//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitattha = Vegetarian???  (Read 24064 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitattha = Vegetarian???
« Reply #30 on: 28 October 2009, 12:00:40 PM »
Quote from: David
Harapan saya sich sama teman-teman sedharma klo post di forum-forum budhis dipikir-pikir dlo, karena tindakan anda melibatkan banyak orang dalam sebuah komunitas, selain itu saya juga berharap sesama pemeluk yang sama-sama menghormati Buddha sebagai guru junjungan klo bisa akur jangan saling menjelek-jelekan dibelakang, klo memang tidak setuju, dan berkenan terhadap sesuatu baeknya dipertemukan, dan berunding secara baik-baik.

Saya rasa dengan mengejek, menjelek-jelekan, dan menghina agama lain tidak akan membuat agama Buddha satu aliran terlihat mulia, dan terlihat yang paling benar.
Klo saya sebagai umat Buddha sich merasa malu, dan bersedih saja dengan tindakan, dan kehadiran kalian.

Tambahan juga orang yang melihat-lihat, dan membaca posting belum tentu dalam kondisi sedang melatih diri, bermeditasi, dan sudah sempurna dalam pelatihanya. Kadang mereka justru sedang mencari informasi-informasi yang menyenangkan, enak didengar, dan menghibur batinnya.

Ya. Semoga jangan ada lagi yang mengumbar SARA.


Quote from: David
Ok kembali lagi ketopik, menanggapi saudara Upasaka yang terlihat bersemangat, dan menggebu-gebu menanggapi posting saya.
Bener ga ni saudara upasaka adalah upasaka beneran, hehehehheeee met kenal ya . . . . .

Salam kenal juga. :)


Quote from: David
Gini lo Saudara, sebelomnya saya mau menjelaskan terlebih dahulu posting yang saya tulis, dalam topik yang sedang di bahas.
Posting saya sedang membahas seseorang yang mengucapkan, atau mengharapkan kebahagiaan semua mahluk, atau seseorang yang mengucapkan sabbe satta bhavantu sukhitatta.
Tidak menuntut orang lain untuk bervegetarian, atau mengharuskannya.
 

Seperti yang telah saya tulis :

Menurut saya sabbe satta bhavantu sukkhitattha yang dalam terjemahan Indonesianya secara umum berarti semoga semua mahluk berbahagia mengandung pengertian sebuah harapan agar kehidupan semua mahluk hidup berbahagia.

Dan menurut saya lagi agar tercapai sebuah harapan tersebut harus disertai cara, dan jalan.
bukan terikat oleh kata mahluk hidup, atau mahluk yang mati

Menurut saya lagi untuk yg kesekian kalinya seseorang yang tidak bersungguh-sungguh berusaha menjalankan, dan memikirkan cara apa yang menjadi harapan baiknya yang sering di ucapkan adalah
seseorang yang tidak tahu, dan mengerti apa yang di ucapkan, atau
seseorang yang munafik, dan malas

Klo saudara upasaka mencoba memahami, dan sedikit mencerna tulisan saya diatas, tulisan saya mengarah pada diri sendiri, bukan orang lain atau mahluk lain.
Untuk penjelasan detailnya adalah seseorang yang “berusaha“ mencintai dan membahagiakan semua mahluk, bukan seseorang yang memaksa orang lain atau hewan lain untuk mencintai mahluk lain karena kita mengucapkan kata-kata tersebut.

Pertama-tama, saya ingin menjelaskan bahwa komentar saya sebelumnya bukan untuk menentang komentar Anda. Saya hanya menjawab undangan Anda untuk bertukar pikiran. Dari diskusi ini, justru kita dan teman-teman yang lain akan bisa melihat pembahasan yang menarik. Karena setiap komentar yang diresponi akan menguji seberapa valid bobotnya. Bila suatu komentar tidak cukup berbobot, maka komentar itu akan terjatuh ketika dihadapkan dengan komentar lainnya. Oleh karena itu, mari kita saling menguji komentar kita masing-masing.

Saya mengerti maksud Anda. Saya hanya memberikan pemahaman dari sisi lain mengenai aktivitas 'memakan daging'.

Saya menghargai usaha Anda untuk menghindari makanan hewani. Anda melihat bahwa orang yang mengharapkan kebahagiaan semua makhluk, seharusnya tidak memakan daging. Apabila Anda ingin mengharapkan semua makhluk berbahagia, maka Anda sebaiknya tidak memakan daging. Ini motivasi Anda. Betul?

Karena itulah, saya menjelaskan dari sisi lain bahwa Anda tidak bisa menggeneralisasi bahwa 'memakan daging' artinya tidak selaras dengan 'semoga semua makhluk berbahagia'. Karena jika kita mengharapkan semua makhluk hidup berbahagia, maka kita juga mengharapkan makhluk-makhluk yang memakan daging juga ikut berbahagia. Jika Anda tetap bersikukuh bahwa vegetarian itu selaras dengan 'semoga semua makhluk berbahagia', maka secara tidak langsung Anda menyatakan bahwa makhluk-makhluk yang masih memakan daging sebagai seorang yang tidak tahu dan tidak mengerti apa yang diucapkan, atau seseorang yang munafik, dan seorang yang malas.


Quote from: David
Saya jawab singkat-singkat saja ya, mengenai memakan sayuran. Sebelom saya lanjut lagi, saya minta pada saudara sebelum menanggapi tulisan saya ada baiknya saudara memahami dulu tulisan saya. Inti dari perbedaan orang yang memakan sayuran dan sepotong daging adalah ketika seseorang mengingikan melangsungkan dan menopang kehidupannya dengan membeli sayur dia menginginkan, dan membeli sesuatu yang pada awalnya tidak berjiwa, dan ada usaha menghindari makanan yang diperoleh dari pelanggaran sila pertama.
Selanjutnya saya juga kurang setuju dengan pernyataan saudara atau mungkin aliran Theravada yang mengatakan tumbuhan bukan mahluk hidup atau mahluk yang hidup.

Hasil pertanian juga didapatkan melalui proses yang melanggar sila pertama. Ini sebenarnya masalah klise. Orang-orang yang bervegetarian, menganggap memakan daging sebagai pembunuhan, karena melihat bahwa daging sebagai bagian tubuh dari makhluk yang 'bergerak'. Sedangkan tumbuhan, karena 'diam' makanya dianggap tidak berjiwa. Tapi tetap saja, sayuran hasil pertanian pun memakan korban hewan-hewan. Mungkin pemahaman kata "jiwa" bagi Anda bisa diperjelas?

Lagipula, jika memang mengharapkan semua makhluk berbahagia, seharusnya biarkan saja semua hama menggerogoti tumbuhan. Jangan diusir maupun dibasmi. Tapi kenyataannya tidak. Orang yang memakan sayuran pun mendapatkan makanannya dengan cara merugikan makhluk lain. Hanya saja ketika disajikan di atas piring, yang terlihat adalah benda mati yang 'tidak bergerak'.

Bisa kemukakan alasan kenapa Anda tidak setuju dengan pernyataan saya bahwa tumbuhan bukan termasuk makhluk hidup?


Quote from: David
Trus mengenai baik buruknya daging, dan global warming saudara bisa baca-baca dlo artikel-artikel, buku-buku ilmiah mengenai baik buruknya makanan daging untuk kesehatan, luas lahan, perbandingan hasil yang diperoleh untuk mendapatkan sepotong daging dibanding sayur, atau gandum, pembusukan  daging, dibanding pembusukan sayur, dll. (jangan dilihat dari 1 sumber yang mendukung salah satunya, pilih keduanya dan pertimbangkan)

Saya sudah baca. Usaha peternakan dan daging lebih memberi dampak negatif. Tetapi daging dan sayuran sama-sama memiliki dampak negatif.


Quote from: David
Selanjutnya saya juga tidak begitu setuju apabila anda menjadikan kalimat ini sebagai alasan untuk memakan segala sesuatu
“Bagi seorang yang melatih diri dalam penembusan Kebijaksanaan, ia akan mengerti bahwa makanan hanyalah penunjang kebugaran dan kelangsungan hidup. Tidak lebih dan tidak kurang. Oleh karena itu, ia tidak akan tertarik ataupun menolak pada jenis makanan apapun yang diberikan orang lain; daging, sayuran, makanan basi, kotoran, dsb.”

Oleh karena makanan merupakan penunjang kebugaran, dan faktor untuk kelangsungan hidup, maka kita harus menyadari, dan bijaksana dalam memilih makanan apa yang kita santap. Daging, makanan basi, kotoran, makanan beracun, termasuk sayuran sendiri yang mengandung bakteri, dan racun yang dapat mengurangi, dan menghentikan kehidupan kita seharusnya tidak dimakan.

Tidak tertarik ataupun menolak makanan yang diberikan, bukan berarti memakan pemberian yang mengandung sesuatu hal yang merugikan. Dia tidak tertarik karena sedang melatih diri atau sudah terbebas dari keserakahan, tidak menolak pemberian bukan berarti harus dimakan.
Selain itu apabila saya mencoba memahami sila ke lima pancasila buddhis makanan, atau minuman yang kita makan “dapat” mempengaruhi tingkah laku, dan kepribadian kita.

Betul. Orang bijaksana tidak akan memakan racun untuk membuat perut kenyang. Sebagai seorang perumah tangga, kita sebaiknya menyiapkan makanan sendiri. Selama kita tidak turut serta dalam proses pembunuhan hewan, kita tidak melakukan pelanggaran sila. Tidak ada masalah, tapi kaum vegetarian tetap mempermasalahkan hal ini.

Sedangkan untuk seorang petapa, ia sebaiknya tidak menyiapkan makanan sendiri. Ia hanya hidup dari apa yang diberikan, dan makan hanya untuk melangsungkan kehidupan. Oleh karena itu, ia sebaiknya tidak menolak ataupun tertarik pada makanan apapun yang diberikan. Dahulu kala, Sang Buddha dan murid-murid-Nya bertahan hidup satu masa vassa hanya dengan memakan gabah. Bisa coba Anda renungkan. Kalau belum paham maksudnya, silakan Anda tanya lagi.

Makanan hanya sebagian faktor yang mengondisikan kehidupan kita. Minuman beralkohol memang bisa mengganggu kesadaran kita. Mengonsumsi minuman beralkohol dinyatakan melanggar sila kelima karena bisa mengakibatkan lemahnya kesadaran. Ketika kesadaran melemah, konsentrasi dan perhatian akan menurun. Ketika konsentrasi dan perhatian menurun, maka moralitas dan kebijaksanaan tidak bisa dikembangkan. Inilah alasan ditetapkannya sila kelima. Makanan seperti daging dan olahan hewani lainnya tidak membuat kesadaran menjadi lemah. Makanan seperti bawang hanya memicu aktifnya hormon sehingga bisa membuat birahi seseorang lebih kuat. Tapi semuanya tidak membuat kesadaran melemah. Karena itu, tidak relevan apabila menyatakan secara implisit bahwa daging dan bawang itu objek di sila kelima.

Kalau Anda berkilah bahwa daging dan bawang bisa memicu emosi dan nafsu, maka coba pertimbangkan bahwa film, buku, lagu, dsb. juga bisa memicu emosi dan nafsu.


Quote from: David
Setahu saya vegetarian adalah sebuah “jalan” atau cara mengembangkan rasa cinta kasih yang dapat memunculkan sifat manusiawi, perbuatan baik, dll.
Tetapi anda juga jangan salah mengerti dengan bervegetarian bukan berarti rasa (hal-hal baik) langsung ada, dan timbul begitu saja, karena seorang yang bervegetarian juga harus  selalu di sertai kesadaran, dan pelatihan diri.

Sang Buddha pernah menyatakan bahwa dalam sebuah cawan berisi air, ada 84.000 makhluk di dalamnya. Dewasa ini, semua orang yang sudah meneliti dan mengetahui hasil uji sampel air di bawah mikroskop pasti tahu; bahwa ada banyak sekali mikroorganisme dan jasad renik di dalam air. Kalau Anda memang tidak ingin membunuh makhluk hidup, mungkin Anda bisa coba tidak meminum ataupun memasak air terlebih dahulu. :)

Sebelum jauh-jauh mengambil jalan bervegetarian, jika Anda memang ingin menebarkan cinta-kasih kepada semua makhluk, cobalah jangan lagi memakai kertas, pakaian, bahan bakar untuk kendaraan, menyalakan lilin, dsb. Cobalah pelajari darimana dan bagaimana caranya untuk mendapatkan semua barang-barang itu.

Menurut saya, bervegetarian adalah satu bentuk cinta-kasih kepada hewan. Tapi hal itu tidak menjadi poin penting dalam penembusan Kebijaksanaan. Karena untuk bisa menembus Kebijaksanaan, semua persepsi dan kemelekatan tentang konsep harus dilepas. Setelah saya menguraikan penjelasan singkat di atas, tidak ada komentar mutlak yang menunjukkan bahwa memakan makanan hewani (daging) adalah kesalahan; dan memakan sayuran (vegetarian) adalah tanpa kesalahan. Jika keduanya relatif, maka keduanya bukanlah hal penting yang harus dipilih untuk bisa melatih diri guna menembus Kebijaksanaan. Yang penting adalah pandangan kita terhadap apa itu daging dan apa itu sayuran.


Quote from: David
Anda sekalian juga jangan salah mengerti  posting saya tidak menuntut, dan memaksa agar saudara-saudari bervegetarian. Posting yang saya tulis bertujuan meramaikan, menjelaskan arti kata sabbe satta bhavantu sukkhitattha menurut versi saya, menanggapi seputar vegetarian, makanan dll yang menyenggol- nyenggol.

Saya paham Anda tidak menuntut siapapun untuk menjalani pola vegetarian. Tapi semua teman-teman di sini tentunya paham dengan maksud halus Anda, yang menyatakan bahwa: menjadi seorang yang bervegetarian, maka menjadi seorang yang selaras dengan "sabbe satta bhavantu sukkhitatta".

« Last Edit: 28 October 2009, 12:30:07 PM by upasaka »

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitattha = Vegetarian???
« Reply #31 on: 28 October 2009, 12:47:09 PM »
apa yang anda makan saat ini dalam koridor tidak menyakiti makhluk lain atau karena anda ingin makan maka makhluk lain dikorbankan memang bukan prinsipal metta.namun bagi anda yang belum tentu bisa menjalankan vegetarian secara murni ingatlah di dalam Buddhist ketika kita makan kita selalu mengucapkan blessing kepada mereka yang telah menyediakan makanan kepada kita dan itu bukan hanya kepada mereka yang masak namun "mereka" yang menyediakan tubuhnya agar kita dapat menjalankan kehidupan dan mempraktekkan Dhamma.
kepada mereka yang belum vegetarian ..latihlah hal ini,semoga makanan yang saya makan yang telah disediakan oleh para makhluk yang berjasa,semoga kebajikan tumbuh di hati mereka,semoga semua kebaikan ada pada diri mereka dan semoga mereka akhirnya terbebas dari dukkha.

nyanadhana
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitattha = Vegetarian???
« Reply #32 on: 28 October 2009, 12:47:57 PM »
Harapan saya sich sama teman-teman sedharma klo post di forum-forum budhis dipikir-pikir dlo, karena tindakan anda melibatkan banyak orang dalam sebuah komunitas, selain itu saya juga berharap sesama pemeluk yang sama-sama menghormati Buddha sebagai guru junjungan klo bisa akur jangan saling menjelek-jelekan dibelakang, klo memang tidak setuju, dan berkenan terhadap sesuatu baeknya dipertemukan, dan berunding secara baik-baik.

Saya rasa dengan mengejek, menjelek-jelekan, dan menghina agama lain tidak akan membuat agama Buddha satu aliran terlihat mulia, dan terlihat yang paling benar.
Klo saya sebagai umat Buddha sich merasa malu, dan bersedih saja dengan tindakan, dan kehadiran kalian.

Tambahan juga orang yang melihat-lihat, dan membaca posting belum tentu dalam kondisi sedang melatih diri, bermeditasi, dan sudah sempurna dalam pelatihanya. Kadang mereka justru sedang mencari informasi-informasi yang menyenangkan, enak didengar, dan menghibur batinnya.


-salam metta-

Object adalah netral....hehhehe... jangan terlalu dipusingin....

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitattha = Vegetarian???
« Reply #33 on: 28 October 2009, 12:51:21 PM »
spekulasi pikiran akan selalu muncul dalam diri mereka yang belum tercerahkan...1000member disini..1000cara berpikir...bagaimana menyatukan...toleransi.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitattha = Vegetarian???
« Reply #34 on: 28 October 2009, 01:07:39 PM »
Patent deh jawaban kk Upasaka  ^:)^

 _/\_

Offline lanizhou

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 49
  • Reputasi: 5
Re: Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitattha = Vegetarian???
« Reply #35 on: 30 October 2009, 10:28:44 PM »
weh rame juga nich forum . . .
sebelom'na saya minta maaf yang sedalam-dalamnya apabila ada salah-salah kata, dan pemahaman.
Tulisan saya dalam topik ini hanya sekedar ingin menyampaikan isi hati, dan pemikiran saya yang terlintas karena melihat topik ini, dan juga merasa digelitik oleh teman-teman sedharma. Penulisan saya tanpa maksud atau niat menggurui, hanya sebatas bertukar pikiran sadja.
 
Menurut saya sabbe satta bhavantu sukkhitattha yang dalam terjemahan Indonesianya secara umum berarti semoga semua mahluk berbahagia mengandung pengertian sebuah harapan agar kehidupan semua mahluk hidup berbahagia.

Dan menurut saya lagi agar tercapai sebuah harapan tersebut harus disertai cara, dan jalan.
bukan terikat oleh kata mahluk hidup, atau mahluk yang mati

Menurut saya lagi untuk yg kesekian kalinya seseorang yang tidak bersungguh-sungguh berusaha menjalankan, dan memikirkan cara apa yang menjadi harapan baiknya yang sering di ucapkan adalah
seseorang yang tidak tahu, dan mengerti apa yang di ucapkan, atau
seseorang yang munafik, dan malas 

Daging merupakan hasil pembunuhan secara langsung, kita semua tau (sadar) tanpa ada cara lain daging dapat diperoleh tanpa melakukan proses pembunuhan, yang menjadi masalah pertama apahkah anda mensetujui proses tersebut ? ? ?

Sering juga orang beralasan sayuran, menggunakan cangkul, pepstisida, dll.

Menurut saya ini adalah merupakan alasan orang-orang yang menginginkan pembenaran diri saja, mengapa ?
pertama tujuan awal petani adalah menanam, bukan membunuh
kedua kita semua tahu sayur adalah sesuatu tanpa jiwa dan kesadaran, tidak merasa menderita ketika kita panen 
ketiga hewan-hewan yang terkena cangkul dan mati adalah terjadi karena proses yang tidak disengaja, tanpa ada niat jahat
keempat pepstisida yang digunakan bertujuan untuk menyelamatkan hasil panen agar kehidupan si petani, atau orang banyak dapat terjamin, dan diselamatkan
kelima dll.

Daging adalah sebuah bangkai, dan jasad mahluk hidup, tetapi ada juga sebagian orang yang mengatakan ini adalah sebuah makanan.
Berdasarkan penyelidikan, dan wawancara langsung mengapa daging disebut sebagai makanan
satu daging enak rasanya, ini jelas pemuasan nafsu dan tidak bisa di jadikan alasan
dua daging bergizi, pertanyaannya adalah pantaskah kita menginginkannya ? ? ?
tiga tanpa daya makanan kebanyakan daging, dan tercampur daging semua, ini jelas orang-orang yang tidak mau berusaha,  tidak ada niat serta keinginan yang keras.
 
Daging merupakan bangkai, karena sepotong daging akan mengalami proses pembusukan terus menerus tiap waktunya. Dari proses pembusukan ini daging terus memproduksi racun, dan bakteri didalam tubuh kita yang dapat merugikan kesehatan kita. Untuk info jelasnya dapat di cari sendiri.
Tambahan panjang usus manusia = 6x panjang tubuh (10 meteran lebih) sehingga makanan yang kita makan tidak mungkin dapat dikeluarkan setelah makan, bahkan mungkin setelah berhari-hari baru dapat keluar (berbeda dengan hewan karnivora).

Dari sini dapat dilihat seseorang yang tidak mempedulikan kesehatannya adalah seseorang yang tidak mencitai dirinya, tidak ada kesadaran dan keinginan untuk membuat dirinya bahagia.
Selanjutnya anda juga tidak mencintai mahluk lain karena dengan adanya tempat ternak memiliki persentase tertinggi terjadinya global warming belakangan ini.

Daging merupakan jasad mahluk hidup, sebagai seseorang yang sering mengharapkan kebahagian semua mahluk, tentunya dan harusnya timbul perasaan hormat kepada semua mahluk baik setelah mahluk itu meninggal. Menurut saya persemayaman dilakukan bukan didalam usus, tetapi saudara juga tidak perlu melakukan cara-cara yang ekstrim sehingga dianggap orang gila.

Dalam aliran mahayana sendiri para bikkhu tidak diperbolehkan makan daging, dan dalam beberapa sutta secara langsung mengatakan para bikkhu tidak boleh memakan daging, dan sang buddha sendiri tidak memakan daging. Seandainya cerita dari theravada benar saya ingin menanyakan langsung pada Buddha mengapa beliau demikian.

Demikian pemikiran saya, sekian dan trima kasih.




hem......deaallll..... l
namaste