//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sekilas Mengenai Ucapan Benar Yang Kadang Sulit Dilakukan  (Read 4930 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline aryaputra

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 155
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Sekilas Mengenai Ucapan Benar Yang Kadang Sulit Dilakukan
« on: 25 April 2012, 10:30:57 PM »
Berbicara sangat besar nilainya karena melalui kata2 kita dapat berbagi pemikiran dan ide2 kita dengan orang lain.
Dalam berbicara sebaiknya kita tidak dikuasai pikiran2 seperti kemarahan, kebencian, dendam, kecemburuan, kesombongan dan egoisme.

Sang Buddha berkata: "Para Bhikkhu, terdapat kerugian dan bahaya dalam ucapan yg salah, pembicara yg selip lidah mengeluarkan kata2 dusta, fitnah, berbicara kasar dan omong kosong, setelah meninggal dunia nanti akan dilahirkan kembali di alam kehidupan yg menyedihkan"

Ucapan yg benar adalah menghindari  bicara dusta dan berbicara jujur
Jangan mengfitnah  dan bergunjing. Mengfitnah orang lain sangat kejam karena fitnah menghasilkan pernyataan yg tidak benar yg dimaksud untuk merusak nama baik seseorang. Memfitnah dapat didasari dengan mengatakan apa yg tidak benar karena pengetahuannya yg keliru, atau memang niat menjelek2kan orang.
Ucapan yg benar sebaiknya menghindari kata2 yg kasar, berbicara lembut dan sopan. Apa yg kita katakan dapat menimbulkan kegembiraan atau kesedihan, pujian atau celaan, nama baik atau nama buruk.
Kata2 yg lembut dapat meluluhkan hati yg keras, kata2 kasar dapat menyebabkan penderitaan tidak terkira. Sering kali kata2 yg diucapkan seseorang mencerminkan sifatnya.
Ucapan yg benar sebaiknya menghindari kata2 yg tidak berguna, bergunjing yg tidak menguntungkan siapapun. Jangan mengucapkan omong kosong atau memperolok-olok orang dengan kejam.

Sang Buddha menolak omong kosong, skandal dan desas desus, karena semuanya mengganggu ketenanangan dan konsentrasi.
"Daripada seribu kalimat yg tak berarti, lebih baik sepatah kata yg bermanfaat yg dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya"  _/\_

« Last Edit: 25 April 2012, 10:36:41 PM by aryaputra »
agak sulit untuk memahami bagaimana dunia ini ada tanpa suatu sebab pertama. TETAPI JAUH LEBIH SULIT UNTUK MEMAHAMI BAGAIMANA MUNGKIN SEBAB PERTAMA ITU BISA ADA PADA AWALNYA

Offline aryaputra

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 155
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sekilas Mengenai Ucapan Benar Yang Kadang Sulit Dilakukan
« Reply #1 on: 05 May 2012, 11:20:58 AM »
Saya melihat adanya sedikit kecenderungan dari sebagian kecil umat yg mengetahui dan hafal ajaran Sang buddha (apakah termasuk kategori mengerti?, saya tidak tahu) namun mempunyai pandangan untuk mencela/mengejek/mempergunjingkan umat/guru/Bhikkhu disebabkan hanya karena tidak sependapat dan sealiran dengan mereka.
Saya mohon pencerahan:

Apakah ada ajaran asli dari Sang Buddha yg mengajarkan untuk mencela/mengejek/mempergunjingkan umat/guru/Bhikkhu hanya karena berlainan pendapat ataupun aliran dengan kita?
Apakah ada ajaran dari guru/ Bhikkhu yg menganut ajaran asli Sang Buddha yg mengajarkan untuk mencela/mengejek/mempergunjingkan umat/guru/Bhikkhu hanya karena berlainan pendapat ataupun aliran dengan kita?
Apakah mencela/mengejek/mempergunjingkan orang lain hanya karena tidak sependapat ataupun sealiran dengan kita termasuk kekotoran batin atau tidak?
Apakah mengetahui dan hafal ajaran Sang Buddha tanpa disertai praktek, bahkan kadang bertolak belakang dengan ajaran Sang Buddha termasuk mengikis kekotoran batin? _/\_
agak sulit untuk memahami bagaimana dunia ini ada tanpa suatu sebab pertama. TETAPI JAUH LEBIH SULIT UNTUK MEMAHAMI BAGAIMANA MUNGKIN SEBAB PERTAMA ITU BISA ADA PADA AWALNYA

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sekilas Mengenai Ucapan Benar Yang Kadang Sulit Dilakukan
« Reply #2 on: 05 May 2012, 11:42:22 AM »
Saya melihat adanya sedikit kecenderungan dari sebagian kecil umat yg mengetahui dan hafal ajaran Sang buddha (apakah termasuk kategori mengerti?, saya tidak tahu) namun mempunyai pandangan untuk mencela/mengejek/mempergunjingkan umat/guru/Bhikkhu disebabkan hanya karena tidak sependapat dan sealiran dengan mereka.
Saya mohon pencerahan:

Apakah ada ajaran asli dari Sang Buddha yg mengajarkan untuk mencela/mengejek/mempergunjingkan umat/guru/Bhikkhu hanya karena berlainan pendapat ataupun aliran dengan kita?
Apakah ada ajaran dari guru/ Bhikkhu yg menganut ajaran asli Sang Buddha yg mengajarkan untuk mencela/mengejek/mempergunjingkan umat/guru/Bhikkhu hanya karena berlainan pendapat ataupun aliran dengan kita?
Apakah mencela/mengejek/mempergunjingkan orang lain hanya karena tidak sependapat ataupun sealiran dengan kita termasuk kekotoran batin atau tidak?
Apakah mengetahui dan hafal ajaran Sang Buddha tanpa disertai praktek, bahkan kadang bertolak belakang dengan ajaran Sang Buddha termasuk mengikis kekotoran batin? _/\_
Mungkin bisa diperjelas tentang isi ejekan/celaan/gunjingan itu? Karena suatu perkataan adalah netral, yang tidak netral adalah pikiran pengucap dan pendengarnya itu sendiri.

Contohnya beberapa waktu lalu saya membahas vinaya tanpa peduli sosok bhikkhu manapun, namun ada membaca dan melihat seolah saya sedang membahas vinaya untuk memojokkan bhikkhu tertentu.

Sekali lagi, jika kita belajar dhamma, terapkanlah itu untuk diri sendiri. Kita bisa menyelidik bathin kita, tapi tidak bisa melihat bathin orang lain. Ketika anda membaca/mendengar suatu kata yang menggoyahkan bathin, segera selidiki kegelisahan bathin sendiri, BUKAN mempertanyakan praktik orang lain.

Offline aryaputra

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 155
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sekilas Mengenai Ucapan Benar Yang Kadang Sulit Dilakukan
« Reply #3 on: 10 May 2012, 03:42:09 PM »
“Nasihat yang disampaikan dengan baik adalah sulit dipahami
Oleh ia yang menyukai kontradiksi,
Oleh ia yang berpikiran buruk
Yang suka menyerang.

“Orang-orang yang suka mencemooh,
Terbunuh oleh keangkuhan, jatuh ke neraka.   
Orang-orang bersedih dalam waktu yang lama.
Terbunuh oleh keangkuhan, terlahir kembali di neraka.”
agak sulit untuk memahami bagaimana dunia ini ada tanpa suatu sebab pertama. TETAPI JAUH LEBIH SULIT UNTUK MEMAHAMI BAGAIMANA MUNGKIN SEBAB PERTAMA ITU BISA ADA PADA AWALNYA

Offline aryaputra

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 155
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sekilas Mengenai Ucapan Benar Yang Kadang Sulit Dilakukan
« Reply #4 on: 12 May 2012, 12:54:15 PM »
Mungkin bisa diperjelas tentang isi ejekan/celaan/gunjingan itu? Karena suatu perkataan adalah netral, yang tidak netral adalah pikiran pengucap dan pendengarnya itu sendiri.
Saya mengungkapkan pengamatan saya dalam pergaulan dan dalam forum diskusi. Maaf jika saya tidak mau memberikan bukti nyata karena menyangkut pernyataan yg diucapkan oleh orang lain dan bahkan mungkin sahabat saya sendiri dan saya bukan orang yg suka mempergunjingkan pribadi orang. Tetapi  memang pendapat kita tentang suatu hal berbeda tergantung dari sifat, pemahaman dan standard yg kita terapkan dalam diri kita sendiri.
Apakah secara jujur anda sama sekali tidak melihat kecenderungan tersebut? Mohon pencerahan.


Contohnya beberapa waktu lalu saya membahas vinaya tanpa peduli sosok bhikkhu manapun, namun ada membaca dan melihat seolah saya sedang membahas vinaya untuk memojokkan bhikkhu tertentu.
Maaf, saya tidak pernah merasa pernah membaca pernyataan anda. Mungkin saya salah, bisa tolong dikutip pernyataan saya supaya mengingatkan saya kembali?

Sekali lagi, jika kita belajar dhamma, terapkanlah itu untuk diri sendiri. Kita bisa menyelidik bathin kita, tapi tidak bisa melihat bathin orang lain. Ketika anda membaca/mendengar suatu kata yang menggoyahkan bathin, segera selidiki kegelisahan bathin sendiri, BUKAN mempertanyakan praktik orang lain.
Saya sangat setuju dengan anda, jika dikatakan ajaran Buddha adalah untuk dipraktekkan untuk meningkatkan latihan bagi kebaikan diri sendiri.
Bukan bergunjing atau mencela pribadi orang lain ataupun mencampuri urusan orang lain.
Sesungguhnya bukankah ucapan, perkataan dan pernyataan kita mencerminkan keadaan batin diri kita.
Dan tentunya kita mengucapkan sesuatu dengan alasan tertentu, tidak asal sehingga jika dipertanyakan kita menggunakan segala cara untuk menghindar, bukan?

Kembali kepada hal yg ingin saya tanyakan, bagaimana menurut anda pertanyaan:
Apakah ada ajaran asli dari Sang Buddha yg mengajarkan untuk mencela/mengejek/mempergunjingkan umat/guru/Bhikkhu hanya karena berlainan pendapat ataupun aliran dengan kita?
Apakah ada ajaran dari guru/ Bhikkhu yg menganut ajaran asli Sang Buddha yg mengajarkan untuk mencela/mengejek/mempergunjingkan umat/guru/Bhikkhu hanya karena berlainan pendapat ataupun aliran dengan kita?
Apakah mencela/mengejek/mempergunjingkan orang lain hanya karena tidak sependapat ataupun sealiran dengan kita termasuk kekotoran batin atau tidak?
Apakah mengetahui dan hafal ajaran Sang Buddha tanpa disertai praktek, bahkan kadang bertolak belakang dengan ajaran Sang Buddha termasuk mengikis kekotoran batin?

  _/\_
agak sulit untuk memahami bagaimana dunia ini ada tanpa suatu sebab pertama. TETAPI JAUH LEBIH SULIT UNTUK MEMAHAMI BAGAIMANA MUNGKIN SEBAB PERTAMA ITU BISA ADA PADA AWALNYA

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sekilas Mengenai Ucapan Benar Yang Kadang Sulit Dilakukan
« Reply #5 on: 12 May 2012, 01:47:40 PM »
Saya mengungkapkan pengamatan saya dalam pergaulan dan dalam forum diskusi. Maaf jika saya tidak mau memberikan bukti nyata karena menyangkut pernyataan yg diucapkan oleh orang lain dan bahkan mungkin sahabat saya sendiri dan saya bukan orang yg suka mempergunjingkan pribadi orang. Tetapi  memang pendapat kita tentang suatu hal berbeda tergantung dari sifat, pemahaman dan standard yg kita terapkan dalam diri kita sendiri.
Apakah secara jujur anda sama sekali tidak melihat kecenderungan tersebut? Mohon pencerahan.
Saya memang bukan meminta bukti, tapi maksudnya buat saja contohnya, fiktif pun tidak apa, jadi kita bisa coba menganalisanya.


Quote
Maaf, saya tidak pernah merasa pernah membaca pernyataan anda. Mungkin saya salah, bisa tolong dikutip pernyataan saya supaya mengingatkan saya kembali?
Memang bukan anda yang saya maksud dalam hal ini, saya hanya beri contoh bahwa di tempat lain, saya bahas demikian, tapi ditanggapi lain lagi karena persepsi tidak netral orang tersebut dalam mengartikan tulisan saya. Jadi sekali lagi, saya bukan menyebut anda.


Quote
Saya sangat setuju dengan anda, jika dikatakan ajaran Buddha adalah untuk dipraktekkan untuk meningkatkan latihan bagi kebaikan diri sendiri.
Bukan bergunjing atau mencela pribadi orang lain ataupun mencampuri urusan orang lain.
Sesungguhnya bukankah ucapan, perkataan dan pernyataan kita mencerminkan keadaan batin diri kita.
Dan tentunya kita mengucapkan sesuatu dengan alasan tertentu, tidak asal sehingga jika dipertanyakan kita menggunakan segala cara untuk menghindar, bukan?
Betul, kita menjaga ucapan kita sendiri sebisa mungkin bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, sekaligus tidak menyakiti siapapun.


Quote
Kembali kepada hal yg ingin saya tanyakan, bagaimana menurut anda pertanyaan:
Apakah ada ajaran asli dari Sang Buddha yg mengajarkan untuk mencela/mengejek/mempergunjingkan umat/guru/Bhikkhu hanya karena berlainan pendapat ataupun aliran dengan kita?
Mencela, mengejek, menggunjingkan siapapun hanya karena berlainan pendapat atau tidak sealiran, jelas tidak ada dalam Ajaran Buddha (setahu saya sih). Tapi dalam Ajaran Buddha, kita pun dituntut kritis dan menyelidiki sehingga kita tidak mencela yang patut dipuji, juga tidak memuji sesuatu yang patut dicela. Namun itupun biasanya mencela perbuatan dan kualitas buruknya, bukan pribadinya.


Quote
Apakah ada ajaran dari guru/ Bhikkhu yg menganut ajaran asli Sang Buddha yg mengajarkan untuk mencela/mengejek/mempergunjingkan umat/guru/Bhikkhu hanya karena berlainan pendapat ataupun aliran dengan kita?
Yang ini entahlah, saya tidak dekat dengan guru/bhikkhu manapun.


Quote
Apakah mencela/mengejek/mempergunjingkan orang lain hanya karena tidak sependapat ataupun sealiran dengan kita termasuk kekotoran batin atau tidak?
Mencela karena tidak sealiran, memuji karena sealiran, itu jelas kebodohan bathin. Kita hendaknya mengetahui tercela atau tidak adalah dari manfaatnya, bukan karena dinilai dari sealiran dengan kita atau tidak.


Quote
Apakah mengetahui dan hafal ajaran Sang Buddha tanpa disertai praktek, bahkan kadang bertolak belakang dengan ajaran Sang Buddha termasuk mengikis kekotoran batin?
Praktek apakah yang dimaksud? Bisa beri contoh apa itu 'praktek' dalam Ajaran Buddha?

Offline abgf

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 195
  • Reputasi: -13
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sekilas Mengenai Ucapan Benar Yang Kadang Sulit Dilakukan
« Reply #6 on: 12 May 2012, 03:19:22 PM »
good topic bro aryaputra....

masalahnya kadang-kadang seseorang tidak menyadari atau tidak dapat melihat kondisi batin dirinya sendiri karena ditutupi oleh kualitas lobhanya sendiri, bermegah diri (kualitas atta diri) merasa sudah memiliki pengetahuan (lebih berpengetahuan) padahal berpengetahuan dalam kemohaannya.
buktinya? kualitas kesottapannanyapun tidak tahu. apanya pengetahuan kebenaran, benarkah kebenaran, klo meraba-raba dalam ketidak-tahuan?

sebagai contoh kasarnya,
- berbicara menduga-duga secara negatif dengan yang ke arah positif.
- menyampaikan membagi pengetahuan dengan memegahkan (menyombongkan) diri.

yang ada hanya suatu gambaran lobha moha dan ujungnya paling dosa. seperti itulah gambaran putaran diskusi mereka yang bermegah dalam atta diri (padahal merasa sudah berbicara berteori banyak, merasa sudah bijak/lebih berpengetahuan loh atau bahkan status sudah lebih tinggi loh).
(sehingga) hanya (menghasilkan) silat kata (kualitasnya).

bagaimana kualitas kondisi kebatinan dalam diskusi-diskusi di forum-forum disini?

hayo... amati setiap tulisan dalam debat diskusi dalam topik-topik di forum... lihat sapa saja tuch....
« Last Edit: 12 May 2012, 03:20:53 PM by abgf »

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Sekilas Mengenai Ucapan Benar Yang Kadang Sulit Dilakukan
« Reply #7 on: 13 May 2012, 05:27:10 AM »
di dalam jataka atakatha; para pembaca yang datang mempelajari nya di bagi menjadi 3 kelompok.

yang sangat pandai hingga mampu mencapai arahat, tetapi Buddha memberi koreksi 3kali kepada kelompok ini jadi ini merupakan sebuah peringatan kepandaian dan kecerdasan mungkin menjadi sebuah bentuk noda atau bentuk ketidak tahuan dan keterbatasan.

sedangkan bagi kelompok yang tidak pandai buddha selalu mengulurkan tangan nya untuk lepas dari persepsi yang membatasi atau menyingkirkan nya dan belajar lebih giat.

untuk orang orang yang berada di antara nya jgn mudah terbuai kata kata si cerdik pandai tapi dengarkan kata kata sang Buddha ( dhamma yang sejati) jangan berkecil hati karena tidak sepandai kelompok cerdik pandai tersebut tetapi bekerja keras lah dalam memahami dan mengikuti ajaran Buddha.

mohon maaf bila menulisnya nyangkut jataka athakata melulu karena saat ini memang masih sedang mempelajari jataka athakata, isi pikiran kebanyakan jataka athakata.
« Last Edit: 13 May 2012, 05:33:45 AM by daimond »

Offline aryaputra

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 155
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sekilas Mengenai Ucapan Benar Yang Kadang Sulit Dilakukan
« Reply #8 on: 15 May 2012, 08:53:24 AM »
Saya memang bukan meminta bukti, tapi maksudnya buat saja contohnya, fiktif pun tidak apa, jadi kita bisa coba menganalisanya.
Mohon maaf, saya tidak berani memberikan contoh fiktif karena hal itu dapat digunakan untuk pembenaran pendapat saya.
Tapi secara jujur, apakah anda tidak melihat kecenderungan itu?


Betul, kita menjaga ucapan kita sendiri sebisa mungkin bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, sekaligus tidak menyakiti siapapun.
Terima Kasih. Saya setuju sekali

Mencela, mengejek, menggunjingkan siapapun hanya karena berlainan pendapat atau tidak sealiran, jelas tidak ada dalam Ajaran Buddha (setahu saya sih). Tapi dalam Ajaran Buddha, kita pun dituntut kritis dan menyelidiki sehingga kita tidak mencela yang patut dipuji, juga tidak memuji sesuatu yang patut dicela. Namun itupun biasanya mencela perbuatan dan kualitas buruknya, bukan pribadinya.
Setuju, memang dalam kehidupan sehari2 kita tidak boleh mencela orangnya, namun menegur perbuatannya.

Mencela karena tidak sealiran, memuji karena sealiran, itu jelas kebodohan bathin. Kita hendaknya mengetahui tercela atau tidak adalah dari manfaatnya, bukan karena dinilai dari sealiran dengan kita atau tidak.
Setuju sekali

Praktek apakah yang dimaksud? Bisa beri contoh apa itu 'praktek' dalam Ajaran Buddha?
Kalau kita mempraktekkan ucapan yg benar sesuai dengan ajaran Atthangika Magga dalam praktek sederhana dalam kehidupan sehari-hari (bukan yg tingkat tinggi dululah) tentunya kita berusaha untuk menahan diri untuk tidak akan berbohong, memfitnah, berkata kasar, bergunjing terhadap siapapun, termasuk kepada sesama umat Buddha dari aliran manapun.
Bila kita mempraktekkan ajaran Metta dalam kehidupan kita, tentunya kita berusaha untuk menahan diri untuk tidak akan benci jika ada yg menyinggung perasaan kita ataupun menyakiti kita, dan kita harusnya berusaha untuk menyayangi semua makhluk termasuk umat Buddha yg tidak sealiran dengan kita.
Bila kita mempraktekkan ajaran Karunna dalam kehidupan kita, tentunya kita berusaha untuk menahan diri untuk tidak akan menyakiti orang lain baik berupa perbuatan jahat maupun kata2 kasar, bergunjing yg tentunya kita sadar akan menyakiti orang, termasuk terhadap sesama umat Buddha yg tidak sependapat dengan kita.
Bila kita mempraktekkan ajaran Mudita dalam kehidupan kita, tentu kita berusaha untuk menahan diri untuk tidak akan merasa iri terhadap keberhasilan orang lain, dan tentunya kita akan turut berbahagia terhadap keberhasilan aliran agama Buddha manapun bahkan yg tidak sependapat  dengan kita.
Kalau mempraktekkan ajaran Upekha saya rasa masih terlalu sulit untuk dilaksanakan.
Contoh-contoh ini hanyalah sedikit sekali dari ajaran Sang Buddha, namun saya rasa kita belum mampu untuk melaksanakannya secara benar. Makanya untuk apa kita mencela, mempergunjingkan orang lain. Mendingan kita mengurusi  latihan untuk memperbaiki kehidupan kita berdasarkan ajaran Sang Buddha. Setuju Bro?
_/\_
agak sulit untuk memahami bagaimana dunia ini ada tanpa suatu sebab pertama. TETAPI JAUH LEBIH SULIT UNTUK MEMAHAMI BAGAIMANA MUNGKIN SEBAB PERTAMA ITU BISA ADA PADA AWALNYA

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sekilas Mengenai Ucapan Benar Yang Kadang Sulit Dilakukan
« Reply #9 on: 15 May 2012, 09:52:07 AM »
Mohon maaf, saya tidak berani memberikan contoh fiktif karena hal itu dapat digunakan untuk pembenaran pendapat saya.
Tapi secara jujur, apakah anda tidak melihat kecenderungan itu?
Tentu saja. Bukan di hanya di forum, tapi ada di mana2, juga berbagai bentuk, dari yang vulgar-terang2an sampai munafik-tusuk dari belakang. Memang sudah bagian dari kenyataan hidup, jadi 'nikmati' saja, yang penting kita berusaha untuk tidak. 


Quote
Kalau kita mempraktekkan ucapan yg benar sesuai dengan ajaran Atthangika Magga dalam praktek sederhana dalam kehidupan sehari-hari (bukan yg tingkat tinggi dululah) tentunya kita berusaha untuk menahan diri untuk tidak akan berbohong, memfitnah, berkata kasar, bergunjing terhadap siapapun, termasuk kepada sesama umat Buddha dari aliran manapun.
Bila kita mempraktekkan ajaran Metta dalam kehidupan kita, tentunya kita berusaha untuk menahan diri untuk tidak akan benci jika ada yg menyinggung perasaan kita ataupun menyakiti kita, dan kita harusnya berusaha untuk menyayangi semua makhluk termasuk umat Buddha yg tidak sealiran dengan kita.
Bila kita mempraktekkan ajaran Karunna dalam kehidupan kita, tentunya kita berusaha untuk menahan diri untuk tidak akan menyakiti orang lain baik berupa perbuatan jahat maupun kata2 kasar, bergunjing yg tentunya kita sadar akan menyakiti orang, termasuk terhadap sesama umat Buddha yg tidak sependapat dengan kita.
Bila kita mempraktekkan ajaran Mudita dalam kehidupan kita, tentu kita berusaha untuk menahan diri untuk tidak akan merasa iri terhadap keberhasilan orang lain, dan tentunya kita akan turut berbahagia terhadap keberhasilan aliran agama Buddha manapun bahkan yg tidak sependapat  dengan kita.
Kalau mempraktekkan ajaran Upekha saya rasa masih terlalu sulit untuk dilaksanakan.
Contoh-contoh ini hanyalah sedikit sekali dari ajaran Sang Buddha, namun saya rasa kita belum mampu untuk melaksanakannya secara benar. Makanya untuk apa kita mencela, mempergunjingkan orang lain. Mendingan kita mengurusi  latihan untuk memperbaiki kehidupan kita berdasarkan ajaran Sang Buddha. Setuju Bro?
Iya, 100% setuju. Kita tidak jauh2 ke spiritual yang sifatnya pribadi, bahkan seperti sains yang telak-telak bisa dibuktikan benar dan salah pun, masih bisa disangkal oleh orang-orang tertentu. Kita maki-maki mereka, memaksa mereka, toh juga tidak ada gunanya. Jadi lebih baik, babarkan sains-nya, tunjukkan kesalahannya, tapi mengenai pribadinya, dibiarkan saja memilih.


Offline abgf

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 195
  • Reputasi: -13
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sekilas Mengenai Ucapan Benar Yang Kadang Sulit Dilakukan
« Reply #10 on: 15 May 2012, 10:33:21 AM »
Tentu saja. Bukan di hanya di forum, tapi ada di mana2, juga berbagai bentuk, dari yang vulgar-terang2an sampai munafik-tusuk dari belakang. Memang sudah bagian dari kenyataan hidup, jadi 'nikmati' saja, yang penting kita berusaha untuk tidak. 

Iya, 100% setuju. Kita tidak jauh2 ke spiritual yang sifatnya pribadi, bahkan seperti sains yang telak-telak bisa dibuktikan benar dan salah pun, masih bisa disangkal oleh orang-orang tertentu. Kita maki-maki mereka, memaksa mereka, toh juga tidak ada gunanya. Jadi lebih baik, babarkan sains-nya, tunjukkan kesalahannya, tapi mengenai pribadinya, dibiarkan saja memilih.

nice comment from glomod...

 

anything