Yang ada vege mengapa disebut bukan versi asli dan yg tidak ada mengapa disebut versi asli?
Mohon penjelasannya. Ini sekedar penafsiran juga atau sudah crosscheck langsung dgn Sang Buddha?
Why not? Apakah yang ada vege juga bisa disebut versi “asli” (harus pakai tanda kutip), apakah sudah crosscheck langsung dengan Sang Buddha ? Jika belum mengapa dijadikan acuan dan diusung-usung ?
Terlalu jauh jika untuk melihat hal seperti ini saja perlu crosscheck langsung dengan Sang Buddha. Tapi kita bisa melihat pola (bukan tafsiran) dalam kotbah-kotbah Sang Buddha. Untuk melihat pola ini kita perlu membuka beberapa kotbah Buddha dari beragam jenis termasuk Agama Sutra.
Siapapun orang menyampaikan kotbah, umumnya hal yang penting akan di sampaikan di pertengahan kotbah. Jika kotbah tersebut khusus membahas satu masalah maka dari awal sampai akhir memiliki kaitannya. Dan Sang Buddha dalam kotbah-Nya biasanya menyampaikan hal secara bertingkat, dan lebih banyak mementingkan membahas “Sang Jalan” dibanding dengan “Akhir Tujuan”. Jika vegetarian sebagai suatu jalan yang begitu penting mengapa dalam versi panjang ia berada di bagian akhir sutra? Berbeda dengan versi yang pendek, dimana pembahasan akhirnya adalah Nirvana.
Kemudian dalam Bab Vege tersebut tertulis: “Meat-eating is rejected by me in such sutras as the Hastikakshya, the Mahamegha, the Nirvana, the Anglimalika, and the Lankavatara.”
Ini seperti seseorang yang berusaha memperkuat argumennya dengan menyebutkan literatur-literatur rujukan lengkap dengan namanya. Ini tidak wajar. Bahkan lebih aneh dengan adanya Lankavatara sebagai rujukan untuk memperkuat Lankavatara sendiri (
) Dengan kata lain penggubah sutra tersebut ingin mengatakan Lankavatara (khususnya Bab Vege) adalah sutra yang benar dan bukti kebenarannya adalah isi Lankavatara itu sendiri (
?)
Selebihnya ada baiknya kita melihat komentar-komentar seperti DT Suzuki mengenai hal ini, karena Beliau tentu lebih ahli dalam sutra dan sejarahnya. Link Lankavatara Sutra sudah saya berikan, jadi silahkan di teliti lagi.
Seperti yang telah saya sampaikan, jika masih ragu versi mana yang benar, maka sutra ini juga tetap tidak bisa digunakan sebagai pembenaran atau bukti. Bagaimana mungkin sesuatu yang masih diragukan digunakan sebagai penegasan? Jadi gunakan saja sutra yang lainnya.
Dan btw bukankah ini tugas Mahayanis untuk menyelidiki sutra mana yang benar?
Itu saja yang bisa saya komentari.