Ekonomi China Kalahkan AS Tahun 2030
Hong Kong - China akan mengalahkan Amerika Serikat (AS) dan menjadi negara dengan perekonomian terbesar dunia pada 2030. Hal itu bisa terjadi jika China bisa mempertahankan angka pertumbuhan ekonomi 8% setiap tahunnya dalam 20 tahun ke depan.
"China akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar dunia pada 2030," ujar Justin Lin, Kepala Ekonom Bank Dunia dalam forum ekonomi di Hong Kong seperti dikutip dari AFP, Rabu (23/3/2011).
China di 2010 berhasil menggeser Jepang sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia. China di 2011 menargetkan angka pertumbuhan ekonomi 8% dan di 2011 hingga 2015 hanya menargetkan angka pertumbuhan 7%.
Lin mengatakan, China telah menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat dalam 2 dekade terakhir dan sempat mencatat pertumbuhan 'ajaib' hingga 10,4% pada periode 1990-2010. Perolehan pertumbuhan ekonomi Jepang itu sangat kontras dengan negara-negara transisi lainnya.
Kendati demikian, ia mengingatkan ekspansi ekonomi China kemungkinan juga terkena pengaruh dari lemahnya pemulihan ekonomi global akibat krisis finansial. China juga harus menghadapi berbagai tantangan domestik seperti meningkatnya kesenjangan pendapatan.
Pemanasan global juga akna menjadi tantangan nyata pada kesinambungan jangka panjang China. Negeri tirai bambu yang selama ini dikenal sebagai pencipta polusi terbesar itu disarankan untuk menangkap kesempatan dan berubah menjadi pemimpin dalam teknologi hijau.
"Penting bagi China untuk melanjutkan pertumbuhannya. Ini adalah tantangan-tantangan untuk China, namun mereka juga memberikan kesempatan kepada China," ujar Lin.
China telah mengumumkan rencana program-program ambisius untuk mengembangkan energi bersih dan menutup pabrik-pabrik yang gagal memenuhi target emisi. Tujuannya tak lain untuk mengurangi emisi karbon hingga 40% menjadi 45% pada 2020 berdasarkan level di 2005.
Perekonomian China di 2010 tumbuh sebesar 10,3%, yang merupakan tercepat setelah krisis global. Tak seperti negara-negara lain yang berupaya mendorong pertumbuhan ekonominya, China justru berupaya meredam perekonomiannya untuk mencegah kepanasan yang justru dikhawatirkan mengganggu kestabilan ekonomi global.
China Bakalan Kalahkan Amerika Serikat Tahun 2020
LONDON(SI) – China diprediksi menyalip Amerika Serikat (AS) menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada 2020.Di 2030,posisi China akan diikuti AS,India,Jepang,Brasil,Rusia,Jerman, Meksiko,Prancis,dan Inggris.
Survei PriceWaterhouseCoopers (PWC) yang dirilis kemarin menggarisbawahi ada perubahan seismic dalam kekuatan ekonomi global. ”Proyek ini memberikan kesan bahwa China akan menjadi yang terbesar perekonomiannya di dunia paling cepat 2020 dan mengalahkan AS di 2030,” kata Kepala Ekonomi Makro PWC John Hawksworth dalam laporan yang dirilis AFPkemarin. Sebagai perbandingan, saat ini 10 besar ekonomi dunia diduduki oleh AS, Jepang, China, Jerman, Prancis, Inggris, Italia, Rusia, Spanyol, dan Brasil. PWC menambahkan, pertumbuhan ekonomi India juga bisa meningkat lebih cepat dari China setelah 2020 karena populasi penduduk berusia mudanya diperkirakan lebih banyak dibanding China.
Laporan PWC juga menekankan, kontribusi produk domestik bruto (PDB) China dan India akan meningkat signifikan dibanding AS dan Uni Eropa.Tahun ini proporsi PDB AS diprediksi sebesar 20%,Uni Eropa 21%, China 13%, dan India 5%. Namun, ungkap PWC, pada 2030 akan terjadi perubahan proporsi PDB dunia di mana AS hanya akan berkontribusi 16%,Uni Eropa 15%,China 19%,dan India 9%. Kepala Ekonom Bank Investasi Goldman Sachs Jim O’Neill sebelumnya memperkirakan bahwa China akan mengambil alih posisi AS sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada 2027, lebih cepat 14 tahun dibanding ramalan sebelumnya yakni 2041 yang dibuat pada 2003.
O,Neill sebelumnya memberikan sebutan BRIC untuk Brasil, Rusia, India, dan China sebagai negara yang pasarnya baru tumbuh. Empat negara itu juga dinilai sebagai salah satu grup yang mendapat perhatian dalam kebijakan ekonomi global.
PDB 2009 Tumbuh 8,7%
Pemerintah China kemarin melaporkan, pertumbuhan ekonomi 2009 mencapai 8,7%. Angka tersebut jauh di atas target pemerintah sebelumnya yang hanya mematok 8%. Khusus pada kuartal IV/2009 PDB China tumbuh 10,7% dibanding tahun sebelumnya.Sedangkan padakuartalItumbuh6,2%,kuartal III 7,9% dan kuartal III naik 9,1%. Kondisi ini dinilai sebagai salah satu level yang cukup krusial dalam membantu penyediaan lapangan pekerjaan dan mencegah konflik sosial akibat tingginya laju urbanisasi di negara berpenduduk 1,3 miliar orang itu.
Komisioner Biro Statistik Nasional China Ma Jiantang menyatakan, hasil tersebut tidak terlepas dari peran stimulus senilai 4 triliun yuan (USD586 miliar) sehingga mampu mengangkat perekonomian China meski secara global masih lemah. ”Kami perlu melakukah langkah preventif untuk mencegah peningkatan harga-harga yang begitu cepat dan tetap menjaga trennya,” kata Ma. Namun, dia meyakini laju inflasi China pada 2010 akan ringan dan terkontrol. Biro Statistik China merilis, indeks harga konsumen yang menjadi ukuran inflasi naik 1,9% pada Desember tahun lalu dibanding tahun sebelumnya.
Kondisi ini mendorong otoritas moneter China mengerem laju pengucuran kredit dan menaikkan biaya pinjaman untuk menjaga tekanan hargaharga. ”Pembuat kebijakan akan memerlukan langkah untuk menyetop ekonomi dari laju kredit yang terlampau cepat (overheating),” kata Brian Jackson, analis Royal Bank of Scotland di Hong Kong. Melesatnya pertumbuhan ekonomi China pada 2009 di antaranya didukung oleh peningkatan investasi tetap di perkotaan sebesar 30,5%,yang menunjukkan belanja infrastruktur sebagai kunci pendorong ekonomi.
Data lainnya, output industri China juga naik 18% dalam kuartal keempat dan 11% selama setahun. Sedangkan penjualan ritel melonjak 15,5%.Awal bulan lalu ekspor Desember dilaporkan menguat 17,7%, tertinggi dalam 13 bulan. Sementara jumlah pinjaman baru sepanjang 2009 mencapai 9,59 triliun yuan dibanding tahun sebelumnya.
Kekhawatiran Bubble Ekonomi
Melonjaknya pertumbuhan ekonomi China sepanjang tahun lalu memunculkan kekhawatiran dari Bank Dunia.Kondisi tersebut diprediksi bakal meningkatkan inflasi setelah akhir bulan lalu mencapai rekor tertinggi dalam setahun terakhir.
Menurut Bank Dunia,pihaknya memperingatkan bahwa China bisa saja berhadapan dengan bubble ekonomi China di saat negara lain masih dalam pemulihan. Dalam laporan terbaru bertajuk ”Prospek Ekonomi Global 2010” yang dirilis Rabu (13/1) di Washington, AS, Bank Dunia menyatakan telah melihat ada tandatanda bubble dalam perekonomian China. ”Kita bisa melihat tandatanda bubble dan ada ketegangan pada perekonomian China, terutama di sektor perumahan,” ujar Kepala Proyeksi Makroekonomi Bank Dunia Andrew Burns.
Menurut laporan tersebut, perekonomian China diproyeksikan terus memimpin pertumbuhan global pada 2010, dengan laju 9,0% dan mengerdilkan tingkat pertumbuhan ekonomi global 2,7%. Direktur Laporan Prospek Ekonomi Global 2010 Bank Dunia Hans Timmer menyatakan, salah satu penyebab bubble bisa datang dari terlalu banyaknya stimulus di China. ”Pihak berwenang China sangat menyadari hal itu,”katanya. (AFP/yanto kusdiantono)
Sumber: Harian Seputar Indonesia edisi 21 Januari 2010Afrika menyambut kekuatan pertumbuhan ekonomi China
LONDON (Reuters) - The prospect of growing Chinese economic clout is welcomed in all African countries, in contrast to other parts of the world where attitudes are either negative or divided, a poll showed on Sunday.
Asked how they view the possibility of an economically far stronger China, around four in five Nigerians and Kenyans said they looked forward to such an outcome, according to the survey of more than 28,000 people in 27 countries commissioned by the BBC World Service.
"All African countries view China's increasing economic power positively," the survey report said.
Sub-Saharan Africa was also home to the very few countries worldwide where most people would be happy about China boosting its military might.
China is investing large amounts of money and technical expertise in African countries, seeking a reliable source of raw materials to sustain its economic growth.
Globally, half of all respondents favoured the prospect of a wealthier China and only a third believed it would be unwelcome. The split was little changed from the previous poll in 2005.
However, in North America, the majority would view such a development warily, and more so than six years ago.
Unfavourable views of China's economic influence rose in neighbouring Japan, South Korea and Russia.
Overall, people expected China will be a more important economic partner to their respective countries than the United States or the European Union in 10 years.
Interviews were conducted between December and February.
http://af.reuters.com/article/topNew...72R01D20110328 pengaruh kekuatan ekonomi China ada dimana2
Pendapat pribadi: melihat perkembangan Negara China dalam berbagai bidang kehidupan (mis: military upgrade; Produk Made in China yg
semakin menyebarluas, contoh: hp2 China; investor China yg semakin banyak di Indonesia, jumlah penduduk China yg sangat besar, dst), sudah
sewajarnnya jika Negara China menjadi negara Adikuasa baru beberapa puluh tahun kemudian. Rasa Nasionalisme & paham Komunisme di sana
menjadikan Negara China memiliki semangat disiplin yg tinggi terhadap tanggung jawab memejukan negara RRC
Jika Anda nonton film 2012, di sana yg menjadi Negara Adikuasa barunnya siapa hayo? Btw, apakah di GhostCity&Mall RRC sana terdapat Zoombie?
Kebetulan di rumah sy memasang parabola yg dpt menayangkan stasiun acara tv dr RRC (CCTV), sy sering melihat lagu2 yg berkaitan dgn
Nasionalisme ditayangkan di sn (but sy ga ngerti bahasa Mandarin, jd hny sekedar nonton sj
Siyuegen
SSBS