Vegetarian adalah hal yang snagta baik untuk dilakukan. Selain juga merupakan gaya hidup "Hijau", baik untuk kesehtaan pula dan Sang Buddha sendiri menganjurkannya dalam berbagai Sutra-sutra.
Vegetarian bukanlah berarti kalau seseorang vegetarian itu bisa suci. Master Shengyen, guru silsilah aliran Chan Linji dan Caodong, mengatakan, kalau memang benar demikian, maka sapi-sapi yang vegetarian itu pasti lebih suci dibanding kita2 ini toh!!
Yang Arya Bhavaviveka, salah satu tokoh penting Mahayana di India pendiri sub aliran Madhyamika pun juga terang-terangan menolak pendapat bahwa vegetarian itu bisa suci! Dan ini ditulisnya sendiri dengan menggunakan dasar Lankavatara Sutra yang menganjurkan vegetarian itu....
Apabila ce anda vegetarian, maka sebenarnya ce anda memegang Sila bervegetarian. Sila bervegetarian ini juga disebutkan sendiri oleh Sang Buddha dalam Brahmajala Sutra. Nah kalau sudah tahu ce anda memegang sila vegetarian, lantas kenapa anda dengan sengaja ingin memberinya daging? Di sini anda berusaha mengondisikan ce anda untuk melanggar sila yang ia pegang. Ini tentu merupakan karma buruk.
Anda beli daging di pasar yang sudah mati pun bukanlah karma buruk. Master Shengyen, Khenpo Karthar Rinpoche dan Kenchen Thrangu Rinpoche, para sesepuh Mahayana dan Vajrayana tersebut mengatakan bahwa membeli daging mati di pasar bukanlah persoalan, tidak ada karma membunuh di sana.
Namun ketika anda berusaha membuat ce anda makan daging, berarti anda mengondisikan ce anda melanggar silanya atau tekadnya atau ikrarnya. Inilah yang merupakan karma buruk. Pelanggaran sila.
Lagipula anda berusaha memberi daging pada ce anda yang vegetarian, itu tanda anda kurang menghormati keputusan hidup ce anda untuk bervegetarian. Hormatilah keputusan hidup satu sama lain. Memakan daging asal masuk syarat 3 jenis daging murni sekaligus vegetarian dua-duanya adalah anjuran Sang Buddha sesuai dengan kapasitas masing-masing orang.
Dalam pandangan Mahayanis, tentu ce anda selangkah lebih maju ketimbang anda. Namun bukan berrati anda salah, karena Mahyana juga mengakui anjuran Sang Buddha tentang 3 jenis daging murni. Ini ada dalam Sutra Mahayana sendiri.
Poin penting lainnya yang harus anda ingat, ketika Devadatta dan Sang Buddha menganjurkan vegetraian, motivasi keduanya tentu berbeda. Bila Devadatta menganjurkannya karena menganggap vegetarian lebih ketat dan dia ingin lebih unggul dari Buddha, maka Sang Buddha ketika menganjurkan vegetarian adalah atas dasar cinta kasih.
Kenapa cinta kasih? Apakah tidak makan daging lantas muncul secara tiba2 cinta kasih dalam diri kita? Tentu tidak. Tidak makan daging tidaklah menjamin bahwa cinta kasih akan tumbuh. Kalau cuma ikut2an aja tanpa disertai pandangan benar: mis Ce It harus ciak cay maka kita ciak cay. Ini tidak akan bermanfaat sama sekali dan cinta kasih ya kagak bakalan timbul kalau tanpa disertai pikiran benar.
Tetapi apabila anda tidak makan daging disertai perenungan dan pandangan benar, dengan motivasi yang baik anda berusaha mengembangkan cinta kasih dengan tidak makan daging. Merenungkan bahwa makhluk-makhluk tersebut dahulu adalah para ibu kita dan bagaimana mereka menderita ketika akan dipotong, sehingga daging di ata spiringpun tidak tega kita makan. Ini yang disebut tidak makan daging dapat mengembangkan rasa welas asih.
Termasuk yang manakah ce anda?
The Siddha Wanderer