalam Vinaya Dharmagupta, misalnya Ven. Hong Yi, yang merupakan bhiksu Mahayana aliran Vinaya (Lu zong/ Risshu/Gyeyul):

A school of Chinese Buddhism that specialized in study of all aspects of the Vinaya, or rules of conduct for clergy and laity. Established by the monk Tao-hsüan [Daoxuan] (596-667), this school began by establishing which of the several redactions of the monastic regulations that had been translated into Chinese would become the standard. Tao-hsüan chose the Vinaya of the Dharmaguptaka school in India, in Chinese called the ‘Vinaya in Four Divisions’ (Chinese, Ssu fen lü), as the standard. After this had been settled, the school went on to function as a sort of canon law department for Chinese Buddhism, producing commentaries on the Vinaya, establishing procedures for handling difficult cases, defining what constituted an infraction of a rule and setting up sanctions and mitigating circumstances, and so on. They also dealt with matters of clerical status, setting criteria for valid ordinations and expulsion. The school was never large, but because of this ‘gatekeeping’ function, had extraordinary influence over the character of the Chinese Sangha. See also Ritsu; Lü-tsung.

Dan lagipula, Vinaya yang dijalankan dalam Mahayana adalah fleksibel, seperti yang disebutkan dalam kitab aliran Mahasanghika dan Mahisasaka ini:

“Ketika hidup di masa ini, maka seseorang harus berpraktek menurut ajaran ini, ketika hidup di waktu itu, seseorang harus berpraktek menurut ajaran itu”

“Ketika Aku berkata ‘di segala waktu’ – pada waktu ini, seseorang harus menjalankan [Vinaya] sesuai dengan apa yang telah dikatakan [oleh-Ku], di waktu lain, seseorang harus menjalankan berdasarkan kata-kata lainnya – dengan tujuan untuk memberi manfaat pada praktek, maka semuanya harus mengikuti [Vinaya] sesuai dengan keadaan.”
(Sariputrapariprccha)

“Meskipun [peraturan ini] dibuat olehku, namun di tempat lain dianggap tidak suci, maka semua [peraturan tersebut] janganlah dilakukan, meskipun tidak dibuat oleh-Ku, tetapi harus dipraktekkan di tempat lain, maka semuanya harus menjalankannya.”
(Vinaya Mahisasaka)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Kenapa Mahayana?
« Reply #97 on: 01 February 2009, 08:43:05 AM »
Quote
sepertinya maksud kiman adalah di theravada kita bisa masuk/mulai belajar dari mana saja. bisa karma, meditasi, tilakhanna, dll...

sedangkan di tibetan sudah disusun secara bertahap CMIIW...

kalau bahasa sekolahnya, tibetan itu sudah ada kurikulum jelasnya (seperti masuk sekolah),
sedangkan di theravada, boom* mulai dari tengah hutan yg kita tak tau ujung pangkalnya (seperti masuk library, kita pilih & cari sendiri)

Yup.... di Gelug ada Lamrim
Di Sakya ada Lamdre (Margaphala)

Di Kagyu, saya pernah ikut, pelatihan Mahamudranya juga tersusun. Kagyu juga ada Lamrim-nya sendiri yaitu Ornamen Permata Kebebasan karya Gampopa.

Yah pokoknya runut dari Hinayana terus masuk Mahayana terus masuk Vajrayana [Tantra].

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.