Bro Kainyn,
Apakah ini berarti
Inti yang terdalam pemahaman antara teori dan praktek Buddha Dhamma adalah MENYATU ATAU MELEBUR. Inilah Kebenaran Sejati.
Dalam pemahamannya berarti kebenaran sejati tersebut, jika boleh diperumpamakan adalah :
Misalnya ;
Contoh ungkapan dalam Taoism dikatakan “Tao adalah alam semesta, Alam semesta adalah Tao. Menpertanyakan Tao berarti anda belum memahami Tao.
Dalam cerita silat, pernah dikatakan bahwa untuk menjadi ahli dalam ilmu pedang berarti kita harus sampai taraf “Badan adalah Pedang, dan Pedang adalah Badan”, yang artinya setiap gerakan merupakan kesatuan dengan antara badan dan pedang. Gerakan pedang yang baik tanpa memikirkan jurus berikutnya, berarti telah mencapai taraf tersebut.
Ya, betul. Maksud saya begitu.
Jika kita belajar bela diri, misalnya, sebetulnya yang dibentuk adalah keseluruhan fisik dan mental. Apakah seorang ahli bela diri yang tidak bertarung disebut "pendekar teoritis"? Apakah bajingan jalanan yang setiap hari berantem bisa dibilang "pendekar praktis"?
Seorang dikatakan mengerti bela diri bukan karena sudah pakai sabuk hitam atau tubuhnya kapalan penuh luka, namun karena ia mengerti integrasi hukum alam dan penerapannya dalam kehidupan, termasuk bela diri. Misalnya seorang Judoka memiliki banyak pengertian tentang titik berat, mekanisme tuas-pengungkit. Dalam hal sederhana seperti mengangkat karung beras pun, dia tahu bagaimana dan dari mana ia harus mulai mengangkat, walaupun ia tidak sedang mengingat-ingat Judo-nya. Apakah ia bisa dikatakan sedang praktek atau berteori Judo? Menurut saya tidak.
Dalam Dhamma berarti setiap pikiran, ucapan dan perbuatan adalah Dhamma, jika telah menyatu dan melebur Dhamma. Maka seperti perumpanaan Rakit akan ditinggalkan, jika telah mencapai seberang, berarti kita telah melebur bersama rakit/Dhamma,.sehingga rakit tersebut ditinggalkan.
Benarkah pendapat ini ?
Kalau bagi seorang yang belajar, kita menggunakan rakit (pandangan) sebagai panduan, kemudian rakit itu harus ditinggalkan untuk mencapai pembebasan, karena memang bukan pandangan yang membawa kita pada kebebasan, namun melepaskan pandanganlah yang membawa kita pada kebebasan. Dengan demikian, ada masanya bahkan rakit pun akan ditinggalkan.
Namun berbeda bagi seorang ariya, di mana sudah tidak ada lagi rakit yang digunakan atau rakit yang ditinggalkan. Mereka telah terbebas dari belenggu pikiran demikian.
Pendapat bro CHANGE benar atau tidak, saya tidak tahu karena saya bukan Buddha. Tetapi menurut pendapat pribadi saya, memang benar.