//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tanya ? Jawab untuk Pemula  (Read 618278 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline suli

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 715
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitattha
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #2010 on: 10 August 2015, 08:01:16 AM »
 _/\_
Mau tny ya, besar/berat mana pahala (karma baik) yg didpt antara meditasi, fang shen & bakti sosial?  Tq... _/\_
🙏

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #2011 on: 10 August 2015, 09:56:32 AM »
_/\_
Mau tny ya, besar/berat mana pahala (karma baik) yg didpt antara meditasi, fang shen & bakti sosial?  Tq... _/\_

kepikir pertanyaan tsb menjadi pertanyaan cumpol pula....

klo dapat melakukan kedua-duanya.... (fangshen+meditasi), kenapa hanya dibatasin satu saja ?

1 apakah yg dpt dilakukan utk memupuk karma baik ?
   (apakah dpt dilakukan sewaktu kita menunggu, maupun di toilet) nahh!
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #2012 on: 10 August 2015, 11:16:28 AM »
_/\_
Mau tny ya, besar/berat mana pahala (karma baik) yg didpt antara meditasi, fang shen & bakti sosial?  Tq... _/\_

[Sang Buddha berkata kepada Anāthapiṇḍika:] “Di masa lampau, perumah-tangga, ada seorang brahmana bernama Velāma. Ia memberikan persembahan besar sebagai berikut: delapan puluh empat ribu mangkuk emas penuh dengan perak; delapan puluh empat ribu mangkuk perak penuh dengan emas; delapan puluh empat ribu mangkuk perunggu penuh dengan emas dan perak; delapan puluh empat ribu gajah, sapi susu, pelayan, dan alas duduk, jutaan kain halus, dan makanan, minuman, salep, dan alas tidur dalam jumlah yang sangat banyak.

“Sebanyak persembahan yang diberikan oleh Brahmana Velāma, adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang memberi makan satu orang yang memiliki pandangan benar.  [22] Sebanyak persembahan yang diberikan oleh Brahmana Velāma, dan walaupun seseorang mampu memberi makan kepada seratus orang yang memiliki pandangan benar, adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang memberi makan satu orang yang-kembali-sekali. Sebanyak persembahan yang diberikan oleh Brahmana Velāma, dan walaupun seseorang mampu memberi makan kepada seratus orang yang-kembali-sekali adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang memberi makan satu orang yang-tidak-kembali. Sebanyak persembahan yang diberikan oleh Brahmana Velāma, dan walaupun seseorang mampu memberi makan kepada seratus orang yang-tidak-kembali adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang memberi makan satu orang Arahant. Sebanyak persembahan yang diberikan oleh Brahmana Velāma, dan walaupun seseorang mampu memberi makan kepada seratus orang Arahant adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang memberi makan satu orang paccekabuddha.  [23] Sebanyak persembahan yang diberikan oleh Brahmana Velāma, dan walaupun seseorang mampu memberi makan kepada seratus orang paccekabudha adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang memberi makan satu Buddha yang tercerahkan sempurna ... adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang memberi makan Saṅgha para bhikkhu yang dipimpin oleh Sang buddha dan membangun vihara untuk Saṅgha dari empat penjuru … adalah bahkan lebih berbuah jika, dengan pikiran penuh keyakinan, seseorang berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Saṅgha, dan menjalankan lima aturan: menghindari perbuatan menghancurkan kehidupan, menghindari perbuatan mengambil apa yang tidak diberikan, menghindari melakukan hubungan seksual yang salah, menghindari kebohongan, dan menghindari minuman memabukkan. Sebanyak apapun semua ini, adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang mengembangkan pikiran cinta-kasih bahkan selama waktu yang diperlukan untuk menarik ambing susu sapi. Dan  sebanyak apapun semua ini, adalah bahkan lebih berbuah jika seseorang mengembangkan persepsi ketidak-kekalan bahkan selama waktu yang diperlukan untuk menjentikkan jari.
(AN 9:20)

IMO, berdasarkan kutipan sutta di atas, bahkan jika seseorang mengembangkan cinta kasih dengan fangshen dan bakti sosial, masih lebih berbuah pahalanya jika ia mengembangkan persepsi ketidakkekalan dalam meditasi. Tetapi bukan berarti meditasi itu lebih baik daripada kegiatan fangshen dan bakti sosial lho :)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline suli

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 715
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitattha
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #2013 on: 10 August 2015, 11:30:11 AM »
Brarti hanya dalam skali dua kali meditasi pun sdh lbh berpahala drpd fang shen maupun bakti sosial gt ya Bro? meditasi metta bhavana tentunya ya Bro yg dimaksudkan?
🙏

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #2014 on: 10 August 2015, 12:27:09 PM »
Iya, itu pun kalo meditasinya bisa mencapai pandangan terang tentang ketidakkekalan (jadi harus benar2 fokus meditasinya). Untuk pengembangan cinta kasih tdk harus dengan meditasi saja, tetapi bisa melalui kegiatan sosial spt membantu sesama dlm bakti sosial.

Namun, pengembangan cinta kasih ini dianggap tdk lbh berpahala drpd pengembangan persepsi ketidakkekalan tsb krn pengembangan cinta kasih hanya membawa pd kelahiran kembali di alam2 brahma, sedangkan pengembangan persepsi ketidakkekalan akan membawa pada akhir dukkha, yaitu tidak terlahir kembali di mana pun....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #2015 on: 10 August 2015, 06:06:10 PM »
Tergantung konteks pahala kali ya? Misalnya dalam konteks sutta itu, pahala adiduniawi dibilang lebih besar..

Tapi bagi orang yang mencari pahala materi, maka pahala adiduniawi itu gak masuk kategori pahala besar.. misalnya, pahala besar ya uang 100 juta itu lebih besar dari 1 juta.
« Last Edit: 10 August 2015, 06:14:17 PM by dhammadinna »

Offline suli

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 715
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitattha
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #2016 on: 11 August 2015, 03:52:00 PM »
Perasaan tenang/damai yg didpt melalui meditasi & perasaan bahagia yg didpt melalui kegiatan fang shen & bakti sosial.... Apakah bs dikatakan sbg pahala jg Bro & Sis? Sebnrnya bentuk pahala itu sprt apa ya? Apakah buah dr karma baik? Sorry pertanyaannya nambah nih hehe _/\_
🙏

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #2017 on: 12 August 2015, 07:36:31 AM »
Perasaan tenang/damai yg didpt melalui meditasi & perasaan bahagia yg didpt melalui kegiatan fang shen & bakti sosial.... Apakah bs dikatakan sbg pahala jg Bro & Sis? Sebnrnya bentuk pahala itu sprt apa ya? Apakah buah dr karma baik? Sorry pertanyaannya nambah nih hehe _/\_

Iya. Kalo yang dimaksud pahala itu adalah buah karma baik yang dirasakan sebagai menyenangkan, misalnya kelahiran kembali di alam2 bahagia, maka ini adalah pahala duniawi. Tetapi bagusnya kalo bisa dapat pahala duniawi dan adiduniawi bersama-sama, dengan mengembangkan cinta kasih dan juga mengembangkan pandangan terang (dalam meditasi). :)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #2018 on: 12 August 2015, 09:58:46 AM »
kenapa ada orang kaya ada orang miskin dan
ada orang bahagia ada orang kehidupannya susah
ada yg gemuk dan ada yg kurus kering ?
ada yg cantik manis ada yg jelek gosong ?


mohon pencerahannya.... ;D
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline dhammarakkhita

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 10
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #2019 on: 22 October 2015, 02:21:53 PM »
_/\_
Mau tny ya, besar/berat mana pahala (karma baik) yg didpt antara meditasi, fang shen & bakti sosial?  Tq... _/\_

IMHO, meditasi
‘Oleh karena itu, Ananda,
ENGKAU HARUS HIDUP BAGAIKAN PULAU BAGI DIRIMU SENDIRI,
MENJADI PELINDUNGMU SENDIRI,
TIDAK BERLINDUNG PADA ORANG LAIN,
dengan DHAMMA SEBAGAI PULAU,
dengan DHAMMA sebagai PELINDUNGMU,
TIDAK ADA PERLINDUNGAN LAIN

Offline aypih

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 2
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #2020 on: 28 January 2016, 10:49:17 PM »
kenapa ada orang kaya ada orang miskin dan
ada orang bahagia ada orang kehidupannya susah
ada yg gemuk dan ada yg kurus kering ?
ada yg cantik manis ada yg jelek gosong ?


mohon pencerahannya.... ;D

Nammo Buddhaya,

ijinkan saya yang awam ini lancang menjawab :

semua itu balik lagi ke karma kita, karma baik dan karma buruk, karma itu ada yang bawaan dari karma lampau maupun karma yang sekarang kita lakukan (dikehidupan ini)

yang jelas di agama buddha ada hukum tumimbal lahir.

Nah... kalo ajaran lain , saya tanya jawabannya KLISE :

Semua adalah karena Kehendak NYA....

NYA disini kok ga adil sih nyiptain orang beda beda... sekian

terima kasih,

Nammo Buddhaya

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #2021 on: 29 January 2016, 06:46:02 AM »
Nammo Buddhaya,

ijinkan saya yang awam ini lancang menjawab :

semua itu balik lagi ke karma kita, karma baik dan karma buruk, karma itu ada yang bawaan dari karma lampau maupun karma yang sekarang kita lakukan (dikehidupan ini)

yang jelas di agama buddha ada hukum tumimbal lahir.

Nah... kalo ajaran lain , saya tanya jawabannya KLISE :

Semua adalah karena Kehendak NYA....

NYA disini kok ga adil sih nyiptain orang beda beda... sekian

terima kasih,

Nammo Buddhaya

bila yg dimaksud itu benar (karma),...
kenapa dlm cerita Liao Fan, dia dapat merubah nasib
dgn melakukan kebaikan (menolong orang banyak) ?
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline DeNova

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.067
  • Reputasi: 106
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #2022 on: 31 January 2016, 10:37:31 AM »
mau nanya soal meditasi nih... dari dulu sampai sekarang udah dipraktekin tapi masih bingung :-? :-? koq waktu praktek ma baca buku beda...
1. Bagaimana mengetahui kemajuan meditasi yang kita lakukan? parameter apa yang bisa dipakai untuk mengukur kemajuannya? dari ketenangan pikiran yang tercapai waktu meditasi? ataukah hilangnya kemelekatan setelah sekian lama meditasi...
2. Kadang ada bbrp orang yang mengatakan dirinya udah mencapai jhana? bagaimana mengetahui bahwa waktu kita meditasi udah mencapai tingkatan tersebut? karena saya takut bahwa yang sebenernya dicapai bukan jhana cuma baru tingkat tenang?
3. dalam Dhammapada 166 kisah Atthadatta Thera dikatakan " jangan karena katena kesejahteraan org lain, seseorg melalaikan kesejahteraannya sendiri... sebenarnya apakah maksudnya? bukankah memang kita selalu diajarkan mendahulukan kepentingan org lain/banyak diatas kepentingan sendiri tapi sutta itu nampaknya terbalik ???
mohon pencerahannya... trims _/\_

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #2023 on: 31 January 2016, 06:41:15 PM »
mau nanya soal meditasi nih... dari dulu sampai sekarang udah dipraktekin tapi masih bingung :-? :-? koq waktu praktek ma baca buku beda...
1. Bagaimana mengetahui kemajuan meditasi yang kita lakukan? parameter apa yang bisa dipakai untuk mengukur kemajuannya? dari ketenangan pikiran yang tercapai waktu meditasi? ataukah hilangnya kemelekatan setelah sekian lama meditasi...

IMO, kalo menilai sendiri mungkin agak sulit, melainkan dari orang lain yang melihat bahwa kita setelah berlatih meditasi sekian lama menjadi sosok yang lebih baik, tidak mudah marah, lebih sabar, tenang, bijaksana, dst...

Quote
2. Kadang ada bbrp orang yang mengatakan dirinya udah mencapai jhana? bagaimana mengetahui bahwa waktu kita meditasi udah mencapai tingkatan tersebut? karena saya takut bahwa yang sebenernya dicapai bukan jhana cuma baru tingkat tenang?

Biasanya kalo dalam retreat ada guru pembimbing yang bisa menilai apakah muridnya telah mencapai jhana setelah melakukan tanya-jawab terhadap muridnya.

Quote
3. dalam Dhammapada 166 kisah Atthadatta Thera dikatakan " jangan karena katena kesejahteraan org lain, seseorg melalaikan kesejahteraannya sendiri... sebenarnya apakah maksudnya? bukankah memang kita selalu diajarkan mendahulukan kepentingan org lain/banyak diatas kepentingan sendiri tapi sutta itu nampaknya terbalik ???
mohon pencerahannya... trims _/\_

Dalam Anguttara Nikaya 4.95 dikatakan:

“Para bhikkhu, ada empat jenis orang ini terdapat di dunia. Apakah empat ini? (1) Seorang yang berlatih bukan demi kesejahteraannya sendiri juga bukan demi kesejahteraan orang lain; (2) seorang yang berlatih demi kesejahteraan orang lain tetapi bukan demi kesejahteraannya sendiri; (3) seorang yang berlatih demi kesejahteraannya sendiri tetapi bukan demi kesejahteraan orang lain; dan (4) seorang yang berlatih demi kesejahteraannya sendiri juga demi kesejahteraan orang lain.

(1) “Misalkan, para bhikkhu, sebatang kayu kremasi terbakar di kedua ujungnya dan berlumuran kotoran di bagian tengahnya: kayu itu tidak dapat dipergunakan sebagai kayu baik di desa atau pun di hutan. Persis seperti halnya kayu ini, Aku katakan, adalah seorang yang berlatih bukan demi kesejahteraannya sendiri juga bukan demi kesejahteraan orang lain.

(2) “Para bhikkhu, seorang di antara mereka yang berlatih demi kesejahteraan orang lain tetapi bukan demi kesejahteraannya sendiri adalah lebih unggul dan lebih luhur di antara kedua orang [pertama] ini.

(3) Seorang yang berlatih demi kesejahteraannya sendiri tetapi bukan demi kesejahteraan orang lain adalah lebih unggul dan lebih luhur di antara ketiga orang [pertama] ini.

(4) Seorang yang berlatih demi kesejahteraannya sendiri juga demi kesejahteraan orang lain adalah yang terunggul, terbaik, terkemuka, tertinggi, dan yang terutama di antara keempat orang ini. Seperti halnya dari seekor sapi dihasilkan susu, dari susu menjadi dadih, dari dadih menjadi mentega, dari mentega menjadi ghee, dan dari ghee menjadi krim-ghee, yang dikenal sebagai yang terbaik dari semua ini, demikian pula orang yang berlatih demi kesejahteraannya sendiri juga demi kesejahteraan orang lain adalah yang terunggul, terbaik, terkemuka, tertinggi, dan yang terutama di antara keempat orang ini.

“Ini, para bhikkhu, adalah keempat jenis orang itu yang terdapat di dunia.”

Dengan demikian, seseorang seharusnya (lebih bagus) berlatih demi kesejahteraan diri sendiri dan orang lain, tidak hanya memperhatikan kesejahteraan orang lain saja atau kesejahteraan diri sendiri saja.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #2024 on: 31 January 2016, 08:54:03 PM »
mau nanya soal meditasi nih... dari dulu sampai sekarang udah dipraktekin tapi masih bingung :-? :-? koq waktu praktek ma baca buku beda...
1. Bagaimana mengetahui kemajuan meditasi yang kita lakukan? parameter apa yang bisa dipakai untuk mengukur kemajuannya? dari ketenangan pikiran yang tercapai waktu meditasi? ataukah hilangnya kemelekatan setelah sekian lama meditasi...
2. Kadang ada bbrp orang yang mengatakan dirinya udah mencapai jhana? bagaimana mengetahui bahwa waktu kita meditasi udah mencapai tingkatan tersebut? karena saya takut bahwa yang sebenernya dicapai bukan jhana cuma baru tingkat tenang?

Mungkin bisa membaca sutta perumpamaan jejak kaki gajah:

https://dhammacitta.org/teks/mn/mn027-id-bodhi.html

« Last Edit: 31 January 2016, 08:56:46 PM by william_phang »