Namo Buddhaya,
Ikutan nimbrung diskusi soal vegetarian. Memang benar apa yang telah diungkapkan bahwa dasar ajaran Buddha adalah Jalan Tengah (Majjhimapatthipada), dimana hal ini diterima baik Theravada, Mahayana, ataupun Vajrayana. Jadi kita ambil ini sebagai titik tolak. Titik tolak kedua, Buddhisme mengajarkan kita untuk tidak melekat, baik pada daging ataupun bukan daging. Ketidak-melekatan ini juga diterima oleh semua aliran dalam Buddhisme.
Jadi tidak ada kewajiban atau keharusan dalam Buddhisme bahwa kita selaku umat Buddha wajib bervegetarian. Vegetarian tidak menjamin seseorang menjadi suci. Yang Mulia Dalai Lama mengatakan bahwa kalau benar vegetarian dapat menjadikan seorang suci, maka sapi dan hewan2 herbivora tentu sudah lebih suci dibanding manusia.
Ada aliran tertentu yang menurut saya sudah menyimpang, mengajarkan bahwa seseorang harus vegetarian, tetapi tentu saja pandangan ini tidak benar. Bagi saya vegetarian adalah salah satu bentuk latihan batin atau spiritual, jadi semuanya harus kembali pada kualitas batin seseorang. Bervegetarian tanpa mengalami kemajuan batin berarti latihan spiritualnya gagal total. Tetapi orang yang sanggup mempraktekkan metta, meskipun tidak bervegetarian, maka itulah yang latihan spiritualnya berhasil.
Dalam Sutra Shurangama atau Lankavatara memang ada disinggung tentang vegetarian, tetapi yang patut diingat kedua sutra tersebut juga mengajarkan olah spiritual. Jadi mencomot sekelumit ajaran dari suatu sutra dan menjadikannya seolah2 sebagai ajaran pamungkas adalah tidak bijaksana. Suatu sutra adalah suatu "paket" yang harus dipelajari sampai tuntas. Marilah kita kembangkan metta sesuai dengan yang diajarkan Sang Bhagava.
Demikian sekedar urun rembug dari saya. Mohon maaf kalau ada kata yang salah.
Metta,
Tan