//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - fabian c

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 134
1
memang benar, jika ada masalah kita tidak bisa hanya mendengar 1 pihak
yang saya maksud bahwa secara umum, bahwa jaman sekarang banyak yang 'oknum' yang mengaku2  tapi semua demi keuntungan pribadi, :)


Setuju, dari dahulu juga banyak bro.... Tapi kita harus berhati-hati juga... Takutnya nanti menuduh orang yang ternyata tidak seperti itu, kan karma buruk.
Menurut pengalaman saya orang yang sering ikut meditasi biasanya jarang berani melakukan penyimpangan uang (bukan berarti tak ada).
Keburukan orang yang sering ikut meditasi yang sering saya temui yang kadang masih menonjol, biasanya adalah masih pemarah, mudah tersinggung, suka popularitas, merasa orang penting, agak ego dll...

Namanya juga masih belajar.... Termasuk kita....(bahkan Anagamipun dianggap masih belajar)  :)

Mettacittena,

2
justru itu om fabian , saya blm "terpanggil" utk melakukannya.. belum ada keinginan sama sekali ..~  ;D

" saya bisa saja naik sepeda tapi "sedang tidak ingin" naik sepeda , sekalipun saya tahu naik sepeda itu menyehatkan tubuh saya,. saya bisa memaksa tubuh / raga saya utk naik sepeda , tapi tidak "batin / jiwa /pikiran" saya.. bila saya naik sepeda dengan kondisi demikian .. akankah bermanfaat ? atau saya harus naik sepeda dulu agar pikiran sehat? ~ " i'm sick~  :))

Sis Landy yang baik, I also  was a sick and lost person before, meditation improved my well being a lot.... Do it (try a ten days retreat) and you'll know what I mean.... mudah-mudahan bisa merasakan menjadi majikan, bukan budak atas dirimu sendiri... (bersepeda akan baik untuk kesehatan jasmani, terlepas kita menyukainya atau tidak, siap atau tidak).

Mettacittena,

3
banyak meditasi ( ala buddhis ) nggak "berdampak" ama batiniah ssorg ?~

klo sering meditasi tapi pikirannya 'sama wae' ama aQ yg nggak pernah meditasi .. ya.. aamien dah klo gt.. *untung gw gak latah ikut2an meditasi"  =))

Pengin jawab yang ini tapi sudah diduluin temen-temen, batal deh... Posting dobel kan bosenin? :)

pinjem kamus tetangga " belum terpanggil utk melakukannya"  :)) or kusala kamma blm cukup~  ;D

Sama.... saya juga nggak dipanggil untuk meditasi, keinginan sendiri, waktu itu kusala kamma saya juga belum cukup. Dengan berlatih meditasi tersebut yang merupakan bentuk pemupukan karma baik tertinggi, akhirnya jadi cukup juga tuh kusala kammanya. (Kurang lebih seperti orang nggak bisa naik sepeda, terus ia menolak latihan naik sepeda karena menganggap ia belum bisa naik sepeda, mungkinkah ia bisa naik sepeda...?)

saya kurang duit" koko ~  :)) , tapi kalau pesertanya ganteng2 boleh lah~  =P~

Loh..? emangnya diminta bayaran...? Kayaknya Yasati nggak minta bayaran.... Kalau pesertanya mungkin banyak yang ganteng.... Tapi kalau nggak ganteng nanti habis meditasi mungkin bisa kelihatan ganteng...  :)

Mettacittena,

4
nah itu dia bro.. tulisan Anda yang saya bold di atas. jelas cepat atau tidaknya kita mendapatkan sesuatu yg ingin kita visualisasikan itu bergantung banget pada hukum karma. Yah, bisa saja setiap visualisasi yg kita lakukan pasti berhasil, tapi pertanyaannya : apakah target waktunya sesuai dengan yang kita harapkan?? belum tentu toh.. intinya mungkin, "The Secret" itu memang saja berfungsi/bekerja, tetapi tentu saja tidak instan'bukan ??

Ya memang benar bro, kalau menurut yang saya alami memang kapan akan terjadinya kita tidak tahu, walaupun pada waktu kita melakukan visualisasi "timeframe"nya kita buat jelas.

Mungkin juga ada orang yang melakukan metode ini ternyata tak berhasil, bisa saja, saya tak tahu. Saya sih hanya berbagi pengalaman saja.

Quote
[at] fabian c
kalau boleh tahu, pada saat Anda melakukan visualisasi pertama (tentang bisnis distrik di Amerika), apakah Anda melakukan visualisasi tersebut tiap hari selama satu atau dua tahun dengan rutin sampai akhirnya menjadi kenyataan??

Itu sudah lebih dari dua puluh tahun yang lalu (sudah agak lupa). Kalau tidak salah saya hanya melakukan dua atau tiga kali bro... Tidak setiap hari... Dan yang memanggil mekanik hanya satu kali....

Mettacittena,

5
^^^
tidaklah heran jaman sekarang banyak oknum mengaku adalah guru/ahli/pengajar/penguasa/pakar dalam hal apapun utk keuntungan pribadi.

Bro adi yang baik, bukan cuma jaman sekarang, sejarah dari jaman dahulupun demikian dan akan selalu demikian bro.... Tapi kita tidak tahu pasti persoalannya, jadi tak tahu bagaimana penjelasan dari sisi orang yang disebutkan bro Kakao.... Kita baru mendengar penjelasan bro Kakao, kita belum tahu apa pertimbangan orang tersebut sehingga tidak mau membayar....

Mettacittena,

6
Itulah payahnya orang-orang sekarang. Hanya karena melihat beberapa kelemahan dari sang guru, kemudian mundur, enggan meneruskan belajar meditasi. Padahal, seharusnya tidak begitu cara belajar yang benar. Kalo belajar dengan cara seperti itu, susah kelarnya belajar meditasi.

Kalau saya sendiri, dalam soal berguru menerapkan beberapa aturan. Pertama, sebelum memutuskan untuk berguru, harus benar-benar menguji dan yakin bahwa orang itu patut menjadi guru. Kedua, dalam menerima ajaran, harus membedakan antara apa yang diajarkan guru kepada kita, apa yang dilakukan guru kepada kita, apa yang dilakukan guru kepada dirinya sendiri. Ketiga, selama guru dapat mengajarkan hal-hal yang benar dan melakukan hal-hal yang benar, maka saya patut setia padanya, kendatipun dalam beberapa sisi ia memiliki kelemahan. ambil saja ajarannya yang benar. lakukan perintahnya yang baik. selalu patuh padanya, selama perintahnya bukan perintah jahat. Keempat, jangan menggunakan prasangka dalam menilai guru. Konfirmasikan segala sesuatunya kepada sang guru, sehingga mendapat keterangan yang jelas. Kelima, boleh mencari guru lain, bila ilmu dari guru yang satu ini sudah diserap semuanya. Keenam, yakinlah bahwa guru terbaik adalah murid yang paling bijaksana. Oleh karena itu, jika menemukan kelemahan pada pribadi sang guru, maka itulah kesempatan kita untuk menjadi murid yang bijak, dengan cara mengajarkan padanya tentang apa yang benar menurut anda. Keenam, fahamilah bahwa orang yang batinnya jauh berkembang tidak dapat dinilai oleh orang yang tingkat batinnya lebih rendah. Ketujuh, selalu buktikanlah oleh diri sendiri, benar salahnya setiap hal yang guru ajarkan.

Jika seorang guru mengingkari suatu perjanjian yang sudah dimufakati, maka pertanyaannya apakah indikator "menepati janji" merupakan bagian dari kurikulum ajarannya? Jika tidak, mengapa lalu kita meninggalkannya ketika ia mengingkari suatu janji? Mungkin ia hanya pengajar meditasi dan bukan pengajar budi pekerti. Atau mungkin ia pengajar budi pekerti, tapi ia bukan seorang praktisi yang terampil. maka ambil saja ajarannya yang mulia, dan kitalah yang harus menjadi praktisi budi pekerti yang handal.


Saya setuju apa yang dikemukakan bro Satria (bold), dalam berguru kita jangan terlalu membeo dan juga jangan terlalu berprasangka.

Terlalu berprasangka akan menghalangi kemajuan
Terlalu membeo akan mudah diperalat oleh guru yang tak benar.

Guru meditasi yang baik rasanya tak akan mengumbar janji-janji muluk.

Mettacittena,


7
Artinya seorang sotapana masih berpeluang melakukan kamma buruk?
(apakah mungkin sotapana membunuh mahluk didasari kebencian?)
Bukannya pintu alam neraka dan binatang telah tertutup untuk seorang sotapana?
Thank

Bro Jhonz yang baik, perbuatan buruk itu berbeda kadar-kadarnya.... Bila seseorang berprasangka atau benci kepada orang lain itu sudah buruk tapi ringan, bila ia memukul orang itu juga perbuatan buruk tapi lebih berat, bila ia membunuh orang itu lebih buruk lagi, yang paling buruk diantaranya membunuh ayah-ibu dll.

Demikian juga perbuatan baik, dimulai dengan cinta kasih atau belas kasihan terhadap penderitaan orang lain ini dianggap baik, berdana dan menjalankan sila termasuk menengah, dan Bhavana perbuatan baik tertinggi (Jhana termasuk garuka kusala kamma).

Sotapanna karena masih memiliki akar kehendak buruk (byapada) dan kesenangan duniawi (kamachanda) tentu saja masih mungkin melakukan perbuatan buruk (ingat bahwa pikiran adalah pelopor). Tapi perbuatan buruk yang dilakukannya bukan perbuatan buruk yang akan menyebabkan ia masuk neraka. Umpamanya membunuh orang tua tak akan dilakukan seorang Sotapanna. Tapi Sotapanna masih mungkin tidak menyukai/membenci orang disebabkan akar byapada tersebut. Tapi seorang Sotapanna membunuh manusia rasanya tak mungkin.

Menurut bro Johnz bila seorang Sotapanna kena cacingan, apakah yang akan ia lakukan? Biarkan saja cacingnya? Atau melenyapkan cacingnya...?

Saya kira seorang Sotapanna yang cacingan mungkin akan melenyapkan cacingan bukan disebabkan kebencian terhadap cacing-cacing itu, tapi disebabkan kesadaran bahwa lebih berharga membela kehidupan seorang manusia daripada membela kehidupan seratus cacing.

Dan Sotapanna tak akan terlahir di alam rendah karena membunuh seratus cacing demikian.

Mettacittena,

8
Om fabian,mau tanya
Bukkannya seorang sotapana telah melenyapkan pandangan mengenai keAKUan,lantas bagaiamana seorang sotapana masih bisa marah?
Bukannya amarah hadir dari pandangan keAKUan?
Mohon dijelaskan


Bro Jhonz yang baik, amarah hadir bukan disebabkan pandangan keakuan. Dalam Buddhist ada tiga akar penyebab utama kita terombang ambing dalam berbagai masalah, yaitu lobha, dosa dan moha. Inilah akar penyebab utama ke"aku"an.

Amarah disebabkan oleh dosa, dosa disini secara umum diterjemahkan sebagai kebencian atau ketidak senangan. Pada hakekatnya kebencian atau ketidak senangan disebabkan kemelekatan pada kecenderungan batin yang bersifat menolak.

Pada waktu batin merespon impuls batin yang muncul, batin umumnya bereaksi menolak atau menerima impuls tersebut. Bila menolak timbul dosa, bila menerima timbul lobha.

Perhatian murni hanya melihat impuls yang muncul tanpa menolak atau menerima.

Seorang Sotapanna telah mampu melihat impuls batin ini, tapi dalam keadaan konsentrasi yang dalam.
Dalam keseharian seorang Sotapanna cenderung masih selalu merespon (dengan menolak atau menerima, bila menolak muncullah kebencian yang akhirnya berubah menjadi kemarahan) impuls-impuls batin ini (mirip dengan umat awam). Apabila konsentrasi masih kuat Sotapanna mampu melihat impuls batin ini, tapi bila ia malas berlatih dan konsentrasinya menurun maka kemampuan melihat impuls-impuls batin ini juga lenyap dengan sendirinya. Tapi terlepas melihat atau tidak, seorang Sotapanna masih selalu terlibat dengan impuls-impuls batin ini, kecuali pada waktu ia dalam konsentrasi mendalam pada latihan Vipassana. 

Lain halnya dengan seorang Arahat, seorang Arahat selalu tidak merespon impuls batin yang muncul. Oleh karena itu seorang Arahat memerlukan usaha untuk me-respon impuls-impuls batin yang muncul ini, karena ketidak-melekatannya (non responsif terhadap impuls batin) sudah permanen sifatnya. Bila seorang Arahat (berusaha) merespon impuls batin yang muncul maka itu disebut Kiriya.

Mettacittena,

9
DhammaCitta Press / Re: Laporan Project 6 - Samyutta Nikaya
« on: 20 April 2011, 06:35:51 PM »
untuk mencegah hal ini, dimohon kepada para calo agar segera mem-posting laporan distribusi di thread ini, dan para calo agar senantiasa memonitor perkembangan thread ini.


Tgl 15 saya posting untuk distribusi DN, tapi kok lupa posting untuk SN, padahal saya juga memberikan SN dan juga RAPB.

10
Saya ingin share, tapi entah apakah isi bukunya sama dengan buku "the secret" tersebut atau tidak, dulu pernah saya ingin share tetapi kehilangan bahan, karena beberapa buku yang saya miliki terbakar habis ketika rumah tempat meletakkan buku tersebut juga terbakar.

Dahulu di tahun delapan puluhan saya memiliki banyak keinginan dan harapan yang tak terpenuhi, saya pernah diceritakan mengenai sebuah buku (dalam bahasa Inggris) saya lupa apa namanya, yang di rekomendasikan oleh seorang pemuka Buddhis juga. Ia mengatakan,"bila kamu mempraktekkan sesuai dengan yang tertulis di buku itu, secara aneh kita akan menemukan kondisi yang sudah kita visualisasikan sebelumnya dengan metode dari buku tersebut, tetapi tidak tahu kapan. Jadi kita bisa pergunakan untuk menciptakan situasi yang ingin kita kehendaki, mengenai keluarga, rejeki dll".

Kebetulan suatu ketika kebetulan saya melihat terjemahan buku itu di toko buku, saya lalu membeli dan mempraktikkan di rumah, saya mem-visualisasikan bidnis distrik sebuah kota di Amerika.
Setelah satu atau dua tahun kemudian (saya lupa, tapi yang jelas tanggalnya tidak sama dengan visualisasi kita) saya sampai di tempat yang saya visualisasikan sebelumnya, sesuai dengan metode buku tersebut, yaitu sampai di bisnis distrik di sebuah kota di Amerika. Ini pengalaman saya mencoba sendiri.

Kemudian kedua kalinya saya mempraktekkan metode ini karena suatu ketika mobil saya rusak dan saya harus memanggil mekanik, saya tidak yakin apakah mekanik itu akan datang (nampaknya dia tidak akan datang), saya lalu mencoba lagi metode ini, entah berapa jam kemudian ternyata ia datang (tapi percobaan yang kedua ini saya tidak begitu pasti) entah apakah efek dari visulalisasi yang saya lakukan, atau memang sebenarnya ia memang akan datang.

Tapi anehnya sesudah melakukan dua kali percobaan yang berhasil ini saya tidak tertarik untuk melakukan tehnik ini terus menerus. Hanya dua kali saya mencoba tehnik tersebut dan ternyata sesuai dengan hasil visualisasi saya.

Terlepas dari keberhasilan saya, saya tetap beranggapan bahwa kamma lebih menentukan. Mungkinkah keengganan saya selalu melakukan metode tersebut juga merupakan kondisi yang diciptakan oleh kamma? entahlah.

Mettacittena,

11
DhammaCitta Press / Re: Laporan Project 6 - Samyutta Nikaya
« on: 20 April 2011, 03:25:51 PM »
Perpustakaan Narada-Vihara Dhammacakka, Jakarta
1 set buku
17 April 2011

Walah jadi dobel, saya telah mendistribusikan satu set untuk perpustakaan Narada tgl 15 april..

Pada hari yang sama telah diberikan kepada Bpk. Rudi Wijaya untuk Vihara Sorong (Papua), satu set juga.

12
kakao tau dia kadang2 ngajarin orang cara meditasi atau yang dianggap senior, mungkin juga penyelenggara, soalnya kalau yang mau ikut2 daftar retret atau kegiatan meditasi melalui dia.jadi aku bilang dia adalah pengajar meditasi, soalnya aq juga baru belajar cuma 3 bulanan, dan baru ikut retret 3hari.

Kadang-kadang ada juga penyelenggara meditasi yang mengajarkan orang, tapi ia bukan guru meditasi.

Saya bukan mengatakan guru meditasi pasti baik (menurut kriteria kita), karena saya juga pernah mendengar dari teman, ada seseorang yang hanya belajar meditasi sepuluh hari sudah mengajar orang lain meditasi. Padahal kualifikasinya belum memadai.

Tapi kita juga jangan terlalu berprasangka terhadap guru meditasi. Karena kadang-kadang kita mengharapkan guru meditasi sesuai dengan krriteria kita, padahal tidak demikian. Saya ada menemukan guru meditasi ternama yang masih bisa timbul perasaan tidak suka, masih suka keduniawian dll. Tapi hal ini bukan membuktikan bahwa ia bukan guru yang baik, ini bukan bukti bahwa ia belum mencapai kesucian.

Ini hanya membuktikan bahwa ia belum berhasil membebaskan diri sepenuhnya dari kekotoran batin.
Kita tahu bahwa tingkat kesucian ada empat tingkat, dari Sotapanna hingga ke Arahatta, Sotapanna dan Sakadagami masih bisa marah dan masih suka keduniawian.

Nampaknya yang bro Kakao temui mungkin penyelenggara meditasi, bukan guru meditasi, dan mungkin belum mencapai kesucian.

Mettacittena,

13
iya,...kalau saya sebut ntar orangnya kena link banyak,..sapa tau ntar merembet2 kesemuanya, mungkin jg ada yang kenal,.dsb,..maksud kakao ,.biar dia tau aja udah cukup,..masalahnya kakao kurang seneng sampai keluar duit aja,..kesel mah ada,..kakao sih bukan takut,.cuma berharap agar dia atau org yang berhubungan dgnya tau dan sadar, soalnya ini menyangkut vihara besar dan tempat retret meditasi lumayan besar jg...cuma kl nggak diceritain org kayak gitu sampai sekarang masih aja kepala batu nggak tau dimana kesalahannya, semoga jg yang merasa berhubungan sadar jg.tq. _/\_buddhis itu bukan membenci, tdk juga memusuhi, namun menyadarkan..kalau dia mengenal hiri dan otapa dia pasti malu akan perbuatan jahatnya yang menimbulkan kekesalan dan ketidak senangan seseorang yaitu saya.

Maaf boleh tahu bro, apakah ia guru meditasi atau penyelenggara meditasi?

14
Diskusi Umum / Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« on: 16 April 2011, 01:54:11 PM »
OK deh, bro fabian mah memang paling hebat & konsisten, tidak pernah salah, argumennya lurus langsung mengena pada sasaran, maka tidak pernah ada yang mengeluh dengan postingnya.

Saya kadang salah, ada orang yang tidak suka dengan postingan saya, gaya saya menulis, pendapat saya, persistensi saya, walau kadang saya melenceng, kadang saya nge"junk", kadang saya mengemukakan pendapat saya sendiri, kadang sarkastis, kadang bahkan menyindir Bhikkhu, tapi yang pasti saya akan berusaha selalu menulis dengan tetap berlandaskan Dhamma/kebenaran. Sejauh apapun saya melangkah, saya akan berusaha mengingat untuk kembali pada Dhamma. My guiding light.

Saya akan tetap menghargai tulisan yang berlandaskan Dhamma/kebenaran.

Jadi kita tutup sampai disini ya...?

15
Diskusi Umum / Re: Sayembara mencari kelemahan Tipitaka
« on: 16 April 2011, 01:29:19 PM »
"Membunuh ayah-ibu dsb, brahmana terbebaskan."
Apakah ada pernyataan dalam tipitaka yang menyetujui pembunuhan?
ADA

Apakah pernyataan tersebut secara konteks dan bermakna lugas, menyetujui pembunuhan?
TIDAK, karena itu bermakna konotatif di mana ayah-ibu dan objek terbunuh adalah sebuah metafora dari hal lain.

"Ketika semua belenggu ditinggalkan, maka seorang brahmana bebas dari cengkeraman Mara"
Apakah ada pernyataan bahwa mara bisa mencengkeram orang?
ADA

Apakah benar dalam makna sebenarnya Mara bisa mondar-mandir mencari mangsa dan mencengkeram orang?
TIDAK, karena Mara di sini adalah personifikasi dari kematian yang mana sebelum meninggalkan noda bathin sepenuhnya, seseorang akan terus mengalami kelahiran, sakit, tua, dan kematian.


"Bro fabian tidak mengerti denotatif dan konotatif? Bro fabian fasih yah ilmu bahasanya."
Apakah ada pernyataan dalam posting kainyn yang memuji fabian dalam hal bahasa?
ADA.

Apakah ada secara konteks dan makna sebenarnya, postingan Kainyn yang memuji fabian dalam hal bahasa?
Tidak ada, sebab pernyataan itu adalah satu gaya bahasa sarkasme.
---

Itulah sebabnya saya katakan anda yang bagai belut. Saya tahu, anda tahu, semua teman juga tahu bahwa Tipitaka tidak membenarkan/menyetujui membunuh ayah dan ibu. Tetapi anda dengan akal belut anda berusaha agar saya menerima pernyataan yang anda posting bahwa itu sesuai dengan postingan saya.

Memaksakan saya menerima sutta itu dengan berbagai alasan belut adalah, bagai belut teriak belut.

Ketika kemudian saya muat seluruh isi thread awal, yang menjelaskan dengan benar apa tujuan thread, anda menjadi kecewa, dan masih terus menyindir saya belut. Padahal penolakan satu kali dan keterangan saya cukup. Bahwa itu memang tidak sesuai dengan Tipitaka.

Karena argumen apapun yang anda kemukakan mengenai syair tersebut dimengerti hanya sebagai argumen belut untuk menjebak dengan paksa.

Quote
Apa yang saya katakan sebagai penambahan 'term & condition' adalah bahwa di awal hanya disebutkan pernyataan, tetapi ternyata malah bahas komentar dari syair yang tidak ada di tipitaka, lalu interpretasi niat (menyakiti waktu mengeluarkan batu di tenggorokan) dan lain-lain.

Saya menghindar dengan cara yang halus karena memang dari awal saya mengusulkan, bila memang DC menerima apa yang saya usulkan maka saya bersedia menanggung hadiah sebesar itu, bagi saya awalnya saya hanya menanggapi dan tak langsung bilang bahwa itu hanya usul, sayembaranya belum dimulai, karena saya ingin meng- encourage teman-teman untuk mengemukakan pendapatnya mengenai usul itu, itulah sebabnya saya hanya menanggapi dengan hahahehe....

Berkali-kali saya menghimbau teman-teman untuk membaca awal thread dengan teliti dan seksama untuk mengingatkan secara halus bahwa itu cuma usul, ternyata tak satu orangpun yang menyimak kata-kata usul tersebut dan menanggapi seolah-olah saya mengadakan sayembara.

Sebelum terlalu jauh salah paham maka saya langsung berusaha menyadarkan teman-teman bahwa itu baru usul. Siapa kira anda nampaknya kurang terima dan terus menyindir saya belut.

Quote
Kalau masih tidak terima juga, terserah bro fabian saja. Biarkan pembaca yang menilainya sendiri. Nanti kalau suatu saat kalau saya sudah mengenakan jubah, baru kita lanjutkan lagi supaya objektif, bebas bias tanpa kambing hitam.

Spoiler: ShowHide
Betul, itu sinisme/sardonikisme.


Saya rasa sudah cukup bagi saya sekarang. Saya kira pembaca akan dapat menilai siapa "belut" yang berusaha memaksa orang menerima pendapatnya dengan kelicinan argumen belut.

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 134
anything