Jika demokrasi dipahami dalam pengertian yg dalam dan luas, maka demokrasi dapat dimasukkan dalam lingkup pemikiran mengenai kebebasan berpikir.
Ajaran Buddha mengenai toleransi, pemikiran mengenai diskusi, kebebasan memilih yg luar biasa, persamaan, tanpa kekerasan, ketidak kekalan. Pemikiran tersebut mengandung sifat demokrasi menyangkut isi dan maksudnya.
Saat mengajarkan hal yg dapat mencegah kemerosotan kepada kaum Vajji, Sang Buddha berkata kepada Ananda,
"Ananda, apakah engkau mendengar bahwa kaum Vajji sering dan rutin mengadakan permusyarawaratan?"
"Demikianlah yang telah saya dengar Yang Mulia."
"Ananda, selama kaum Vajji sering dan rutin mengadakan permusyawaratan, mereka diharapkan untuk menjadi makmur dan tidak merosot. Apakah engkau mendengar bahwa kaum Vajji berkumpul dan bubar secara damai dengan rukun, dan menangani urusannya dengan rukun?"
"Demikianlah yang telah saya dengar Yang Mulia."
"Ananda, selama kaum Vajji berkumpul dengan rukun, bubar dengan rukun, dan menangani urusannya dengan rukun, mereka dapat diharapkan untuk menjadi makmur dan tidak merosot"
Agama Buddha banyak membicarakan kebebasan berpikir.
Buddha berkata," Aku telah mengarahkanmu pada kebebasan, kebenaran itu harus direalisasi sendiri. Para Buddha hanya menunjukkan jalannya."
Ajaran ini hanya mengandung satu rasa, yaitu kekebasan.