//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kicauan BlacqueJacque  (Read 34635 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #75 on: 23 September 2011, 07:22:33 AM »
Ini anda lihat dari sisi anda dan mereka melihat dari sisi mereka...coba samakan persepsi dulu...hehehe...
cuma kalo sudah beda aliran susah utk disamakan cara pandangnya... seperti yang bro kainyn post ani-sutta...kan lama2 yg tertinggal itu pasaknya bukan gongnya itu sendiri...hehehe... segala sesuatu yg berkondisi tidaklah kekal...

saya suka nonton DaAi tv, cm kadang ada timbul pertanyaan juga sih... sering dikatakan dharma tzu chi dan bukan dharma Buddha... kalo dalam hal ini gimana??...
yang namanya fanatik pastinya ada di mana2, semua orang bebas menilai aliran manapun sebagai "cenderung fanatik" toh kenyataannya bukan satu aliran saja tapi "semua aliran"
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #76 on: 23 September 2011, 08:51:32 AM »
fakta adalah fakta

setuju... dan ajaran yang gak konsisten, tumpang tindih juga fakta...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #77 on: 23 September 2011, 09:06:14 AM »
di mata sang Buddha.. kita semua bermasalah..
di mata saya, bro adi jauh lebih bermasalah dibanding saya..  :whistle:

namanya juga opini

dimata saya, bro Black sudah mengakui seperti burung yg suka berkicau  ^-^
(TERBUKTI sesuai judul yang dibuat TS ! )
« Last Edit: 23 September 2011, 09:08:52 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #78 on: 23 September 2011, 03:08:03 PM »
tapi eh ada kejadian nyata gara2 vegan seorang bayi mati.
http://www.go4healthylife.com/articles/4097/1/Bayi-Vegan-Meninggal-Ortu-Dianggap-Lalai/Page1.html

ps: karena kebetulan terjadi, maka kehidupan vegan pun bisa saja terjadi ke kehidupan sosialnya.
jelas di sini, kebodohan orang tua menyebabkan kematian anaknya. jadi berefek pada lingkaran sosialnya.
kuncinya adalah kecerdasan masing2 untuk menilai...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Blacquejacque

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 229
  • Reputasi: 7
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #79 on: 24 September 2011, 10:28:41 AM »
Terimakasih atas tanggapan2 Rekan2 sekalian.

Semua menjadi masukan bagi saya..

Sedari awal, memang saya sengaja memasukkan judul kicauan, karena memang saya mengetahui bahwasanya, tulisan ini yang merupakan Kisah Pengalaman Nyata yang saya alami hanya akan dianggap kicauan.. Belum lagi segelintir kisah-kisah yang sengaja tidak saya ungkapkan ke publik karena saya 'penakut seperti halnya Buddha Gautama..

'Takut untuk mengeluarkan fakta yang sulit diterima, ujung2nya fakta tersebut hanya jadi bahan perdebatan. Maaf, saking saya begitu menghargai fakta, saya tidak menginginkan fakta menjadi bahan perdebatan yang tidak berguna.






(bila anda beranggapan Buddha Gautama bukan penakut seperti yang saya tuliskan di atas, stigma kefanatikan anda terhadap Buddha Gautama sudah teramat besar)

Ada seorang rekan dalam pembicaraan kami bertanya kepada saya, kenapa saya gak masukkan saja tulisan2 saya dari forum lain ke sini? Kisah2nya bagus kok..

Bagi pembaca itu kisah.. Bagi saya itu pengalaman pribadi saya. Saya katakan padanya, sebagian besar orang disini tidak dapat memahami metoda penulisan saya. Jadi untuk apa saya memberikan sesuatu yang menjadi tidak bermanfaat kepada forum ini.



Mengapa saya cenderung enggan merespon dengan baik pertanyaan2 yang diajukan?
Tamu-tamu yang datang nampaknya sudah tidak memahami kesopanan... wajar saja karena mungkin selama ini mereka jarang bersikap sopan kepada orang lain. Mereka sopan karena takut. Di hadapan sang Buddha mereka sopan, di hadapan orang lain mereka enggan..

Kenapa saya katakan seperti itu, mereka tidak tahu dan berasumsi di awal bahwa tulisan saya adalah bentuk kekecewaan saya dan nenek saya terhadap theravada.
Maaf, nampaknya kalian betul-betul perlu mengkaji ulang pemikiran kalian. Tulisan saya adalah tulisan dari kisah perjuangan saya dalam penggalangan dana. Isi tulisan di atas adalah mengenai NIAT BAIK dalam berbuat penggalngan dana.
Seringkali niat baik itu tidak terlihat oleh orang lain dan membuat kita patah semangat atas tuduhan2 yang diberikan.
Namun sekali lagi, itu ujian terhadap niatan awalnya. Bila memang niatan tersebut memang baik, maka hasil yang akan muncul adalah baik pula di akhirnya. Terbukti dari seorang nenek yang memahami tujuan saya menggalang dana dan memberikan dukungan moral yang amat berarti dalam perjuangan saya.

Loh, kenapa ada tulisan theravada itu fanatik
Lah emang itu isi percakapannya.. Kamu mau saya bohong demi menghindari perdebatan?
Sudah saya lakukan dari pembicaraan2 saya dengan rekan2 lain.. Dan mereka inginnya saya jujur....
Saya jujur di awal penulisan kisah saya, saya dikomplen.

Jadi apapun tindakan jujur dan tidak jujur, Komplen itu akan tetap ada... "Kritis" kata mereka...
"munafik" kata saya..


Jadi apakah hal tersebut dapat dibenarkan dengan jalan saya berbelit2 menjawab pertanyaan yang diajukan?
Sedari awal, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sudah tidak ada hubungannya dengan tulisan saya. Namun para penanya sudah memiliki pikiran yang berbeda bahwasanya tujuan saya adalah menjatuhkan wibawa Theravada yang katanya murni..
Murni itu sisi baiknya.. sisi buruknya dianggap aib yang dibalas dengan bantahan2 untuk membela sisi baiknya...


Yah selalu ada pro dan kontra dalam hal ini..
Saya tidak mengharapkan kalian membela pendapat yang saya kemukakan dengan kejujuran saya.
Dan untuk saat ini, mohon maklumannya kepada rekan-rekan bagi saya untuk memahami mengapa saya memberikan tulisan2 saya dan berkontribusi kepada forum ini.


Di tempat ini, tulisan saya tidak ada manfaatnya. Sebelum saya membuang energi sia-sia untuk tempat berlumpur ini, saya putuskan untuk mengakhiri sampai disini saja.
Bukan karena tebalnya lumpur yang membuat saya memutuskan, namun kemampuan saya di tempat tersebut tidak memadai. Saya tidak dapat bertahan di tempat yang terlampau tebal lumpurnya..

Kemampuan saya hanya kecil.. hanya kepada sebagian kecil orang saya dapat menjadi manfaat. Dan saya berpuas diri...



Aum Mani Padme Hum.. 
Semoga permata teratai suci dapat mekar di batin kita. Demikian hendaknya.







Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #80 on: 24 September 2011, 10:41:19 AM »
'penakut seperti halnya Buddha Gautama..

bila anda beranggapan Buddha Gautama bukan penakut seperti yang saya tuliskan di atas, stigma kefanatikan anda terhadap Buddha Gautama sudah teramat besar.

saya masih belum beranggapan apakah Buddha penakut atau tidak penakut, tapi mohon anda menjelaskan pernyataan bahwa Buddha penakut. takut terhadap apakah? dan apa sumber rujukan anda? di mana anda mendengar/membaca/memperlajari hal ini?

warning anda sehubungan dengan kefanatikan tidak dapat mencegah saya mengajukan pertanyaan ini pada anda, jadi mohon anda menjelaskan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #81 on: 24 September 2011, 11:13:01 AM »
saya masih belum beranggapan apakah Buddha penakut atau tidak penakut, tapi mohon anda menjelaskan pernyataan bahwa Buddha penakut. takut terhadap apakah? dan apa sumber rujukan anda? di mana anda mendengar/membaca/memperlajari hal ini?

warning anda sehubungan dengan kefanatikan tidak dapat mencegah saya mengajukan pertanyaan ini pada anda, jadi mohon anda menjelaskan
ada tulisan kecilnya tuh

Quote
(bila anda beranggapan Buddha Gautama bukan penakut seperti yang saya tuliskan di atas, stigma kefanatikan anda terhadap Buddha Gautama sudah teramat besar)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #82 on: 24 September 2011, 11:22:08 AM »
Terimakasih atas tanggapan2 Rekan2 sekalian.

Semua menjadi masukan bagi saya..

Sedari awal, memang saya sengaja memasukkan judul kicauan, karena memang saya mengetahui bahwasanya, tulisan ini yang merupakan Kisah Pengalaman Nyata yang saya alami hanya akan dianggap kicauan.. Belum lagi segelintir kisah-kisah yang sengaja tidak saya ungkapkan ke publik karena saya 'penakut seperti halnya Buddha Gautama..

'Takut untuk mengeluarkan fakta yang sulit diterima, ujung2nya fakta tersebut hanya jadi bahan perdebatan. Maaf, saking saya begitu menghargai fakta, saya tidak menginginkan fakta menjadi bahan perdebatan yang tidak berguna.






(bila anda beranggapan Buddha Gautama bukan penakut seperti yang saya tuliskan di atas, stigma kefanatikan anda terhadap Buddha Gautama sudah teramat besar)

Ada seorang rekan dalam pembicaraan kami bertanya kepada saya, kenapa saya gak masukkan saja tulisan2 saya dari forum lain ke sini? Kisah2nya bagus kok..

Bagi pembaca itu kisah.. Bagi saya itu pengalaman pribadi saya. Saya katakan padanya, sebagian besar orang disini tidak dapat memahami metoda penulisan saya. Jadi untuk apa saya memberikan sesuatu yang menjadi tidak bermanfaat kepada forum ini.



Mengapa saya cenderung enggan merespon dengan baik pertanyaan2 yang diajukan?
Tamu-tamu yang datang nampaknya sudah tidak memahami kesopanan... wajar saja karena mungkin selama ini mereka jarang bersikap sopan kepada orang lain. Mereka sopan karena takut. Di hadapan sang Buddha mereka sopan, di hadapan orang lain mereka enggan..

Kenapa saya katakan seperti itu, mereka tidak tahu dan berasumsi di awal bahwa tulisan saya adalah bentuk kekecewaan saya dan nenek saya terhadap theravada.
Maaf, nampaknya kalian betul-betul perlu mengkaji ulang pemikiran kalian. Tulisan saya adalah tulisan dari kisah perjuangan saya dalam penggalangan dana. Isi tulisan di atas adalah mengenai NIAT BAIK dalam berbuat penggalngan dana.
Seringkali niat baik itu tidak terlihat oleh orang lain dan membuat kita patah semangat atas tuduhan2 yang diberikan.
Namun sekali lagi, itu ujian terhadap niatan awalnya. Bila memang niatan tersebut memang baik, maka hasil yang akan muncul adalah baik pula di akhirnya. Terbukti dari seorang nenek yang memahami tujuan saya menggalang dana dan memberikan dukungan moral yang amat berarti dalam perjuangan saya.

Loh, kenapa ada tulisan theravada itu fanatik
Lah emang itu isi percakapannya.. Kamu mau saya bohong demi menghindari perdebatan?
Sudah saya lakukan dari pembicaraan2 saya dengan rekan2 lain.. Dan mereka inginnya saya jujur....
Saya jujur di awal penulisan kisah saya, saya dikomplen.

Jadi apapun tindakan jujur dan tidak jujur, Komplen itu akan tetap ada... "Kritis" kata mereka...
"munafik" kata saya..


Jadi apakah hal tersebut dapat dibenarkan dengan jalan saya berbelit2 menjawab pertanyaan yang diajukan?
Sedari awal, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sudah tidak ada hubungannya dengan tulisan saya. Namun para penanya sudah memiliki pikiran yang berbeda bahwasanya tujuan saya adalah menjatuhkan wibawa Theravada yang katanya murni..
Murni itu sisi baiknya.. sisi buruknya dianggap aib yang dibalas dengan bantahan2 untuk membela sisi baiknya...


Yah selalu ada pro dan kontra dalam hal ini..
Saya tidak mengharapkan kalian membela pendapat yang saya kemukakan dengan kejujuran saya.
Dan untuk saat ini, mohon maklumannya kepada rekan-rekan bagi saya untuk memahami mengapa saya memberikan tulisan2 saya dan berkontribusi kepada forum ini.


Di tempat ini, tulisan saya tidak ada manfaatnya. Sebelum saya membuang energi sia-sia untuk tempat berlumpur ini, saya putuskan untuk mengakhiri sampai disini saja.
Bukan karena tebalnya lumpur yang membuat saya memutuskan, namun kemampuan saya di tempat tersebut tidak memadai. Saya tidak dapat bertahan di tempat yang terlampau tebal lumpurnya..

Kemampuan saya hanya kecil.. hanya kepada sebagian kecil orang saya dapat menjadi manfaat. Dan saya berpuas diri...



Aum Mani Padme Hum.. 
Semoga permata teratai suci dapat mekar di batin kita. Demikian hendaknya.







kalau melihat tanggapan anda, saya melihat forum DC ini begitu kotor sehingga tidak cocok untuk menampilkan tulisan2 anda yang berharga, sepertinya ada suatu kebanggaan atas kualitas anda di banding member2 DC yang "kotor seperti lumpur", lucunya anda menyamakan diri anda dengan si buda yang penakut yang kabur dari istrinya ya?

apakah anda sama dengan buda yang meninggalkan istrinya?

apakah anda sama dengan buda yang merasa dirinya paling hebat dan tidak mau mengotorkan dirinya dengan lumpur?

apakah anda sama penakutnya dengan buda yang takut membabarkan dama nya yang sangat hebat dan tidak bisa diterima oleh lumpur2 disini?

oh sungguh semakin lama pemahaman saya dengan ajaran buda semakin membuat saya ingin menyudutkan si penakut2 seperti buda =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #83 on: 24 September 2011, 11:29:48 AM »
ada tulisan kecilnya tuh


tetap gak mengubah pertanyaan saya

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #84 on: 24 September 2011, 11:43:29 AM »
boleh saja, tapi saya ragukan manfaatnya.
mencoba membahasnya dari sudut pandang netral (contohnya sains) sepertinya sia2 saja karena yg namanya kepercayaan, itu sifatnya personal dan subjektif. kalo kepercayaan bisa lolos teruji oleh sains, namanya bukan lagi kepercayaan, melainkan ilmu pengetahuan dan akan diajarkan di sekolah2.
Ya, kira-kira saya sependapat. Kebenaran yang bisa dibahas antar kepercayaan sangatlah terbatas, paling berkisar kehidupan secara umum saja.


Quote
kalo merusak diri sendiri itu pada taraf ringan, biarkan saja.
begitu merusak diri sampai pada taraf yg berat, otomatis akan berdampak pada sosial dan perlu ditindak.

contohnya:
kepercayaan si D mewajibkan "pajak" 70% penghasilannya untuk disumbangkan. karena kekurangan duit, si D mulai mengganggu lingkungan sekitarnya. numpang makan lah, minjem duit lah, atau gak balas telpon. apabila anda berada di dalam lingkaran sosialnya (sodara, teman atau keluarga) yg terganggu, boleh2 saja anda bertindak mencoba menyadarkannya. kalo kepercayaan si E cuman kena "pajak" 10% dan tidak mengganggu lingkaran sosialnya, ya biarkan saja...

pada contoh anda, penyiksaan dirinya berefek pada kesehatan dirinya, maka otomatis menimbulkan masalah pada lingkar sosialnya dan perlu dicoba untuk disadarkan. kalo sekadar vegetarian atau puasa gak makan malam, trus tidak berefek apa2 pada kehidupan sosialnya, yah biarkan saja. mungkin bagi yg gak percaya, itu menyiksa diri, tapi bagi dirinya itu nggak menyiksa diri.

ps: hanya ilustrasi, bukan kejadian sebenarnya. kesamaan persentase atau contoh hanyalah kebetulan belaka.
OK, berarti di sini sepertinya kita agak berbeda. Soal 'kalau sudah imbas ke sosial', saya setuju itu adalah patokan umum yang dipakai. Tapi untuk yang pribadi, jika melihat seseorang 'salah' (dari pandangan saya), saya juga akan mencoba menegur bahkan mendebatnya, tapi dengan kriteria tertentu seperti: orang itu memang berpandangan terbuka dan bersedia bertukar pikiran; dilakukan bukan untuk pemuasan ego siapa yang benar, tapi dengan niat demi kebaikan orang itu sendiri.
Persyaratan untuk hal ini memang jauh lebih susah, maka memang agak jarang terjadi. Tetapi saya tetap berpandangan bahwa kita boleh 'mendebat' orang lain walaupun kepercayaannya tidak berimbas pada lingkungan, dengan catatan dilakukan dengan niat baik, dan dengan cara yang tepat pula. Jika kita tidak bisa mempertahankan niat yang benar, ataupun tidak mengetahui cara yang tepat, lebih baik tidak dilakukan.


Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #85 on: 24 September 2011, 11:46:43 AM »
Loh, kenapa ada tulisan theravada itu fanatik
Lah emang itu isi percakapannya.. Kamu mau saya bohong demi menghindari perdebatan?
Sudah saya lakukan dari pembicaraan2 saya dengan rekan2 lain.. Dan mereka inginnya saya jujur....
Saya jujur di awal penulisan kisah saya, saya dikomplen.

Jadi apapun tindakan jujur dan tidak jujur, Komplen itu akan tetap ada... "Kritis" kata mereka...
"munafik" kata saya..

nenek saya dari dulu malah tidak tahu apa itu Mahayana dan Theravada... dan saya rasa banyak umat "buddhis" lainnya di luar masih menganggap Mahayana, Theravda dan Tantrayana itu sami mawon (tidak ada perbedaan).
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #86 on: 24 September 2011, 11:57:02 AM »
saya masih belum beranggapan apakah Buddha penakut atau tidak penakut, tapi mohon anda menjelaskan pernyataan bahwa Buddha penakut. takut terhadap apakah? dan apa sumber rujukan anda? di mana anda mendengar/membaca/memperlajari hal ini?

warning anda sehubungan dengan kefanatikan tidak dapat mencegah saya mengajukan pertanyaan ini pada anda, jadi mohon anda menjelaskan
Maksudnya Buddha tidak 'berani' membabarkan semua fakta pada semua orang di semua waktu karena 'takut' ada yang tidak bisa menerima fakta.

Bro BlacqueJacque di sini lupa bahwa Buddha bukan mempersoalkan takut atau tidak takut, namun mengutamakan manfaat bagi para pendengarnya maka selalu memilih fakta yang tepat untuk diungkapkan ke orang yang tepat di waktu yang tepat.

Kalau di sini, sepertinya tujuan TS hanya menumpahkan emosi saja, mungkin ada dendam pada sejumlah orang yang dia lihat sebagai fanatik, lalu mengumpulkan fakta-fakta yang menunjukkan kefanatikan sejumlah orang tersebut, tapi takut mengungkapkannya karena alasan tertentu. Apakah berbeda dengan 'ketakutan' Buddha? ;D Yah, masing-masing kita saja menilai.

Dari pengalaman saya pribadi, dari semua penganut, ada oknum fanatiknya. Bahkan Atheist pun banyak yang fanatik, tapi saya berusaha untuk tidak mengasosiasikan perilaku umat yang cuma segelintir, ke umat secara keseluruhan, atau bahkan ke ajarannya.


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #87 on: 24 September 2011, 12:02:30 PM »
Maksudnya Buddha tidak 'berani' membabarkan semua fakta pada semua orang di semua waktu karena 'takut' ada yang tidak bisa menerima fakta.

Bro BlacqueJacque di sini lupa bahwa Buddha bukan mempersoalkan takut atau tidak takut, namun mengutamakan manfaat bagi para pendengarnya maka selalu memilih fakta yang tepat untuk diungkapkan ke orang yang tepat di waktu yang tepat.

Kalau di sini, sepertinya tujuan TS hanya menumpahkan emosi saja, mungkin ada dendam pada sejumlah orang yang dia lihat sebagai fanatik, lalu mengumpulkan fakta-fakta yang menunjukkan kefanatikan sejumlah orang tersebut, tapi takut mengungkapkannya karena alasan tertentu. Apakah berbeda dengan 'ketakutan' Buddha? ;D Yah, masing-masing kita saja menilai.

Dari pengalaman saya pribadi, dari semua penganut, ada oknum fanatiknya. Bahkan Atheist pun banyak yang fanatik, tapi saya berusaha untuk tidak mengasosiasikan perilaku umat yang cuma segelintir, ke umat secara keseluruhan, atau bahkan ke ajarannya.



ada perbedaan makna karena perbedaan kata, dan belum tentu yg anda maksudkan itu adalah apa yg dimaksudkan oleh Sdr. BlacqueJacque, jika Sang Buddha tidak mengatakan sesuatu yg dianggapnya tidak bermanfaat, apakah itu layak ditafsirkan sebagai "penakut"? sungguh suatu interpretasi yg bikin diare

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #88 on: 24 September 2011, 12:03:46 PM »
nenek saya dari dulu malah tidak tahu apa itu Mahayana dan Theravada... dan saya rasa banyak umat "buddhis" lainnya di luar masih menganggap Mahayana, Theravda dan Tantrayana itu sami mawon (tidak ada perbedaan).

Ketika bicara ke orang tertentu, saya suka mengenalkan istilah "Theravada" alih-alih "Buddhisme". Hal ini bukan karena saya merasa harus menyatakan diri senyata-nyatanya sebagai Theravadin, namun karena pikiran orang awam sudah tercampur antara Buddhis, tradisi, bahkan aliran-aliran tidak jelas.

Beberapa waktu lalu ada teman saya cerita bahwa papanya "masih" Buddhis. Buddhis yang bagaimanakah? Yang ada 5 kata-kata rahasia dan menganjurkan vegetarian. -_-;
Maka saya jadi panjang lebar menjelaskan seperti ada ka****k, kr****n, dan Mormon/Saksi Jehovah, maka ada pula Buddhisme tradisi China, India dan 'aliran 5 kata rahasia'. Kesemuanya adalah kepercayaan yang berbeda walaupun 'brand' besarnya sama.

Apakah saya fanatik? Mungkin bagi sebagian orang begitu. Tapi saya memang tidak mau menyamakan yang tidak sama atau membedakan yang tidak beda.


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #89 on: 24 September 2011, 12:04:49 PM »
ada perbedaan makna karena perbedaan kata, dan belum tentu yg anda maksudkan itu adalah apa yg dimaksudkan oleh Sdr. BlacqueJacque, jika Sang Buddha tidak mengatakan sesuatu yg dianggapnya tidak bermanfaat, apakah itu layak ditafsirkan sebagai "penakut"? sungguh suatu interpretasi yg bikin diare
Intinya sama-sama mengurungkan niat untuk melakukannya, jadi pukul rata: penakut.

 

anything