//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - K.K.

Pages: 1 2 3 4 5 [6] 7 8 9 10 11 12 13 ... 569
76
Buddhisme Awal / Re: Tahun Wafat Buddha
« on: 17 December 2014, 10:32:38 AM »
Kurang tahu. Ini juga kebetulan dapat, karena kayaknya seru juga kalau ternyata tanda tanda alam , gempa yang ada waktu Siddharta lahir dan Buddha parinibbana itu dapat dilihat di belahan dunia lain.
dan tiongkok memang terkenal suka mencatat kejadian sejarah jadi masih masuk akal
OK sip, thanks buat infonya. :)


77
Buddhisme Awal / Re: Tahun Wafat Buddha
« on: 17 December 2014, 08:46:17 AM »
Ini dari catatan mistik tiongkok

In the Eastern Han, during the third year of the Yung ping reign period (a.d. 62), Emperor Ming dreamed that a golden man with a halo of light above his head flew into the imperial palace. The next day he asked his cabinet ministers about the dream, and an astrologer named Fu Yi said to the emperor, have heard that in India there was a holy sage whom people called Buddha. Your dream, Your Majesty, is certainly of the Buddha. " At that time a scholar named Wang Zun also told the emperor, about a book was written in the Zhou Dynasty called Records of Strange Events (Yi Ji). That book states that when the Buddha was born in the Zhou Dynasty during the twenty-sixth year of the reign of King Zhao (around 1024 b.c.), the creeks and rivers overflowed their banks, the entire earth quaked, and a five-colored auspicious light pierced the heavens. At that time there was an astrologer and diviner named Su You . He consulted the I Ching [Book of Changes] and got the hexagram qian, nine in the fifth place, lying dragon in the heavens. ' Su You ascertained that a great sage had been born in India who would transmit a teaching that would come to China after a thousand years.

Then King Zhao of Zhou ordered that the details of the event be carved in stone and recorded. He then buried the stone at a certain spot south of the city, to wait and see if the event would actually occur--to see if a thousand years hence the Buddhadharma would actually be transmitted to China.

Later in the Zhou Dynasty, during the reign of King Mu (1001 946 b.c.), there was a massive earthquake that shook heaven and earth. A white rainbow with twelve rays was seen extending across the sun. Rainbows are mentioned in the Shurangama Sutra. This was a white rainbow which seemed to arch across the sun during the daytime. This rainbow appeared just as the Buddha was about to enter Nirvana. Although India was far from China, the Chinese were aware of what was happening. The Buddha appearance in the world was no chance event. When the Buddha was born in India, all the creeks and rivers overflowed their banks in China. There were floods, and the entire earth quaked. When the Buddha entered Nirvana, a white rainbow with twelve rays arched across the sun. Around this time another astrologer named Hu Duo used the I Ching to consult the hexagrams. He concluded, great sage from the West has left the world. During the Zhou Dynasty, in the twenty-sixth year of the reign of King Zhao (around 1024 b.c.), this great sage was born in India, and now he has entered Nirvana. " Despite their distance, the Chinese knew about these events that happened in India. In China there were diviners who could predict such events accurately.

http://online.sfsu.edu/rone/Buddhism/BTTStexts/S42%20Introductory%20Sections.htm
Info yang menarik. Tentang hal ini, apakah ada catatan non-religius yang mencatat kejadian serupa, atau masih adakah batu yang mencatat detail tersebut?

Soal di China, saya pernah baca kalau penganut Buddhis di sana memajukan tahun Buddha agar bisa dianggap sejaman atau bahkan lebih dulu dari Lao Tzu.

78
Buddhisme Awal / Re: Tahun Wafat Buddha
« on: 17 December 2014, 08:32:54 AM »
Ada baiknya jika pengetahuan
Diberikan berdasarkan
Apa yang diajarkan dan apa yg tidak.

Bukan bermaksud menggurui
Namun hal hal semacam ini
Tidak berkaitan dengan melemahnya
Kesadaran.

Banyak pengetahuan diluar diajarkan buddha
Namun buddha membatasi
Pada pengetahuan yg membawa
Kesadaran yg lebih tinggi
U mencapai kehidupan yg lebih tinggi
Setelah kematian.

Masalah arkeologi memang
Tidak ada habisnya
Karena bukti buktinya sudah berlalu
Ratusan bahkan ribuan tahun
Ada baiknya tidak menimbulkan perbedaan
Apalagi perpecahan bagi umat buddha.


Board ini memang tidak untuk type "kerbau yang dicucuk hidungnya" seperti anda. Jika anda merasa terusik, silahkan enyah dari sini. Berikutnya jika tidak sesuai topik, akan saya hapus. Terima kasih.

79
Buddhisme Awal / Tahun Wafat Buddha
« on: 16 December 2014, 03:04:16 PM »
Terdapat beberapa macam anggapan tahun ketika Buddha wafat.

Tradisi yang umum di Korea dan Jepang adalah 949 BC, tapi juga terdapat tradisi yang menganut tahun 878 dan 686 BC sebagai tahun wafat Buddha.

Berdasarkan Purana yang mencatat Mahabarata (asumsi 3138 BC) dan generasi raja-raja sesudahnya, didapatkan Raja Kshemajit dan Bimbisara yang sejaman dengan Suddhodhana, dan peralihannya ke Ajatasattu adalah tahun Buddha meninggalkan keduniawian. Didapatkan tahun wafat yaitu 1880 atau 1807 BC.

Ada juga pencarian berdasarkan deskripsi-deskripsi di literatur Buddhis, dicocologi dengan astronomi, dan didapatkan 1807 atau 1510 BC.

Di Indonesia, Vietnam dan World Fellowship of Buddhist menggunakan 544 - 543 BC, sehingga 2014 ini kita rayakan Waisak ke 2558. Perhitungan ini berdasarkan sumber dari Srilanka yaitu Dipavamsa, Mahavamsa, dan Samantapasadika dengan menghitung mundur tahun Asoka naik takhta pada akhir 326 BC masehi yang adalah 218 tahun sejak Buddha Parinibbana. Perhitungan ini disebut sebagai Long Chronology.

Tahun 1836, G. Turnour, seorang penerjemah Mahavamsa menemukan kesalahan perhitungan ini sebab telah diketahui secara sejarah bahwa Asoka naik takhta tahun 263, sehingga perhitungan semula adalah meleset sekitar 60 tahun. Jadi perhitungan awal dimajukan 63 tahun jadi 486 BC, dan ini disebut Corrected Long Chronology.

Dari sumber-sumber Sarvastivada, Samayabhedoparacanacakra (T 2032. 十八部論 & 2033. 部執異論) di India, terdapat berbagai variasi 116, dan 160 tahun sejak Buddha  wafat sampai jaman Asoka, jadi didapat 386 dan 368 BC. Perhitungan ini disebut Short Chronology. Ditinjau dari 5 generasi pewaris vinaya, jarak waktu yang lebih pendek ini lebih masuk akal ketimbang 218 tahun. Secara arkeologis, tahun belakangan ini juga lebih mendukung karena terdapat berbagai tempat yang dikatakan dikunjungi oleh Buddha baru dibangun belakangan. G. Erdosy yang meninjau dari ekonomi moneter juga memberi hipotesis iklim politik yang digambarkan adalah lebih belakangan daripada 400 BC.

Selain ini juga ada penanggalan berdasarkan catatan titik (Dotted Record), yaitu jumlah titik yang diimbuhkan setiap akhir pavarana setelah wafat Buddha oleh para pewaris vinaya, dan didapatkan tahun 486 BC. Namun karena diketahui bahwa sutta-vinaya diturunkan secara oral maka kisah meletakkan titik pada masa awal kurang kredibel. Selain itu karena berasal dari sumber yang sama (terjemahan Samantapasadika), maka tidak dianggap sebagai sumber independen untuk komparasi.

Tahun 1988, diadakan simposium bernama “The Dating of the Historical Buddha” di Gottingen, Jerman. Terdapat aneka hipotesis dengan rentang 486 BC sampai 261 BC, namun memang sampai sekarang masih belum dapat ditentukan secara pasti.


Jika rekan-rekan memiliki pendapat berdasar sumber lain, silahkan tambahkan untuk memperluas pengetahuan kita semua.


80
Buddhisme Awal / Re: Kuil Buddha tertua ditemukan di Nepal
« on: 13 December 2014, 12:03:46 PM »
Kumpulan fakta:

1. Di bawah Kuil Maya Devi terdapat altar yang berusia lebih tua.
2. Carbon Dating menunjukkan tahun 800 BC - 550 BC.


Informasi yang dibangun arkeolog:
-Pemujaan terhadap pohon dalam tradisi India kuno adalah hal yang umum, kemungkinan besar ini salah satunya.
-Asoka membangun kuil di atas situs tersebut sebagai peringatan terhadap Maya Devi.
> Kesimpulan: tidak dapat disimpulkan apapun, perlu tambahan data lebih untuk menyimpulkan sesuatu. 


Informasi yang dibangun Cocolog:
-Karena range tahun adalah 800 BC - 550 BC, maka Long Chronology yang menuliskan 623 SM sangat cocokable.
-Asoka tidak mungkin keliru menentukan tempat pembangunan kuil, maka pasti altar itu adalah altar Buddhis.
> Kesimpulan: Ditemukan altar berumur 6 BC yang berarti tahun Buddhis berdasarkan Dipavamsa adalah benar. Namo Buddhaya, kitab Buddhis memang benar adanya.

Dengan prosedur cocologi ini, jika di bawah situs Isipatana ditemukan kuburan Homo Erectus, bisa juga disimpulkan pemutaran roda pertama terjadi sekitar 1 juta tahun SM.


---
Matthew Kapstein, Directeur d’études at Ecole Pratique des Hautes Etudes & Numata Visiting Professor of Buddhist Studies at the University of Chicago:
"[...] It is not at all clear to me why the discovery of a sixth century BCE structure at Lumbini thought to be a “shrine” warrants the assumption that it is a Buddhist shrine."


Jonathan A. Silk, Professor of Buddhist Studies at the Leiden University Institute for Area Studies:
"[...] And in fact, except for a single–I would say incautious–sentence, the article basically says this. I’m sure it will be spun for all it’s worth, but there’s nothing there, except perhaps (and even this is not 100% clear) some evidence that, despite an earlier botched excavation by a Japanese team (which, the authors imply, threw away valuable evidence), the traditional spot rebuilt by Asoka had earlier a wooden structure upon it. What that structure may have been, and whether it could conceivably have had any connection with the Buddha–no evidence at all!"


Richard Gombrich, Founder-President of the Oxford Centre for Buddhist Studies:
"Rubbish!"


81
Diskusi Umum / Re: Kebenaran Mulia Pertama Bukan Hidup Adalah Dukkha
« on: 05 December 2014, 09:34:38 AM »
Point: makin tinggi tingkat kesucian, makin mati rasa.

82
Diskusi Umum / Re: Kebenaran Mulia Pertama Bukan Hidup Adalah Dukkha
« on: 03 December 2014, 09:36:50 AM »
*Pikiran adalah pelopor.
*Berpikir hidup adalah dukkha
> Hidup akan menderita

Solusi: Kebenaran Mulia harus dipahami sepaket.
------
Sebetulnya dengan logika demikian, ada solusi yang jauh lebih mudah.

*Pikiran adalah pelopor.
*Berpikir hidup adalah sukha
> Hidup akan bahagia

Untuk apa sampai mikir Kebenaran Mulia segala?


83
Apa yg disampaikan  buddha
Itu benar tapi kata kata ini
U orang yg brahmacari
Yg beliau sampaikan adalah seimbang.
Shg mau maju lebih daripada kehidupan
Seorang brahmacariya

Tiap orang bebas memilih jalan
Jika keputusan sdh demikian
Maka 8sila uposata harus 
Berdiri tegak , tidak boleh patah
Shg kemajuan renungan
Sebab akibat dipadu dgn syair favorit tesxx
Bisa menahan kemunduran
Akibat kammaraga.

U syair itu titik awal tesxx
Berbeda dgn sang brahmana.
Kalau berani buat titik awalnya sama
Dengan resiko
Jika perang dunia ketiga dgn nyonxx
Tanggung sendiri. :|

Salam dari bajera





Lupa lagi pake ID lain yah?  :))

Tidak perlu kebanyakan omong besar. Dilihat dari perbuatan seperti suka bikin clone, kutip doktrin salah-salah (bahkan tidak jelas dari mana), bahasan ga nyambung, sudah mencerminkan kualitas anda sepenuhnya. Anda hanya seperti anak kucing tersedak tapi mau coba mengaum seperti singa.


84
Ini PM Oma Kepada saya

Pertanyaan saya sederhana bisa di jawab apakah A atau B

Yang mana yang Benar A atau B:

1. Xan To di maki orang, dijelek jelekkan (oleh orang lain, siapa saja) = Karma buruknya berbuah
2. Kwan Im di maki orang, dijelek jelekkan (dalam hal ini Xan To yang melakukannya sebagai balasan) = Karma buruknya berbuah

atau

1. Xan To di maki orang, di jelek jelekkan (oleh orang lain, siapa saja) = Karma buruknya berbuah
2. Kwan Im di maki orang, dijelek jelekkan (dalam hal ini Xan To yang melakukannya sebagai balasan) = Xan To sedang berbuat jahat

Gimana Oma apakah pertanyaan ini sulit???


TO : KWAN IM

SEBELUM ANDA MENGHABISI SAYA, SAYA AKAN HABISI KAMU DULUAN INGAT ITU BAIK BAIK IBLIS BETINA
[...]

IMO, kalau memang tidak mau terima, jangan terima. Tapi jangan tanggapi dengan emosi yang buruk dan kebencian. Kalau dalam hidup ada kesulitan, jalani saja tanpa perlu prasangka negatif bahwa itu dari MG tertentu jadi tidak tambah beban baru. Jaga pola hidup supaya sehat.

85
Namo Buddhaya,
Saya adalah seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi. Dalam MKU (Mata Kuliah Umum) Agama Buddha, dosen saya memberi tugas penulisan Karya Tulis Ilmiah, mengenai hal yang berkaitan dengan jurusan masing-masing mahasiswa dengan Agama Buddha. Nah, saya jadi bingung harus mengambil topik apa. Apakah teman-teman se-Dhamma sekalian ada yang bisa menjelaskan tentang struktur rahang dan gigi Sang Buddha yang berjumlah 40 dan rata semuanya, secara ilmiah? Saya juga mohon saran-saran mengenai topik yang bisa diambil, beserta penjelasannya. Terima kasih.  _/\_
Jika anda cukup tertarik dan berani mengambil topik-topik kontroversial, mungkin bisa dibahas bagaimana jumlah 40 gigi itu memang "luar biasa" mengingat evolusi 32 gigi pada manusia dan kera besar (hominid). Bahkan M3 di Q3-Q4 di manusia juga potensi mengganggu karena penyusutan rahang. Mamalia dengan gigi sekitar 40 misalnya seperti kuda, rakun, atau lemur.

86
Sebetulnya dari judulnya juga sudah lucu. Memang obat kuat apa hubungannya dengan pelanggaran sila 3? Kalau pakai obat kuat untuk "praktik" bersama suami/istri, ada yang salah? Cuma asumsi saja bahwa obat kuat digunakan hanya untuk pelanggaran sila 3.



87
Meditasi / Re: rajoharanam rajoharanam
« on: 08 November 2014, 02:10:38 PM »
Baiknya memahami cerita dari latar belakangnya, diambil pesan dari cerita itu.

Kalau soal diri sendiri maunya apa, lalu cari-cari sutta yang tampaknya mendukung pendapat pribadi untuk pembenaran, itu istilahnya cherrypicking. Terserah sih.

88
Meditasi / Re: rajoharanam rajoharanam
« on: 07 November 2014, 02:15:30 PM »
Menurut latar belakang kisah yang pernah saya baca, di kehidupan lampau ia adalah seorang raja yang sedang berkeliling kota memakai jubah putih dan ketika menyeka keringat dengan lengan bajunya, kainnya menjadi kotor dan dia merenungkan ketidak-kekalan berdasarkan fenomena tersebut. Dari pengalaman lampau maka Buddha sengaja menggunakan hal yang sama (kain bersih jadi kotor) sebagai pemicu perenungan.

Mengapa begitu mudah lewat 'mantra' sederhana bisa jadi Arahant? Mantranya hebat? Instruksi makin sederhana makin hebat? Bukan juga. Dikatakan sejak dahulu Culapanthaka sudah jenius, dengan modal 1 kalimat petunjuk dari Bodhisatta di masa lampau, dia bisa mengubah bangkai tikus jadi kapal.

Mengapa dia yang jenius menjadi bodoh? Dikatakan karena di masa lampau ia menghina bhikkhu yang kurang pandai.

Latihan perenungan begitu saja bisa langsung jadi Arahant dengan kekuatan batin hebat? Tidak juga. Dikatakan waktu jaman Buddha Kassapa ia telah berlatih odata kasina selama 20.000 tahun non-stop.

Sekilas tampak usap-usap muka dengan mantra singkat bisa mengubah orang bodoh jadi Arahant sakti. Tapi sebetulnya banyak faktor di balik kisah tersebut, dan sebaiknya jangan cuma baca sepotong-sepotong dan ditafsirkan seenak sendiri.

89
Studi Sutta/Sutra / Re: Rahula... mn62 v ea17.1
« on: 04 November 2014, 11:08:07 AM »
Yang saya pernah baca, setelah Konsili I ada dibentuk semacam sistem kelompok bhikkhu/bhiksu yang bertugas melestarikan semua yang diulang di Konsili I. Sistem ini membagi berdasarkan format yang kita kenal sekarang: digha/dirgha, majjhima/madhyama, samyutta/samyukta, anguttara/ekottarika, dan khuddaka/ksudraka. Tapi walaupun sudah dibagi begitu, belum ada kesepakatan sutta mana masuk ke nikaya mana, maka bisa dilihat perbedaan komposisinya. Untuk vinaya, dugaan format awalnya adalah bhikkhuvibhanga, bhikkhunivibhanga, dan khandaka.

Sistem redaksi ini dalam tradisi Pali disebut bhanaka, jadi terdapat vinayabhanaka, dighabhanaka, dst. Abhidhamma, karena tahunnya yang sangat belakangan, tidak termasuk dalam sistem bhanaka awal. (Sistem bhanaka terus bertambah tahun demi tahun sampai akhirnya berjumlah 18, mencakup 6 kitab Abhidhamma.) Dighabhanaka memasukkan Abhidhamma ke dalam Khuddaka-PITAKA, dengan literatur lainnya, sementara Majjhimabhanaka menyusun format yang mirip kita kenal sekarang.
---

Dalam mengulang secara lisan, tidak semua bhikkhu seperti (legendanya) Ananda yang bisa mengulang semua persis. Jadi mereka mengingat secara berkelompok dan pakai cara-cara tertentu seperti standarisasi "demikian yang kudengar", diikuti format latar belakang tempat di mana Buddha berdiam, waktunya, siapa lawan bicaranya, dan topiknya apa. Tapi ini juga tidak bisa selalu konsisten sama persis antara satu kelompok dengan lainnya. Antara kelompok dalam tradisi yang sama seperti Dighabhanaka dan Majjhimabhanaka, bisa memiliki cerita yang jauh berbeda misalnya sewaktu konsili pertama, menurut Dighabhanaka Ananda datang terakhir saja, sementara menurut Majjhimabhanaka, tempat duduk Ananda kosong, dan ketika ditanyakan oleh bhikkhu lain, Ananda muncul, yang juga kemunculannya dalam berbeda versi: mendarat dari terbangnya atau membelah bumi dan keluar dari bawah.

Mengingat kondisi demikian, setelah ratusan generasi, adanya perbedaan antara Nikaya dan Agama adalah sangat lumrah.




90
Buddhisme untuk Pemula / Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo
« on: 04 November 2014, 10:15:59 AM »
Bisa dilihat misalnya di Kathavatthu terdapat argumentasi menentang Sammitiya berkenaan dengan antarabhava. Jadi sejak awal memang sudah ada perbedaan mengenai antarabhava. Argumen sebaliknya sepertinya ada di dalam Sammitiyanikayasastra.

Menurut komentar Prakaranapada (salah satu Abhidharma Sarvastivada), Pancavastuvibhasa, sekte-sekte awal yang menolak antarabhava adalah Mahasangika, Mahisasaka, dan Vibhajjavada.

Basha mengemukakan dua sutra tentang antarabhava:
1. Asvalayanasutra (Assalayanasutta), di mana Buddha khotbah tentang kasta dan bertanya ketika Gandharva siap memasuki rahim, apakah orang lain tahu datangnya dari kasta apa, dari arah mana. Ini menunjukkan suatu kondisi antara kelahiran.
2. Satpurusagatisutra (satta purisagati sutta), tentang antaraparinirvana yang sudah dibahas di atas, lengkap dengan perumpamaan serpihan api.

Pendukung argumen ini memprotes bahwa penentang antarabhava seperti sengaja mengabaikan kedua sutra ini.

Belakangan, konsep Antarabhava ini berkembang lebih jauh dan membahas misalnya tujuan alam mana saja yang bisa melalui antarabhava, dan mana yang benar-benar langsung; dan lain-lain.

Jadi memang pembahasan antarabhava ini sudah ada sejak era Buddhisme Awal.

Pages: 1 2 3 4 5 [6] 7 8 9 10 11 12 13 ... 569