Dalam ajaran agama lain, ada keyakinan bahwa kitab suci mereka 100% benar (walaupun sebagian besar pemeluk agama tidak pernah memahami kitab suci-nya 100%).
Klaim 100% benar tersebut bahkan berasal dari kitab suci itu sendiri (kitab suci mengklaim bahwa isinya 100% benar, dan di luarnya adalah tidak benar atau tidak 100% benar).
Bagaimana dengan Tipitaka sebagai kitab suci agama Buddha?
Apakah Tipitaka juga 100% benar, ataukah sangat mungkin ada kesalahan-kesalahan dalam Tipitaka?
Semoga dapat menjadi diskusi yang positif dengan argumen-argumen (baik berupa data maupun berupa logika).
Para troller silakan dududk manis dipojokan saja.