//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: KARANGAN ATAU BUKAN???  (Read 86212 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #60 on: 07 July 2011, 12:44:57 PM »
Sebenarnya emang beda ya dhammapada sama dharmapada bedanya dimana saya baru tau kalau berbeda??? mohon dijelaskan!!! ^:)^

Dari bahasanya tentu beda. Dhammapada menggunaan Pali sedang Dharmapada menggunakan Sanskerta. Mayoritas literatur Mahayana yang ada pada masa sekarang ada dalam bahasa China ataupun Tibet dan mayoritas bersumber dari teks-teks Sanskerta yang sekarang sebagian besar sudah musnah sejak Universitas Nalanda dihancurkan oleh penjajah Muslim.

Tapi apakah keseluruhan isi dan maknanya yang tekandung dalam Dhammapada dan Dharmapada adalah sama atau berbeda? Seseorang perlu melihat dan membandingkan kedua literatur tersebut terlebih dulu sebelum menilai bahwa keduanya berbeda atau sama. Alangkah lucunya jika ada seorang menggunakan literatur non-Mahayana dan mengklaim bahwa isinya sama dengan literatur Mahayana padahal ia sendiri belum membaca literatur Mahayana yang ia maksud.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #61 on: 07 July 2011, 02:30:44 PM »
Dari bahasanya tentu beda. Dhammapada menggunaan Pali sedang Dharmapada menggunakan Sanskerta. Mayoritas literatur Mahayana yang ada pada masa sekarang ada dalam bahasa China ataupun Tibet dan mayoritas bersumber dari teks-teks Sanskerta yang sekarang sebagian besar sudah musnah sejak Universitas Nalanda dihancurkan oleh penjajah Muslim.

Tapi apakah keseluruhan isi dan maknanya yang tekandung dalam Dhammapada dan Dharmapada adalah sama atau berbeda? Seseorang perlu melihat dan membandingkan kedua literatur tersebut terlebih dulu sebelum menilai bahwa keduanya berbeda atau sama. Alangkah lucunya jika ada seorang menggunakan literatur non-Mahayana dan mengklaim bahwa isinya sama dengan literatur Mahayana padahal ia sendiri belum membaca literatur Mahayana yang ia maksud.

bold, 
banyak terjadi, di topik ini aja udah terbukti.  ^-^
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #62 on: 07 July 2011, 04:13:13 PM »
 [at] Kelana and all
Ngapain toh heboh? hahahaha...  :)) :)) :)) maksud saya di Dham(m)apada ada kata" "bunuh" itu...dan sudah pada ngerti toh kalau artinya cuman simbolis saja!! hahahhahaa

Lagian ketika Padmasambhava dikatakan bunuh pria satu kampung itu aja ada upadesha-nya (atthakata kalau istilah Pali) yang menjelaskan bahwa membunuh tersebut hanya simbolis saja kok dan ini ada dalam biografi Padmasambhava yg sudah diterjemahkan di Indo.....  :)) :)) :)).... jd g bener" membunuh.

Lagian kagak ada lah Dharmapada Mahayana....  :)) :)).. yg ada tu Dharmapada Mahisasaka dan Sarvastivada dan keduanya dipakai Mahayana.....  8) 8) 8)

Quote
interupsi, emang di 84rb itu ada seseorang yang bernama dhammapada yang dinasehatkan supaya "bunuh" ayah ibu?

Emg gua ngomong "seseorang"? wkwkwkwk...  ^-^ ^-^ ^-^ kan 84.000 pintu dan pintunya punya nama  ^-^ ^-^

Quote
thread gini lagi, sebenarnya kadang sy mau berdiskusi...tapi akhir cerita sudah ketahuan.

jika saya bertanya "mengapa buddha bersandiwara?"
jawabanya "upayakausalya"

Hahahhaha... kalau gak mengerti arti upaya kausalya ya selalu dianggap = sandiwara  ^-^ ^-^ ^-^

Sudah berkali" sy jelaskan tidak ada unsur sandiwara di sana...eh g percaya y udah... udah ta kasi referensi dari komentar guru" agung.... boleh kan atthakata  ^-^... dalam ngertiin Dhammapada di atas juga butuh atthakatha kan untuk mengerti makna sejatinya?  ^-^ ^-^

Quote
coba saja baca artikel di majalah harmoni, disana biksu ternama di mahayana buat penjelasan ngakak.

Oohhh... saya juga agak nggak sreg sama bhiksu itu...

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 07 July 2011, 04:17:12 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #63 on: 07 July 2011, 04:21:57 PM »
Anyway, by the way, busway...

Konon Katanya ada kisah tentang seseorang (manusia) lahir dari bunga teratai di Pali Kanon. di kitab mana ya ? mohon sharing-nya...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #64 on: 07 July 2011, 04:43:33 PM »
Anyway, by the way, busway...

Konon Katanya ada kisah tentang seseorang (manusia) lahir dari bunga teratai di Pali Kanon. di kitab mana ya ? mohon sharing-nya...

Namanya Ratu Padumavati yang dikandung didalam lotus.... kalo sutta perlu cari kayaknya...
dan Ratu Veluvati yang lewat lubang bambu....
« Last Edit: 07 July 2011, 04:45:05 PM by william_phang »

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #65 on: 07 July 2011, 04:50:33 PM »
Namanya Ratu Padumavati yang dikandung didalam lotus.... kalo sutta perlu cari kayaknya...
dan Ratu Veluvati yang lewat lubang bambu....

saya minta bantuan om google... kata padumavati / padumavatti itu tidak ada referensi-nya, demikian juga Veluvati / veluvatti juga tidak ada...

ada yang bisa bantu ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #66 on: 07 July 2011, 04:53:10 PM »
Buddha said, in the world of man and the world of Gods (devas), there are these four kinds of rebirths that could take place:

a. Born from moisture – born from flowers and tree trunk[
b. Spontaneous rebirth
c. egg born and
d. born from womb.

In this compilation, I will present you only the “moisture born” and illustrate to you with one of the many stories from Jataka.

Asanka Jataka - a girl was born from lotus flower;

Padumavati – the story of Uppalavanna Theri, the chief female disciple of Lord Buddha who in one of her past birth was born from lotus flower and was named – Padumavati;

Ambapali Theri – the Bhikkhuni who was born from a Mango tree trunk and in her younger days became a courtesan and later became a Bhikkhuni and attained an arahatship.

Cincamanavika – the lass who was born from a Tamarind tree. She was a priestess from a heretic gang who tried to accuse Buddha with her false pregnancy and she was swallowed by earth as she left the Jetavana monastery.

I have collected these female personalities who were at one time or another had crossed the path with Lord Buddha in his past births. Ummadanti for example had met Bodhisatta when our Bodhisatta was a King who got attracted to Ummadanti in Ummadanti Jataka. She in her final existence, she was born as Uppalavanna Theri and became Buddha’s chief female disciple.

There are certainly people who would be curious to know why I compiled this. It is simply to show that there are strange things that we with our shallow knowledge not adequate to know the true story of strange human beings with strange personality when it crosses your life.

Asanka Jātaka
(No. 380)

A girl born from lotus flower.

Once the Bodhisatta was an ascetic in the Himālaya. At that time a being of great merit left Tāvatimsa and was born as a girl in the midst of a lotus in a pool near the Bodhisatta's hermitage. The Bodhisatta, noticing some peculiarity in the growth of the lotus, swam to it and recovered the girl, whom he brought up as his daughter, giving her the name of āsankā.

The king was asked to tell the hermit her name

Sakka, coming to visit him, saw the girl, and, inquiring what he could do for her comfort, he provided her with a crystal palace and divine food and raiment. She spent her time waiting on the Bodhisatta. The King of Benares, having heard of her great beauty, came to the forest with a large following and asked for her hand. The Bodhisatta agreed, on condition that the king would tell him her name.

It took three years to guess her name, Right

The king spent a whole year trying to guess it and, having failed, was returning home in despair, when the girl, looking out of her window, told him of the creeper āsāvatī, for whose fruits gods wait for one thousand years. She thus encouraged him to try again. Another year passed and she again raised hopes in the disappointed king by relating to him the story of a crane whose hopes Sakka had fulfilled. At the end of the third year the king, disgusted by his failure, started to go home, but again the girl engaged him in conversation, and in the course of their talk the girl's name was mentioned. When the king was told that the word had occurred in his talk, he returned to the Bodhisatta and told it to him. The Bodhisatta then gave āsankā in marriage to the king (J.iii.248-54).

Abhidhamma stated that there were cases like people born from Lotus flowers and some from tree trunk. It would be impossible to believe on thing like this in light of the modern physical science; but spiritual science is some thing to wonder:

Buddha in his discourse to Gods at Tavatimsa heaven, “The Abhidhamma,” stated that there are many different kinds of rebirths in the human world: some are born from lotus flower or tree trunk (Born or arisen from moisture); some are Born spontaneous rebirth; Born or arisen from moisture; Born of Egg; and some Born from a womb. Asanka Jataka illustrates a Girl born from Lotus flower.

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #67 on: 07 July 2011, 04:53:41 PM »
saya minta bantuan om google... kata padumavati / padumavatti itu tidak ada referensi-nya, demikian juga Veluvati / veluvatti juga tidak ada...

ada yang bisa bantu ?

ada itu saya copas dari website

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #68 on: 07 July 2011, 04:58:21 PM »
[at] Kelana and all
Ngapain toh heboh? hahahaha...  :)) :)) :)) maksud saya di Dham(m)apada ada kata" "bunuh" itu...dan sudah pada ngerti toh kalau artinya cuman simbolis saja!! hahahhahaa

Lagian ketika Padmasambhava dikatakan bunuh pria satu kampung itu aja ada upadesha-nya (atthakata kalau istilah Pali) yang menjelaskan bahwa membunuh tersebut hanya simbolis saja kok dan ini ada dalam biografi Padmasambhava yg sudah diterjemahkan di Indo.....  :)) :)) :)).... jd g bener" membunuh.

Lagian kagak ada lah Dharmapada Mahayana....  :)) :)).. yg ada tu Dharmapada Mahisasaka dan Sarvastivada dan keduanya dipakai Mahayana.....  8) 8) 8)

Emg gua ngomong "seseorang"? wkwkwkwk...  ^-^ ^-^ ^-^ kan 84.000 pintu dan pintunya punya nama  ^-^ ^-^

Hahahhaha... kalau gak mengerti arti upaya kausalya ya selalu dianggap = sandiwara  ^-^ ^-^ ^-^

Sudah berkali" sy jelaskan tidak ada unsur sandiwara di sana...eh g percaya y udah... udah ta kasi referensi dari komentar guru" agung.... boleh kan atthakata  ^-^... dalam ngertiin Dhammapada di atas juga butuh atthakatha kan untuk mengerti makna sejatinya?  ^-^ ^-^

Oohhh... saya juga agak nggak sreg sama bhiksu itu...

 _/\_
The Siddha Wanderer

bagaimana dgn kasus pembunuhan istri mentri yg mengakibatkan padmasambhava dihukum buang? ini juga bukan benar2 bunuh?

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #69 on: 07 July 2011, 05:17:56 PM »

Ambapali Theri – the Bhikkhuni who was born from a Mango tree trunk and in her younger days became a courtesan and later became a Bhikkhuni and attained an arahatship.


Khusus untuk Ambapali, apakah ada referensi yang lebih meyakinkan / lebih defacto menyatakan Ambapali terlahirkan dari pohon mangga.. karena beberapa referensi ada yang menyatakan bahwa Ambapali "diketemukan" dibawah pohon mangga (bukan terlahirkan dari pohon mangga).
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #70 on: 07 July 2011, 06:28:52 PM »
Quote
bagaimana dgn kasus pembunuhan istri mentri yg mengakibatkan padmasambhava dihukum buang? ini juga bukan benar2 bunuh?

Begini deh. Semoga jadi akhir diskusi dan g usah diungkit" lg. Saya tidak akan berbicara upaya kausalya, tetapi bahas bahasa sandhyabhyasa, "twilight language" yang dijumpai di naslah-naskah Tantra (apalagi sebenarnya biografi Padmasambhava yang ditulis Yeshe Tsogyal ini adalah "biografi rahasia", maka tentu banyak sandhyabhyasa)

Pembunuhan anak menteri yang tertusuk khatvanga itu menurut John Powers, janganlah dimengerti sebagai "pembunuhan" tetapi sebagai "pembebasan". Lah kok bisa "pembebasan"? Sekarang yang menusuk kepala anak menteri adalah khatvanga.

Khatvanga adalah tongkat Tantris bercabang tiga yang menyimbolkan kemusnahan tiga racun (lobha, dvesa, moha) dan juga munculnya Dharmakaya, Sambhogakaya dan Nirmanakaya. Tiga cabang juga berarti esensi, sifat dan welas asih. Dengan kata lain khatvanga adalah simbol pembebasan dari tiga racun dan pembunuhan tiga racun.

Thinley Norbu Rinpoche menjelaskan tentang pembunuhan ini: "Perbuatannya adalah simbolis sekaligus ajaib karena ia membebaskan batin anak menteri."

Tidak mungkin bagi Padmasambhava untuk main bunuh apalagi satu kampung dan main perkosa segala. Ini dijelaskan oleh seorang guru Buddhis agung:

"Berkata bahwa Buddhis Tantrik sebenarnya mendukung incest dan tindakan seksual yang salah adalah sama KONYOLNYA dengan menuduh para Theravadin melakukan pembunuhan ayah ibu dan beberapa kejahatan kejam lainnya."

Jika kita merasa terganggu dan kemudian mencoba untuk menginvestigasi tradisi Tantra dalam wujudnya yang paling murni, tidak gado-gado dan mereka tetap eksis sampai sekarang di ribuan vihara Tibet, di mana idealisme akan pengendalian hawa nafsu dan pelepasan diyakini dengan sepenuh hati, dan baru itulah kita dapat menyadari bahwa bagaimana kacaunya dan betapa tidak berharganya teori-teori zaman sekarang ini, yang berusaha memerosotkan Tantra dalam alam sensual/hawa nafsu."

(Lama Anagarika Govinda)

Tulisan ini ada dalam buku Anagarika Govinda tentang Fondasi Tibetan Buddhism, di mana beliau awalnya mengisahkan bahsa simbol dari Dhammapada, kemudian membandingkannya dengan sandhyabhyasa dari aliran Vajrayana.

"Ini adalah kebetulan yang cukup aneh, jika tidak merupakan suatu perumpamaan yang disadari dari syair Dhammapada, bahwa "penghanmcuran kerajaan termasuk raja dan para masyarakatnya" juga ditujukan pada Padmasambhava... Dalam biografi simbolikalnya, ditulis dalam sandhyabhyasa dikatakan bahwa Padmasmabhava dalam penyamaran deity yang wrathful, menghancurkan raja dan para pengikutnya yang menentang Dharma.... dan mengambils emua wanita mereka dengan tujuan mensucikan mereka... Ini sangat aneh karena tentu hal ini tidak dapat diharafiahkam bahwa Padmasambhava membunuh satu populasi negara dan melanggar semua etika seksualitas. Ini akan menjadi sangat kontradiksi dengan ajaran-ajaran Beliau sendiri, yang mana mengajarkan moral=moral yang tinggi dan etika ketat serta perenungan mendalam berdasarkan pengendalian hawa nafsu yang ketat. Itu adalah Sandhabhyasa... untuk merepresentasikan pengalaman meditasi (seperti ksiah pertemuan Buddha dengan Mara)"

Lama Anagarika Govinda dan Urgyen Rinpoche menjelaskan bahwa tindakan Padamsmabhava itu hanya simbolisasi, perwujudan upaya-prajna, rupa dan shunyata.

Ucapan ini juga didukung oleh Chogyam Trungpa Rinpoche dari aliran Karma Kagyu:
"Definisi sesat adalah sangat halus. Jika anda tidak sejalan dengan realita sejati, engkau membuat dirimu sebagai target, satelit ekstra di mana tidak ada yang memberi kamu makan di sana. Tidak ada bensin untuk dirimu selain daripada sumber dayamu sendiri dan engkau akan terikat dengan kematian karena engkau tidak mampu menregenerasi sumber dayamu lagi. Inilah yang terjadi pada para pandita yang dibunuh Padmasambhava. Tindakan ini tentu sangat tidak welas asih dan brutal, namun dalam kasus ini Padmasambhava merepresentasikan hakekat sejati dari fenomena daripada bertindak sebagai penyihir hitam atau putih."

Penyihir hitam membunuh demi kebencian, penyihir putih membunuh untuk kebaikan. Padmasambhava bukanlah kedua-duanya, kisah beliau ini hanya simbolisasi atau sandhyabhyasa dari hakekat sejati fenomena.

Lebih lanjut Chogyam Trungpa Rinpoche mengtakan:
"Kita tidak dapat diinstruksikan bagaimana melakukan tindakan yang menghancurkan para pandit tersebut. Meskipun ajaran-ajaran Padmasambhava terus diturunkan generasi demi generasi tanpa interupsi dan penyelewengan sehingga sekarang kita dapat mendapatkan ajaran lengkap Padmasambhava, TIDAK ADA SATUPUN AJARAN YANG DIAJARKAN UNTUK MEMBUNUH PARA PENGIKUT ALIRAN SESAT. Tidak ada ajaran seperti itu. Tetapi ajaran tersebut berbicara bagaimana engkau berpraktek.. Engkau melakukannya dan para penyeleweng makna ajaran akan menghancurkan diri mereka sendiri."

Ya jadi kalau ada org misla LSY mengajarkan mantra bunuh orang, pantas diragukan Ke-Buddhaan orang tersebut. Padmasambhava sangat menjaga shila dan itulah yang diteruskan dalam ajaran-ajarannya, terutama dalam ajarannya yang dinamkaan "Ajaran Dakini" Padmasambhava mengajarkan dengan ketat sila tidak membunuh.

Lagipula dikisahkan Padmasambhava berumur sangat panjang... dalam waktu beberapa tahun sejak Parinirvana Buddha Shakyamuni, beliau terlahir dan ditemukan oleh raja Indrabhuti (raja yang sering memohon ajaran Tantra pada Buddha Shakyamuni). Dikisahkan beliau sempat bertemu Raja Asoka dan mengubah sifat kejam beliau yang  suka sekali membunuh.
Dari sini sangat jelas Padmasmabhava sangat sangat menentang pembunuhan, apalagi pembunuh massal. A BIG NO!

Dalam biografi-biografi Tsongkhapa, disebutkan bahwa Padmasambhava dan Atisa adalah kelahiran lampau Tsongkhapa, sang penjunjung Shila dan Vinaya yang tersohor dalam Vajrayana, pemurni ajaran 4 aliran sama seperti Atisa yang memurnikan tindakan salah tentang seks - tanagana yang marak pada saat itu di Tibet. Baik Tsongkhapa dan Atisha taat dalam pengendalian hawa nafsu, indriya, Shila dan Vinaya, begitulah juga  Padmasambhava.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 07 July 2011, 06:51:20 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Kipasangin

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 27
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #71 on: 07 July 2011, 06:48:52 PM »
Sdr. Gandalf memang luar biasa.D

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #72 on: 07 July 2011, 06:55:01 PM »
Begini deh. Semoga jadi akhir diskusi dan g usah diungkit" lg. Saya tidak akan berbicara upaya kausalya, tetapi bahas bahasa sandhyabhyasa, "twilight language" yang dijumpai di naslah-naskah Tantra (apalagi sebenarnya biografi Padmasambhava yang ditulis Yeshe Tsogyal ini adalah "biografi rahasia", maka tentu banyak sandhyabhyasa)

Pembunuhan anak menteri yang tertusuk khatvanga itu menurut John Powers, janganlah dimengerti sebagai "pembunuhan" tetapi sebagai "pembebasan". Lah kok bisa "pembebasan"? Sekarang yang menusuk kepala anak menteri adalah khatvanga.

Khatvanga adalah tongkat Tantris bercabang tiga yang menyimbolkan kemusnahan tiga racun (lobha, dvesa, moha) dan juga munculnya Dharmakaya, Sambhogakaya dan Nirmanakaya. Tiga cabang juga berarti esensi, sifat dan welas asih. Dengan kata lain khatvanga adalah simbol pembebasan dari tiga racun dan pembunuhan tiga racun.

Thinley Norbu Rinpoche menjelaskan tentang pembunuhan ini: "Perbuatannya adalah simbolis sekaligus ajaib karena ia membebaskan batin anak menteri."

Tidak mungkin bagi Padmasambhava untuk main bunuh apalagi satu kampung dan main perkosa segala. Ini dijelaskan oleh seorang guru Buddhis agung:

"Berkata bahwa Buddhis Tantrik sebenarnya mendukung incest dan tindakan seksual yang salah adalah sama KONYOLNYA dengan menuduh para Theravadin melakukan pembunuhan ayah ibu dan beberapa kejahatan kejam lainnya."

Jika kita merasa terganggu dan kemudian mencoba untuk menginvestigasi tradisi Tantra dalam wujudnya yang paling murni, tidak gado-gado dan mereka tetap eksis sampai sekarang di ribuan vihara Tibet, di mana idealisme akan pengendalian hawa nafsu dan pelepasan diyakini dengan sepenuh hati, dan baru itulah kita dapat menyadari bahwa bagaimana kacaunya dan betapa tidak berharganya teori-teori zaman sekarang ini, yang berusaha memerosotkan Tantra dalam alam sensual/hawa nafsu."

(Lama Anagarika Govinda)

Tulisan ini ada dalam buku Anagarika Govinda tentang Fondasi Tibetan Buddhism, di mana beliau awalnya mengisahkan bahsa simbol dari Dhammapada, kemudian membandingkannya dengan sandhyabhyasa dari aliran Vajrayana.

"Ini adalah kebetulan yang cukup aneh, jika tidak merupakan suatu perumpamaan yang disadari dari syair Dhammapada, bahwa "penghanmcuran kerajaan termasuk raja dan para masyarakatnya" juga ditujukan pada Padmasambhava... Dalam biografi simbolikalnya, ditulis dalam sandhyabhyasa dikatakan bahwa Padmasmabhava dalam penyamaran deity yang wrathful, menghancurkan raja dan para pengikutnya yang menentang Dharma.... dan mengambils emua wanita mereka dengan tujuan mensucikan mereka... Ini sangat aneh karena tentu hal ini tidak dapat diharafiahkam bahwa Padmasambhava membunuh satu populasi negara dan melanggar semua etika seksualitas. Ini akan menjadi sangat kontradiksi dengan ajaran-ajaran Beliau sendiri, yang mana mengajarkan moral=moral yang tinggi dan etika ketat serta perenungan mendalam berdasarkan pengendalian hawa nafsu yang ketat. Itu adalah Sandhabhyasa... untuk merepresentasikan pengalaman meditasi (seperti ksiah pertemuan Buddha dengan Mara)"

Lama Anagarika Govinda dan Urgyen Rinpoche menjelaskan bahwa tindakan Padamsmabhava itu hanya simbolisasi, perwujudan upaya-prajna, rupa dan shunyata.

Ucapan ini juga didukung oleh Chogyam Trungpa Rinpoche dari aliran Karma Kagyu:
"Definisi sesat adalah sangat halus. Jika anda tidak sejalan dengan realita sejati, engkau membuat dirimu sebagai target, satelit ekstra di mana tidak ada yang memberi kamu makan di sana. Tidak ada bensin untuk dirimu selain daripada sumber dayamu sendiri dan engkau akan terikat dengan kematian karena engkau tidak mampu menregenerasi sumber dayamu lagi. Inilah yang terjadi pada para pandita yang dibunuh Padmasambhava. Tindakan ini tentu sangat tidak welas asih dan brutal, namun dalam kasus ini Padmasambhava merepresentasikan hakekat sejati dari fenomena daripada bertindak sebagai penyihir hitam atau putih."

Penyihir hitam membunuh demi kebencian, penyihir putih membunuh untuk kebaikan. Padmasambhava bukanlah kedua-duanya, kisah beliau ini hanya simbolisasi atau sandhyabhyasa dari hakekat sejati fenomena.

Lebih lanjut Chogyam Trungpa Rinpoche mengtakan:
"Kita tidak dapat diinstruksikan bagaimana melakukan tindakan yang menghancurkan para pandit tersebut. Meskipun ajaran-ajaran Padmasambhava terus diturunkan generasi demi generasi tanpa interupsi dan penyelewengan sehingga sekarang kita dapat mendapatkan ajaran lengkap Padmasambhava, TIDAK ADA SATUPUN AJARAN YANG DIAJARKAN UNTUK MEMBUNUH PARA PENGIKUT ALIRAN SESAT. Tidak ada ajaran seperti itu. Tetapi ajaran tersebut berbicara bagaimana engkau berpraktek.. Engkau melakukannya dan para penyeleweng makna ajaran akan menghancurkan diri mereka sendiri."

Ya jadi kalau ada org misla LSY mengajarkan mantra bunuh orang, pantas diragukan Ke-Buddhaan orang tersebut. Padmasambhava sangat menjaga shila dan itulah yang diteruskan dalam ajaran-ajarannya, terutama dalam ajarannya yang dinamkaan "Ajaran Dakini" Padmasambhava mengajarkan dengan ketat sila tidak membunuh.

Lagipula dikisahkan Padmasambhava berumur sangat panjang... dalam waktu beberapa tahun sejak Parinirvana Buddha Shakyamuni, beliau terlahir dan ditemukan oleh raja Indrabhuti (raja yang sering memohon ajaran Tantra pada Buddha Shakyamuni). Dikisahkan beliau sempat bertemu Raja Asoka dan mengubah sifat kejam beliau yang  suka sekali membunuh.
Dari sini sangat jelas Padmasmabhava sangat sangat menentang pembunuhan, apalagi pembunuh massal. A BIG NO!

Dalam biografi-biografi Tsongkhapa, disebutkan bahwa Padmasambhava dan Atisa adalah kelahiran lampau Tsongkhapa, sang penjunjung Shila dan Vinaya yang tersohor dalam Vajrayana, pemurni ajaran 4 aliran sama seperti Atisa yang memurnikan tindakan salah tentang seks - tanagana yang marak pada saat itu di Tibet. Baik Tsongkhapa dan Atisha taat dalam pengendalian hawa nafsu, indriya, Shila dan Vinaya, begitulah juga  Padmasambhava.

 _/\_
The Siddha Wanderer

kedengarannya spt pembelaan yg sangat lemah, semua pembunuh bisa memberikan argumentasi ini. lagipula ini hanyalah pembelaan dari seorang penggemar, yg tidak didukung oleh fakta, dari mana si John itu mengetahui informasi ini? apakah dia diberitahu langsung oleh si padma?

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #73 on: 07 July 2011, 07:03:40 PM »
Quote
kedengarannya spt pembelaan yg sangat lemah, semua pembunuh bisa memberikan argumentasi ini. lagipula ini hanyalah pembelaan dari seorang penggemar, yg tidak didukung oleh fakta, dari mana si John itu mengetahui informasi ini? apakah dia diberitahu langsung oleh si padma?

Kalau begitu sama konyolnya dengan sang penulis Dhammapada Atthakatha. Emg penulis Atthakatha diberitahu Sang Buddha Shakyamuni? Kan mereka ya denger denger (evam maya suttam) aja toh!!! Tampaknya penulis Dhammpada Atthakatha adalah penggemar Buddha Shakyamuni sehingga dia nulis komentar kaya gt ketika membaca syair Dhammapada, tanpa didukung fakta. Apakah begitu????^-^ ^-^ ^-^ Memangnya nggak bisa si penulis Atthakata buat-buat cerita baru supaya menghilangkan kontradiksi?

Ada-ada aja.... :P :P :P

Lemah atau kuat itu kan persepsi anda. Bagi saya penjelasan tentang kisah Padmasambhava dan Dhammpada sama-sama kuatnya, sama-sama cenglinya. Kalau bagi anda lemah ya sembarang anda. No problemo.

Note: John taunya y dr komentar dan klarifikasi para guru" Buddhis berkompeten seperti Lama Anagarika Govinda, Chogyam Trungpa, Urgyen Rinpoche, Thinley Norbu Rinpoche. Mau dari mana lagi?

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 07 July 2011, 07:15:58 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #74 on: 07 July 2011, 07:32:52 PM »
Kalau begitu sama konyolnya dengan sang penulis Dhammapada Atthakatha. Emg penulis Atthakatha diberitahu Sang Buddha Shakyamuni? Kan mereka ya denger denger (evam maya suttam) aja toh!!! Tampaknya penulis Dhammpada Atthakatha adalah penggemar Buddha Shakyamuni sehingga dia nulis komentar kaya gt ketika membaca syair Dhammapada, tanpa didukung fakta. Apakah begitu????^-^ ^-^ ^-^ Memangnya nggak bisa si penulis Atthakata buat-buat cerita baru supaya menghilangkan kontradiksi?

Ada-ada aja.... :P :P :P

Lemah atau kuat itu kan persepsi anda. Bagi saya penjelasan tentang kisah Padmasambhava dan Dhammpada sama-sama kuatnya, sama-sama cenglinya. Kalau bagi anda lemah ya sembarang anda. No problemo.

Note: John taunya y dr komentar dan klarifikasi para guru" Buddhis berkompeten seperti Lama Anagarika Govinda, Chogyam Trungpa, Urgyen Rinpoche, Thinley Norbu Rinpoche. Mau dari mana lagi?

 _/\_
The Siddha Wanderer

beberapa perangkum atthakatha berasal dari para bhikkhu yg sejaman dengan Sang Buddha.

akan lebih meyakinkan jika anda mengatakan bahwa si john itu mendengar dari Sang Buddha langsung melalui salah satu emanasinya. ;D

 

anything