Saya juga amatir. Masih banyak yang jauh lebih berkemampuan dibanding saya.
jadi tujuan nongkrongnya ini apa karena sudah menemukan fakta untuk dijadikan bukti?
Bukan, sebab kalau dilihat dari perkembangannya, fakta pun terlalu kabur bagi orang yang dipenuhi kebencian dan prasangka. Jadi saya pikir sah-sah saja kita main opini, dalam batasan tertentu, pastinya.
Bolehkah saya asumsikan pertanyaan ini timbul dari seorang amatir yang ingin belajar?
ataukah cukup saya anggap pertanyaan ujian dari ahli yang mengaku amatir?
Silahkan asumsikan apa yang menurut anda sesuai.
Fanatik itu sendiri memiliki tingkat-2 dari yang halus sampai ekstrem.
Seperti halnya tingkat kekeruhan air. air yang tercampur oli minyak ( hee maaf yah contohnya menggunakan oli minyak) dengan takaran melebihi 50% dapat lebih jelas terlihat dibandingkan air yang tercampur oli dengan takaran 1%.
Sulitnya adalah melihat yang tercampur 1%...
Nahh... (seperti kebiasaan seseorang yang nampaknya senang untuk menanti point kesalahan orang lain)
Kalau bukan untuk belajar, apa yang perlu diuji?
Yang diuji itu kebenarannya atau menguji orangnya?
Kebenaran dari setiap orang berbeda. Seandainya saya menguji kebenaran dari seorang Theravadin, maka kebenarannya bisa berbeda dengan kebenaran (versi) Theravadin lainnya. Tidak ada satu orang yang saya anggap mewakili satu ajaran, kecuali kalau memang dia pendiri ajaran tersebut.
Oleh karena itu, kalau ditanya "Yang diuji itu kebenarannya atau menguji orangnya?", maka jawabannya bukan salah-satunya, sebab keduanya tak terpisahkan.
Maksudnya begini, seorang skeptic tersebut, ia datang untuk menguji seperti yang om bilang.
Tujuan pengujian itu sendiri apa?
Apakah ia ingin menguji kebenaran tersebut untuk ia gunakan mendukung project-penelitian yang ia jalankan? its ok, ini pembelajaran..
Atau ia sendiri sudah pernah menguji kebenaran tersebut namun ia ingin mengujikannya ke orang yang ia kunjungi? hati2 dalam hal ini karena anda dapat justru terjerumus ke dalam liang
Misalkan ada seseorang bertanya pada anda, "jalan menuju ke alamat X yang mana yah?" Apakah kemudian jawaban anda ini berubah-ubah tergantung motif si penanya? Misalnya kalau dia memang tidak tahu, maka kita jawab satu hal, kalau memang orang itu hanya memastikan, kita jawab berbeda, kalau orang itu kita curigai sebagai menguji, kita jawab yang aneh-aneh? Sebegitu ribetnyakah menjawab apa adanya?
Tidak dapat saya katakan Pastilah ia seorang fanatik... atau ia pastilah bukan seorang fanatik.. Karena dapat saja dalam suatu pandangan tertentu ia bersikap fanatik, dan bisa juga dalam pandangan tertentu ia bersikap toleransi. Hanya, kadar kefanatikannya itu lebih banyak mendatangkan kerugian atau lebih banyak mendatangkan manfaat...
Kalau memang lebih banyak manfaatnya, manfaatnya itu untuk bersama, atau hanya untuk satu pihak saja...
maaf om kainyn, tidak semudah itu menjudge orang hanya dari sisi tertentu.
Manfaat ini menurut ukuran siapa?
Saya beri dua kasus. Yang pertama, ada seorang dosen biologi (sebut saja si A) memegang satu teori tertentu dan mengajarkannya selama belasan tahun. Kemudian satu kali, ada seorang dosen dari luar negeri (sebut saja si B) datang ke universitasnya memberikan seminar yang membuktikan teori si A salah sama sekali, beserta buktinya. Kemudian setelah seminar selesai, si A bergegas mengejar si B, menangkapnya, dan menjabat tangannya sambil berkata: "lebih dari 10 tahun saya memegang ajaran yang salah, terima kasih telah memberikan kebenaran."
Kasus ke dua, ada seorang yang bekerja sebagai Graphologist ('penafsir' karakter orang melalui tulisan) di perusahaan besar. Lalu datanglah penguji yang ingin membuktikan keakuratan Graphology tersebut. Si Graphologist diberikan beberapa tulisan tangan dari beberapa profesional di bidangnya, lalu diminta penjelasan karakter dan profesi bersangkutan apa yang ditekuninya. Dari hasil test tersebut, graphology (setidaknya yang dilakukan oleh orang tersebut) tidaklah tepat. Maka orang tersebut bersedih karena kehilangan pekerjaan.
Dua kasus, intinya orang memegang satu pandangan, diberikan pandangan lain yang menggugurkan pandangan awalnya. Namun kondisi dan sikap si subjek bisa berbeda. Lalu darimana kita menilai yang satu bermanfaat, satu lagi tidak bermanfaat menurut bro BlacqueJacque?
Dan om kainyn.. sekali lagi saya utarakan, bila fakta sudah ditemukan oleh anda, silakan ajukan. Barangkali fakta tersebut dapat menyelesaikan kicauan-kicauan ini..
Fakta apa yang dicari?
Lagipula saya tidak berniat menghentikan 'kicauan-kicauan' ini. Biarlah berjalan dengan baik dan semoga memberikan manfaat.