//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Rico Tsiau

Pages: 1 ... 124 125 126 127 128 129 130 [131]
1951
wow....

terima kasih sekali atas tanggapan para senior DC, dengan begini saya semakin mengerti.

jadi sekarang saya mengambil kesimpulan bahwa tradisi tersebut gak apa2 kalau tetap dijalankan, tapi juga tidak apa2 kalau ditinggalkan. asal kita rujuk ke segi positifnya aja.

menurut saya tradisi ini akan susah dihilangkan, begini, bagi kami disini keharusan menjalankan tradisi ini adalah hal yang wajib.
jika tidak andaikan terjadi sesuatu pada anak (sakit, jatuh, rewel, dll), maka kita sebagai orang tua yang akan disalahkan karena tidak mau mendengarkan saran dari orang tua. dan hanya dengan menjalankan secara patuh pada tradisi ini lah yang akan membuat orang tua kita (kakek dan nenek dari si anak) senior2 dalam keluarga akan merasa nyaman dan lebih tentram.

walau sekarang saya ketahui bahwa tidak ada manfaatnya tradisi ini dijalankan maksud saya bahwa saya yakin tidak ada sosok apapun yang akan melindungi anak kita atau kita sendiri selain dari karma diri sendiri, tapi namun jika dengan menjalankannya saya bisa membuat kedua orang tua saya dan senior2 dalam keluarga menjadi nyaman dan tentram, well kenapa tidak. menurut saya itu cukup positif.

bayangkan akan betapa kawatirnya papa mama saya jika saya meninggalkan tradisi pai cheng bu ini, pasti papa dan mama akan sedih dan berkawatir tiap hari memikirkan cucunya. karena menurut kapercayaan mereka yang sudah mendarah daging, Cheng Bu mutlak ada dan merupakan sosok penjaga anak kecil. so bagi mereka tradisi ini juga mutlak harus ada.

ini ada cerita, pada suatu waktu anak saya kebetulan sangat rewel. saya tidak tahu kenapa. mungkin sakit perut atau apa atau tidak nyaman akan sesuatu. nah waktu saya kabari ke nenek dan kakeknya, mereka langsung memvonis "kamu gak pai cheng bu ya?"

so saya putuskan akan tetap menjalankannya. apakah begitu lebih baik?

1952
kalau kata kakao yang dari Tridharma, gpp lakukan aja selama itu masih tidak memberatkan kamu, karena yang sayang itu nanti tradisinya hilang dengan sendiri kl tdk diteruskan,..lama-lama akan menjadi Budhhist yang exstreem,..melarang, tidak boleh, dan sebagainya, umat Buddha adalah umat pembelajar, sebagaimana tujuan anda, kalau itu bermanfaat, walaupun kecil, atau bisa membuat anggota keluarga berkumpul, lakukanlah, tapi liat makna setiap upacara itu, Nabi Khong Hu Cu berkata :"bukan mahal dan meriahnya yang didilihat, namun makna yang terkandung didalamnya, makna upacara dan tradisinya yang disayangkan !" ketika itu Nabi ditanya tentang boleh tidaknya kita melakukan suatu upacara tertentu. ;D
mungkin kakao kurang dalem memahami, tapi berusaha untuk menjawab

awalnya juga saya tidak ngerti apa2, saya menjalankannya juga karena di sarankan oleh para senior dalam keluarga termasuk papa dan mama.
tapi setelah menjalankannya saya jadi tentram lho... mungkin cuman sugesti bahwa dengan begitu anak saya juga dilindungi oleh sesuatu yang laen selain saya dan istri sebagai orang tua.
lagian dalam asumsi saya mungkin Chengbu disini berasal dari alam lain, mungkin karena jodoh atau karma baik saya bisa dibantu oleh sesuatu dari alam lain.
apa pengertian saya yang begini adalah salah?

mohon bimbingan  _/\_ _/\_ _/\_

1953
tidak ada dalam ajaran buddha hal itu, lebih baik mengandalkan diri sendiri dengan berbuat baik daripada makhluk lain yang tidak kelihatan.

kalo melenceng, mungkin lebih tepat anda tidak sedang menjalankan ajaran buddha, tapi ajaran turun temurun.

terima kasih atas jawabannya.

jadi kesimpulannya itu adalah tradisi ajaran turun temurun dari leluhur, dan karena bukan bagian dari ajaran Buddha makanya tidak bisa disebut melenceng.
tapi jika itu dilakukan oleh saya yang juga berusaha menjalankan ajaran Buddha, apa saya masih bisa disebut sebagai murid dari guru besar Sidarta Gautama?

1954
mohon bimbingan dari para senior.

saya seorang ayah, sekarang anak saya sudah genap berusia 1 tahun 1 bulan

menurut tradisi tionghoa, mama dan papa saya mengajarkan saya yang punya momongan untuk "pai cheng bu" pada setiap bulan tepat pada tanggal kelahiran anak saya.
menurut kepercayaan, "cheng bu" adalah pelindung, pembimbing yang menjaga bagi bayi kita. mungkin di dunia barat istilah "cheng bu" di namakan "ibu peri" (mohon koreksi bila salah)

jadi dimana pada tanggal kelahiran anak saya, maka saya akan "pai cheng bu"
tempat :
di kamar, tepatnya di kasur tempat biasa anak saya tidur.

1 lampu minyak (katanya ada yang pake lilin juga, tapi saya pake lampu minyak)
1 mangkuk nasi + telur
belasan lembar kimcoa + 3 batang hio
1 hiolo
1 kaleng tempat pembakaran kimcoa.

ucapannya kira2 gini :
cheng bu, ini hari 8 gwe 27, anak ini (nama anak saya) sudah berusia 1 tahun 1 bulan. sekarang ini anak semakin nakal, suka memanjat kursi, meja atau sesuatu yang tinggi. engkau harus lebih memperhatikan dan menjaga kala kami lengah.  jangan sampai ini anak jatuh dan terluka.
juga engkau harus jaga supaya ini anak bobo dengan nyenyak pada malam, dan bermain dengan gembira pada siang.
ini ada sedikit nasi, makan lah. juga ada sedikit kimcoa untuk engkau.

setelah itu bakar kimcoa, setelah kimcoa padam simpan nasi, lampu minyak dan hiolo.

dan sampai hari ini saya meyakininya, dan mempraktikkannya tanpa alpa.

sebagai informasi, dalam pai cheng bu kita tidak boleh meminta "po pi", lebih tepatnya kita menyuruh bukan memohon. konon katanya cheng bu adalah bertugas menjaga anak, jadi kita tidak memohon tapi mengingatkan. seperti ucapan saya diatas yang mengingatkan bahwa anak ini sudah pandai memanjat kursi, meja dan lainnya yang cukup berbahaya, jadi kita kudu ngingatkan pada cheng bu supaya lebih fokus buat jaga anaknya. anaknya? ya dalam pengertian disini anak kita juga adalah anaknya cheng bu. so kita tidak boleh memohon hanya mengingatkan.

mungkin bagi sebagian orang ini terdengar lucu, tapi jika anda tionghoa yang hidup di sekitar Provinsi Riau tentu sudah tidak asing lagi dengan ini. saya tidak tau kebiasaan atau kepercayaan atau tradisi ini ditempat lain apakah ada atau tidak?

pertanyaannya. bagaimanakah pandangan Buddhisme mengenai PAI CHENG BU ?
apakah dari para DC-ers pernah atau mengetahui mengenai tradisi ini? mohon sharenya.
lanjut, apa dengan tetap menjalankan tradisi pai cheng bu saya melenceng dari ajaran Buddha?

sekali lagi mohon bimbingan dari para senior
 _/\_ _/\_ _/\_ _/\_

1955
Perkenalan / Re: Survey umur :D
« on: 25 August 2011, 04:04:13 PM »
klo saya 10 tahun lalu masih berusia 21 tahun.
masih lajang ( 2 tahun yang lalu )
belum punya anak ( 1 tahun yang lalu )

sekarang kondisinya berbeda  ;D ;D ;D ;D ;D

1956
Diskusi Umum / Re: kenapa harus melakukan pelepasan mahluk hidup.
« on: 25 August 2011, 03:55:59 PM »
Kalau menurut saya, kita ikut andil dalam pembunuhan. Kalau tidak diberi makan, ikan kita yang mati. Nah lho... Jadi, lain kali kalau mau melihara hewan, carilah yang herbivora ;D

Barusan saya googling, katanya ikan oscar bisa kok diberi makan udang beku (tapi cabut dulu kepala dan kaki udang, biar ikannya ga keselek) atau cacing beku. Mungkin bro Rico lebih ngerti sih..

yap, gak harus kasih makanan yang masih hidup kok.
bisa kasih cacing beku, udang beku, ato bahkan bisa dikasih makan Pelet (yang ini instan banget)

cuman harus gw akui, klo kasih makan anakan ikan si Oscarnya makin sehat dan senang.
mungkin karena naluri predatornya dan sifat sebagai pemburu membuat ikan ini lebih senang akan makanan yang masih hidup. (bisa jangkrik, cacing, anak ikan, bahkan kecoa bro)
so ini artinya saya juga ikut andil dalam pembunuhan jangkrik, cacing, anak ikan, kecoa, dll donk!!!
itulah maksud pertanyaan saya apakah saya melanggar sila? PEMBUNUHAN.
 :'( :'( :'( :'(

untuk fangshen terhadap ikan oscar ini saya juga ada keraguan, karena ikan ini bukan ikan asli di perairan kita. dan sifat ganas dan buasnya sebagai predator dikawatirkan akan mengganggu ekosistem tempat dimana dia dilepaskan. 2 ekor sih gak ngaruh, karena kemungkinan juga bakal jadi mangsa ikan yang lebih besar (Gabus, Toman, dll) cuman klo sempat beranak pinak? gimana?

saya pernah baca artikel (tapi sori, lupa nih sumbernya) tentang ikan Gurame ternyata menjadi perusak ekosistem di sebuah danau di salah satu negara bagian amerika. ikan tersebut secara sengaja dilepas oleh penduduk lokal yang bosan memelihara ikan tersebut di kolam ato aquarium. nah ikan gurame ternyata sangat cepat perkembang biakannya, mereka makan apa saja. membuat ikan asli/ikan lokal yang ada didanau tersebut tersaingi dan lama2 kalah dalam persaingan pencarian makanan. hal ini justru membuat ikan lokal hampir punah.
nah ini bukan hal yang baik toh?

untuk itu jangan asal fangshen aja, terutama terhadap hewan yang bukan asli berasal dari tempat kita akan fangshen.

ternyata hanya dengan belas kasih pada hewan yang akan kita lepaskan tidaklah cukup, harus ada pengetahuan mengenai ini itu. jika tidak niat tulus kita akan merembet kepada kekacauan dan tragedi.
apa memang begitu adanya ya? mohon bimbingan dari para senior  _/\_

1957
Perkenalan / Re: salam kenal ya....
« on: 25 August 2011, 10:22:36 AM »
makasih semua atas sambutannya.

 _/\_

1958
Diskusi Umum / Re: kenapa harus melakukan pelepasan mahluk hidup.
« on: 24 August 2011, 05:20:58 PM »
newbie punya sedikit pertanyaan.

bisa dibilang semua hewan yang kita fangsen adalah hasil beli di pasar, toko, dll ada juga sih pemberian, dll

nah ada cerita, seorang penangkap burung liar secara terus-menerus menangkap burung untuk dijual dipasar, karena tentu saja selalu ada yang beli, jika tidak laku tentu tidak akan dia menangkap burung liar lagi.
nah yang beli bertujuan :
1. untuk hewan peliharaan
2. untuk konsumsi
3. yaitu dia, untuk fangsen
nah apakah dengan kita yang terus menerus membeli burung untuk fangsen menjadikan si penangkap burung semakin rajin menangkap burung liar.
fangsen atas dasar mengasihi makhluk yang kita beli ke alam liar atau habitatnya, tapi bukankah dengan kita tidak praktik fangsen burung tersebut asal mulanya juga sudah dialam liar? justru burung tersebut ditangkap karena kita mau fangsen? benar tidak?

selanjutnya, seorang penjual burung tentu menjual sebegitu banyaknya burung. tapi kita cuman atau hanya sanggup beli 1 atau 2 ekor, nah burung lainnya nasibnya gimana? kita pilih kasih kah?

ini real : saya ada pelihara 2 ekor ikan hias (ikan oscar) tiap hari saya kasih makan, jika airnya kotor saya gantikan segera, saya berusaha semaksimal mungkin supaya ikan yang saya pelihara merasa nyaman dan aman dalam aquarium. apa saya melanggar sila jika saya lebih memilih tetap memelihara ikan tersebut? atau lebih bijaksanakah kalau saya melepaskan ke dua ekor ikan tersebut kealam liar?
masalahnya, ini ikan sudah saya pelihara dari kecil. hidup berkecukupan, selalu diperhatikan, tanpa berburu (oscar adalah ikan predator) sudah jaminan tetap dapat makanan tiap hari. nah apakah saya punya alasan berpikir bahwa ikan tersebut akan hidup dengan lebih baik dialam liar?

mohon pencerahannya
 ^:)^

1959
Perkenalan / salam kenal ya....
« on: 24 August 2011, 04:28:08 PM »
salam kenal semua, mohon bimbingannya ya...

saya bernama asli : Rico a.k.a Tsiau Ming Chong
terdaftar di dahammacitta dengan nick : Rico Tsiau

 _/\_

Pages: 1 ... 124 125 126 127 128 129 130 [131]
anything