//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - aryaputra

Pages: 1 2 [3] 4 5 6 7 8 9 10 11
31
Sang Buddha mengatakan bahwa Beliau tidak membabarkan teori, apapun yg Beliau babarkan merupakan hasil dari Pemahamammya, Pencerahannya dan Penyadarannya tentang Kebenaran.
Ajaran Sang Buddha menekankan pada praktek dan penyadaran. Dalam ajaran Buddha terdapat tiga praktek/latihan dasar, yaitu: praktek/latihan moral kebajikan (Sila Sikkha), praktek/latihan konsentrasi (Samadhi Sikkha) dan praktek latihan kebijaksanaan (Panna Sikkha).

Namun tentunya kita harus mempelajari, menelaah, mengerti, kemudian meyakini suatu ajaran disertai mempraktekkan/ latihan.
Tanpa mempelajari, menelaah, mengerti suatu ajaran kita tidak dapat mempraktekkannya secara benar.
Keyakinan mendorong kita  untuk mempraktekkan/melatih.
Namun dapat juga mempraktekkan/melatih menghasilkan keyakinan.
 
Menurut saya agama Buddha mencakup Keyakinan yang disertai Praktek / Latihan.

Namun sering kali orang menginterpretasikan satu ajaran yg sama dengan pemahaman yg berbeda.
Bahkan Sang Buddha sendiri menyadarinya dan mengajarkan dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan pemahaman orang yg diajarnya.
Dalam suatu diskusi sering kali pesertanya adalah sama2 umat yg dalam taraf belajar.
Akan muncul berbagai pendapat, tetapi kita tetap harus mengambil rujukan pada inti dasar Ajaran Sang Buddha, yg membawa kebaikan untuk kita dan orang lain.  _/\_


32
Dlm hal agama dr awal kami menganut agamamu, agamamu, agamaku, agamaku.
Setuju. Toleransi berarti menghormati perbedaan, kita memperbesar persamaan dan mengecilkan perbedaan, namun bukan menggabungkan.
Kalau lebaran istri saya ikut sholat, saya mengantar, tapi tidak ikut. Kalau saya ke vihara bersama anak2, istri saya tidak ikut. Saya memasang hio di altar, istri saya tidak, namun membantu membeli buah dan bunga untuk ditaruh di altar.
Kebetulan fisik 2 anak sy condong ke fisik sy jd mrk skrng beragama Buddha. Maunya sih mrk bs memilih agama sesuai dgn pilihannya sendiri,bukan krn org tuanya. Tinggal kita org tuanya ksh contoh yg baik. Sadhu 3x
Setuju sekali.
Menurut saya, ajaran agama Buddha mempunyai perbedaan yg besar dengan agama2 bertuhan. Jika dikatakan tujuannya sama, yaitu untuk kebaikan adalah sangat benar. Tetapi ajaran dan cara memandang segala sesuatu sering berlainan, bahkan ada yg bertolak belakang.
Seorang anak kecil yg masih polos akan menjadi bingung jika diajari dua agama yg bertolak belakang. Nanti akan mempengaruhi perkembangan jiwanya. Jadi tetap harus memilih dan salah satu orang tua harus mengalah. Kebetulan kita berdua mempunyai istri yg baik. Kedua anak saya juga menganut agama Buddha. Salah satunya telah remaja.  _/\_

33
Seremonial / Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« on: 22 April 2012, 06:29:18 AM »
intinya, seharusnya Anda mengatakan pada saat pertama kali diadakan upacara (ritualan) di brobudur, si umat awam the bon An atau samanera xxx atau bhikkhu jinarakkhita disebutkan secara jelas posisinya dalam nilai2 spritual. ndak perlu sungkan kalau pada saat itu ybs masih umat awam.
Terima kasih atas sarannya.
apa benar yang dilakukan upara (ritualan) dilakukan secara buddhisme atau Theosofi?
Berhubung pada saat itu The Bon An masi umat awam jika ditilik pelaksanaan penahbisan dan pelaksanaan upacara ritualnya di brobudur.

Sam Kauw adalah ajaran tiga agama di mana salah satunya agama Buddha, Theosofi adalah aliran yang mempelajari semua agama, termasuk Buddha, ajaran tersebut memberi tekanan pada persaudaraan antar manusia, tanpa membeda-bedakan bangsa maupun agama.

Bhikkhu Ashin Jinarakhita ketika masih umat awam bernama Tee Boan  An sekembalinya kuliah di Belanda (di sana Beliau mulai condong pada ajaran Sang Buddha), tahun 1951 memutuskan untuk menjadi anagarika dan giat memperkenalkan ajaran Buddha.
Tidak hanya di Jakarta bahkan ke daerah2, karena kapasitasnya sebagai wakil ketua Pemuda Theosofi.

Tahun 1953 Tee Boan An mencetus ide mengadakan waisak secara nasional di Borobudur, tahun2 sebelumnya telah beberapa kali diadakan perayaan waisak di candi itu, namun terbatas diikuti aktifis Theosofi.
Bersama rekan2nya undangan dibagikan kepada pejabat2 dan wakil2 negara tetangga yg mayoritas penduduknya Buddhist (kedutaan Burma, Srilanka, India, Singapura dan Thailand),  juga ke seluruh Indonesia.
Tee Boan An didukung oleh kalangan Teosofi, orang2 Jawa dan Sam Kauw.
Bahkan duta besar Srilanka menyuruh putrinya mengajarkan lantunan Jaya Mangala Gatha.

Tgl 22 Mei 1953 umat Buddha dan simpatisan Buddha sejumlah tiga ribu orang lebih merayakan upacara Waisak secara besar2an di Borobudur.
Peristiwa ini menjadi berita di koran2 dan menarik perhatian masyarakat. Menyadarkan masyarakat bahwa ajaran Sang Buddha dulu pernah berjaya di bumi Indonesia dan umatnya masih ada di Indonesia.

Ini adalah awal dari sejarah perjalanan menuju kebangkitan agama Buddha yg dipelopori Bhikkhu Ashin Jinarakhita di Indonesia.

Kadang opini yg kita dapat dari guru kita dan senior kita bersifat subjektiv. Kadang karena tidak suka atau tidak sependapat dengan orang kita, mata kita tertutup untuk melihat kebaikan orang tersebut, hanya melihat kejelekannya. Bahkan jika kita mempunyai kemampuan ingin mengubah sejarah yang menyangkut orang tersebut. Namun sejarah terbentuk oleh perjalanan waktu, bukan opini2 segelintir orang.  _/\_

aynwei, negara burma sebagaimana negara asal pentahbisan bhikkhu jinarakkhita tidak mengenal waisak, "apa itu waisak / vesak ?",
mereka lebih mengenal water festival hehehehe...

Apakah Burma  tidak mengenal waisak?
Sejujurnya saya baru tahu sekarang tentang informasi tersebut. Terima kasih atas informasinya.
Namun kenyataan ini tidak ada hubungannya dengan  perkembangan agama Buddha di Indonesia.
Yang kita utamakan adalah persamaan ajaran, bukan perbedaan.
Agama Buddha di Burma, Srilanka, Thailand dan Indonesia mempunyai perbedaan karena tradisi, namun itu  tidak menjadi masalah selama kita tidak terbelenggu untuk mempermasalahkannya. Yang penting inti ajarannya sama. Dan sama2 murid Sang Buddha. _/\_

34
Diskusi Umum / Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« on: 22 April 2012, 05:17:14 AM »
Pendapat saya:
Jika suatu ajaran tidak cocok menurut kita jangan terima.
Jika ada ajaran salah yg tidak membawa kebaikan kepada diri kita dan semua mahkhluk, kita harus berani katakan itu salah.
Tetapi berbeda dengan ajaran yg kita anut belum berarti salah.
Perbedaan jalan, cara pengungkapan, ritual, mungkin mempunyai inti dasar ajaran yg sama dengan apa yg kita anut
Ajaran yang kita anutpun belum tentu sampai ke detil-detilnya 100% benar
Kita hampir semuanya masih dalam taraf belajar dengan berpedoman pada kitab suci
Kita hampir semuanya belum mencapai pencerahan, bahkan belum mempraktekkan seluruh ajaran yg kita anut
Mengapa kita terbelenggu pada anggapan bahwa ajaran yang kita anut adalah paling benar?]
Bahkan kita terbelenggu bahwa kita yang paling benar?
Bukankan itu kesombongan?
KIta harus berusaha menilai segala sesuatu secara obyektif, walau sulit untuk dipraktekkan. (Biasanya hal2 yg baik sulit dipraktekkan)
Jika orang lain benar katakan benar, jika kita salah akuilah bahwa kita salah.

35
Seremonial / Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« on: 21 April 2012, 08:49:11 PM »
tuh kan, jauh seblm the bo An ditahbiskan menjadi bhikkhu pun indonesia sudah memiliki perintis (pelopor, whatever the word's name) di era 1920'an.
Ini yang sudah tercatat dalam sejarah. Sebab awal juga belum diketahui pula.
jadi ada perbedaan makna kata perintis, pelopor dan penerus. Masih ada yang lain, yi: pencetus.
apa mangsudnya dengan "'bhikkhu' yang belum menjadi 'bhikkhu'" ?
Maaf, saya terbiasa menghormati yg lebih tua,  dengan tidak menyebut nama tanpa sebutan seperti pak, apalagi bhikkhu, dalam hal ini saya bingung menyebut nama Beliau, maka saya memilih sebutan Bhikkhu Ashin Jinarakhita sebelum menjadi bhikkhu, mohon dimengerti.
Sejarah mencatat bahwa agama Buddha mulai bangkit dalam artian banyak umat yg mulai mengerti ajaran Buddha dan berkembang setelah tahun 1955, sejak kedatangan kembali Bhikkhu Ashin Jinarakhita ke Indonesia dan mulai menyebarkan agama Buddha. 
Saat sebelum tahun 1955 yg berkembang adalah aliran Theosofi dan agama Buddha yg tergabung dalam Sam Kauw. Dan Bhikkhu Ashin Jinarakhitapun dahulu adalah penganut Theosofi dan Sam Kauw. Pada saat Beliau memotori Waisak di Borobudurpun masih aktif di Theosofi dan Sam Kauw'
Beliau menjadi samanerapun dalam tradisi Mahayana dengan gurunya Mahabhiksu Pen Cing. Sebelum akhirnya berangkat ke Burma menjadi samanera menurut cara Theravada dan sorenya diupasampada menjadi Bhikkhu dengan guru spriritualnya Y.A. Mahasi Sayadaw.
Sejarah mencatat perjalanan waktu.
Adanya Pro dan Kontra tidak mengubah sejarah.
Dalam Dammapadapun dikatakan, tidak jaman dahulu, sekarang ataupun akan datang ada orang yg selalu dicela ataupun dipuji.  _/\_

36
Seremonial / Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« on: 21 April 2012, 08:07:55 PM »
saya justru tidak tahu dan tidak punya kemampuan utk mengetahui seseorang itu Arahat atau bukan Arahat.
maka itu saya anggap sukong itu masih puthujana, sedangkan para penggemar sukong, kayaknya gampang sekali mengklaim sukong itu sudah Arahat ! yaitu  memperingati 10 th sukong parinirwana
Menurut saya, jika tidak tahu alangkah bijaksananya jika kita tidak  menilai.  Apakah ada perbedaan antara orang yg mengatakan "Sudah Parinirwana dengan orang yang mengatakan, masih puthujana"?  Sama-sama menganggap / mengasumsikan. Cuma beda pada konotasi. Yang satu menghormati pendahulunya, yg lain tidak menghormati pendahulunya.  _/\_

37
Diskusi Umum / Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« on: 21 April 2012, 07:51:30 PM »
Selama ini emang pihak Mahayana lebih memperjuangkan persamaan agar agama Buddha di Indonesia bisa bersatu.
sedangkan Theravada lebih mengedepankan perbedaan.
Semoga generasi muda lebih bijaksana dari pendahulunya. Di jaman modern yg serba terbuka ini, jangan sampai umat Buddha malah terkukung dalam suatu kurungan atau batasan yg di sebut aliran/sekte. Semuanya dimulai dengan memperbesar persamaan dan memperkecil perbedaan, dan tidak saling menyalahkan. 
OOT: Walau saya bukan anggota Tzu Chi , namun saya menghormati Master Cheng Yen yg telah berbuat banyak hal kepada semua manusia tanpa memandang suku bangsa dan agama. Menurut saya Beliaulah Buddhist sejati, Beliau mempraktekkan Metta, Karuna, Mudita, dan ajaran tentang Tumimbal Lahir. Bukankah dalam kehidupan ini kita Buddhist, mungkin dalam kehidupan mendatang agama lain? Kita sekarang bangsa Indonesia dalam kehidupan lain bangsa Arab? _/\_

38
Diskusi Umum / Re: Sekilas tentang Mahayana dan Theravada
« on: 21 April 2012, 07:35:33 PM »
bagaimana caranya membesarkan persamaan dan memperkecil perbedaan?
Menurut saya, walau kita ketahui perbedaan antara aliran, yang harus kita pentingkan adalah keyakinan kita terhadap ajaran yg kita pegang, tokh sampai seumur hidup kita belum tentu dapat memahami dan mempraktekkan isi Tipitaka. Kita boleh mempelajari dan mengetahui ajaran aliran lain jika kita ingin menambah wawasan, namun kita tidak perlu menilai ajaran aliran lain salah atau benar menurut kacamata ajaran kita. Kita ambil ajaran-ajaran yg mempunyai persamaan dengan ajaran yg kita anut, selebihnya sebagai bahan referensi saja. Maka kita akan menyadari banyaknya persamaan ajaran aliran kita dgn yg lain dan kita tidak melihat adanya masalah dengan perbedaan ajaran karena kita tidak mempermasalahkan ajaran  yg berbeda dgn kita.
Menerima satu ajaran tidak semua orang sama pemahamannya, sesuai dengan karekter masing2, asal sama tujuannya untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain. Sama seperti saudara kandung yg berbeda sifat dan mengambil jalan berbeda, tetapi tetap terikat pada satu orang tua, anggap saja aliran lain adalah saudara kandung kita, Ajaran Sang Buddha adalah orang tua kita.
berbeda dalam hal apa ?
Berbeda dalam beberapa hal, namun menurut saya perbedaannya tidak terlalu mendasar dan mempengaruhi kita untuk melatih dan mempraktekkan Ajaran Sang Buddha. Contoh:
Doktrin Theravada : Setelah parinibbana, para arahat (baik sammasambuddha, pacceka buddha maupun savaka buddha) sudah tidak terkondisi untuk terlahirkan kembali di alam manapun.
Doktrin Mahayana : (lihat sadharmapundarika sutra), savaka buddha (arahat siswa) masih bisa mencapai annutara samyaksambuddha, kendati pada saat itu sudah meninggal dunia. --> di-tafsirkan ada kelahiran kembali...---
Kedua hal tersebut menurut saya masih berupa pengetahuan teori, tokh kita belum dapat membuktikannya sendiri. Bila kita sudah dapat membuktikkannya sendiri, saat itu kita sudah tidak melihat lagi adanya aliran-aliran, karena kita sudah terbebas dari hal2 demikian.

Theravada tidak mengenal amitabha budha
Mahayana ada pemujaan amitabha budha

Theravada tidak mengenal mak kuan im
Mahayana suka memuja mak kuan im

Theravada hanya mengenal 2 Bodhisatta (Bodhisatta Gotama & Bodhisatta Metteya)
Mahayana buanyak bodhisatva.

Kitab referensi Theravada : Tipitaka kanon Pali
Kitab referensi Mahayana : Sankrit Pitaka, Pali Pitaka, dan beberapa kitab, salah satunya diambil dari alam naga.

dll nya
Menurut saya perbedaan2 tersebut  sama2 tidak mendorong orang untuk berbuat jahat ataupun mengganggu kita untuk  berlatih menuju kebijaksanaan selama diri kita sendiri tidak mempermasalahkannya. Suatu perbedaan menjadi masalah selama kita mempersalahkannya. Kita saat ini juga tidak mempunyai kemampuan untuk mengetahui apakah Buddha Amitabha dan para Bodhisatta ada atau tidak. Biarlah pada saatnya nanti kita mengetahui kebenaran yg sesungguhnya. Dan saat itu segala perbedaan sudah tidak menjadi masalah untuk kita.
 _/\_

39
Seremonial / Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« on: 21 April 2012, 10:08:06 AM »
Jadi label parinibbana (parinirvana) untuk Y.A.Ashin Jinarakkhita itu di-konfirmasi oleh siapa ?
Sejujurnya saya tidak tahu. Dan untuk polemik parinibbana saya tidak berkomentar.

40
Seremonial / Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« on: 21 April 2012, 10:04:59 AM »
Masa sih jadi pelopr satu2-nya di-Indonesia, bukannya kedatangan bhante Narada dari Sri Langka (Ceylon) pada tahun 1934 yang merupakan pelopor utama (pionir) kebangkitan ajaran sang guru agung. Atau masih ada bhikkhu lain yang belum pernah terungkap kedatangannya ke Indo sebelum bhante Narada.
Ada
Kwee Tek Hoay, tahun 1920 an Beliau yg menerbitkan majalah berbahasa Indonesia berisi ajaran agama Buddha dengan nama Moestika Dharma. Ia membuka mata orang2 tentang apa itu agama Buddha, walau kebanykan tulisannya ditujukan untuk kalangan tionghoa.
Tahun 1929, orang2 belanda pemeluk agama Buddha mendirikan organisasi Buddhis yg pertama, Java Buddhist Association berorintasi aliran Theravada, Presidennya Pandita Josias van Dienst.
tahun 1934 Bhikkhu Narada datang selama tiga minggu ke Indonesia, menahbiskan beberapa orang upasaka di Yogya

Perayaan Waisak di Candi Borobudur  diperingati secara besar-besaran pertama kali 22 Mei 1953, oleh Gabungan Tiga Ajaran (Sam Kauw), Theosofi, dan masyarakat Jawa di daerah sekitar yg dimotori oleh Bhikkhu Ashin Jinarakhita yg belum menjadi Bhikkhu

Tahun 1955, perayaan Waisak di Borobudur dirayakan dipimpin oleh Bhikkhu Ashin Jinarakhita sebagai putra bangsa Indonesia pertama yg menjadi Bhikkhu sejak berakhirnya Dinasti Majapahit. Dari situlah agama Buddha berkembang.

41
Seremonial / Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« on: 21 April 2012, 09:03:29 AM »
pelopor :: pe.lo.por
1   Kelas Kata:   kata benda
   Ragam:   ki
   Definisi:   yg berjalan terdahulu; yg berjalan di depan tt perarakan dsb
2   Kelas Kata:   kata benda
   Ragam:   ki
   Definisi:   perintis jalan; pembuka jalan; pionir:
   Contoh:   dia dipandang oran g sbg pelopor dl dunia pendidikan wanita
3   Kelas Kata:   kata benda
   Ragam:   ki
   Definisi:   pasukan perintis (yg terdepan) gerak pembaharuan (tanpa memperhitungkan risiko yg mungkin dialami)

pe·ne·rus n yg meneruskan (melanjutkan; menggantikan): generasi ~ perlu menghayati sejarah perjuangan bangsa;

42
Seremonial / Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« on: 21 April 2012, 06:41:01 AM »
anda mau menghormati siapa saja, itu hak anda dan tidak ada larangan dan tidak dipermasalahkan
Setuju.  _/\_
kok gampang benar ! mengumbar kata parinibbana kepada umat puthujana.
Sesungguhnya dalam hal ini saya tidak komentar tentang polemik parinibbana, tetapi yg ingin saya pertanyakan adalah bagaimana anda bisa tahu seseorang sudah mencapai kesucian atau umat puthujana?
itu hanya opini dan ulasan 'tim marketing'
Kenyataan bahwa Bhikkhu Ashin Jinarakhita adalah pelopor kebangkitan agama Buddha di Indonesia sesungguhnya terdapat dalam perjalanan sejarah perkembangan agama Buddha. Kita boleh beda pendapat, tetapi tetap tidak dapat melupakan sejarah.
masih banyak yang berjasa kok, tapi tidak pernah di ekspos
Setuju, kebetulan yg menulis ini adalah para umat yg menghargai dan berterima kasih atas perjuangan Beliau.  _/\_
tidak harus mengikuti jejaknya utk menjadi 'pejuang'(kata pejuang karena opini penggemar)
jadi umat biasa yang praktek ajaran Buddha juga tidak masalah kok.
TQ. Karena saya tidak mampu seperti Beliau, maka saya menghormati Beliau. Sebagai umat Buddha, saya menghormati Bhikkhu dari aliran manapun yg menurut saya memang agama Buddha.  _/\_

43
Buddhisme untuk Pemula / Re: Kesombongan adalah kekotoran batin
« on: 21 April 2012, 06:09:45 AM »
Mohon petunjuk, apakah kesombongan yg kasat mata adalah Palasa?
Termasuk dalam 16 macam kekotoran yg menodai watak seseorang:
Abhijjhavisamalobha : Serakah, memiliki banyak keinginan rendah, menginginkan barang2 orang lain.
Byapada: Kasar dan Kejam
Kodha: Bersifat pemarah
Upanaha: Mudah tersinggung
Makkha: Merendahkan sifat2 mulia dan jasa2 orang lain
Palasa: Sombong, menganggap dirinya lebih tinggi
Issa: Iri hati, tidak senang melihat orang lain untung
Macchariya: Kekikiran
Maya: Suka menipu, tidak jujur
Satheyya: Suka menyombongkan diri sendiri, pembual
Thambha: Keras kepala, kepala batu
Sarambha: Suka menekan orang lain dengan kata2 kasar
Mana: Kesombongan, tinggi hati
Atimana: Menghina, memandang rendah orang lain
Mada: Pemabukl, peminum
Pamada: Malas, lengah

44
Buddhisme untuk Pemula / Re: Kesombongan adalah kekotoran batin
« on: 21 April 2012, 05:07:33 AM »

Seorang Arahat telah mematahkan seluruh 10 belenggu.

Mana (Kesombongan) termasuk dalam wilayah Arahat.


Benar. 
Saya telah salah menginterpretasikan pengertian Mana dengan kesombongan yg kasat mata. TQ atas pengajarannya. _/\_

45
Buddhisme untuk Pemula / Re: Kesombongan adalah kekotoran batin
« on: 20 April 2012, 09:22:08 PM »
Mana (kesombongan) lebih spesifik, kalau moha (kebodohan, kegelapan batin) mencakup hal yg luas. saya lebih memilih Kesombongan untuk dikikis dahulu, lebih bisa dipantau perkembangannya.

Pages: 1 2 [3] 4 5 6 7 8 9 10 11