Aksi penyerangan yang dilakukan massa FPI di Monas, Jakarta, memicu kemarahan santri Nahdlatul Ulama (NU) di Cirebon. Mereka pun menyerbu markas FPI di Cirebon, Jawa Barat.
Penyerbuan itu dilakukan sekitar 30 santri yang tergabung dalam Aliansi Warga Nahdliyin (AWN). Mereka berasal dari dari berbagai pondok pesantren di Cirebon.
Santri-santri itu tiba Kantor Dewan Pimpinan Wilayah Front Pembela Islam (FPI) di Desa Setu, Weru, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (1/6/2008) sekitar pukul 21.05 WIB.
Mereka datang dengan menumpang sepeda motor dan sempat dihadang sekitar 4 orang anggota FPI yang sedang duduk-duduk di ujung jalan. Adu mulut pun terjadi di antara kedua kubu.
Anggota FPI itu lantas meninggalkan kantornya. Para santri AWN kemudian merobohkan papan nama FPI yang yang berukuran selebar 1 meter. Papan nama itupun diinjak-injak dan diseret.
Aparat Polsek Waru yang berada di lokasi hanya hanya melihat aksi AWN itu tanpa berusaha mencegah.
Menurut Koordinator AWN, Nuruzzaman, aksi mereka merupakan bentuk kekesalan para santri NU atas penyerangan yang dilakukan FPI di Jakarta. Apalagi, salah satu korban rusuh Monas, Kiai Maman Imanulhaq, adalah tokoh NU di Cirebon yang mengasuh Ponpes Al Mizan.
"Kita tidak terima dengan aksi FPI yang main hakim sendiri. Inilah pembalasan dari aksi tersebut," imbuh Nuruzzaman.
AWN, lanjut dia, mengancam akan menduduki kantor FPI juga dalam 2 x 24 jam, jika FPI tidak meminta maaf atas penyerangan tersebut.
"Kita akan melakukan aksi lagi dengan massa yang lebih banyak jika FPI tidak meminta maaf atas penyerangan di Monas," pungkasnya.
0
http://www.detiknews.com/indexfr.php...558/idkanal/10