Inti ajaran Buddha adalah Sati (kesadaran penuh), artinya: sadar penuh akan reaksi / gerak-gerik batin, tapi biasanya akan dilengkapi dengan sampajanna, yg kira-kira bisa diartikan: pemahaman yg jernih (~kebijaksanaan / panna). Bhante Pannavaro pernah berceramah soal ini, satisampajanna: kesadaran penuh yg disertai dengan kebijaksanaan.
Kita ambil contoh kasus diatas, misalnya soal umat Buddhist beramai-ramai patungan membeli semua hewan kurban untuk menyelamatkan hewan2 ini. Tindakan ini harus dikaji dengan satisampajanna. Apakah tindakan ini baik? Ya, tindakan ini jelas niatnya baik, untuk menyelamatkan hidup hewan2 tsb. Apakah tindakan ini benar? Secara prosedur, tindakan ini bisa jadi benar, karena binatang2 tsb dibeli dengan sah. Tapi, apakah tindakan tsb bijaksana? Ini yg menjadi persoalannya. Mau dikemanakan biantang2 tsb nantinya? Apa reaksi mayoritas muslim jika kita memborong seluruh hewan kurban di Indonesia pada saat perayaan agama mereka? Jelas tindakan tsb, meskipun baik dan benar, namun tidaklah bijaksana.
Contoh lain lagi, yakni menyaksikan seekor hewan yg akan disembelih. Kali ini saya akan mencontohkan pengalaman sy sendiri. Beberapa bulan yg lalu, salah satu mobil petani yg biasa membawa hasil bumi ke gudang kami, mengangkut seekor kambing dan anaknya. Adik sy bertanya, untuk apa kambing tsb. jawab petani itu, kambing2 tsb mau dijual di pasar (yg artinya mau dijadikan 'daging kambing'). Adik sy merasa kasihan dan berdiskusi kepada sy untuk membeli saja kambing2 tsb. Akhirnya kami membeli kambing2 tsb dan melepaskannya di halaman belakang gudang yg memang banyak rumputnya. Sd sekarang, kambing2 tsb hidup sehat berdampingan (ibu dan anak), sementara rumput2 gudang kami ikut terbantu dipangkas secara alami.
Dua kasus diatas hampir mirip, yakni niat untuk menyelamatkan hewan2 dari pembunuhan, tapi situasi dan praktik yg dilakukan sungguh berbeda.
Seperti kata Bhante Pannavaro, Satisampajanna.... Sati = kita sadar akan perasaan karuna yg timbul. Perasaan karuna ini sudah bagus, sudah bermanfaat, tapi masih belum cukup, diperlukan tambahan sampajanna = kebijaksanaan untuk melihat keseluruhan masalah.
::