Setelah membaca sebuah buku Joy of Living karya Mingyur Yongyen Rinpoche, akhirnya saya mengenal manakah guru yang hanya
pencerahan sesaat , pencerahan sesat dengan pencerahan sebenarnya.Setiap memilih seorang guru, yang diperhatikan adalah kualitas guru tersebut apakah ia membawakan BuddhaDhamma atau malah melecehkan Buddha Dhammas sehingga pengikutnya juga ikutan keblinger dalam memahami Dhamma.
Permasalahan yang sering tampak adalah kita selalu merasa pencerahan kita sudah mantap, padahal yang kita alami hanyalah sensasi dan fenomena sesaat yang membuat kita seolah seolah hebat, disanalah "AKU" mencobai diri kita,apakah kita benar2 menguasai Dhamma atau hanyalah angin kentut yang berbunyi sedemikian kerasnya namun bau dibelakangnya.
Hal ini selalu tampak dalam pribadi seorang guru. seorang guru dinilai keberhasilannya dari kehidupannya mengontrol Perbuatan,Pikiran dan Ucapan dan hal ini akan berlaku kepada murid-muridnya sebagai bukti bahwa Ajaran Dhamma yang ia ajarkan telah membawa orang pada sebuah perubahan yang lebih baik.
Karena memahami Dhamma, Sila,Samdhi dan Panna terintegrasi dan tidak dipisahkan,tidak ada yang namanya melatih Samadhi tanpa Sila, atau Panna tanpa Samadhi,semua hal itu adalah praktek berkesinambungan yang terus dipelihara. inilah mengapa Sang Buddha menggariskan Sila untuk kehidupan perumah tangga dan para bhikkhu.
Setelah Sang Buddha parinibbana, murid2 Sang Buddha yang telah mencapai kualitas Arahat menyambung kembali ucapan Sang Buddha, hal ini tentu selalu dipertanyakan apakah ucapan Sutta masih relevan dengan keadaan sekarang, ya tentu saja relevan yang menyusun adalah murid Sang Buddha yang telah Arahat, apakah Arahat masih ingin berbohong dan memiliki ego memutar balikkan keadaan?
Banyak yang suka mempertanyakan dan hal itu membuat canda tawa sekaligus geram, Sang Buddha menekankan Ehipassiko dalam ajaranNya untuk mencari Kebenaran namun menilik Sutta,apakah selama ini Sutta setelah Ehipassiko mengandung ajaaran yang tidak nyambung?
Kualitas seorang guru sekali lagi dipertanyakan ketika ia membuat pernyataan penting mengenai pemahaman ajarannya...kembali lagi,apakah kualitas seorang guru menurut anda?