Perjalanan diatas Samudra PenderitaanSaat mengenal ajaran buddha disekolah dasar, saya sudah mulai membuat rakit untuk menyeberangi samudra penderitaan. Ketika masuk ke SMP saya mulai membawa rakit yang saya buat ke pantai dari samudra penderitaan untuk memulai perjalanan panjang menuju pantai kebahagiaan.
Perjalanan tersebut memberikan banyak pengalaman yang sangat berharga buat saya. Tapi meskipun sudah beberapa tahun saya mencari pantai tersebut, tidak ada satu pantaipun yang bisa saya lihat disamudra penderitaan yang luas ini.
Ketika sudah sampai ditengah samudra, saya mengira perjalanan ini sudah berakhir. Saya terjun kedalam samudra dan meninggalkan rakit saya. Lalu saya berpikir bahwa "Sudah tidak ada yang harus dilakukan, saya tidak peduli lagi jika harus mati didalam samudra ini"
.
Ketika harus terus jatuh kedasar samudra, saya menjadi pribadi yang sudah tidak mau ambil pusing lagi, hal inilah yang menyebabkan saya melupakan segala sesuatu yang saya anggap tidak penting pada saat itu
. Tiba-tiba saja terlintas dalam benakku bahwa "Bukan ini yang harus kulakukan, saya harus terus melanjutkan perjalanan saya menuju kepantai kebahagiaan."
Kembali kepermukaan, rakit saya sudah hilang. Mungkin saja sudah terbawa ombak
. Melihat ada sekelompok orang dengan tujuan yang sama denganku, saya berenang mendekat untuk meminta tolong
. Karena melihat saya tidak menggunakan rakit, seseorang dari mereka menanyakan apakah saya kehilangan rakit yang saya gunakan untuk menuju kepantai seberang. Ya, lalu dia menjelaskan bahwa seseorang yang ingin menuju kepantai seberang tidak boleh meninggalkan rakitnya sendiri ditengah samudera penderitaan, tetapi setelah sampai dipantai seberang. Lalu, menunjukkan dimana arah rakit saya berada.
Merekapun pergi. Saya menemukan kembali rakit saya dan melanjutkan perjalanan kepantai seberang
.
Dedicated to Om Kainyn