Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Buddhisme dan Kehidupan => Vegetarian => Topic started by: ivandemello on 22 January 2009, 10:54:14 PM

Title: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: ivandemello on 22 January 2009, 10:54:14 PM
Halo saudara-saudaraku,

Saya menemukan sebuah PDF yang sangat menarik yang membahas mengenai Sang Buddha dan Vegetarian, lengkap dengan kutipan-kutipan dari sutra-sutra pendukungnya. Silahkan download di: http://agusriady22.googlepages.com/SangBuddhaVegetarian2.pdf  (http://agusriady22.googlepages.com/SangBuddhaVegetarian2.pdf)

Berikut ini contoh kutipan yang dapat ditemui di PDF tersebut:


“Di masa depan, akan ada orang-orang yang secara salah menjelaskan arti sila pantangan dan disiplin. Mereka mengganggu dan menghancurkan Dharma yang benar, bahkan memfitnah ajaran Buddha. Orang-orang ini akan berkata, “Buddha mengijinkan kita makan daging. Beliau sendiri juga makan daging.” Bodhisattva Kebijaksanaan Agung, Saya telah mengatakannya pada pertemuan yang lainnya bahwa ada sepuluh perintah sekunder, dan alasan Saya mengijinkan para biarawan tiga kondisi karena Saya berpikir bahwa mungkin mereka tidak dapat meninggalkan makan daging dengan segera, jadi Saya mengambil jalan yang tepat untuk menolong mereka. Tetapi maksud Saya yang sebenarnya adalah agar mereka meninggalkan makan daging secara keseluruhan dan memulai latihan. Sekarang, pada pertemuan ini, Saya menguraikan hal ini kepada Anda secara langsung. Mulai sekarang, Anda tidak boleh makan daging dari makhluk hidup apapun, tidak menjadi soal bagaimana mereka mati — secara alami atau disembelih. Jika masih ada orang bodoh yang memfitnah Saya, mengatakan bahwa Saya telah mengijinkan makan daging, Anda harus mengetahui bahwa ia akan terikat oleh akibat dari karma buruk dan turun ke tiga alam derita (neraka, setan kelaparan, binatang.)”

—Sang Buddha, Sutra Lankavatara,


“Para Bhiksu, beberapa ratus tahun setelah Saya memasuki Nirwana, akan ada beberapa bhiksu yang mengikuti ajaran Saya dalam bentuk luarnya saja tetapi masih rakus akan makanan. Mereka bukanlah bhiksu sejati. Mereka adalah bhiksu palsu, benaknya dipenuhi dengan pikiran jahat, mereka akan berkata, ‘Sang Buddha mengijinkan kita makan daging’!”

—Sang Buddha, Sutra Nirvana


Semoga Berguna... ;-)
 _/\_
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Kelana on 22 January 2009, 11:36:51 PM
Saya pernah menyampaikan hal ini di suatu forum. Saya copy paste

Mengenai Lankavatara Sutra atau nama lengkapnya Saddharma-Lankavatara-Sutra. Konon isi sutra ini adalah kotbah Sang Buddha ketika Ia secara mistis datang ke negara Lanka (Sri Lanka). Meskipun konon dikatakan sebagai kotbah yang dibabarkan oleh Sang Buddha namun para ahli sepakat bahwa sutra ini tidak lain adalah literatur yang baru selesai disusun pada sekitar tahun 350 s/d 400 Masehi. Dan menurut H. Nakamura (Indian Buddhism, 1987), terdapat beragam versi dari Lankavatara Sutra. Lankavatara Sutra ada 2 versi, versi panjang dan versi pendek. Mengenai vegetarian hanya ada pada versi panjang. Lalu mana yang “asli”? Menurut para ahli termasuk Master Zen D.T. Suzuki (“The Lankavatara Sutra - A Mahayana Text, 1931), Bab mengenai vegetarian bukanlah perkataan autentik dari Sang Buddha, tetapi merupakan penambahan oleh seseorang. Jadi sebenarnya tidak ada mengenai vegetarian dalam Lankavatara Sutra versi aslinya.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: N1AR on 23 January 2009, 12:22:07 AM
maksudnya gertak nih
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: andry on 23 January 2009, 01:06:26 AM
haha.. dari dulu masalah daging kagak pernah beres..
orang bodoh selalu mempeributkan tentang boleh tidaknya makan daging...
oh sungguh sayang... hahaha...
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: nyanadhana on 23 January 2009, 05:26:29 PM
yuk list down Sutra-Sutra karangan....
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: live in the forest on 24 January 2009, 12:20:58 AM
Ada Suatu pemahaman sendiri yang mungkin telah diketahui, bahwa kita sendiri sebaiknya tidak mudah mempercayai suatu hal karena itu tertulis dalam kitab suci, diturunkan dari orang-orang tua, sudah turun temurun, karena ada orang besar yang mengatakannya dan lain sebagainya.

sifat dari semua fenomena adalah netral, dan akan memiliki makna dan nilai jika telah masuk pada indera dan pemahaman kita.

tema vegetarian itu sendiri adalah netral, tidak benar juga tidak salah
namun bagi individu yang memiliki pemaknaan dan nilai yang saling berbeda memiliki sudut pandang masing-masing.

bagi seseorang yang mendukung vegetarian, secara alami akan mendapatkan alasan-alasan yang mendukung ke arah vegetarian. bentuknya bisa berbagai macam, alasan berasal dari sutra, alasan kesehatan, panggilan cinta kasih, alasan perbedaan karakter binatang pemakan daging dan karakter binatang pemakan sayur dan lain sebagainya.

bagi seseorang yang tidak mendukung vegetarian, secara alami akan mendapatkan alasan-alasan yang mendukung tidak ke arah vegetarian. bentuknya bisa berbagai macam, alasan berasal dari suatu peraturan yang tidak mengharuskan ataupun tidak melarang, alasan makan daging berasal dari aturan boleh terjadi dalam beberapa kondisi, alasan dari penilaian suatu sutta asli atau tidak, dan alasan lainnya

namun, soal vegetarian tidak perlu terlalu jauh.
kita semua adalah mahluk yang saling terkait satu sama yang lain. udara yang kita hirup juga dihirup oleh semua mahluk apa pun jenisnya. kita semua saling terkait dan saling mempengaruhi. keberadaan mahluk lain tentu dipengaruhi kehadiran, cara berpikir, berkata dan berperilaku kita.

jika seseorang memutuskan untuk vegetarian, maka dia memilih cara memperlakukan diri sendiri dan lingkungan dengan cara seperti itu
tentu dengan dampak bagi pribadi dan lingkungan sekitarnya.
jika seseorang memutuskan untuk tidak vegetarian, maka secara alami, dia memilih cara memperlakukan diri sendiri dan lingkungan dengan cara seperti itu,
tentu dengan dampak bagi pribadi dan lingkungan sekitarnya.

kehadiran tema vegetarian yang netral, sebaiknya disadari sebagai tema yang patut direnungkan
1. apakah masing-masing dari diri kita telah berusaha melepaskan keterikatan pada masakan tertentu, atau pun terikat dengan masakan jenis lain
2. apakah masing-masing dari diri kita telah berusaha mengembangkan cinta kasih universal yang berlaku bagi semua mahluk atau demi kebahagiaan pribadi semata
3. apakah pernah direnungkan bahwa suatu saat kita kembali mencicipi kematian sesering yang dimakan setiap hari atau tidak

salah satu sila dasar adalah "bertekad" untuk menghindari pembunuhan. bukan melarang pembunuhan.
pengembangan tekad/niat adalah hal yang lebih esensial daripada perilaku menghindari membunuh itu sendiri.
tekad/niat menghindari pembunuhan ini sangat terkait dengan kepedulian demi kesejahteraan hidup semua mahluk.

suatu alur berpikir yang dirasa tidak "mungkin" adalah:
jika banyak orang memiliki tekad menghindari pembunuhan,
maka dapat diperoleh hasil hanya sedikit orang yang makan daging.

suatu alur berpikir yang dirasa "mungkin" adalah:
jika kebanyakan orang tidak memiliki tekad menghindari pembunuhan,
maka cukup banyak orang yang makan daging.

kedua alur berpikir di atas adalah sama-sama "mungkin" dapat terjadi

singkat kata dari dua kemungkinan tersebut, Seseorang cenderung terikat dengan kondisi yang telah ada ada, mungkin dirasa sulit melepaskan keterikatan itu.
Tujuan besar Dharma adalah penghancuran keterikatan, ego, Pengembangan cinta kasih, dan mencapai kesucian mutlak demi kebahagiaan semua makhluk tak terbatas di semesta raya.

berangkat dari pemahaman ini,
Dalam perubahan diri dari seorang yang biasa menjadi manusia luar biasa tidak terjadi dalam semalam
membutuhkan tekad yang besar dan mulia disertai perilaku, melalui proses yang panjang dan bermakna di dalamnya
tekad vegetarian ataupun tidak vegetarian menjadi bagian kecil dalam proses tersebut
soal vegetarian atau tidak, diserahkan kembali bagi individu masing-masing yang masih bertekad untuk mencapai tujuan luhur tersebut
yang diterapkan dalam pikiran, perkataan dan perilaku.

kita sebaiknya berusaha menyembuhkan racun dari panah yang menancap di tubuh kita
mencoba tidak memfokuskan energi mencari alasan jawaban dari mana asal panah tersebut,

kita sebaiknya berusaha mencapai tujuan kelahiran sebagai manusia
mencoba tidak memfokuskan energi mencari alasan dan jawaban permasalahan yang dirasakan panca indera yang tiada henti.

jika seseorang memiliki tujuan ingin hidup bahagia melalui panca indera, terlahir di alam surga, hingga alam brahma
sebenarnya memeluk dharma yang lain dapat dinilai sudah cukup.

jika seseorang memeluk Buddha Dharma, secara tidak langsung seseorang telah mengkondisikan diri berada dalam jalan dharma mencapai Kebuddhaan. Kebahagiaan sejati.
realisasikan dharma dengan mencapai cita-cita luhur, kesucian mutlak sesuai dengan tujuan pembabarannya
demi kesejahteraan dan kebahagiaan sejati semua mahluk.

keraplah hal ini direnungkan, tidak berakhir dalam identitas yang semu.


Penjelasan ini didedikasikan untuk pencapaian kebahagiaan sejati semua mahluk di semesta raya

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitattha
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: asiang_karuna on 24 January 2009, 01:45:51 AM
Dahulu, sebelum Bodhisatta Kassapa mencapai kebuddhaan, ia memiliki sahabat bernama Tissa yang kemudian meninggalkan keduniawian dan menjadi pertapa. Dalam pertapaannya, Tissa menjauhkan diri dari makanan yang berasal dari daging dan menggolongkannya sebagai Amagandhā (yang menodai).
Sewaktu Bodhisatta Kassapa meninggalkan keduniawian dan mencapai kebuddhaan, Tissa sangat gembira. (Tissa percaya akan pencapaian yang akan dicapai oleh Kassapa karena melihat 32 tanda manusia agung (maha purisa lakkhana) pada tubuh Kassapa, di mana dikatakan jika berumah tangga, akan menjadi seorang Cakkavati, dan bila meninggalkan kehidupan berumah tangga, akan menjadi seorang Samma Sambuddha).

Kemudian Tissa pergi mengunjungi Buddha Kassapa dan mencari tahu apakah Buddha Kassapa ini makan daging. Dan ketika melihat bahwa ternyata Buddha Kassapa ini makan daging, ia menjadi kecewa. Kemudian Buddha Kassapa berkata kepada Tissa:

‘Menghancurkan mahluk hidup, membunuh, mengikat, mencuri, berbohong, penipuan, bicara tak berguna, berzinah dengan istri orang lain, inilah amagandhā, bukan memakan daging;

Mereka di dunia yang tidak mengendalikan diri dalam kenikmatan indriah, tamak akan hal-hal yang indah; berkumpul dengan yang tidak baik, berpandangan salah, tidak adil, tidak rasional, inilah amagandhā, bukan memakan daging;

Mereka yang tidak sopan, kasar, menghasut, pengkhianat, kejam, sombong, memaksakan kehendak, kikir, inilah amagandhā, bukan memakan daging;

Kemarahan, bermabuk-mabukan, keras kepala, tidak menghargai pendapat orang, dusta, iri hati, omong besar, angkuh, tinggi hati, bergaul dengan yang tidak bermoral, inilah amagandhā, bukan memakan daging;

Mereka di dunia yang jahat, yang tidak membayar hutangnya, pemfitnah, pengingkar janji, pemalsu, mereka yang melakukan perbuatan rendah, inilah amagandhā, bukan memakan daging;

Mereka di dunia ini yang tidak menjaga perilaku terhadap mahluk lain, yang tidak mengaku setelah mengambil milik orang lain, jahat, kejam, kasar, tidak memiliki rasa hormat, inilah amagandhā, bukan memakan daging;

Para mahluk yang haus akan permusuhan, menyakiti, selalu melakukan kejahatan, yang karenanya, setelah meninggal, akan pergi pada kegelapan dan jatuh ke alam neraka, inilah amagandhā, bukan memakan daging;

Bukan daging atau ikan, atau berpuasa, atau ketelanjangan, atau rambut tercukur, atau rambut kusut, atau kotoran, atau kulit kasar, atau pemujaan pada api, atau penyiksaan diri, atau mantra-mantra, atau sumpah (keagamaan), atau persembahan (pengorbanan), atau perayaan musim yang dapat menyucikan seseorang yang belum mengalahkan keragu-raguan;

Seorang yang bijaksana berjalan dengan indera yang terjaga, indera yang terkendali, teguh dalam Dhamma, berbahagia dalam hal yang benar dan wajar; mengalahkan semua ikatan dan meninggalkan semua dukkha, tidak melekat dengan apa yang dilihat dan didengar’

Setelah itu, Tissa bersujud di kaki Buddha Kassapa dan bersama dengan dua puluh ribu pengikutnya memasuki Sangha Buddha Kassapa. Tissa bersama Bharadvaja kemudian menjadi murid utama (Agga Savaka) Buddha Kassapa, seperti halnya Sariputta dan Maha-Moggallana pada jaman Buddha Gotama.

---

Buddha Kassapa adalah Buddha setelah Buddha Konagamana, sebelum Buddha Gotama.

Apakah semua ajaran Samma Sambuddha sama atau tidak?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: ivandemello on 24 January 2009, 03:08:40 AM
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitattha.

Artinya adalah:

Semoga Semua Makhluk Berbahagia.


Vegetarianisme bukanlah masalah suci atau tidak suci, dosa atau tidak dosa, Buddhis sejati atau tidak, dan hal-hal yang selalu diperdebatkan oleh banyak saudara-saudara Buddhis kita sendiri. Perdebatan semacam itu hanya memecah belah persatuan kita semua. Buddha adalah agama yang damai dan penuh cinta kasih, tidak selayaknya hal-hal semacam ini terus menciptakan kontroversi.

Vegetarian menurut saya hanyalah sesederhana "mempraktekkan apa yang kita ucapkan" atau orang bule bilang "practice what you preach". Di mulut, kita mengucapkan doa SEMOGA SEMUA MAKHLUK BERBAHAGIA, tetapi kenyataannya perbuatan kita seringkali bertentangan dengan apa yang kita doakan.
SESUNGGUHNYA SANGAT TIDAK ADA YANG PATUT DIBANGGAKAN DENGAN MENJADI VEGETARIAN. Vegetarian hanyalah hal mendasar yang patut kita lakukan bila kita mengucapkan “Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitattha”, atau mungkin menempel stiker, memasang wallpaper komputer,atau memiliki pernak-pernik dengan kata-kata itu.

Jadilah seorang Buddhis yang tidak hanya mengucapkan doa dan afirmasi kosong belaka, tetapi jadilah seorang Buddhis yang benar-benar mempraktekkan apa yang sudah seharusnya kita lakukan agar makhluk-makhluk yang kita doakan itu benar-benar berbahagia. Tidak ada satupun makhluk di dunia ini yang ingin dibunuh. Apapun alasannya kematian adalah hal yang paling tidak diinginkan oleh makhluk hidup. Bukankah kita sendiri tidak menginginkan hal itu?

Tanyakanlah kepada orang-orang yang memelihara dan menyayangi hewan, mereka dapat memberitahukan kepada Anda bahwa hewan adalah makhluk yang sama dengan kita. Mereka punya cinta, kesedihan, kegembiraan, dan martabat yang harus kita hormati. Mereka bukanlah obyek tidak berperasaan yang bisa kita eksploitasi sesuka hati. Mereka menangis, meronta, berteriak, dan berusaha lari hingga nafas terakhirnya. Tetapi sungguh kita tidak memberi mereka kesempatan...

Bila Anda harus membunuh sendiri ayam, sapi, babi, atau hewan apapun yang Anda makan, dapatkan Anda melakukannya? Dapatkah hati nurani kita diam melihat perjuangan, teriakan, dan tangisan makhluk-makhluk malang itu sampai nafas terakhirnya? Dapatkah hati nurani kita diam melihat darah yang mengucur deras dan organ-organ tubuh hewan yang terburai? Banyak dari kita yang sesungguhnya langsung kehilangan nafsu makan ketika melihat bangkai hewan segar dengan segala isi perut dan darah yang mengalir dimana-mana.

Melalui media ini saya ingin mengajak kawan-kawan, teman-teman, dan saudara-saudara semua untuk merenungkan. Diam sejenak dan biarkanlah hati nurani Anda untuk berbicara kepada Anda. Kemudian putuskanlah apa yang terbaik bagi Anda...

Terima kasih atas komentar-komentarnya. Dan saya juga ingin mengingatkan: bacalah PDF yang sudah disediakan sebelum Anda berkomentar. Download di:

http://agusriady22.googlepages.com/SangBuddhaVegetarian2.pdf  (http://agusriady22.googlepages.com/SangBuddhaVegetarian2.pdf)


Terima kasih kepada semuanya…

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitattha.

Semoga Semua Makhluk Berbahagia.


 _/\_
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Sukma Kemenyan on 24 January 2009, 05:27:51 AM
Gua lebih memilih untuk tidak memilih-milih apa yang gue makan,
Dari pada gue harus bersikeras kalao upil itu bervitamin
terlebih lagi setelah gue ngarang2x akan zat-zat kandungan didalam upil
yang didukung oleh bukti-bukti (yang dipelesetin) agar opini gue terlihat benar
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Umat Awam on 24 January 2009, 08:42:34 AM
Hidup adalah pilihan, mau vege ato ga, itu pilihan.. Yang harus direnungkan, sudahkah anda melepas?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Kelana on 24 January 2009, 09:15:16 AM
Saya pribadi dalam topik ini hanya mengomentari penggunaan sutra dalam file .pdf dan juga topik ini yang tidak bisa dipertanggungjawabkan sebagai acuan vegetarian. Masalah diskusi vegetarian, saya rasa sudah cukup banyak di sub forum ini.


Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitattha.

Artinya adalah:

Semoga Semua Makhluk Berbahagia ,BUKAN Semoga Semua DAGING Berbahagia. Adalah hal yang berbeda antara makhluk hidup dengan seonggok daging. Betul tidak? Pasti Betul :)
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: asiang_karuna on 24 January 2009, 03:31:44 PM
Halo saudara-saudaraku,

Saya menemukan sebuah PDF yang sangat menarik yang membahas mengenai Sang Buddha dan Vegetarian, lengkap dengan kutipan-kutipan dari sutra-sutra pendukungnya. Silahkan download di: http://agusriady22.googlepages.com/SangBuddhaVegetarian2.pdf

Berikut ini contoh kutipan yang dapat ditemui di PDF tersebut:


“Di masa depan, akan ada orang-orang yang secara salah menjelaskan arti sila pantangan dan disiplin. Mereka mengganggu dan menghancurkan Dharma yang benar, bahkan memfitnah ajaran Buddha. Orang-orang ini akan berkata, “Buddha mengijinkan kita makan daging. Beliau sendiri juga makan daging.” Bodhisattva Kebijaksanaan Agung, Saya telah mengatakannya pada pertemuan yang lainnya bahwa ada sepuluh perintah sekunder, dan alasan Saya mengijinkan para biarawan tiga kondisi karena Saya berpikir bahwa mungkin mereka tidak dapat meninggalkan makan daging dengan segera, jadi Saya mengambil jalan yang tepat untuk menolong mereka. Tetapi maksud Saya yang sebenarnya adalah agar mereka meninggalkan makan daging secara keseluruhan dan memulai latihan. Sekarang, pada pertemuan ini, Saya menguraikan hal ini kepada Anda secara langsung. Mulai sekarang, Anda tidak boleh makan daging dari makhluk hidup apapun, tidak menjadi soal bagaimana mereka mati — secara alami atau disembelih. Jika masih ada orang bodoh yang memfitnah Saya, mengatakan bahwa Saya telah mengijinkan makan daging, Anda harus mengetahui bahwa ia akan terikat oleh akibat dari karma buruk dan turun ke tiga alam derita (neraka, setan kelaparan, binatang.)”

—Sang Buddha, Sutra Lankavatara,


“Para Bhiksu, beberapa ratus tahun setelah Saya memasuki Nirwana, akan ada beberapa bhiksu yang mengikuti ajaran Saya dalam bentuk luarnya saja tetapi masih rakus akan makanan. Mereka bukanlah bhiksu sejati. Mereka adalah bhiksu palsu, benaknya dipenuhi dengan pikiran jahat, mereka akan berkata, ‘Sang Buddha mengijinkan kita makan daging’!”

—Sang Buddha, Sutra Nirvana


Mau Tanya dong, pernahkah Sang Thatagata mengucapkan kata SAYA yg menunjuk ke pribadi Sang BUddha dalam setiap Khobahnya?.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: luis on 24 January 2009, 03:38:17 PM
Yup kata "saya" digunakan oleh Sang Buddha untuk menunjuk pada dirinya :) contohnya ini saya kutip dari Venagapura Sutta (Anguttara Nikaya 3.63), tetapi ini terjemahan dalam bahasa Inggris :)

"Here, brahmin, I, dwelling dependent on a village or a market town, having risen early in the morning, having dressed myself, and taking robe and bowl, I enter the village of the market town for alms".

Jadi penggunaan kata "I" (saya) hanya berupa konvensi saja dalam percakapan sehari2 :) Agak OOT ya hehehe moga2 bermanfaat.

Semoga semua makhluk berbahagia.

Mettacittena,
Luis
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: N1AR on 24 January 2009, 04:10:23 PM
http://www.buddhanet.net/e-learning/qanda08.htm   

Vegetarianism

Question:
Buddhists should be vegetarians, shouldn't they?

Answer:
Not necessarily. The Buddha was not a vegetarian. He did not teach his disciples to be vegetarians and even today, there are many good Buddhists who are not vegetarians.

Question:
But if you eat meat you are indirectly responsible for the death of a creature. Isn't that breaking the first precept?

Answer:
It is true that when you eat meat, you are indirectly and partially responsible for killing a creature but the same is true when you eat vegetables. The farmer has to spray his crop with insecticides and poisons so that the vegetables arrive on your dinner plates without holes in them. And once again, animals have been killed to provide the leather for your belt or handbag, oil for the soap you use and a thousand other products as well. It is impossible to live without, in some way, being indirectly responsible for the death of some other beings, and this is just another example of the First Noble Truth, ordinary existence is suffering and unsatisfactory. When you take the First Precept, you try to avoid being directly responsible for killing beings.

Question:
Mahayana Buddhists don't eat meat.

Answer:
That is not correct. Mahayana Buddhism in China laid great stress on being vegetarian but both the monks and laymen/laywomen of the Mahayana tradition in Japan and Tibet usually eat meat.

Question:
But I still think that a Buddhist should be vegetarian.

Answer:
If there was a person who was a very strict vegetarian but who was selfish, dishonest and mean, and another person who was not a vegetarian but who was thoughtful to others, honest, generous and kind, which of these two would be the better Buddhist?

Question:
The person who was honest and kind.

Answer:
Why?

Question:
Because such a person obviously has a good heart.

Answer:
Exactly. One who eats meat can have a pure heart just as one who does not eat meat can have an impure heart. In the Buddha's teachings, the important thing is the quality of your heart, not the contents of your diet. Many Buddhists take great care never to eat meat but they are not concerned about being selfish, dishonest, cruel or jealous. They change their diet which is easy to do, while neglecting to change their hearts which is a difficult thing to do. So whether you are a vegetarian or not, remember that the purification of the mind is the most important thing in Buddhism.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: J.W on 24 January 2009, 06:22:59 PM
Quote
Jika masih ada orang bodoh yang memfitnah Saya, mengatakan bahwa Saya telah mengijinkan makan daging, Anda harus mengetahui bahwa ia akan terikat oleh akibat dari karma buruk dan turun ke tiga alam derita (neraka, setan kelaparan, binatang.)

Seremm.... sejak kapan ajaran sang buddha ada bernada ancaman ??

Aizzzz....lagi2 ada pertapa telanjang....

Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: chingik on 24 January 2009, 09:14:43 PM
Bagaimana dgn 10 jenis daging yg dilarang Sang Buddha? Para bhikkhu tidak boleh memilih makanan yg didanakan para umat, lantas bgm cara mengetahui terdapat 10 jenis daging terlarang di dalamnya?
Bgm cara penerapan Sila secara penuh bagi seorang bhikkhu agar dapat terhindar dari tidak termakan 10 jenis daging yg dilarang? Peraturan dari Sang Buddha ini mengapa tidak dianggap penting oleh para bhikkhu? Atau mereka tidak mempercayai bahwa larangan ini penting karena tidak ada kaitan dengan pengikisan noda batin?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Nevada on 24 January 2009, 09:38:16 PM
4 jenis daging tertentu yang dilarang untuk dimakan oleh Sang Buddha adalah :
1. Daging manusia -> karena sudah sepantasnya bahwa manusia tidak memakan daging manusia
2. Daging gajah dan kuda -> karena hewan-hewan ini adalah binatang / kendaraan kerajaan pada kala itu
3. Daging anjing -> karena daging anjing (atau serigala) kotor dan kurang steril
4. Daging ular, singa, harimau, macan kumbang, beruang dan hyena -> karena cenderung akan menimbulkan bebauan (sinyal) yang mengkondisikan datangnya serangan dari binatang pada species yang sama itu

Daging-daging tersebut dikelompokkan sebagai akappiya atau daging yang tidak layak untuk dikonsumsi.


Sang Buddha melarang para bhikkhu untuk mengkonsumsinya karena akibatnya dapat menimbulkan masalah yang cukup besar. Bukan karena bila mengkonsumsinya maka proses kesucian akan terhambat. Oleh karena itu Sang Buddha menentukan syarat seorang bhikkhu untuk memakin daging, seperti pada kisah ini :
Quote
Seorang Jendral yang kaya dan berpengaruh bernama Siha (arinya 'singa'), merupakan pendukung dari para Pertapa Jainisme. Namun ia begitu terkesan dengan ajaran Sang Buddha sehingga ia pun meminta tisarana dan menjadi pengikut Sang Buddha. Suatu saat Jendral Siha mengundang Sang Buddha beserta para bhikkhu untuk menyantap makanan pagi. Dalam menyiapkan makanan, Jendral Siha menyuruh pelayannya untuk membeli daging dari pasar demi dana makanan tersebut. Ketika Pertapa Jainisme mendengar bahwa Jendral Siha yang merupakan penyokong utamanya telah mengundang Sang Buddha, mereka menyebarkan isu bahwa banyak binatang dibunuh oleh Jendral Siha demi santapan Pertapa Gotama. Jendral Siha sebenarnya sudah mengetahui tentang perbedaan makna antara membeli daging yang dijual dengan memesan binatang untuk dibunuh dan dijadikan santapan. Oleh karenanya Jendral Siha mengambil langkah yang lebih tepat untuk membeli daging, bukan menyembelih hewan untuk dikonsumsi selanjutnya.

Untuk menjelaskan mengenai perilaku memakan daging tersebut, maka Sang Buddha berkata :

"Para Bhikkhu, saya mengijinkan kamu untuk memakan daging dalam tiga hal, yaitu : jika mereka tidak terlihat, terdengar atau dicurigai telah dibunuh untuk kalian"

Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: N1AR on 24 January 2009, 09:43:51 PM
Problems with vegetarianism.  At present, it has been controversial among the Buddhist groups that some monks in some certain Wats are vegetarians and refrain from eating meat, while some monks take meat.  And it is also believed that the vegetarian monks are more observant than the monks who take meat.  This makes a conflict between these two different ideas.

In this case, we as the Buddhists who have meritorious mind and respect in the Dhamma of Lord Buddha should study Dharnma thoroughly as well as the monk and novice, so that we all will understand what is forbidden and what is allowed to be consumed by the monk and the novice, and also what to perform correctly according to time and place.

Ten kinds of meat not allowed to be consumed by monks and novices.  They are human flesh, elephant, yellow tiger, tiger, leopard, bear, lion, snake, dog and horse.  These ten kinds of meat Lord Buddha did not allow the monk and novice to consume whether they are raw or cooked.

Animal meat other than those 10 mentioned above are allowed for monks and novices to consume if well cooked. It is important (for monks and novices) to understand correctly here why Lord Buddha forbade monks and novices to take these 10 kinds of animal meat.  There are stories and reasons behind this, but I do not want to discuss them here.

Some monks and novices in some monasteries are vegetarians.  They do not consume meat assuming that Lord Buddha did not allow them to do. It is good for them to do so, but should not boast that they are more observant and purer than others.  This is not mentioned in the Vinaya or disciplines of Buddhist monks and novices. Instead, they are taught to be easy going.
 


Food or meat promised in advance. Monks and novices are not allowed to take food and meat that is prepared for them purposefully which fall into any of these 3 cases:-

l. The monk heard the name or kind of food to be presented to him in advance by the donor. This means that the alms-giver promised the monk by mentioning the name or kind of the food he or she wants to present in advance at the time he comes to invite the monk.

(For example, the donor should not promise the monk like this.  “Please come to my place, I will prepare a special roast beef for you.” “Tomorrow morning I will bring you noodles, pork, fish and lots of fruit.  Please don’t go away.”)

Names and kinds of food in this case include 5 categories: staples, desserts, dried or preserved food, fish and animal meat.

2.  The monk saw the donor coming to present him the food being promised in advance.

3. The monk cared that the food was purposefully prepared for him, especially that the animal was killed for him. This looks as if the monk himself causes the animal to be killed in order to get meat for his consumption.

dapat dari abhidhamma http://www.mahindarama.com/e-library/goodresult2.html
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: chingik on 24 January 2009, 09:57:58 PM
4 jenis daging tertentu yang dilarang untuk dimakan oleh Sang Buddha adalah :
1. Daging manusia -> karena sudah sepantasnya bahwa manusia tidak memakan daging manusia
2. Daging gajah dan kuda -> karena hewan-hewan ini adalah binatang / kendaraan kerajaan pada kala itu
3. Daging anjing -> karena daging anjing (atau serigala) kotor dan kurang steril
4. Daging ular, singa, harimau, macan kumbang, beruang dan hyena -> karena cenderung akan menimbulkan bebauan (sinyal) yang mengkondisikan datangnya serangan dari binatang pada species yang sama itu

Daging-daging tersebut dikelompokkan sebagai akappiya atau daging yang tidak layak untuk dikonsumsi.


Sang Buddha melarang para bhikkhu untuk mengkonsumsinya karena akibatnya dapat menimbulkan masalah yang cukup besar. Bukan karena bila mengkonsumsinya maka proses kesucian akan terhambat. Oleh karena itu Sang Buddha menentukan syarat seorang bhikkhu untuk memakin daging, seperti pada kisah ini :
Quote
Seorang Jendral yang kaya dan berpengaruh bernama Siha (arinya 'singa'), merupakan pendukung dari para Pertapa Jainisme. Namun ia begitu terkesan dengan ajaran Sang Buddha sehingga ia pun meminta tisarana dan menjadi pengikut Sang Buddha. Suatu saat Jendral Siha mengundang Sang Buddha beserta para bhikkhu untuk menyantap makanan pagi. Dalam menyiapkan makanan, Jendral Siha menyuruh pelayannya untuk membeli daging dari pasar demi dana makanan tersebut. Ketika Pertapa Jainisme mendengar bahwa Jendral Siha yang merupakan penyokong utamanya telah mengundang Sang Buddha, mereka menyebarkan isu bahwa banyak binatang dibunuh oleh Jendral Siha demi santapan Pertapa Gotama. Jendral Siha sebenarnya sudah mengetahui tentang perbedaan makna antara membeli daging yang dijual dengan memesan binatang untuk dibunuh dan dijadikan santapan. Oleh karenanya Jendral Siha mengambil langkah yang lebih tepat untuk membeli daging, bukan menyembelih hewan untuk dikonsumsi selanjutnya.

Untuk menjelaskan mengenai perilaku memakan daging tersebut, maka Sang Buddha berkata :

"Para Bhikkhu, saya mengijinkan kamu untuk memakan daging dalam tiga hal, yaitu : jika mereka tidak terlihat, terdengar atau dicurigai telah dibunuh untuk kalian"



Berarti 10 jenis daging terlarang itu tidak berlaku sejauh memenuhi 3 syarat itu? Misalnya umat mendanakan salah satu dari 10 jenis itu, sang bhikkhu boleh memakannya? Jika boleh, berarti melanggar larangan yg ditetapkan Sang Buddha. Jika tidak boleh, berarti sang bhikkhu memilih-milih jenis makanan tertentu yg mana hal ini tidak boleh dilakukan seorang bhikkhu. Jadi dilematis nih..
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Nevada on 24 January 2009, 10:04:53 PM
Quote from: chingik
Berarti 10 jenis daging terlarang itu tidak berlaku sejauh memenuhi 3 syarat itu? Misalnya umat mendanakan salah satu dari 10 jenis itu, sang bhikkhu boleh memakannya? Jika boleh, berarti melanggar larangan yg ditetapkan Sang Buddha. Jika tidak boleh, berarti sang bhikkhu memilih-milih jenis makanan tertentu yg mana hal ini tidak boleh dilakukan seorang bhikkhu. Jadi dilematis nih..

4 jenis daging yang dilarang itu tetap tidak layak untuk dikonsumsi. Namun bila ada bhikkhu yang mengkonsumsi tanpa sepengetahuannya, maka bhikkhu yang bersalah itu juga akan mendapatkan hukuman sesuai vinaya. Melihat dari sifat kasusnya, 'ketidaksengajaan' ini seyogyanya memberi kecenderungan hukuman yang lebih ringan.

Jangankan 4 jenis daging itu saja, daging 'halal' lainnya juga tidak baik dipersembahkan kepada bhikkhu bila si pendana juga membunuh hewan itu. Sang Buddha mengatakan, bahwa : "orang-orang yang mempersembahkan daging dari hasil penyembelihannya sendiri kepada kalian, o bhikkhu, sesungguhnya sedang melakukan perbuatan yang tidak baik."
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: chingik on 24 January 2009, 10:49:56 PM
Quote from: chingik
Berarti 10 jenis daging terlarang itu tidak berlaku sejauh memenuhi 3 syarat itu? Misalnya umat mendanakan salah satu dari 10 jenis itu, sang bhikkhu boleh memakannya? Jika boleh, berarti melanggar larangan yg ditetapkan Sang Buddha. Jika tidak boleh, berarti sang bhikkhu memilih-milih jenis makanan tertentu yg mana hal ini tidak boleh dilakukan seorang bhikkhu. Jadi dilematis nih..

4 jenis daging yang dilarang itu tetap tidak layak untuk dikonsumsi. Namun bila ada bhikkhu yang mengkonsumsi tanpa sepengetahuannya, maka bhikkhu yang bersalah itu juga akan mendapatkan hukuman sesuai vinaya. Melihat dari sifat kasusnya, 'ketidaksengajaan' ini seyogyanya memberi kecenderungan hukuman yang lebih ringan.

Jangankan 4 jenis daging itu saja, daging 'halal' lainnya juga tidak baik dipersembahkan kepada bhikkhu bila si pendana juga membunuh hewan itu. Sang Buddha mengatakan, bahwa : "orang-orang yang mempersembahkan daging dari hasil penyembelihannya sendiri kepada kalian, o bhikkhu, sesungguhnya sedang melakukan perbuatan yang tidak baik."

Makanya sebaiknya semua orang jgn makan daging walaupun tidak melihat mendengar dan mengetahui daging itu dibunuh utk nya, mengapa? karena sesungguhnya para pedagang sedang melakukan perbuatan yang tidak baik.
Lankavatara Sutra sebenarnya memiliki pesan yg patut direnungkan dgn seksama.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: N1AR on 24 January 2009, 10:55:03 PM
^ atas :jempol:
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: live in the forest on 24 January 2009, 11:22:05 PM
Ketika seseorang menggunakan kutipan-kutipan untaian sutta untuk dihadapkan pada kutipan-kutipan untaian sutta yang lain, sebenarnya seseorang telah menggunakan intan untuk menggesek intan yang lain. tidak akan membuahkan hasil apa pun, hanya kelelahan dan ketidakpuasan. belum termasuk penyalahgunaan dhamma sebagai obat murni untuk penyembuhan pribadi menjadi racun bagi pihak lain yang berakibat semakin menghalangi jalan dharma pribadi. 

uraian sutta seharusnya dipahami sebagai suatu tuntunan yang perlu direnungkan dalam pengalaman pribadi dalam usaha pencapaian kebahagiaan sejati

sungguh halus untuk diselami, harus dialami sendiri dan akan menjadi  pengalaman yang tak ternilai.

soal kebenaran uraian untaian sutra ini dan itu sudah terlalu jauh, kita lihat kebenaran yang lebih dekat di sekitar kita.

Berita atau sinetron tentang seorang yang kaya raya atau miskin, merupakan suatu peringatan bahwa kita mungkin pernah mengalaminya di kehidupan lain.

Semua teks lagu bertema apapun yang pernah dinyanyikan semua terkait dalam dhamma, aku mencintai mu, aku tidak bisa berpisah denganmu misalnya, dapat dimaknai sebagai dorongan murni bahwa manusia selalu mencari kebahagiaan sejati.

Semua seminar-seminar motivasi, merupakan suatu bentuk dorongan agar kita selalu bersemangat dalam pencapaian kita dalam dharma.

Mendapatkan keberuntungan dapat dimaknai dimasa lalu pernah menanam benih keberuntungan dan telah masak untuk dialami.

Pengarahan keras dari orang lain dapat dimaknai pengembangan kesempurnaan pribadi diri kita.

Kejadian tiba-tiba terpeleset dapat dimaknai bahwa tidak ada fenomena yang pasti dalam hidup

Merasa kesulitan mencari pasangan alas kaki yang berpindah tempat, merupakan suatu pemahaman bahwa kita cenderung terikat dalam dualisme dunia ini
benar atau salah
putih atau hitam
jahat atau baik
asli atau palsu

hal ini perlu direnungkan

ketika ada seorang anak kecil berkata : "Ih wajahmu jelek"
mungkin dapat dimaknai, bahwa batin yang perlu dipercantik.

Ketika ada orang berkata: “Penampilanmu  menarik sekali”
Mungkin dapat dimaknai bahwa Ego tampil menarik telah muncul dalam batin kita.

Ketika ada orang berkata: “Kau memfitnah saya”
Mungkin dapat dimaknai bahwa jika kita sadar tidak pernah melakukannya, mungkin dikehidupan yang lalu pernah, dan kita masih membawa kekotoran batin tersebut hingga sekarang. Yang mana kotoran tersebut harus dibersihkan dengan tuntas. Tidak menyalahkan perkataan dari orang tersebut.

jika telah dapat dipahami sebenarnya semua fenomena disekitar adalah fenomena dhamma bermakna bagi pelatihan diri, tidak pernah terpisah dari kita,
lantas apa yang dapat dikatakan tentang sutra ini yang benar, sutra itu yang benar.

sutra lankavatara sutra dapat dimaknai bahwa dengan menahan diri memakan daging dapat menjadi salah satu tawaran metode penyempurnaan diri dengan melepaskan keterikatan melalui aktivitas pembatasan makan sehari-hari. jika dijalankan sungguh-sungguh akan memperoleh manfaat besar dari latihannya

di sisi lain, seorang pemakan daging murni dengan tekad proses penyempurnaan diri, merenungkan sedang mencicipi kematian sesering yang dimakan tiap hari dan secara bertahap mengembangkan ketidakterikatan akan kehidupan dan kenikmatannya, akan memperoleh manfaat besar dari latihannya.

Sutra tentang seorang murid yang mengunjungi Guru Agung,
dapat dimaknai bahwa dalam pandangan kesempurnaan, semua fenomena adalah sempurna, tidak cacat sedikitpun termasuk daging.
sebagai seorang pelatih diri, sebaiknya mengarahkan ketidaksempurnaan pandangannya bukan pada fenomena di luar diri seperti daging dan perilaku memakannya
yang akan tentu dipahami dalam konteks ketidaksempurnaan sama seperti dirinya,
sebaiknya seorang pelatih diri fokus pada peningkatan perilaku-perilaku yang belum sempurna agar menjadi sempurna sebagai mana Guru Agung memandang.
Dalam posisi ini, baik vegetarian atau non vegetarian sebagai murid masih perlu menyadari ketidaksempurnaan diri pada perilaku-perilaku yang belum sempurna agar menjadi sempurna. Apa pun definisi perilaku dan niatnya.

Selama seseorang hidup terikat dalam pandangan dualisme berpasangan, benar-salah, panas-dingin, baik-buruk, enak-tidak enak, nyaman-tidak nyaman
maka hal ini akan terus mempengaruhi cara pandang semua fenomena yang hanya terdiri dari dualitas termasuk dhamma ajaran “yang murni” dan akan mempengaruhi pihak lain.

Selama seseorang hidup berusaha lepas dengan mencari ini dari pandangan dualisme berpasangan, benar-salah, panas-dingin, baik-buruk, enak-tidak enak, nyaman-tidak nyaman.
Maka hal ini akan terus mempengaruhi cara pandang semua fenomena yang hanya terdiri dari kebenaran mutlak termasuk dhamma “ajaran murni” dan akan mempengaruhi pihak lain
 
berdasarkan pemahaman ini, penggunaan uraian sutta sebaiknya ditanggapi secara netral dan dipahami sebagai inti yang bermakna dalam pengembangan diri kita menuju kesempurnaan.

Tujuan besar warisan dhamma seperti yang telah diketahui adalah mencapai pembebasan yang melampaui dualitas.
dan Praktek pengalamannya ada dalam tangan kita masing-masing.

dengan bergantung pada diri sendiri beserta tekad bulat, usaha dan segala potensi karma baik yang dimiliki
seseorang dapat mengembangkan cara memandang suatu fenomena di luar diri sebagai dhamma yang tidak terpisahkan dari dirinya.
yang mengajarkan dan menuntun kita untuk mencapai kesempurnaan diri.

kembangkanlah tekad dan usaha dalam memandang semua fenomena adalah
memiliki maksud untuk pengembangan jalan cita-cita luhur

Semua fenomena bagaikan Guru sejati yang membimbing dengan cara baik,
Sebaik cara kita memandang fenomena itu sendiri.
Semua tergantung diri kita masing-masing dalam memandang fenomena

renungkanlah
jumlah panca indera kita seperti dua mata, dua telinga, dua lubang hidung, ratusan receptor lidah,
ratusan receptor kulit. ada lima kumpulan indera yang digunakan untuk menerima sensasi fenomena dhamma di luar diri,
dan hanya satu indra yaitu lidah dalam rongga kosong yang hanya digunakan untuk menyatakan kebenaran melalui proses indera ke enam yaitu pikiran.

Dua mata, satu pemandangan yang terlihat
dua telinga, satu suara yang terdengar
dua lubang hidung, satu bebauan yang tercium
ratusan receptor, satu rasa yang dikecap
ratusan receptor kulit, satu sentuhan yang dirasakan

lidah dalam lubang mulut merupakan simbol kebenaran tertinggi ada di ucapan kita,
yang digunakan hanya untuk menguraikan kebenaran dhamma.
Tubuh manusia secara sempurna dirancang untuk mempelajari semua fenomena dualitas,dan mentransformasikan menjadi nondualitas
yaitu kebenaran mutlak yang tidak berbentuk apa pun dalam simbol suara yang mengetarkan alam semesta.

Renungkanlah kelahiran sebagai manusia dengan beberapa kondisinya

Penjelasan ini didedikasikan demi pencapaian kebahagiaan sejati semua mahluk agar terbebas dari derita rasa sakit, derita kematian, dan derita kelahiran yang tidak pernah berakhir.

Sabbe Sattha Bhavantu Sukkhitattha
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Mr. Bagus on 25 January 2009, 07:11:18 AM
Jika saya mengatakan menjadi seorang vegetarian adalah usaha yg percuma, adakah vegetarian yg tersinggung?
sebaliknya jika saya mengatakan seorang yg memilih non vegetarian adalah pilihan yg keterlaluan, adakah yg non vegetarian yg tersinggung?
Mana yg lebih penting? Apa yg masuk ke mulutnya atau keluar dari mulutnya?

Akhiri saja ya, tidak usah dibahas lagi, terlalu banyak dan pasti tidak ada kesepakatan bagai utara dan selatan.

Yg saya bingung:
Jika lingkungan di vihara tersebut mayoritas adalah peternak/nelayan? kira2 apa saja yg bisa didanakan untuk menunjang kehidupan bhikku?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 25 January 2009, 11:59:01 AM
Secara vegetarian ini terdapat di Sutra Mahayana, Lankavatara Sutra dan Mahaparinirvana Sutra Mahayana. Intinya menekankan vegetarianisme.

Tetapi secara hal ini berbeda dengan Theravada, berdasarkan latar belakang terjadinya vinaya tertentu seperti larangan memakan daging yang dilihat, didengar, dan diketahui, bahkan Sang Buddha sendiri memakan daging.

Peraturan tentang makan daging ini bahkan ada di vinaya Dharmagupta, yang digunakan oleh Mahayana modern. Tetapi tentu saja peraturan ini lebih rendah posisinya dari Sila Bodhisattva.

Punya pegangan masing-masing, dan sadari bahwa ada perbedaan masing-masing aja lar.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: 7 Tails on 25 January 2009, 12:08:23 PM
kalau disimak sepertinya memang kalau kita makan daging, secara tidak langsung memang membunuh daging / makhluk hidup
soalnya daging kan memang dari makhluk hidup..
yah angap aja ditekan kammanya kalau bisa.. tambah pahala lah gitu ;D ;D ;D
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 25 January 2009, 12:15:53 PM
secara theravada mengambil jalan :

1. membunuh langsung dan memakan -> akusala
2. menyuruh bunuh dan makan -> akusala
3. beli daging (gak nyuruh bunuh) dan makan -> belum tentu akusala...

secara kenyataan, manusia hidup pasti ada pengorbanan makhluk lain... dari hama yang ada pada padi, dari ulet yang ada pada kapas, dll. inilah kenyataan, realitas bahwa hidup adalah dukkha.

memang hal ini berbeda dengan sebagian mahayana, yang menganggap makan daging adalah perbuatan akusala
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: William_phang on 25 January 2009, 12:33:03 PM
kalau disimak sepertinya memang kalau kita makan daging, secara tidak langsung memang membunuh daging / makhluk hidup
soalnya daging kan memang dari makhluk hidup..
yah angap aja ditekan kammanya kalau bisa.. tambah pahala lah gitu ;D ;D ;D

makan apapun juga secara tidak langsung terlibat membunuh makhluk hidup juga.....hehhehe.....
contohnya padi..... nah untuk tanam padi...tanah perlu dibajak..pd waktu bajak tanah berapa banyak cacing yang mati and juga serangga lainnya?....disamping itu juga biasa masih harus semprot pestisida untuk membunuh hama perusak....dan juga masih perlu membunuh tikus dengan racun biasanya... soalnya kalo tidak biasanya dalam semalam bisa 1 hektar padi habis digigit sama tikus.....dan semua pucuk padinya di putusin..... ini berdasarkan pengalaman dulu tinggal di kampung.... jadi nasi yang dimakan pun tidak terlepas dari pembunuhan untuk bisa sampai di meja kita....hehhee...

Begitu juga sayur.....kecuali kalo tanamnya didalam rumah kaca dan pake aeroponik....mgkn tidak perlu memerlukan pembajakan tanah dan juga penggunaan pestisida.....

So makan apapun sama aja mau vegi ato non-vegi....yang penting kalo ada ya makan....dan jangan pilih2......
yang terpenting adalah memanage apa yang kita perbuat lewat pikiran, perbuatan, dan perkataan....
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: 7 Tails on 25 January 2009, 12:40:04 PM
maksud aye kalau mau lebih baikkan.
misalnya cuma makan buah yg jatuh dari pohon saja :))
kaya petapah gitu ;D
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: tesla on 25 January 2009, 01:02:15 PM
^pemikiran yg lebih jauh dari vegetarianisme adalah pemikiran Mahavira menurut gw (kalau ga salah ingat namanya ya)

seorang pertapa (mungkin brahmana) hidup di zaman sebelum Buddha... bukan cuma makanan daging saja yg merugikan mahkluk lain... makanan non-daging pun begitu... begitu banyak yg dikorbankan utk itu... bukan cuma makanan non-daging yg dibeli, buah jatuh pun begitu, kita mungkin sedang bersaing dg monyet di pohon utk makanan tsb. bahkan pakaian kitapun bagaimanapun tetap berasal dari pengorbanan mahkluk hidup. jika kekerasan kita telah surut, ikutlah tapa tertinggi mahavira ini:
tapa tanpa makan, minum & pakaian. konon ia mencapai moksha dg cara begini (yg pasti dia matilah dg cara gini)...
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: tesla on 25 January 2009, 01:06:02 PM
saya pribadi lebih mengikuti pemikiran Ajahn Chah... mungkin dalam sila Buddhist pun ia ga sempurna yah, pakai panggil pembasmi serangga segalah ;)

ketika mencari kemudahan kita menciptakan kesulitan,
ketika mencari kebahagiaan kita menciptakan penderitaan


menurutnya ini delusi kita :)
menurut saya, peraturan, jalan, pengetahuan adalah alat yg seharusnya memudahkan & membahagiakan.
tapi sekarang terbukti memang memberi kesulitan & penderitaan... bagaimana yah Jalan Tengah yg diajarkan Buddha sebenarnya??
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Nevada on 25 January 2009, 01:12:52 PM
Mengkonsumsi daging dengan menyembelih hewan untuk dikonsumsi itu sangat berbeda... Harap dipahami terlebih dahulu...

Sang Buddha dan para bhikkhu bukanlah orang-orang yang mementingkan perihal makan-memakan dalam menjalani hidupnya. Sang Buddha sudah menjelaskan; lihatlah dengan bijaksana, bahwa pakaian itu fungsinya untuk menutupi aurat dan melindungi tubuh dari lingkungan dan suhu, maka kenakanlah pakaian sewajarnya (tidak berlebihan / terlalu fashionable atau mewah). Lihatlah dengan bijaksana, bahwa makanan itu fungsinya untuk memberi asupan gizi dan tenaga dalam menjalani hidup, maka makanlah dengan sewajarnya (tidak dengan landasan pemuasan nafsu atau memilih-milih). Sang Buddha dan para bhikkhu itu tidak pernah memasak atau mengolah sesuatu untuk dikonsumsinya sendiri. Jadi apapun yang dimakan dan dikonsumsinya, adalah suatu pemberian (dana) atau ketersediaan makanan itu sendiri (buah yang jatuh dari pohon). Sudah jelas rasanya, bahwa Sang Buddha dan para bhikkhu sama sekali tidak terlibat dalam kasus pembunuhan hewan. Orang yang ingin mempersembahkan daging hasil sembelihannya kepada para bhikkhu itu sudah lain cerita. Di satu sisi orang itu melakukan kebajikan (berdana pada bhikkhu), namun Sang Budda juga menekankan perbuatan buruknya yaitu membunuh makhluk hidup. Itu saja...

Kalau penganut vegetarianisme menganggap bahwa memakan daging itu lebih bersalah daripada memakan sayuran (yang notabene juga dalam prosesnya mengakibatkan petaka bagi makhluk-makhluk kecil lainya, misalnya hama), itu dikarenakan pandangannya dilihat secara generalisasi. Daging itu terlihat jelas, dihasilkan dari jasad makhluk hidup, yang disajikan melalui proses pembunuhan yang kejam. Oleh karena itu mereka menolak daging dengan alasan mencegah pembunuhan. Sedangkan sayuran meski disajikan juga melalui proses yang menyebabkan kematian hama-hama, mereka tidak melihat 'kekejaman' yang sepadan pada hewan ternak. Ini sudah merupakan kesalahan sudut pandang.

Dalam Lankavatara Sutra, memang seolah Sang Buddha menganjurkan untuk bervegetarian. Namun Beliau sendiri tidak bervegetarian. Apakah maksudnya Sang Buddha itu plin-plan dan tidak konsisten?

Dan satu lagi... Kalau benar ingin menjalani kehidupan bervegetarian dan sunggun ingin menghindari pembunuhan, seharusnya seseorang jangan lagi merebus air. Ingat, Sang Buddha saja sudah menyatakan bahwa dalam secawan air saja terhadap makhluk hidup yang tidak terhitung jumlahnya. Para ilmuwan dan Ahli Biologi juga menyetujui pernyataan Sang Buddha, bahwa di dalam air bersih saja terdapat mikroorganisme seperti bakteri, plankton maupun ganggang yang tak terhitung jumlahnya dan hidup di sana. Lantas kalau ingin mengkonsumsi air panas, mungkin haruskah kita pergi ke mata air panas di alam bebas untuk mengambilnya?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: chingik on 25 January 2009, 01:24:40 PM
Sang Buddha mengajar dgn sistem tahapan.
Pada tahun-tahun awal, tidak ada larangan tentang pola makan
Pada tahun-tahun pertengahan, pola makan mulai disinggung, dan Sang Buddha menetapkan 3 syarat. Sang Buddha tidak mau langsung melarang secara ekstrim. Jadi walaupun Daging tidak dilarang, syaratnya diberikan.
Pada tahun-tahun terakhir, Devadatta mengajukan ketetapan agar semua bhikkhu harus vegetarian. Sang Buddha tahu bahwa jika hal ini perlu dilakukan  maka sejak awal sudah dilakukan. Buddha menolak permintaan Devadatta karena Devadatta mengajukan alasan yang tidak tepat.  
Sampai masa-masa akhir, Buddha baru menjelaskan secara lebih gamblang, bahwa semua ini dilakukan secara bertahap.

Bagi yg masih ingin berpegang pada pola awal silahkan
Yang ingin berpegang pada pola pertengahan (3 syarat) silahkan
yang ingin berpegang pada pola akhir juga silahkan
Tapi esensinya harus dilakukan dengan tepat sasaran. Secara sejati, konon pola akhir adalah inti yg ingin ditekankan Sang Buddha. Mengapa? Bahkan para dewa pun tidak mau makan daging, apalagi siswa suci para ariya.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: 7 Tails on 25 January 2009, 01:25:58 PM
nyawah seekor bakteri sama delajatnya dengan seekor sapi?
kalau sayuran organik mungkin gak pake pestisidah yah...
kalau cuma makan sayur yg tidak direbus gimana? kan paling tidak mengurangi perbuatan membunuh ;D
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: tesla on 25 January 2009, 01:36:23 PM
Sampai masa-masa akhir, Buddha baru menjelaskan secara lebih gamblang, bahwa semua ini dilakukan secara bertahap.

_/\_

dari sutra tersebut, terus terang saya tidak melihat alasan Buddha... setiap aturan yg diberikan Buddha selalu ada alasan yg bertujuan utk meredam LDM, tapi di sutra ini saya tidak mampu menangkap uraiannya:

dan alasan Saya mengijinkan para biarawan tiga kondisi karena Saya berpikir bahwa mungkin mereka tidak dapat meninggalkan makan daging dengan segera, jadi Saya mengambil jalan yang tepat untuk menolong mereka. Tetapi maksud Saya yang sebenarnya adalah agar mereka meninggalkan makan daging secara keseluruhan dan memulai latihan.

di sini ada fakta pernyataan bahwa:
1. Makan daging diizinkan sebelumnya
2. Sebenarnya Buddha tidak mengizinkan makan daging
3. Alasan "penundaan" larangan tsb

tidak ada alasan mengapa larangan itu... mohon pencerahannya...

Anumodana
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Nevada on 25 January 2009, 01:42:20 PM
[at] 7 Tails
Apapun bentuk kehidupannya, apakah ada makhluk yang lebih ditoleransi untuk dibunuh?

[at] chingik
Betul... Sang Buddha sangat fleksibel dalam berperilaku, namun Beliau sangat tegas dalam konsep dan prinsip. Beliaulah orang yang paling patut dimuliakan dan diteladani.

Bahkan Sang Buddha pernah mengatakan bahwa bila di kemudian hari ada perarturan / ketentuan-Nya yang kurang selaras dengan kondisi masa, para bhikkhu boleh menanggalkan atau merevisi peraturan itu, asalkan masih dalam tataran kebaikan. Namun pada Konsili I, para bhkkhu masih memegang teguh vinaya dari Sang Buddha... ...

Jadi sudah jelas, bahwa bervegetarian tidak disalahkan Sang Buddha. Tetap teguh pada vinaya Sang Buddha juga tidak ketinggalan zaman. Umat Buddha di sekitar kawasan Asia Timur, karena satu dan kondisi lainnya, menetapkan ketentuan untuk menjalani kehidupan bervegetarian, ini adalah keputusan yang baik. Sedangkan Umat Buddha di kawasan lain yang masih bisa memegang teguh pada vinaya, masih menjalani ketentuan dari apa yang diwejangkan Sang Budda, ini adalah langkah yang baik pula.

Jadi kenapa kita semua tidak saling menghormati?
Seandainya Sang Buddha masih ada di masa ini, saya kira Beliau juga tidak mempermasalahkan hal ini. :)

Tambahan : Dewa memang tidak memakan daging. Sayuran juga tidak dimakan oleh Dewa. Dewa itu makan 'melalui' batinnya.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Umat Awam on 25 January 2009, 01:46:29 PM
^pemikiran yg lebih jauh dari vegetarianisme adalah pemikiran Mahavira menurut gw (kalau ga salah ingat namanya ya)

seorang pertapa (mungkin brahmana) hidup di zaman sebelum Buddha... bukan cuma makanan daging saja yg merugikan mahkluk lain... makanan non-daging pun begitu... begitu banyak yg dikorbankan utk itu... bukan cuma makanan non-daging yg dibeli, buah jatuh pun begitu, kita mungkin sedang bersaing dg monyet di pohon utk makanan tsb. bahkan pakaian kitapun bagaimanapun tetap berasal dari pengorbanan mahkluk hidup. jika kekerasan kita telah surut, ikutlah tapa tertinggi mahavira ini:
tapa tanpa makan, minum & pakaian. konon ia mencapai moksha dg cara begini (yg pasti dia matilah dg cara gini)... <-- SALAH SATU BENTUK EXTREME YANG TIDAK DIANJURKAN OLEH BUDDHA GOTAMA ;D

_/\_
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Indra on 25 January 2009, 09:23:07 PM
^pemikiran yg lebih jauh dari vegetarianisme adalah pemikiran Mahavira menurut gw (kalau ga salah ingat namanya ya)

seorang pertapa (mungkin brahmana) hidup di zaman sebelum Buddha... bukan cuma makanan daging saja yg merugikan mahkluk lain... makanan non-daging pun begitu... begitu banyak yg dikorbankan utk itu... bukan cuma makanan non-daging yg dibeli, buah jatuh pun begitu, kita mungkin sedang bersaing dg monyet di pohon utk makanan tsb. bahkan pakaian kitapun bagaimanapun tetap berasal dari pengorbanan mahkluk hidup. jika kekerasan kita telah surut, ikutlah tapa tertinggi mahavira ini:
tapa tanpa makan, minum & pakaian. konon ia mencapai moksha dg cara begini (yg pasti dia matilah dg cara gini)...

Mahavira? Pendiri Jain? ini kan Nigantha?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: tesla on 25 January 2009, 11:37:05 PM
lupa namanya bos... Nigantha ya? kalau tidak salah sih Mahavira... pendiri jain yah?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Jerry on 26 January 2009, 08:43:19 AM
Nigantha Nataputta adl sebutan buat dia dalam literatur buddhism. (Apa arti dr Nigantha ya?) Kalo di luaran dan di Jaina sendiri dikenal dgn Mahavira. Tirthankara ke-25 dan ada 24 Tirthankara (sejenis Samma Sambuddha) sbelum dia. Mirip ama mitologi dalam Buddhism ya? Dan dia jg berasal dr kasta Khattiya(Kshatriya). Plus bbrp ciri2 (gak jelas 32 atau tidak) dari Manusia Agung pd dirinya sperti Sang Buddha :-?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: chingik on 26 January 2009, 09:23:32 PM
[at] 7 Tails
Apapun bentuk kehidupannya, apakah ada makhluk yang lebih ditoleransi untuk dibunuh?

[at] chingik
Betul... Sang Buddha sangat fleksibel dalam berperilaku, namun Beliau sangat tegas dalam konsep dan prinsip. Beliaulah orang yang paling patut dimuliakan dan diteladani.

Bahkan Sang Buddha pernah mengatakan bahwa bila di kemudian hari ada perarturan / ketentuan-Nya yang kurang selaras dengan kondisi masa, para bhikkhu boleh menanggalkan atau merevisi peraturan itu, asalkan masih dalam tataran kebaikan. Namun pada Konsili I, para bhkkhu masih memegang teguh vinaya dari Sang Buddha... ...

Jadi sudah jelas, bahwa bervegetarian tidak disalahkan Sang Buddha. Tetap teguh pada vinaya Sang Buddha juga tidak ketinggalan zaman. Umat Buddha di sekitar kawasan Asia Timur, karena satu dan kondisi lainnya, menetapkan ketentuan untuk menjalani kehidupan bervegetarian, ini adalah keputusan yang baik. Sedangkan Umat Buddha di kawasan lain yang masih bisa memegang teguh pada vinaya, masih menjalani ketentuan dari apa yang diwejangkan Sang Budda, ini adalah langkah yang baik pula.

Jadi kenapa kita semua tidak saling menghormati?
Seandainya Sang Buddha masih ada di masa ini, saya kira Beliau juga tidak mempermasalahkan hal ini. :)

Tambahan : Dewa memang tidak memakan daging. Sayuran juga tidak dimakan oleh Dewa. Dewa itu makan 'melalui' batinnya.

Tanggapan yg sangat menyejukkan. Bro telah mengambil jalan tengahnya ya. heeh..he
Terima kasih telah memberi masukan yg berharga.
oya, mengenai dewa makan melalui batin, manusia walaupun mengecap melalui lidah, namun yg dirasakan adalah batinnya juga. SEbenarnya hal ini sama.  _/\_
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Kelana on 27 January 2009, 06:36:21 AM
Aduh...aduh...
Sudah disampaikan bahwa Lankavatara Sutra itu ada 2. Dalam versi 'asli' nya TIDAK ADA yang mengenai vegetarian sama sekali. Kok malah masih ada yang menggunakannya sebagai alasan pembenaran. Jika masih ragu versi mana yang benar, maka sutra ini juga tetap tidak bisa digunakan sebagai pembenaran atau bukti. Bagiamna mungkin sesuatu yang masih diragukan digunakan sebagai bukti?
aya-aya wae....
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Kelana on 27 January 2009, 06:56:14 AM
Silahkan dibaca bagi yang belum membaca Lankavatara Sutra
http://www.darkzen.com/downloads/The%20Lankavatara%20Sutra.pdf
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Kelana on 27 January 2009, 07:05:58 AM
Dan berikut versi panjang dengan komentarnya
http://lirs.ru/do/lanka_eng/lanka-nondiacritical.htm

catatan: banyak dari kita yang sering membaca artikel dan langsung mempercayai artikel tersebut sebagai sesuatu yang benar dan langsung meng-copy-paste kemana-mana tanpa kita menganalisa dan mencek ulang sumber-sumber yang disuguhkan di dalam artikel tersebut.


Jika ada yang punya Lankavatara versi yang lainnya lagi, silahkan diajukan.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: chingik on 27 January 2009, 09:31:56 AM
Aduh...aduh...
Sudah disampaikan bahwa Lankavatara Sutra itu ada 2. Dalam versi 'asli' nya TIDAK ADA yang mengenai vegetarian sama sekali. Kok malah masih ada yang menggunakannya sebagai alasan pembenaran. Jika masih ragu versi mana yang benar, maka sutra ini juga tetap tidak bisa digunakan sebagai pembenaran atau bukti. Bagiamna mungkin sesuatu yang masih diragukan digunakan sebagai bukti?
aya-aya wae....

Yang ada vege mengapa disebut bukan versi asli dan yg tidak ada mengapa disebut versi asli?
Mohon penjelasannya. Ini sekedar penafsiran juga atau sudah crosscheck langsung dgn Sang Buddha?  ;D _/\_
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Kelana on 27 January 2009, 12:50:45 PM

Yang ada vege mengapa disebut bukan versi asli dan yg tidak ada mengapa disebut versi asli?
Mohon penjelasannya. Ini sekedar penafsiran juga atau sudah crosscheck langsung dgn Sang Buddha?  ;D _/\_

Why not? Apakah yang ada vege juga bisa disebut versi “asli” (harus pakai tanda kutip), apakah sudah crosscheck langsung dengan Sang Buddha ? Jika belum mengapa dijadikan acuan dan diusung-usung ? ;D

Terlalu jauh jika untuk melihat hal seperti ini saja perlu crosscheck langsung dengan Sang Buddha. Tapi kita bisa melihat pola (bukan tafsiran) dalam kotbah-kotbah Sang Buddha. Untuk melihat pola ini kita perlu membuka beberapa kotbah Buddha dari beragam jenis termasuk Agama Sutra.

Siapapun orang menyampaikan kotbah, umumnya hal yang penting akan di sampaikan di pertengahan kotbah. Jika kotbah tersebut khusus membahas satu masalah maka dari awal sampai akhir memiliki kaitannya. Dan Sang Buddha dalam kotbah-Nya biasanya menyampaikan hal secara bertingkat, dan lebih banyak mementingkan membahas “Sang Jalan” dibanding dengan “Akhir Tujuan”. Jika vegetarian sebagai suatu jalan yang begitu penting mengapa dalam versi panjang ia berada di bagian akhir sutra? Berbeda dengan versi yang pendek, dimana pembahasan akhirnya adalah Nirvana.

Kemudian dalam Bab Vege tersebut tertulis: “Meat-eating is rejected by me in such sutras as the Hastikakshya, the Mahamegha, the Nirvana, the Anglimalika, and the Lankavatara.”

Ini seperti seseorang yang berusaha memperkuat argumennya dengan menyebutkan literatur-literatur rujukan lengkap dengan namanya. Ini tidak wajar. Bahkan lebih aneh dengan adanya Lankavatara sebagai rujukan untuk memperkuat Lankavatara sendiri (???) Dengan kata lain penggubah sutra tersebut ingin mengatakan Lankavatara (khususnya Bab Vege) adalah sutra yang benar dan bukti kebenarannya adalah isi Lankavatara itu sendiri (???  ??? ?)

Selebihnya ada baiknya kita melihat komentar-komentar seperti DT Suzuki mengenai hal ini, karena Beliau tentu lebih ahli dalam sutra dan sejarahnya. Link Lankavatara Sutra sudah saya berikan, jadi silahkan di teliti lagi.

Seperti yang telah saya sampaikan, jika masih ragu versi mana yang benar, maka sutra ini juga tetap tidak bisa digunakan sebagai pembenaran atau bukti. Bagaimana mungkin sesuatu yang masih diragukan digunakan sebagai penegasan? Jadi gunakan saja sutra yang lainnya.

Dan btw bukankah ini tugas Mahayanis untuk menyelidiki sutra mana yang benar? ;D

Itu saja yang bisa saya komentari.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Silly Servant on 27 January 2009, 01:04:38 PM
“Di masa depan, akan ada orang-orang yang secara salah menjelaskan arti sila pantangan dan disiplin. Mereka mengganggu dan menghancurkan Dharma yang benar, bahkan memfitnah ajaran Buddha. Orang-orang ini akan berkata, “Buddha mengijinkan kita makan daging. Beliau sendiri juga makan daging.”

Mungkin "menjelek2kan agama tertentu seperti Yi Guan Dao" juga termasuk?

Sy baru join... Tp kaget, ternyata di sini banyak posting yg menjelek2an ajaran lain walaupun tidak ada bukti kalo ajaran itu mengajari hal2 yg sesat

Sorry deh kalo salah n out of subject

Tp sy sendiri jg vegetarian kl emank mau disambungkan sama topik ini hehehehe

N sy bervegetarian karena tidak ingin membunuh

"No one should suffer just because you are hungry"

Ngerti ngga? Ato mau complain? Yah terserah deh

Paling at least y jgn membunuh lor pd hari2 besar spti Cap Go ato Che It
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Silly Servant on 27 January 2009, 01:07:31 PM
Wah kelihatannya teman2 repot juga, cuma mau ber-vegetarian kok sampe hrs research begitu? Toh bukan disuruh mencoba obat baru

Cukup dengan hati nurani tidak ingin melukai sesama mahluk hidup

Tidakkah itu cukup??
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: N1AR on 27 January 2009, 01:12:14 PM
sudah makan rumput aja.. aman kok ;D
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: William_phang on 27 January 2009, 01:54:51 PM
Wah kelihatannya teman2 repot juga, cuma mau ber-vegetarian kok sampe hrs research begitu? Toh bukan disuruh mencoba obat baru

Cukup dengan hati nurani tidak ingin melukai sesama mahluk hidup

Tidakkah itu cukup??

Makanan yang dikategorikan vegi ato non-vegi....semuanya tidak terbebas dari yang namanya pembunuhan terhadap makhluk hidup....hehhe... pernahkah anda melihat hal ini?????.....

Mau vegi ya silahkan dan tidak mau vegi ya silahkan..... yang penting adalah apa yang anda lakukan lewat pikiran, perbuatan, dan perkataan....
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: samudera_atlantik on 27 January 2009, 02:11:30 PM
Hi, salam kenal. Ikutan nimbrung ye
Saya tidak bervege tetapi ortu bervege. Terdapat selisih pendapat antara kami untuk kemukan bervege atau tidak bervege. Saya berpikir orang bervege sekarang sedang trend2 nya karena disupport oleh aliran agama masing-masing. Saya kira bervege atau tidak bervege tentu saja niat dari seseorang. Saya sering menanyakan kepada orang bervege termasuk ortu saya. Kenapa bervege? Ce it cap go ok lah tidak bermakan2an berdaging tetapi mengapa berfanatik tentang hal itu? Sehingga seolah saya melihat bahwa orang bervege hanya manis diluar. Yang terpenting adalah bukan yang masuk kedalam tetapi bagaimana pikiran kita memprosesnya dan mengeluarkannya. Kebanyakkan saya melihat tempat teman saya yang bervege. Dia sudah bervege sejak kecil tetapi masih memegang raket nyamuk setiap hari dan tidak tahan oleh godaan-godaan nyamuk. Diluar sana, juga pernah saya mendengar bahwa pertobatan untuk bervege akan mengangkat kita mencapai nibanna. Benarkah hal tersebut? Tentu hal ini tidak dapat dijangkau oleh umat awan seperti saya ini. Mungkin juga tidak ada jawabannya. Mungkin juga hanya tahayul.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: N1AR on 27 January 2009, 02:14:13 PM
semua dimulai dari pikiran , kalau vege dan tidak membunuh nyamuk, bukankah sudah :jempol:
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Nevada on 27 January 2009, 02:15:06 PM
Memilih untuk hidup bervegetarian atau tidak adalah pilihan masing-masing...

Melekat pada vegetarianisme atau melekat pada non-vegetarianisme adalah ekstrim. Dan tidak ada jalan ekstrim yang bisa mengantarkan kita ke Nibbana.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: William_phang on 27 January 2009, 02:35:16 PM
Hi, salam kenal. Ikutan nimbrung ye
Saya tidak bervege tetapi ortu bervege. Terdapat selisih pendapat antara kami untuk kemukan bervege atau tidak bervege. Saya berpikir orang bervege sekarang sedang trend2 nya karena disupport oleh aliran agama masing-masing. Saya kira bervege atau tidak bervege tentu saja niat dari seseorang. Saya sering menanyakan kepada orang bervege termasuk ortu saya. Kenapa bervege? Ce it cap go ok lah tidak bermakan2an berdaging tetapi mengapa berfanatik tentang hal itu? Sehingga seolah saya melihat bahwa orang bervege hanya manis diluar. Yang terpenting adalah bukan yang masuk kedalam tetapi bagaimana pikiran kita memprosesnya dan mengeluarkannya. Kebanyakkan saya melihat tempat teman saya yang bervege. Dia sudah bervege sejak kecil tetapi masih memegang raket nyamuk setiap hari dan tidak tahan oleh godaan-godaan nyamuk. Diluar sana, juga pernah saya mendengar bahwa pertobatan untuk bervege akan mengangkat kita mencapai nibanna. Benarkah hal tersebut? Tentu hal ini tidak dapat dijangkau oleh umat awan seperti saya ini. Mungkin juga tidak ada jawabannya. Mungkin juga hanya tahayul.

Makanan tidak membebaskan....hehehe.... kalo cuma vege bisa membuat makhluk merelisasikan nibbana tentu hewan kayak sapi akan merealisasikan nibbana karena makan rumput terus.... kecuali sapi ternak di negara maju biasanya sapi makan sapi..heheh
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: samudera_atlantik on 27 January 2009, 02:38:42 PM
Karena kita adalah seorang manusia dan manusia mempunyai hak untuk mencapai nibanna. Mungkin itu yang akan menjadi jawabannya.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: William_phang on 27 January 2009, 02:40:33 PM
Karena kita adalah seorang manusia dan manusia mempunyai hak untuk mencapai nibanna. Mungkin itu yang akan menjadi jawabannya.

saya rasa semua makhluk punya hak yang sama bro...hehehe...bukan cuma milik manusia saja.....
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: N1AR on 27 January 2009, 02:45:34 PM
apa ada sapi yg mencapai arahat? :(
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: nyanadhana on 27 January 2009, 02:49:30 PM
apa ada sapi yg mencapai arahat? :(

jika sapinya "tahu" dan mengerti akan kebenaran maka ia bisa menjadi Arahat pertanyaannya adalah apakah kamma tersebut mendukung sapi yang terlahir dalam keadaan moha?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: N1AR on 27 January 2009, 02:58:38 PM
biasanya kalau sapi mau dipotong dia akan menangis.. apa sapi tidak punyah perasaan
seharusnya kalau ada kamma maka seharusnya ada dhamma kali yah
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: chingik on 27 January 2009, 03:00:31 PM

Yang ada vege mengapa disebut bukan versi asli dan yg tidak ada mengapa disebut versi asli?
Mohon penjelasannya. Ini sekedar penafsiran juga atau sudah crosscheck langsung dgn Sang Buddha?  ;D _/\_

Why not? Apakah yang ada vege juga bisa disebut versi “asli” (harus pakai tanda kutip), apakah sudah crosscheck langsung dengan Sang Buddha ? Jika belum mengapa dijadikan acuan dan diusung-usung ? ;D

Terlalu jauh jika untuk melihat hal seperti ini saja perlu crosscheck langsung dengan Sang Buddha. Tapi kita bisa melihat pola (bukan tafsiran) dalam kotbah-kotbah Sang Buddha. Untuk melihat pola ini kita perlu membuka beberapa kotbah Buddha dari beragam jenis termasuk Agama Sutra.

Siapapun orang menyampaikan kotbah, umumnya hal yang penting akan di sampaikan di pertengahan kotbah. Jika kotbah tersebut khusus membahas satu masalah maka dari awal sampai akhir memiliki kaitannya. Dan Sang Buddha dalam kotbah-Nya biasanya menyampaikan hal secara bertingkat, dan lebih banyak mementingkan membahas “Sang Jalan” dibanding dengan “Akhir Tujuan”. Jika vegetarian sebagai suatu jalan yang begitu penting mengapa dalam versi panjang ia berada di bagian akhir sutra? Berbeda dengan versi yang pendek, dimana pembahasan akhirnya adalah Nirvana.

Kemudian dalam Bab Vege tersebut tertulis: “Meat-eating is rejected by me in such sutras as the Hastikakshya, the Mahamegha, the Nirvana, the Anglimalika, and the Lankavatara.”

Ini seperti seseorang yang berusaha memperkuat argumennya dengan menyebutkan literatur-literatur rujukan lengkap dengan namanya. Ini tidak wajar. Bahkan lebih aneh dengan adanya Lankavatara sebagai rujukan untuk memperkuat Lankavatara sendiri (???) Dengan kata lain penggubah sutra tersebut ingin mengatakan Lankavatara (khususnya Bab Vege) adalah sutra yang benar dan bukti kebenarannya adalah isi Lankavatara itu sendiri (???  ??? ?)

Selebihnya ada baiknya kita melihat komentar-komentar seperti DT Suzuki mengenai hal ini, karena Beliau tentu lebih ahli dalam sutra dan sejarahnya. Link Lankavatara Sutra sudah saya berikan, jadi silahkan di teliti lagi.

Seperti yang telah saya sampaikan, jika masih ragu versi mana yang benar, maka sutra ini juga tetap tidak bisa digunakan sebagai pembenaran atau bukti. Bagaimana mungkin sesuatu yang masih diragukan digunakan sebagai penegasan? Jadi gunakan saja sutra yang lainnya.

Dan btw bukankah ini tugas Mahayanis untuk menyelidiki sutra mana yang benar? ;D

Itu saja yang bisa saya komentari.

hmm...sekilas sepertinya ada benarnya juga. Tapi isu vegetarian bukan cuma ditemukan dalam Lankavatara sutra dan literatur2 rujukan itu. Sebutan rujukan literatur dalam sutra mahayana, bukan cuma ada di Lankavatara. Sutra2 lain juga ada seperti itu. Hal ini tidak dapat menjadi pijakan utk mengatakan Sutra tersebut tidak wajar. Sebab dalam Sutra Mahayana, banyak Sutra yang di akhir wejangan, Ananda bertanya nama apa yg diberikan utk kotbah ini, maka sang buddha mengatakan kotbah ini disebut XXX. Berdasarkan inilah maka wajar bila Buddha pada kesempatan lain menyebutkan referensi yg pernah dikotbahkannya. Ingat ini tidak terjadi hanya pada Lankavatara, kemudian pada Sutra lain terdapat pola seperti ini juga yg sebenarnya tidak dilakukan oleh satu penerjemah.
Kemudian mengenai isu Vege dalam Lankavatara, seperti yg bro jelaskan bahwa kita perlu mencermati tujuan pembabaran sutra secara keseluruhan, memang betul. Tapi ada satu hal yg tidak boleh tidak diabaikan bahwa Lankavatara tertuju pada makhluk raksasa yg notabene sangat buas bila mencium darah daging. Ini satu kondisi dan kesempatan utk membimbing makhluk2 tersebut. Hal-hal seperti ini jauh lebih layak dipertimbangkan keabsahannya dibandingkan dgn ada upaya utk mengarang2 oleh para praktisi yg notabene juga sangat respek pada keotentikan Sutra itu sendiri. Kemudian Lankavatara disebutkan tidak semata-mata hanya terdapat 4 jilid, 10 jilid. Yang "asli" jauh lebih banyak seperti kisah ttg Avatamsaka Sutra. Semua ini masih perlu dilakukan kajian scr komprehensif. Dr Suzuki juga berpijak pada penafsiran dia yg tentu banyak berseberangan dgn kajian2 praktisi lain. Jadi blm tentu kajian dia lebih baik dari yg lain.  

Isu Vegetarian tersebar pada lebih dari 30 Sutra Mahayana. INi juga merupakan pola yg kita jadikan rujukan bahwa Lankavatara tidaklah aneh bila terdapat kotbah ttg makan daging.
 

Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Nevada on 27 January 2009, 03:01:16 PM
Sapi tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan batinnya sampai pada tataran Pencerahan.


Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: nyanadhana on 27 January 2009, 03:06:38 PM
biasanya kalau sapi mau dipotong dia akan menangis.. apa sapi tidak punyah perasaan
seharusnya kalau ada kamma maka seharusnya ada dhamma kali yah

ini pembicaraan dualitas. Kamma vs.Dhamma dan Nibbana vs. Samsara. dalam Buddhisme ,pandangan tersebut diselesaikan dengan mengenal Jalan Tengah dengan bijaksana. soal sapi punya perasaan ketika akan dipotong bisa terjadi spekulasi pikiran
1. sapi2nya benar2 menangis
2. pikiran manusia berpikir sapinya menangis
3. sapi memang setiap saat mengeluarkan air mata dikarenakan cara kerja mata mereka tidak otomatis seperti manusia yang ssekali kedip matanya bisa membersihkan dengan air mata.
so apapun pilihan anda, coba lihat ke dalam batin kita sendiri lagi,kadang kala menyelamatkan sendiri lebih baik daripada belum "tahu"mencoba menyelamatkan orang, ibarat mau tolong orang kecebur tapi blm mahir berenang,akhirnya mati dua2nya.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: nyanadhana on 27 January 2009, 03:08:45 PM
Sapi tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan batinnya sampai pada tataran Pencerahan.




ditambah dengan kamma yang menghalangi dia dari keingintahuan akan Dhamma.  itulah dikatakan kenapa menjadi manusia lebih baik daripada makhluk2 diatas dan dibawah, karena itu jangan lewatkan kesempatan ini.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: N1AR on 27 January 2009, 03:21:17 PM
yup betul,
dalam mahayana dewa kwan kong, bukan kah dia mencapai bodhisatva setelah kematiannya..
bearti maksudnya bukan cuma didunia dan surga bisa mencapai pencerahan yah
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: J.W on 27 January 2009, 04:10:40 PM
“Di masa depan, akan ada orang-orang yang secara salah menjelaskan arti sila pantangan dan disiplin. Mereka mengganggu dan menghancurkan Dharma yang benar, bahkan memfitnah ajaran Buddha. Orang-orang ini akan berkata, “Buddha mengijinkan kita makan daging. Beliau sendiri juga makan daging.”

(elsol mode on)

“Di masa depan, akan ada orang-orang yang secara salah menjelaskan arti sila pantangan dan disiplin. Mereka mengganggu dan menghancurkan Dharma yang benar, bahkan memfitnah ajaran Buddha. Orang-orang ini akan berkata, “Masa pancaran merah telah berlalu. Sekarang adalah masa pancaran putih. Masa kedudukan buddha maitreya. Ajaran buddha sakyamuni telah usang.., telah kuno, telah expired.”


Mungkin "menjelek2kan agama tertentu seperti Yi Guan Dao" juga termasuk?
Bukan !!! Tp yi guan dao yg menjebak dirinya di dalam 'kejelekan' yak... Menyebarkan ajaran dan pernyataan sesat yak..!

Sy baru join... Tp kaget, ternyata di sini banyak posting yg menjelek2an ajaran lain walaupun tidak ada bukti kalo ajaran itu mengajari hal2 yg sesat
Loe pasti anggota sesat maitreya yak !
Buktinya banyak kalo loe mau buka mata n gak buta dalam ketololan yak!
Kalau laomu loe gk bilang ajaran sakyamuni udah expired, udah kuno, udah berakhir dan sakyamuni telah menggundurkan diri, pasti hari ini gak ada yang bilang maitreya loe sesat !

Sorry deh kalo salah n out of subject

Tp sy sendiri jg vegetarian kl emank mau disambungkan sama topik ini hehehehe
Maen layangan yak ? pake sambung-sambung ?

N sy bervegetarian karena tidak ingin membunuh
Baju, celana, kolor, singlet, kaus kaki, sepatu loe juga dari hasil membunuh secara tidak langsung!! Buka tuh semua !
Awas loe makan nasi n sayuran.
Makan tuh sana rumput-rumput.

"No one should suffer just because you are hungry"

Ngerti ngga? Ato mau complain? Yah terserah deh
Loe yg gak ngerti-ngerti !

Paling at least y jgn membunuh lor pd hari2 besar spti Cap Go ato Che It
Emangnya mau melatih diri harus melihat-lihat tanggal dan jam yak ?!
Laomu loe yg ngajar yak ?!

(elsol mode off)



Ahhh..jd kangen neh ama elsol  :(
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: tesla on 27 January 2009, 04:13:00 PM
Tp sy sendiri jg vegetarian kl emank mau disambungkan sama topik ini hehehehe
N sy bervegetarian karena tidak ingin membunuh
"No one should suffer just because you are hungry"
Ngerti ngga? Ato mau complain? Yah terserah deh

ada yg merasa tentram kalau ber-"vege"
ada yg berpikir kalau ber-"vege" ternyata jg membunuh, shg tidak jadi vege

begitulah perbedaan...
selagi memaksakan pemikiran kita ke orang lain yg beda
disitulah debat, hinaan, tuduhan sesat keluar

jadi siapapun yg ingin ber-vege, silahkan
yg tidak vege, silahkan jg
bukankah begini pesan Buddha?

_/\_

(saya sendiri ga vege)
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: tesla on 27 January 2009, 04:21:28 PM
...
Tapi ada satu hal yg tidak boleh tidak diabaikan bahwa Lankavatara tertuju pada makhluk raksasa yg notabene sangat buas bila mencium darah daging. Ini satu kondisi dan kesempatan utk membimbing makhluk2 tersebut.
...
Isu Vegetarian tersebar pada lebih dari 30 Sutra Mahayana. INi juga merupakan pola yg kita jadikan rujukan bahwa Lankavatara tidaklah aneh bila terdapat kotbah ttg makan daging.

_/\_

alasan Buddha melarang makan daging apa?
adakah dijelaskan di dalam sutra?
(mis: dalam tradisi Theravada, jelas 10 daging yg dilarang tidak ada hubungannya dg jalan Pencerahan, namun lebih ke arah norma, higienis & keselamatan dari ancaman binatang buas)
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: nyanadhana on 27 January 2009, 04:45:52 PM
yup betul,
dalam mahayana dewa kwan kong, bukan kah dia mencapai bodhisatva setelah kematiannya..
bearti maksudnya bukan cuma didunia dan surga bisa mencapai pencerahan yah

cerita dalam chinese buddhism mesti ditelaah kebenarannya karena kebanyakan adalah folk tales yang dijadikan bagian buddhism. pernyataan kuan kong adalah bodhisatva juga sangat aneh,bodhisatva tingkat ke berapa? karena bodhisatva itu adalah makhluk yang menempuh jalur pencerahan sedangkan yang mencerahkan dia siapa?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: samudera_atlantik on 27 January 2009, 04:53:42 PM
Apakah memerlukan siapa yang mencerahkan atau tunggu dicerahkan untuk mencapai tingkat kesucian?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: K.K. on 27 January 2009, 05:06:56 PM
Topik beginian masih dibahas juga yah?

Buat yang menentang konsumsi daging, saya mau tanya, yang tidak boleh itu 1. pembunuhan hewan atau 2. makan daging hewan?


Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: nyanadhana on 27 January 2009, 05:10:02 PM
Apakah memerlukan siapa yang mencerahkan atau tunggu dicerahkan untuk mencapai tingkat kesucian?

dirimu adalah pelindung bagi dirimu sendiri.
jawabannya yah tergantung pada diri kamu sendiri,bisa saja kamu tercerahkan sendiri atau membutuhkan seorang guru.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: tesla on 27 January 2009, 05:11:24 PM
Apakah memerlukan siapa yang mencerahkan atau tunggu dicerahkan untuk mencapai tingkat kesucian?

TIDAK


Diri sendiri sesungguhnya adalah pelindung bagi diri sendiri.
Karena siapa pula yang dapat menjadi pelindung bagi dirinya?
Setelah dapat mengendalikan dirinya sendiri dengan baik,
ia akan memperoleh perlindungan yang sungguh amat sukar dicari.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: chingik on 27 January 2009, 05:31:54 PM
Topik beginian masih dibahas juga yah?

Buat yang menentang konsumsi daging, saya mau tanya, yang tidak boleh itu 1. pembunuhan hewan atau 2. makan daging hewan?



jaah...ini bukan soal nentang menentang bro......., cuma diskusi. Yg namanya diskusi ya ada pihak yg pro dan kontra. So, jgn sewot gitu donk... ;D

Ok. kita lanjutkan yoo hahaha

Menurut Theravada, yang tidak boleh adalah pembunuhan hewan dan makan daging dgn prasyarat dulu. Jangan asal makan aja lu! ada syarat juga, you pikir bebas makan? ga tuh...hehe... 

Yang tidak boleh menurut Mahayana, ya dua2nya. Simpel kan? :))

Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: live in the forest on 27 January 2009, 11:24:55 PM
Saya berusaha untuk tetap netral pada diskusi ini, saya mohon, walaupun sulit berusahalah membacalah dengan sikap netral pula hingga selesai. Karena saya sungguh tidak mempermasalahkan teman dalam dharma seseorang vegetarian atau pemakan daging.
saya berusaha untuk mengingatkan tujuan besar kita dalam hidup sebagai manusia.

Ingin saya bagikan kisah di kala masih kecil mungkin ketika SD kelas 2-3, Saya Buddhis dan pada saat itu tidak pernah pergi ke Vihara. Suatu ketika papa membawa pulang sepasang bebek. Jantan dan Betina. Dari awal saya melihat, sepasang bebek ini bukan bebek biasa. Bulunya sangat bagus, berwarna-warni. Tidak seperti biasa saya melihat ayam kampung dengan bulu berwarna hitam, coklat, atau kuning kecoklatan. Bulu sepasang bebek ini sangat bagus terutama yang betina, dengan ukuran tubuh lebih besar dengan bulu sangat indah.

Supaya tidak lepas, kaki mereka diikat pada tangga rumah yang terbuat dari kayu. Mereka selalu diikat dalam kamar mandi.
Biasanya, ketika beli ayam dalam satu atau dua hari sudah di potong, namun lebih dari waktu dua hari, sekitar 2 minggu (saya lupa persis), sepasang bebek tersebut belum dipotong. Suatu ketika saya bertanya kepada orang tua saya, Ma bebeknya itu mau diapakan? Tidak dipotong?

Selang beberapa hari, saya melihat mama sedang memotong bebek yang jantan. Proses pemotongannya lancar seperti ayam-ayam lain. Di awali dengan mengikat kedua kaki, menjepit kedua sayap, dengan menginjakan kaki di atasnya. Kemudian mencabut bulu-bulu halus di bawah leher, setelah bersih menyayatkan pisau di kulit leher bebek tersebut. Pada sayatan pertama darah merah mengalir sedikit, pada sayatan kedua, darah mengalir kencang sekali, seperti aliran air pada selang yang ditekan. Muncrat ke mana-mana ke lantai, drum dan baskom. Mama mengambil mangkuk untuk menampungnya. Pada saat itu tubuh bebek bergetar hebat, berusaha melepaskan diri, terdengar suara-suara raungan dan jelas terdengar cukup keras hingga ke kamar mandi, tempat bebek betina berada.

Setelah itu, entah sudah mati atau lemas saya tidak tahu, tubuhnya di rendam dalam air panas yang baru mendidih untuk dapat dicabut bulunya. Setelah itu tubuh dibelah dan dikeluarkan jeroannya. Dan seperti biasa, setelah dimasak dan diolah kami memakannya seperti ayam-ayam lain yang pernah dipotong.

Suatu ketika saya sedang duduk di kamar mandi. Dalam kesunyian, saya memperhatikan bebek betina, saya lihat satu sisi matanya, dengan seksama kulihat atas setetes air di bawah lingkaran matanya. Saya melihat, apakah mata itu sedang menatap saya atau tidak. saya mendekatkan kepala saya untuk melihat lebih jelas. Bebek itu menghindar, dan air itu jatuh. Di pikiran saya pada saat itu, mungkin air yang terciprat, namun di sisi lain mengatakan bahwa mungkin bebek betina itu menangis karena pacarnya telah mati dipotong.  Dan dalam bahasa emosional, saya mengatakan pada mama bahwa : Ma! Bebek nya nangis tadi, di kamar mandi! Mama saya menjawab dengan sedikit tertegun: “Masa?”

Setelah beberapa hari, saya lupa persisnya, akhirnya tiba giliran bebek betina yang akan dipotong. Ketika kedua sayap telah diinjak, bulu bulu di lehernya dicabuti. Setelah itu disayatlah lehernya. Saya tidak ingat persis, apakah pada saat itu kaki bebek telah diikat atau tidak, namun yang pasti prosesnya lebih sulit dari pemotongan ayam, mungkin karena ukurannya yang lebih besar dari ayam dan bebek jantan sebelumnya. Ketika darah telah mengucur dengan kencang, rontaan bebek itu semakin hebat, dan semakin sulit dikendalikan. Mama menyayat leher tersebut lebih dalam, membuat luka nadi yang lebih besar, darah yang mengucur semakin banyak.

Pada saat itu, darah telah sedikit yang mengalir, namun tubuh bebek betina tersebut tetap bergejolak hebat, ingin lepas. Pada saat biasanya, ayam telah lemas atau mati sehingga dimasukan dalam air panas, namun bebek ini masih bergerak dengan hebat, sehingga mama minta tolong untuk mengambilkan baskom besar untuk mengurungnya. Baskom tidak cukup dapat menahannya. Akhirnya bebek betina tersebut lepas dari tangan kami, dan berjalan dengan tegak, dalam dapur yang tertutup.

Kebetulan sekali seorang tetangga, teman mama datang masuk ke dapur dan terlihat ekspresi wajahnya melihat apa yang sedang terjadi. Tertegun dengan sedikit terbelalak
Dan kami minta tolong agar bebek tersebut jangan sampai keluar dari dapur.
Saya tidak ingat persis, bagaimana bebek tersebut akhirnya bisa ditanggulangi. Yang saya ingat, ketika sudah jadi dalam bentuk makanan, dagingnya sangat keras. Tidak bisa dinikmati. Sehingga mama menyimpulkan jangan beli daging bebek lagi.

Kadang-kadang saya kasihan saya mama, jarang ke vihara, sering memotong unggas dan menyediakannya untuk kami, di sisi lain saya berkata dalam hati, bahwa saya tidak mau melakukan itu semua. Saya hanya menilai, mama adalah orang yang baik dan sangat berarti dalam hidupku. Dalam banyak hal telah berkorban besar untuk anak-anaknya.

Pada suatu ketika, saya membaca sutra bakti seorang anak. Memang merupakan sutra mahayana yang mungkin tidak tahu asli atau tidak. namun saya merasa terpukul sekali membacanya. Saya sadar betul bukan sebagai seorang berbakti selama ini, tidak pernah memikirkan keadaan orang tua yang selalu berusaha yang terbaik buat anaknya.
Saya ingat, setelah membacanya, saya berubah menjadi suka melamun selama dua minggu. Semenjak saat itu, di kala ada kesempatan saya mencoba menanyakan apakah Beliau sudah makan atau belum, dan mencoba memasakkan mie instan untuknya.

Seiring dengan berjalannya waktu, saya mendapat suatu pemahaman dari suatu sutra, entah asli atau tidak. pemahaman yang saya peroleh adalah karena tumimbal lahir yang tidak berujung pangkal telah membuat kondisi bahwa setiap mahluk tak terkecuali ternyata pernah menjadi Ibu kita. ibu yang melahirkan ketika kita masih berwujud binatang, setan, dewa, hewan tingkat rendah, dalam wujud kelahiran apapun. Saya melihat Saudara kandung kita, sahabat, teman, kenalan, guru, semua orang yang pernah ditemui dijalan pernah menjadi ibu saya, termasuk hewan, kupu-kupu, kucing, anjing, cacing, nyamuk, kutu, dan binatang lainnya.

Sulit rasanya mempercayai ini semua. kemudian saya mendapat pemahaman, “tapi yang terpenting adalah ibu pada saat ini, karena dia yang telah memberikan kebaikan pada kehidupan sekarang”.

Kemudian saya mendapat pemahaman bahwa “kebaikan ibu di tahun lalu adalah tetap kebaikan seorang Ibu, demikian ketika ibu telah melahirkan kita dengan susah payah agar dapat belajar ajaran kebenaran sungguh suatu kesempatan yang langka”

Demikian pula dengan Ibu-ibu dikehidupan masa lalu dan tak terbatas dimasa lalu, saya telah melewati proses panjang dari rahim satu ke rahim lain, lahir dari ibu satu, ke ibu yang lain hingga saat ini memperoleh tubuh manusia yang dapat mengenal ajaran kebenaran, Entah mati lagi dan berharap bisa bertemu ajaran kebenaran dan terbebaskan
Semoga…

Saya menyadari bahwa kehidupan manusia yang kuperoleh sungguh suatu proses yang panjang yang saling terkait, tidak berdiri sendiri dari semua mahluk yang pernah dijumpai dalam mata dan ingatan.

Membalas budi orang tua yang sekarang pun belum, apa lagi semua mahluk yang adalah ibu kita dahulu kala.

Saya tidak peduli vegetarian atau tidak, namun khayalan saya mengatakan,  jika semua mahluk bersuara dan memiliki kesadaran bahwa mereka pernah menjadi ibu kita dan mengenal kita, maka mereka akan tetap berkata, karena kami lah engkau hadir di dunia ini, tidak peduli berapa banyak macam siksaan dan penderitaan yang kami alami, makanlah daging kami untuk dapat mencapai tujuan besarmu lahir ke dunia. Capailah kesucian tertinggi demi kami, kebahagiaan semua mahluk.

ini adalah kata-kata saya sendiri, perlu dibuktikan atau tidak, entah asli atau palsu.

Jika teman-teman dengan bervegetarian dapat memperoleh kemajuan pelatihan diri Lanjutkan perjuangan Anda yang terbaik
Jika teman-teman dengan bermakan daging dapat memperoleh kemajuan pelatihan diri
Lanjutkan perjuangan Anda yang terbaik

Semua aktivitas makan tidak akan bermasalah apa pun jika kita benar-benar memanfaatkan kehidupan kita saat ini, dengan aktivitas maksimal yang bisa dilakukan untuk pencapaian tertinggi dalam Dhamma.
Dengan demikian semua daging dan sayur tidak akan sia-sia.

Kotoran manusia pun bisa memberi manfaat bagi kehidupan
Apalagi Tubuh yang hidup dari makanan telah dirancang untuk mencapai tujuan luhur bagi semua mahluk
Jangan biarkan berakhir dalam tulang belulang
Membengkak dan hancur…
Sekian kali menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan…

Renungkanlah selalu dihati dan pikiran,
demi semua mahluk yang sedang menunggu kita.

Sharing pengalaman ini di dedikasikan kepada pencapaian kebebasan mutlak semua mahluk di alam semesta

Sabbe Sattha Bhavantu Sukkhitattha


Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Edward on 27 January 2009, 11:30:54 PM
Bro utan, postingan yg menyentuh....
Semoga kita semua berbahagia....
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Nevada on 27 January 2009, 11:32:32 PM
Kisah yang inspiratif...

Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: K.K. on 28 January 2009, 08:33:21 AM
jaah...ini bukan soal nentang menentang bro......., cuma diskusi. Yg namanya diskusi ya ada pihak yg pro dan kontra. So, jgn sewot gitu donk... ;D

Ok. kita lanjutkan yoo hahaha

Menurut Theravada, yang tidak boleh adalah pembunuhan hewan dan makan daging dgn prasyarat dulu. Jangan asal makan aja lu! ada syarat juga, you pikir bebas makan? ga tuh...hehe... 

Yang tidak boleh menurut Mahayana, ya dua2nya. Simpel kan? :))



Iya, diskusi kok. Saya emang tidak banyak becanda, tapi harap jangan dianggap lagi sewot/marah2.
Kita di sini 'kan membahas bukan hanya boleh dan tidak boleh (yang adalah dogma), tetapi membahas mengapa tidak bolehnya. Nah, 'kan di sini ada beberapa yang dogmatis karena kitab tertentu bilang "ga boleh" langsung ikutin tanpa alasan.

Di Theravada, bagi para bhikkhu jelas bahwa dagingnya itu "bersyarat" dengan alasan "keamanan". Bolehnya makan daging juga BUKAN karena jenis dagingnya, tetapi apakah kita ambil bagian dalam terbunuhnya hewan tersebut. Jadi dalam Theravada, tindakan apapun yang menyebabkan terbunuhnya mahluk (secara sengaja) adalah dihindari (termasuk salah satunya makan daging).

OK, kalo gitu menurut Mahayana itu bagaimana?

Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: chingik on 28 January 2009, 09:25:42 AM
jaah...ini bukan soal nentang menentang bro......., cuma diskusi. Yg namanya diskusi ya ada pihak yg pro dan kontra. So, jgn sewot gitu donk... ;D

Ok. kita lanjutkan yoo hahaha

Menurut Theravada, yang tidak boleh adalah pembunuhan hewan dan makan daging dgn prasyarat dulu. Jangan asal makan aja lu! ada syarat juga, you pikir bebas makan? ga tuh...hehe... 

Yang tidak boleh menurut Mahayana, ya dua2nya. Simpel kan? :))



Iya, diskusi kok. Saya emang tidak banyak becanda, tapi harap jangan dianggap lagi sewot/marah2.
Kita di sini 'kan membahas bukan hanya boleh dan tidak boleh (yang adalah dogma), tetapi membahas mengapa tidak bolehnya. Nah, 'kan di sini ada beberapa yang dogmatis karena kitab tertentu bilang "ga boleh" langsung ikutin tanpa alasan.

Di Theravada, bagi para bhikkhu jelas bahwa dagingnya itu "bersyarat" dengan alasan "keamanan". Bolehnya makan daging juga BUKAN karena jenis dagingnya, tetapi apakah kita ambil bagian dalam terbunuhnya hewan tersebut. Jadi dalam Theravada, tindakan apapun yang menyebabkan terbunuhnya mahluk (secara sengaja) adalah dihindari (termasuk salah satunya makan daging).

OK, kalo gitu menurut Mahayana itu bagaimana?


Betul bro, kalo boleh saya tambahkan sedikit, sebenarnya baik Theravada dan Mahayana sebenarnya sudah sama-sama masuk ke ranah yg tidak seimbang dalam menyiarkan ttg isu antara daging dan vegetarian ini.
Kesan yg muncul sekarang adalah:
Theravada mengizinkan konsumsi Daging dgn aturan 3 syarat, tetapi yang kita lihat sekarang ini sebenarnya semakin mengabaikan 3 syarat ini. 3 syarat ini, tidak sesederhana atau seharafiah apa yg kita cernakan. Ini yg patut direnungkan. 
Mahayana melarang konsumsi Daging, tetapi semakin mengabaikan tujuan esensinya.

So, sama-sama telah terdistorsi. Apakah sudah saatnya kita lebih menekankan kembali ke esensi masing2, agar pemahaman dan praktik semakin sinkron. Semoga....
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: K.K. on 28 January 2009, 09:49:19 AM
Betul bro, kalo boleh saya tambahkan sedikit, sebenarnya baik Theravada dan Mahayana sebenarnya sudah sama-sama masuk ke ranah yg tidak seimbang dalam menyiarkan ttg isu antara daging dan vegetarian ini.
Kesan yg muncul sekarang adalah:
Theravada mengizinkan konsumsi Daging dgn aturan 3 syarat, tetapi yang kita lihat sekarang ini sebenarnya semakin mengabaikan 3 syarat ini. 3 syarat ini, tidak sesederhana atau seharafiah apa yg kita cernakan. Ini yg patut direnungkan. 
Mahayana melarang konsumsi Daging, tetapi semakin mengabaikan tujuan esensinya.

So, sama-sama telah terdistorsi. Apakah sudah saatnya kita lebih menekankan kembali ke esensi masing2, agar pemahaman dan praktik semakin sinkron. Semoga....

Ya, faktanya memang begitu. Makanya lebih baik dibahas semuanya supaya orang tidak hanya mengikuti "dogma" bahwa "Theravada boleh makan daging, Mahayana vegetarian" padahal maknanya semua ga jelas.
Tidak ada keputusan yang mudah dalam menentukan hal ini. Baik makan atau tidak makan, kalau tidak mengerti sama saja namanya "ekstremis".
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Mr. Bagus on 28 January 2009, 07:12:41 PM
Jadi kesimpulannya boleh ga?
Ga ada kesimpulannya kan?
Maka adu argumen mengenai topik ini sangat percuma.
Namun membahas sutta2 yg berkenaan dengan topik ini bisa bermanfaat bila tidak ada ego yg ikut2an.

Semoga semua mendapatkan manfaatnya..
(http://www.msnpro.com/emoticons/octopus/angel.gif)
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Toni on 28 January 2009, 07:53:15 PM
pork is the best
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Reenzia on 28 January 2009, 07:59:59 PM
jaah...ini bukan soal nentang menentang bro......., cuma diskusi. Yg namanya diskusi ya ada pihak yg pro dan kontra. So, jgn sewot gitu donk... ;D

Ok. kita lanjutkan yoo hahaha

Menurut Theravada, yang tidak boleh adalah pembunuhan hewan dan makan daging dgn prasyarat dulu. Jangan asal makan aja lu! ada syarat juga, you pikir bebas makan? ga tuh...hehe... 

Yang tidak boleh menurut Mahayana, ya dua2nya. Simpel kan? :))



Iya, diskusi kok. Saya emang tidak banyak becanda, tapi harap jangan dianggap lagi sewot/marah2.
Kita di sini 'kan membahas bukan hanya boleh dan tidak boleh (yang adalah dogma), tetapi membahas mengapa tidak bolehnya. Nah, 'kan di sini ada beberapa yang dogmatis karena kitab tertentu bilang "ga boleh" langsung ikutin tanpa alasan.

Di Theravada, bagi para bhikkhu jelas bahwa dagingnya itu "bersyarat" dengan alasan "keamanan". Bolehnya makan daging juga BUKAN karena jenis dagingnya, tetapi apakah kita ambil bagian dalam terbunuhnya hewan tersebut. Jadi dalam Theravada, tindakan apapun yang menyebabkan terbunuhnya mahluk (secara sengaja) adalah dihindari (termasuk salah satunya makan daging).

OK, kalo gitu menurut Mahayana itu bagaimana?


Betul bro, kalo boleh saya tambahkan sedikit, sebenarnya baik Theravada dan Mahayana sebenarnya sudah sama-sama masuk ke ranah yg tidak seimbang dalam menyiarkan ttg isu antara daging dan vegetarian ini.
Kesan yg muncul sekarang adalah:
Theravada mengizinkan konsumsi Daging dgn aturan 3 syarat, tetapi yang kita lihat sekarang ini sebenarnya semakin mengabaikan 3 syarat ini. 3 syarat ini, tidak sesederhana atau seharafiah apa yg kita cernakan. Ini yg patut direnungkan. 
Mahayana melarang konsumsi Daging, tetapi semakin mengabaikan tujuan esensinya.

So, sama-sama telah terdistorsi. Apakah sudah saatnya kita lebih menekankan kembali ke esensi masing2, agar pemahaman dan praktik semakin sinkron. Semoga....

ringkasan yang jelas dan tepat, sekarang bukan masalah boleh atau tidaknya makan daging
tapi mengerti sebab mengapa makan atau tak makan daging

sebenarnya tak jadi masalah mau makan daging atau tidak
tapi kehendak, sebab, tindakan dan akibat yang ditimbulkan dari memakan itu
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: tesla on 28 January 2009, 09:18:23 PM
Ya, faktanya memang begitu. Makanya lebih baik dibahas semuanya supaya orang tidak hanya mengikuti "dogma" bahwa "Theravada boleh makan daging, Mahayana vegetarian" padahal maknanya semua ga jelas.
Tidak ada keputusan yang mudah dalam menentukan hal ini. Baik makan atau tidak makan, kalau tidak mengerti sama saja namanya "ekstremis".
saya lupa entah baca di mana, mungkin buku sri dhammananda, katanya:
Mahayana tidak semua jg vegetarian.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Sumedho on 29 January 2009, 06:40:01 AM
kalau tidak salah ditibet memang tidak vegetarian
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: live in the forest on 29 January 2009, 07:07:43 PM
daging diperoleh dari pengorbanan kehidupan makhluk lain
sayuran diperoleh dari pengorbanan kehidupan makhluk lain

akan menjadi bermasalah bila:
seseorang terikat dengan apa yang dimakan
seseorang menolak dengan apa yang dimakan

carilah rasa sejati dari semua makanan yang patut di makan.
dan coba babarkan rasa sejati tersebut kepada yang lain
akankah yang lain akan mengerti?
buatlah makanan tersebut menjadi bermanfaat dalam kehidupan saat ini.

ketika seorang mahluk abhasara pun (Setingkat brahma, jauh di atas dewa)
terikat dengan rasa sari tanah (yang bukan tanaman, bukan daging)
membuat cahaya agung ditubuhnya menjadi lenyap
terikat dengan rasa sari tanah dalam waktu yang lama
menjadi manusia yang sampai sekarang belum bebas.
karena masih terikat
terus mencari jawaban makanan apa yang boleh, apa yang tidak boleh,
apa yang pantas, apa yang tidak pantas.
demikian pula dengan alasan dari pilihannya

buatlah setiap apa yang dimakan menjadi bermanfaat untuk melepaskan diri dari Samsara itu lah yang terpenting.

menutupi semua lubang dan duri yang ada diseluruh dunia  dengan kulit tebal hampir tidak mungkin
dengan memberi sedikit kulit tebal pada kaki kita, akan menutupi seluruh dunia dari duri dan lubang

kita tidak akan sanggup mengendalikan perkembangan sutra dalam "keasliannya"
kita tidak akan sanggup menentukan hanya makan daging lah yang wajar atau hanya makan sayur yang wajar, semua individu memiliki nilai masing-masing yang tidak dapat dipaksakan

dengan mengubah sudut pandang pribadi dalam menerima fenomena di luar diri, makanan, daging dan sayur, sutra itu benar, sutra ini benar, atau aliran apa pun
bila dapat memetik hal yang sangat bermanfaat dari fenomena ini bagi pelatihan diri
akan membuat segalanya sempurna bagi diri.

hindari keterikatan pada bentuk apa pun.
daging,
sayur,
rasa enak makan daging
rasa enak makan sayur
rasa tidak enak makan daging
rasa tidak enak makan sayur
rasa sungkan makan daging
rasa sungkan hanya makan sayur

keterikatan ini lah sumber sejati masalah
akar dari segala perbedaan
hindari keterikatan
hilanglah segala perbedaan dan masalah.

dan Keterikatan yang sebaiknya ditanggulangi bersama oleh masing-masing dari kita, bukan apa yang dimakan, ataupun penyebab pantas/tidak pantas dimakan, pun sumber sutra-sutranya.

apa pun yang dimakan, akan menjadi benar dan sempurna bila seseorang sungguh-sungguh berlatih.
apa pun yang dimakan, akan menjadi tidak benar dan tidak sempurna bila seseorang tidak fokus pada latihannya.



didedikasikan bagi kebahagiaan luhur semua makhluk

Sabbe Sattha Bhavantu Sukkhitattha

Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: tesla on 29 January 2009, 09:41:46 PM
Quote
The Theravada Pali Canon records instances of Buddha eating meat which were specifically purchased for Buddha. This act was deliberately performed by the Buddha to demonstrate that if need be, a Buddhist can bend the rules in times of emergency or inconvenience.
baca dari wiki, benarkah?
ada yg tau suttanya?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: tesla on 29 January 2009, 09:47:59 PM
kalau tidak salah ditibet memang tidak vegetarian

kalau tidak salah Tibet sendiri sebenarnya menganjurkan vegetarian... namun apalah daya, geografis mereka tidak memungkinkan utk cukup bercocok tanam...

yg beneran vegetarian kalau tidak salah cuma Mahayana bagian China dan sedikit di Korea... yg di Mahayana Jepang enggak, yg di Korea & Indo separo-separo... (kalau Buddhist Maitreya di Indo baru iyah vege)

tapi yg pasti, ga ada yg melarang vegetarian...
jadi mau vegetarian atau tidak, pilihan ditangan masing2
tidak ada yg melarangmu :P
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Jerry on 30 January 2009, 02:25:46 AM
biasanya kalau sapi mau dipotong dia akan menangis.. apa sapi tidak punyah perasaan
seharusnya kalau ada kamma maka seharusnya ada dhamma kali yah

Manussa = Makhluk yg akal-pikirnya telah berkembang. Jd tidak harus dlm bentuk seperti manusia kita gini. Masalahnya, Kalo Sapi kan termasuk Tiracchana-Bhumi, makhluk yg kakinya 4. Dan akal-pikirannya kurang berkembang, masih primitif dan lebih cenderung bertindak berdasarkan insting dan respon thdp sebuah hal.

Apa nangis harus ada kaitan dgn perasaan? kadang air mata keluar jg dr mata sy saat menguap, atau meditasi.
Utk tau jelasnya sapi 'nangis' saat maw dipotong, tanyakan pd sapi dong. jgn berdasar asumsi manusia hehehe.. ;D
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: 7 Tails on 30 January 2009, 02:44:18 AM
^ bener loh ;D
makanya waktu kecil jadi masuk maitreya karena gak boleh makan sapi (salah satunya)
soalnya ini kejadian dikeluarga.. pas mau di potong sapinya sampai nangis bangat dan bersujud ;D
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Jerry on 30 January 2009, 03:31:32 AM
weww.. jd kalo sapi lagi duduk sperti biasa itu bukan bersujud juga dlm pandangan manusia? hehehe..
kecuali kalo ngliatnya dia ngbungkuk.. trus kepalanya diantuk2kan ke lantai seperti orang menghiba. nah itu gw ga tau deh gimane hehehe ;D
yg jelas membunuh seekor sapi dgn seekor nyamuk emang beda kualitas vipaka kammanya. Krn seekor sapi lebih kompleks dr seekor nyamuk. :)

Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: K.K. on 30 January 2009, 08:57:46 AM
kalau tidak salah ditibet memang tidak vegetarian

kalau tidak salah Tibet sendiri sebenarnya menganjurkan vegetarian... namun apalah daya, geografis mereka tidak memungkinkan utk cukup bercocok tanam...

yg beneran vegetarian kalau tidak salah cuma Mahayana bagian China dan sedikit di Korea... yg di Mahayana Jepang enggak, yg di Korea & Indo separo-separo... (kalau Buddhist Maitreya di Indo baru iyah vege)

tapi yg pasti, ga ada yg melarang vegetarian...
jadi mau vegetarian atau tidak, pilihan ditangan masing2
tidak ada yg melarangmu :P

Vegetarian ekstrem itu tidak universal. Ajaran mereka kurang dapat diterima dalam masyarakat nelayan yang dari segi geografisnya sulit untuk bercocok tanam. Dan sebetulnya, betapa jenakanya kalau memaksakan ber-vegetarian di kutub. Lalu... apakah nelayan atau orang kutub tidak mampu mempelajari cinta kasih dalam Buddhisme? Absurd...

Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: J.W on 30 January 2009, 09:26:31 AM
weww.. jd kalo sapi lagi duduk sperti biasa itu bukan bersujud juga dlm pandangan manusia? hehehe..
kecuali kalo ngliatnya dia ngbungkuk.. trus kepalanya diantuk2kan ke lantai seperti orang menghiba. nah itu gw ga tau deh gimane hehehe ;D
yg jelas membunuh seekor sapi dgn seekor nyamuk emang beda kualitas vipaka kammanya. Krn seekor sapi lebih kompleks dr seekor nyamuk. :)



Bukannya berdasarkan niat ??? :o
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: chingik on 30 January 2009, 09:55:37 AM
kalau tidak salah ditibet memang tidak vegetarian

kalau tidak salah Tibet sendiri sebenarnya menganjurkan vegetarian... namun apalah daya, geografis mereka tidak memungkinkan utk cukup bercocok tanam...

yg beneran vegetarian kalau tidak salah cuma Mahayana bagian China dan sedikit di Korea... yg di Mahayana Jepang enggak, yg di Korea & Indo separo-separo... (kalau Buddhist Maitreya di Indo baru iyah vege)

tapi yg pasti, ga ada yg melarang vegetarian...
jadi mau vegetarian atau tidak, pilihan ditangan masing2
tidak ada yg melarangmu :P

Vegetarian ekstrem itu tidak universal. Ajaran mereka kurang dapat diterima dalam masyarakat nelayan yang dari segi geografisnya sulit untuk bercocok tanam. Dan sebetulnya, betapa jenakanya kalau memaksakan ber-vegetarian di kutub. Lalu... apakah nelayan atau orang kutub tidak mampu mempelajari cinta kasih dalam Buddhisme? Absurd...



Ga salah tuh?? nelayan bagaimanapun sudah berkaitan dengan Sila 1. Kalo bicara ttg daging yg sudah jadi jasad masih mendinglah, kalo udh sampe masuk ke para pelakunya, bagaimanapun tidak disetujui oleh Buddha. Makanya diberlakukan 3 syarat. Masa udh lupa?
Tindakan para nelayan bukan dilarang Buddha, tapi diberi pemahaman , kalo masih terus mau jadi nelayan ya monggo, kalo mau lepas ya lebih bagus. Kalo bilang tidak ada jalan keluar, ya karmanya lah terlahir di lingkungan seperti itu. Realitasnya kan begitu. 
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: chingik on 30 January 2009, 09:58:50 AM
weww.. jd kalo sapi lagi duduk sperti biasa itu bukan bersujud juga dlm pandangan manusia? hehehe..
kecuali kalo ngliatnya dia ngbungkuk.. trus kepalanya diantuk2kan ke lantai seperti orang menghiba. nah itu gw ga tau deh gimane hehehe ;D
yg jelas membunuh seekor sapi dgn seekor nyamuk emang beda kualitas vipaka kammanya. Krn seekor sapi lebih kompleks dr seekor nyamuk. :)



Bukannya berdasarkan niat ??? :o

Coba bandingkan, mengapa membunuh orang tua termasuk garuka kamma, membunuh nyamuk tidak termasuk. Akibat yg ditimbulkan juga berbeda.  ;D
 
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: K.K. on 30 January 2009, 10:04:49 AM
Ga salah tuh?? nelayan bagaimanapun sudah berkaitan dengan Sila 1. Kalo bicara ttg daging yg sudah jadi jasad masih mendinglah, kalo udh sampe masuk ke para pelakunya, bagaimanapun tidak disetujui oleh Buddha. Makanya diberlakukan 3 syarat. Masa udh lupa?
Tindakan para nelayan bukan dilarang Buddha, tapi diberi pemahaman , kalo masih terus mau jadi nelayan ya monggo, kalo mau lepas ya lebih bagus. Kalo bilang tidak ada jalan keluar, ya karmanya lah terlahir di lingkungan seperti itu. Realitasnya kan begitu. 


Coba anda bayangkan paham vegetarian ekstrem masuk di suatu desa nelayan yang penghidupan utamanya adalah dari ikan. Walaupun ikan itu tidak ditangkap dan dibunuh olehnya (pelanggaran sila 1), juga bukan dengan sengaja ditujukan untuk dia (tidak melanggar 3 ketentuan), maka si ekstremis itu akan menolak makan dengan alasan "cinta kasih". Kira-kira, menurut anda, anaknya makan apa?

Saya setuju diberi pemahaman. Saya setuju perubahan secara perlahan dan bertahap (ke arah vegetarian). Tapi saya tidak menyetujui sikap ekstrem yang seolah-olah "makan daging itu makan racun, harus dihentikan detik ini juga".
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Reenzia on 30 January 2009, 10:12:49 AM
weww.. jd kalo sapi lagi duduk sperti biasa itu bukan bersujud juga dlm pandangan manusia? hehehe..
kecuali kalo ngliatnya dia ngbungkuk.. trus kepalanya diantuk2kan ke lantai seperti orang menghiba. nah itu gw ga tau deh gimane hehehe ;D
yg jelas membunuh seekor sapi dgn seekor nyamuk emang beda kualitas vipaka kammanya. Krn seekor sapi lebih kompleks dr seekor nyamuk. :)



Bukannya berdasarkan niat ??? :o

berdasarkan : niat, objek yang dibunuh, keadaan lingkungan, dll, bnyk faktor yang mempengaruhi hasil perbuatan
2 org membunuh orang tuanya masing-masing, hasilnya blm tentu 100% sama loh
seperti kembar identik, tetap aja ada bedanya, bnyk faktor lain yang mempengaruhi
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: N1AR on 30 January 2009, 11:00:46 AM
bagaimana dengan vege yg makan, makanan dengan rasa ayam, ikan, daging lah ;D
ada niat vege, tapi gak ada niat berhenti makan rasa daging
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Reenzia on 30 January 2009, 11:06:14 AM
munafik
tp tergantung tujuan bervegenya juga sih...

paling juga ngeles, makan makanan rasa ayam dll kan gak mengakibatkan pembunuhan, getoo...
kebanyakan mrk mikir gini :
"gw berniat gak mau makan daging"
bukannya
"gw berniat menghindari pembunuhan dengan tak memakan daging"

jd-nya vege dengan pemukul nyamuk ditangan :))
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: N1AR on 30 January 2009, 11:12:52 AM
tapi paling tidak ada niat loh
1.tidak makan daging
2.berpikiran tidak membunuh :))
3.makanan nya mahal :(
4.agak repot bikin atau belinya

yg no 2 nih kayaknya ok juga he...
jadi paling tidak masih lebih baik dari makan daging yah :))
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: K.K. on 30 January 2009, 11:14:55 AM
bagaimana dengan vege yg makan, makanan dengan rasa ayam, ikan, daging lah ;D
ada niat vege, tapi gak ada niat berhenti makan rasa daging

Saya puji dia karena sedikitnya dia peduli dengan pengurangan konsumsi daging, tapi saya kritik dia karena tidak mau melepaskan kemelekatan indriah lidahnya.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Reenzia on 30 January 2009, 11:22:15 AM
tapi paling tidak ada niat loh
1.tidak makan daging
2.berpikiran tidak membunuh :))
3.makanan nya mahal :(
4.agak repot bikin atau belinya

yg no 2 nih kayaknya ok juga he...
jadi paling tidak masih lebih baik dari makan daging yah :))

niat tidak makan daging itu gak ada gunanya menurut saia, karena memilih jalan extreme yang lain
ibarat lepas dari candu ekstasi beralih ke putaw, lebih baik tidak candu kepada keduanya

dari pada niat tak makan daging sama sekali, lebih baik meniatkan diri untuk tak membunuh
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: tesla on 30 January 2009, 12:59:53 PM
Coba bandingkan, mengapa membunuh orang tua termasuk garuka kamma, membunuh nyamuk tidak termasuk. Akibat yg ditimbulkan juga berbeda.  ;D
di teorinya, membunuh orang tua adalah akusala garuka kamma
padahal katanya: objek adalah netral :)
menurut saya membunuh orang tua adalah contoh perbuatan yg didasari oleh keserakahan, kebencian & kegelapan bathin yg sangat kuat... makanya dikategorikan sebagai garuka karma berdasarkan niatnya...

ini merupakan contoh secara general, tidak bisa dianggap semua kasus membunuh orang tua adalah garuka karma. :) menurut theravada, patokannya tetap adalah niat sang pelaku
mis: kegiatan euthanasia (kalau tidak salah istilahnya begitu yah) membunuh ortu biar lepas dari penderitaan penyakit... niatnya tentu tidak sekuat pembunuhan yg didasari harta warisan misalnya.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: chingik on 30 January 2009, 05:09:29 PM
Vegetarian kalo dianggap ekstrim
Bagaimana dgn penetapan vinaya, di mana bhikkhu tidak boleh makan sambil mengeluarkan suara, ekstrim ga, kalo mau jalan tengah ya tergantung niatlah.
Bagaimana dgn penetapan vinaya ttg tidak boleh tidur di tempat tidur tinggi, bukankah melekat pada tempat tidur tinggi atau rendah juga? Apakah Vinaya seperti itu jadi mubazir? Nggak kan??
Vegetarian murni ya tentu tidak ada kaitan dgn kemelekatan lidah. Kemelekatan pada lidah ya berarti bukan vegetarian sejati yg tentu ga perlu dibahas disini.
Hehe..ok. Silakan beri masukan lagi.........
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Reenzia on 30 January 2009, 05:14:52 PM
 [at] chingik

jadi menurut anda vegetarian murni itu yang seperti apa?
menghindari pembunuhan dengan tak memakan daging?
apakah tak memakan daging pasti tak membunuh?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: chingik on 30 January 2009, 06:12:01 PM
[at] chingik

jadi menurut anda vegetarian murni itu yang seperti apa?
menghindari pembunuhan dengan tak memakan daging?
apakah tak memakan daging pasti tak membunuh?
Berpulang pada contoh apakah kita sanggup makan daging (misalnya) orang yg kita kasihi. Jika kita miara ikan kesukaan kita, bila ikan itu mati, kita akan memperlakukan ikan tersebut berbeda dgn ikan2 lain yg biasa kita makan, kita akan jauh lebih tertekan saat proses memasaknya dari pada ikan2 lain. Semua ini ada proses sampai pada tahapan mengapa orang yang menjalankan Jalan Bodhisatva jauh lebih tidak rela menyakiti makhluk lain yang bahkan sampai dia sudah jadi sosok jasad pun , sang praktisi tidak rela memakannya.
Jadi sebenarnya sangat sangat wajar ketentuan Vegetarian lebih ditekankan dalam Mahayana, karena memang jalur yg dipraktikkan berkaitan erat dengan relasi yg dekat antar semua makhluk.
Berbeda dgn Jalur Kearahatan yg lebih menekankan pada jalan pembebasan sendiri. Jadi tahapan praktikknya tidak relevan dgn makhluk lain. Yang penting dia tidak menyakiti makhluk lain, kalo makhluk lain sudah jadi jasad ya sudah ga penting lagi. Bagi praktik bodhisatva, setiap makhluk dipandang sebagai orang tua sendiri yg tentu walaupun sudah jadi jasad pun tidak sanggup memakannya.
Oke. blm lengkap penjelasannya, nanti dilanjutkan lagi. hehe
 
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Reenzia on 30 January 2009, 06:15:11 PM
Quote
Jika kita miara ikan kesukaan kita, bila ikan itu mati, kita akan memperlakukan ikan tersebut berbeda dgn ikan2 lain yg biasa kita makan

lobha kah ini? cinta kasih universal adalah cinta kasih yang realistik, bukan cinta yang membuat kemelekatan hingga terjadi hal yang diatas
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: 7 Tails on 30 January 2009, 07:10:27 PM
umpamanyakan seluruh makhluk dilihat dari ikan tersebut
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Reenzia on 30 January 2009, 07:30:16 PM
masih hidup sih oke, tapi kalo mati ya ttp aja mayat
kalo pun masih idup, cinta yg diberi bukan yang termasuk cinta eros=lobha

sebagai simbol ato lambang cinta kasih sih gpp, tapi kita jg harus ingat, yg dicintai itu bukanlah fisik/mayat/lambang-nya, tapi cinta kasih berupa harapan semua mahluk bisa hidup berbahagia, lepas dari samsara

Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: live in the forest on 30 January 2009, 09:12:35 PM
Bilamanakah seseorang sanggup menikmati memakan apa pun makanan dari mahluk yang pernah /tidak pernah dicintainya?
untuk menguji jawaban murni dari pertanyaan ini, seseorang harus mengujinya pada kondisi yang ekstrim

pada suatu ketika,
Ibu dan Anak hidup terpisah sekian lamanya
dalam satu hari bertemu dalam kondisi tidak ada makanan bagi keduanya.
Ibu merasa hal satu-satunya yang bisa dilakukan kepada anak,
menyayat sedikit daging pada tubuhnya yang cukup sebagai cadangan hidup

Anak mengetahui asal mula daging tersebut
berasal dari Ibunda yang lambat laun akan menjadi sekarat
diberikan khusus untuknya terus sebagai harapan untuk hidup,
agar bebas dari kondisi yang ada,

Posisi sebagai anak tersebut,
sanggupkah seorang anak manusia memakannya?
sanggupkah seorang anak manusia memisahkan kadar cinta kasih yang telah terjalin dalam sehari, dari daging yang dipersembahkan untuknya?
apa yang dapat membuat seorang anak manusia termotivasi sanggup memakannya?

apapun jawabannya mencerminkan pribadi masing-masing
Cobalah

(Ibunda merupakan simbol pengorbanan mahluk yang terjadi dalam mata rantai yang tidak terputus hingga dapat menyajikan daging atau sayur sebagai makanan)

Bilamanakah seseorang sanggup menikmati memakan apa pun makanan dari mahluk yang pernah /tidak pernah dicintainya?
Didedikasikan bagi pencapaian kebahagiaan luhur semua mahluk
Sabbe Sattha Bhavantu Sukkhitattha
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Toni on 30 January 2009, 09:23:28 PM
_/\_ bagaimana wa tahu kalo daging yg wa makan merupakan daging mama wa? gawat ini. berabe ni urusannya.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: 7 Tails on 30 January 2009, 10:21:59 PM
^atas

kan bisa tanya ama ayam yg dimeja ;D
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Edward on 30 January 2009, 11:02:43 PM
haiz....
memakan daging ibu sendiri?
Tidaaaakkk...
Sudah cukup gw memakan sari ibu gw sewaktu gw masih d dalam kandungan dan sewaktu minum asi dari nyokap...
Kalo misalkan daging tersebut udh disediakan, gw tetep kga bakal mo makan..Ato gw kasih k nyokap aja yah? Tpi bearti makan daging sendiri donk?
Gw seh lebih baik, makan kotorana ato tanah ato apapun jg selain nyokap maupun keluarga gw yg laennya....Biarlah gw mati berusaha mempertahankan hidup dgn apapun, tapi tidak dgn daging nyokap gw...
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: live in the forest on 30 January 2009, 11:15:26 PM
salam dhamma

lumayan Baik respon Anda

intinya seorang anak sebaiknya melakukan sesuatu yang dapat membahagiakan Ibunda dan membebaskannya.
berusahalah dengan sekuat tenaga keluar dari situasi itu
dengan menjalani kondisi sebaik-baiknya,
resapilah setiap makanan apapun yang harus anda makan dengan mengembangkan rasa penolakan,
tidak ingin terikat dengan kondisi seperti ini terus menerus hingga mati
tidak ingin kondisi makan memakan dan keterikatannya

dengan terus berlatih, sebelum Ibunda mendekati ajal
(sumber kehidupan bagi kita untuk melanjutkan usaha bebas)

maka Manfaatkan semua kondisi yang tidak memuaskan ini
(makanan tidak pernah kenyang, daging ataupun sayur, selalu lapar hingga menjelang ajal)
sebagai titik tolak semangat untuk lepas
mencapai kebebasan dengan mengajak Ibunda untuk ikut bebas dari penderitaannya.

Ibunda, simbol dari hidup semua mahluk yang terlibat dalam semua aktivitas kita.


salam dhamma

akhirnya telah diperoleh alasan untuk tidak melanjutkan forum ini,
atas permintaan seorang teman saya masuk
atas inspirasi dari seorang teman saya keluar.

atas dasar pemahaman yang diperoleh selama ini
saya sungguh mengucapkan banyak terima kasih dan semoga semua bermanfaat
atas nama kebahagiaan semua mahluk

Anumodana
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: 7 Tails on 30 January 2009, 11:20:24 PM
forum?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Edward on 31 January 2009, 12:10:29 AM
 [at]  bro hutan..
hanya dengan 6 kali post, dan setiap post penuh dengan cerita dan makna yg inspiratif....
Thx sudah berbagi dengan saya dan yg laennya...
Semoga pelatihan anda membawa kebahagiaan bagi anda dan semua....
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Reenzia on 31 January 2009, 01:22:26 AM
 [at] bro hutan

cerita anda mengingatkan saia tentang cerita yang pernah dipost mengenai seorang anak yang membunuh
ibunya karena ibunya telah sakit parah, dan tak mau ibunya itu menderita

cinta kasih yang dilakukan anak itu kepada ibunya tak berbeda dengan cinta kasih ibu kepada anaknya pada cerita anda kali ini
harap anda menyadari bahwa mencoba untuk mempertahankan hidup orang lain dengan mengorbankan nyawa sendiri atau
membunuh karena tak tega melihat orang lain menderita lebih lama lagi adalah lobha

bunuh diri termasuk dalam pelanggaran sila pertama

untuk urusan sanggup atau tidak ya tergantung individu masing-masing, bagaimanapun objek luar adalah netral,
hanya bagaimana kita menyikapinya saja _/\_
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Jayadipa on 31 January 2009, 03:29:12 AM
Bukan karna makanan kita suci tapi karna pikiran kita disucikan...YM Dalai Lama, apakah bukan suci atau suci? Beliau telah diakui dunia dengan nobel dan beliau kalo ditanya tentang Dhamma apakah satu di atas rata2..tentu beliau adalah tokoh buddhist utama abd ini, dan beliau makan daging. Di tibet banyak yg makan daging, yang paling penting laksanakan praktek Buddha Dhamma dengan delapan jalan utama...

Mari Meditasi,
http://www.kindlebookreader.co.cc
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: J.W on 31 January 2009, 04:07:56 PM
[at] chingik

jadi menurut anda vegetarian murni itu yang seperti apa?
menghindari pembunuhan dengan tak memakan daging?
apakah tak memakan daging pasti tak membunuh?

Yang pastinya, hanya mayat yg tidak akan membunuh secara langsung maunpun tidak langsung ;D
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Reenzia on 31 January 2009, 04:28:34 PM
[at] chingik

jadi menurut anda vegetarian murni itu yang seperti apa?
menghindari pembunuhan dengan tak memakan daging?
apakah tak memakan daging pasti tak membunuh?

Yang pastinya, hanya mayat yg tidak akan membunuh secara langsung maunpun tidak langsung ;D

:hammer: emanknya bisa?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Prabhasvara on 31 January 2009, 06:58:30 PM
nampaknya pada cerita, tidak menunjukan seorang ibu ingin bunuh diri,
namun memberikan daging, sedikit demi sedikit kepada Anak
sambil menunggu perubahan yang dapat dialaminya.
Dalam hal ini tidak nampak niat untuk bunuh diri dari ibu
ataupun niat membunuh ibu dari Anak
yang ada yaitu tema untuk membuka jalan kepada anak untuk keluar dari penderitaan
Serta pilihan bagi anak dapat (atau tidak) keluar dari kondisi yang menderita itu.

jadi belum dapat dikategorikan melanggar sila apapun.

karena seseorang dengan suatu alasan, dapat menilai daging diperoleh dengan cara membunuh (diri), sehingga mengabaikan sila berdasarkan lobha
maka seseorang dengan suatu alasan, dapat cenderung tidak menghargai kehidupan dengan mengabaikan sila berdasarkan lobha

karena itu dikatakan, apapun jawabannya mencerminkan pribadi masing-masing

Jika memang ibunda merupakan simbol dari kehidupan semua mahluk,
maka kehidupan semua mahluk diberikan secara iklas untuk menghasilkan makanan,
bagi kehidupan mahluk yang memakannya,

namun kenyataannya,
makanan sering tidak diperoleh dengan cara demikian indah dan mulia

pembunuhan pada binatang (daging) & pestisida pada hama (sayur)

namun seseorang dapat mengubah persepsi apa yang dimakan merupakan hasil dari pengorbanan hanya untuknya seorang untuk dapat bertolak, termotivasi dalam pelatihan diri.

makanan apapun jangan di sia-siakan, apalagi dinikmati.
terikat dengan rasa nikmat dan kenyangnya, terikat sensasi keluar dari tubuh
lupa dengan pengorbanan untuknya
menjadi hambatan besar untuk bebas dari kondisi yang tidak pernah terpuaskan.

kesimpulan, tidak ada kebenaran dibalik makan daging dan sayur
jalan tengahnya, makan apa pun jika dipahami sebagai hasil dari pengorbanan
akan menjadi bermanfaat, tidak menyia-nyiakan kehidupan diri dan mahluk lain.

benar (at Jayadipa),
bagaimana seseorang dapat memanfaatkan kehidupan, untuk terus belajar meningkatkan diri dalam kesempurnaan delapan jalan mulia dan bermanfaat bagi orang lain itulah yang terbaik.

Sabbe Sattha Bhavantu Sukkhitattha
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Toni on 31 January 2009, 07:01:44 PM
Kok dinamakan bunuh diri? Pemahaman yang pendek sekali. ck ck ck
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: GandalfTheElder on 31 January 2009, 09:45:08 PM
Lankavatara Sutra diterjemahkan sebanyak 4 kali ke dalam bahasa Tionghoa. Penerjemahan kedua dilakukan oleh Gunabhadra pada tahun 443 M. Penerjemahan kedua ini memasukkan bab "Mamsa-bhaksana" yaitu "Tentang Makan Daging". Penerjemahan pertama dilakukan pada tahun 412-433 M oleh Dharmaraksha. Maka dari itu selang waktu antara penerjemahan pertama dan kedua tidak jauh berbeda. Alasan untuk mengakui bab "Mamsa-bhaksana" sebagai tambahan yang belakangan adaalh karena isinya tidak bersesuaian dengan keseluruhan sutra. Namun nyatanya bab Mamsa-bhaksana ada pada terjemahan Lankavatara Sutra yang awal.

Demikian juga, para Buddhis India yaitu Bhavaviveka dan Shantideva pun mengetahui adanya bab "Mamsa-bhaksana:

Maka dari itu ia harus menyokong dirinya dengan makanan yang selalu berguna, namun kemudian bukan dengan ikan maupun daging, karena hal tersebut dilarang dalam Lankavatara Sutra.  
(Shiksa-samuccaya)

Shantideva juga mengutip isi Lankavatara:
Dalam Hastikakshya, Nirvana [Sutra], Angulimàlika [Sutra], dan Lankavatara Sutra, Aku telah melarang pangambilan daging sebagai makanan.
(Shiksa-samuccaya)

Bhavaviveka dalam karyanya, Tarkajvala juga menyebutkan sutra-sutra yang melarang pemakanan daging yaitu Hastikaksya-sutra, Mahamegha Sutra, Lankavatara Sutra dan Angulimaliya Sutra.

Para pandita Buddhis di India telah mengetahui keberadaan bab "Mamsa-bhaksana" dari Lankavatara Sutra.

Versi panjang dan versi pendek adalah alasan sederhana. Bisa saja yang pendek belum lengkap bukan?

Bahkan ada juga kasus penerjemahan sutra di Tiongkok, di mana satu sutra bisa diterjemahkan berkali-kali. Ada yang cuma menterjemahkan sebagian, ada yang menterjemahkan seluruhnya.

Sang Buddha pernah bersabda bahwa sangat sulit untuk menemukan makhluk yang tidak pernah menjadi orang tua kita di masa lampau. Maka dari itu, dalam sutra-sutra Mahayana, kita melihat bahwa Sang Buddha melarang makan daging. Ini dilakukan agar kita dapat mengembangkan Bodhicitta.

Tentu seorang anak yang normal dan berbakti tidak mungkin memakan daging orang tuanya sendiri bukan? Meskipun orang tua tersebut terlahir kembali di alam hewan, apa seorang anak tega untuk memakan dagingnya? Walaupun daging adalah objek netral, tapi kalau itu adalah daging makhluk yang merupakan kelahiran kembali orang tua kita, apakah kita sanggup memakannya?

Poin yang ingin ditekankan Sang Buddha adalah ini, bukan apakah apabila kita vegetarian, nanti makhluk hidup yang dibunuh akan berkurang. Yang Sang Buddha tekankan adalah pengembangan Bodhicitta.

Untuk melatih Bodhicitta, maka Sang Buddha mengajarkan ajaran tentang vegetarian. Dan tentu motivasi Sang Buddha mengajarkan vegetarian berbeda dengan Devadatta dan Petapa Telanjang. Baik dalam Sutra Mahayana pun, Sang Buddha masih mengizinkan 5 syarat daging murni untuk dimakan.

Saya mengulang lagi posting saya:

Dengan ini, 3 (tiga) jenis daging murni diizinkan dari sudut pandang yang berbeda dan 10 (sepuluh) jenis daging dilarang dari sudut pandang yang berbeda. Dari sudut pandang yang berbeda [pula], semua [jenis daging] dilarang, sampai ajal seseorang tiba."
(Mahayana Mahaparinirvana Sutra)

Sang Buddha sendiri mengajarkan bahwa Beliau memang mengajarkan baik aturan 3 daging murni, 10 daging yang tak boleh dimakan, maupun vegetarian. Semua ini diajarkan Beliau menurut sudut pandang tertentu atas kondisi tertentu.

Kasyapa berkata lagi: "Mengapa Anda awalnya mengizinkan para bhiksu untuk memakan tiga jenis daging suci?"
[Sang Buddha:]"O Kasyapa! Tiga jenis daging suci ini diberikan [diberlakukan] mengikuti kebutuhan pada saat [keadaan] itu."
(Mahayana Mahaparinirvana Sutra)

Sang Buddha berkata dalam Shurangama Sutra [salah satu Sutra Mahayana]:
"Ananda, aku mengizinkan untuk para Bhiksu memakan 5 jenis daging murni. Daging ini sebenarnya adalah perwujudan transformasi dari kekuatan spiritual-Ku. Daging tersebut tidak memiliki kehidupan. Engkau para Brahmana hidup di iklim yang sangat panas dan lembab, dan pada daerah yang berpasir dan berbatu, di mana sayur-sayuran tidak akan tumbuh; maka dari itu, Aku akan membantumu dengan abhijna dan cinta kasih. Karena besarnya kebaikan dan welas asih ini, maka apa yang engkau makan yang rasanya seperti daging hanya disebut sebagai daging; namun sebenarnya, [daging yang engkau makan] bukanlah daging."

Apa itu 5 jenis daging murni?
1. Daging dari hewan yang tidak kita lihat ketika dibunuh
2. Daging dari hewan yang tidak kita dengar ketika dibunuh
3. Daging dari hewan yang tidak kita curigai dibunuh untuk kita
4. Daging hewan yang telah mati dengan sendirinya
5. Daging sisa dari hewan yang telah menjadi makanan burung bangkai

"Dengan tujuan menyelamatkan para makhluk, Ia [Bodhisattva] menunjukkan bahwa ia memakan daging. meskipun ia tampaknya memakan daging, tapi sebenarnya Ia tidak."
(Mahayana Mahaparinirvana Sutra)

Nah apabila kita melihat Mahaparnirvana Sutra, maka sebenarnya Bodhisattva juga memakan daging, tetapi daging apakah itu? Daging tersebut adalah daging yang memenuhi 5 syarat daging murni atau 3 syarat daging murni.

Daging yang masuk dalam 5 syarat daging murni dianggap "bukan daging".

YA Bhavaviveka juga tidak melarang seseorang untuk memakan daging, namun dengan syarat harus memenuhi 3 aturan daging murni:
Dalam Madhyamika-hrdaya, Bhavaviveka mengatakan:
"Apabila daging [tersebut] bebas dari tiga kondisi [yaitu bebas karena tidak dilihat, tidak didengar, tidak mengetahui ketika seekor hewan dibunuh], memakannya bukanlah tindakan yang tidak bajik. Hal tersebut dapat meningkatkan kejernihan pikiranmu...Jika engkau tidak menerimanya oleh sebab keserakahan, maka [daging] adalah seperti makanan lainnya yang diberikan oleh orang lain."

 _/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Prabhasvara on 01 February 2009, 12:15:47 AM
(Quote from GandalfTheElder)
"Dengan tujuan menyelamatkan para makhluk, Ia [Bodhisattva] menunjukkan bahwa ia memakan daging. meskipun ia tampaknya memakan daging, tapi sebenarnya Ia tidak."
(Mahayana Mahaparinirvana Sutra)

Nah apabila kita melihat Mahaparnirvana Sutra, maka sebenarnya Bodhisattva juga memakan daging, tetapi daging apakah itu? Daging tersebut adalah daging yang memenuhi 5 syarat daging murni atau 3 syarat daging murni.

Menarik sekali,

Bagaimanakah agar dapat terinspirasi, termotivasi mengembangkan Keboddhisattvaan mengikuti jejak Pendahulu?
Apakah manfaat dengan mengembangkan Boddhicitta bagi kehidupan?
Adakah hal-hal yang mempengaruhi Boddhicitta?

jika memang pertanyaan di luar konteks vege/daging ini tidak dijawab, tidak apa-apa
terima kasih banyak :)
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: J.W on 01 February 2009, 05:07:54 PM
Quote
Tentu seorang anak yang normal dan berbakti tidak mungkin memakan daging orang tuanya sendiri bukan? Meskipun orang tua tersebut terlahir kembali di alam hewan, apa seorang anak tega untuk memakan dagingnya? Walaupun daging adalah objek netral, tapi kalau itu adalah daging makhluk yang merupakan kelahiran kembali orang tua kita, apakah kita sanggup memakannya?

Tentu seorang anak yang normal dan berbakti tidak mungkin merusak / merebut tempat tinggal orang tuanya sendiri bukan? Meskipun orang tua tersebut terlahir kembali di alam hewan, apa seorang anak tega untuk merusak / merebut tempat tinggalnya? Walaupun baju, celana, kolor, kaus kaki, sepatu, sandal, obat2an, sayuran adalah objek netral, tapi kalau itu adalah berasal dari tumbuhan yang merupakan tempat tinggal (hutan) dari kelahiran kembali orang tua kita, apakah kita sanggup merusaknya?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Nevada on 01 February 2009, 06:13:42 PM
Sang Buddha berkata : "Pelimpahan jasa yang engkau berikan, akan diketahui dan diterima oleh sanak-keluargamu di Alam Peta."

"Lalu bagaimana bila kami tidak memiliki sanak-keluarga di Alam Peta?"

Sang Buddha kembali berkata : "Itu tidak mungkin. Jumlah kelahiran semua makhluk di Samsara ini tidak dapat dihitung. Dan karenanya semua makhluk di Samsara ini pasti pernah menjadi sanak-keluarga kita".


Memakan daging bukanlah membunuh makhluk hidup. Mengkonsumsi daging dengan memenuhi 3 persyaratan yang disebutkan Sang Buddha adalah bijak. Bukan berarti jika Sang Buddha menyatakan bahwa memakan daging adalah tidak dilarang, lantas Umat Buddha dapat mengkonsumsi daging sekonyong-konyongnya.

Bila masih melekat pada label jasad suatu makhluk, maka tidak akan bisa melepaskan ikatan Samsara ini.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: savana_zhang on 28 April 2009, 01:33:32 AM
              Ya,klo menurut saya sih vegetarian itu baik
ada argumen2 dr theravada yg terdengar mnentang vegetarian tp menurut sya bukan menetang tetapi menyatakan bahwa vegetarian bukanlah syarat mutlak n sebagai sanggahan karena pevegetarian sering pengkritik berlebihan pd yg bukan vegetarian.
               Ini adalah beda jalan sebenarnya,jalan boddhisatva n jalan savaka
n menurut saya tujuan saya bervegetarian adalah sebagai manifestasi mettabhavana n bukan sebagai sila dasar yg ketat,banyak umat mahayana yg melekat sekali pd soal vegetarian ini sehingga menjadi penghambat untuk pengembangan spiritualnya makanya ada cerita ci kung.n lg pula vegetarian saya adalh makan sayur saja tidak boleh makan daging palsu karena itu munafik n menipu diri sendiri.berikut akan saya posting argumen mengenai makan daging
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: savana_zhang on 28 April 2009, 01:37:02 AM
Bhikkhu Dhammavuddho Mahathera


NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAMBUDDHASSA


PENDAHULUAN

Makan daging merupakan topik yang sangat sensitif. Ada beragam pandangan tentang makan daging dan setiap pandangan mungkin benar pada batas tertentu, tetapi pandangan-pandangan tersebut mungkin saja tidak bijaksana. Dalam hal ini, kita harus mengesampingkan pandangan pribadi kita dan bersikap lebih terbuka untuk melihat pandangan Sang Buddha. Hal ini penting sekali karena Beliau adalah Tathagata yang mengetahui dan melihat.

Sutta dan Vinaya akan menjadi sumber referensi kita karena di AN 4.180, Sang Buddha berkata bahwa jika bhikkhu tertentu mengatakan sesuatu, yang diklaim sebagai sabda Sang Buddha, maka perkataan tersebut haruslah dibandingkan dengan Sutta (kumpulan khotbah) dan Vinaya (disiplin kebhikkhuan). Jika perkataan tersebut sesuai dengan Sutta dan Vinaya, maka kita dapat menerimanya sebagai sabda Sang Buddha.

Pertimbangan selanjutnya adalah Sutta dan Vinaya mana yang menjadi acuan kita? Walaupun berbagai mazhab Buddhis mempunyai penafsiran yang berbeda tentang ajaran Sang Buddha, umumnya semua setuju bahwa empat Nikaya (Kumpulan-kumpulan), yaitu, Digha Nikaya, Majjhima Nikaya, Samyutta Nikaya, dan Anguttara Nikaya, dan beberapa buku dari Khuddhaka Nikaya, adalah khotbah-khotbah tertua otentik Sang Buddha. Lebih lanjut, buku-buku kumpulan tertua ini konsisten secara keseluruhannya, mengandung rasa pembebasan, sementara buku-buku belakangan terkadang berisikan ajaran yang kontradiktif.

Buku-buku Vinaya dari berbagai mazhab Buddhis semuanya cukup serupa dengan Vinaya Theravada. Untuk alasan ini, Sutta-sutta kumpulan tertua dan Vinaya Theravada akan menjadi sumber referensi kita.


REFERENSI SUTTA


Majjhima Nikaya 55
Khotbah ini penting sekali karena disini Sang Buddha menyatakan dengan jelas pendapat Beliau tentang makan daging.

Tabib Raja, Jivaka Komarabhacca, datang mengunjungi Sang Buddha. Setelah memberi penghormatan, dia berkata: “Yang Mulia, saya telah mendengar hal ini: ‘Mereka menyembelih makhluk hidup untuk Samana Gotama (yaitu Sang Buddha); Samana Gotama dengan sadar memakan daging yang dipersiapkan kepadanya dari binatang yang dibunuh untuk dirinya’…”; dan bertanya apakah hal ini memang benar.

Sang Buddha menyangkal hal ini, menambahkan “Jivaka, saya nyatakan bahwa dalam tiga hal daging tidak diijinkankan untuk dimakan: apabila dilihat, didengar atau dicurigai (bahwa makhluk hidup tersebut telah secara khusus disembelih untuk dirinya) … Saya nyatakan bahwa dalam tiga hal daging diijinkan untuk dimakan: ketika tidak dilihat, didengar, atau dicurigai (bahwa makhluk hidup tersebut telah secara khusus disembelih untuk dirinya) ….”

Lebih lanjut, Sang Buddha menambahkan: “Jika seseorang menyembelih suatu makhluk hidup untuk Tathagata (yaitu Sang Buddha) atau para siswanya, dia menimbun banyak kamma buruk dalam lima hal … (i) Ketika dia berkata: ‘Pergi dan giring makhluk hidup itu’ ... (ii) Ketika makhluk hidup itu menderita kesakitan dan kesedihan ketika dijerat dengan lehernya yang terikat … (iii) Ketika dia berkata: ‘Pergi dan sembelihlah makhluk hidup itu’ … (iv) Ketika makhluk hidup itu mengalami kesakitan dan kesedihan karena disembelih … (v) Ketika dia mempersembahkan kepada Tathagata atau para siswanya dengan makanan yang tidak diijinkan …. ”

Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa Sang Buddha membedakan antara daging yang diijinkan1 dengan tiga kondisi dan daging yang tidak diijinkan. Ini adalah kriteria yang paling penting sehubungan dengan makan daging.


Anguttara Nikaya 8.12
Jendral Siha, seorang pengikut Nigantha, beralih ke ajaran Buddha setelah dia belajar Dhamma dari Sang Buddha.

Dia mengundang Sang Buddha dan rombongan bhikkhu ke rumahnya hari berikutnya untuk bersantap, dan menyediakan daging dan makanan lainnya. Para Nigantha, yang cemburu karena seorang umat awam yang terkemuka dan berpengaruh telah pergi ke perkemahan Buddha, menyebarkan rumor bahwa Jendral Siha telah membunuh seekor binatang besar dan memasaknya
untuk samana Gotama, “… dan samana Gotama akan memakan daging tersebut, mengetahui bahwa daging itu memang dimaksudkan untuk dirinya, perbuatan itu dilakukan untuk kepentingannya.’

Ketika berita ini sampai ke telinga Jendral, dia menolak tuduhan mereka, berkata: “ … Sudah lama tuan–tuan yang terhormat ini (Nigantha) sudah berniat untuk meremehkan Buddha … Dhamma… Sangha: tetapi mereka tidak dapat mengganggu Yang Terberkahi dengan fitnahan kejam, kosong, bohong, yang tak benar. Tidaklah demi menopang hidup, kita dengan sengaja merampas hidup makhluk manapun.

Ini adalah salah satu khotbah yang dengan jelas menunjukkan bahwa Sang Buddha dan bhikkhunya makan daging. Juga, kita lihat bahwa daging dari binatang yang sudah mati ketika dibeli, diijinkan untuk dimakan, tetapi tidak diijinkan apabila binatangnya masih hidup.


Anguttara Nikaya 5.44
Ini tentang seorang umat awam, Ugga, yang mempersembahkan beberapa pilihan makanan yang baik untuk Sang Buddha: di antaranya adalah daging babi yang dimasak dengan buah jujube yang diterima oleh Sang Buddha.

Sekali lagi, ini jelas bahwa Sang Buddha dan para siswanya makan daging.


Sutta Nipata 2.2
Disini Sang Buddha mengingat kembali suatu peristiwa pada kehidupannya yang lampau pada masa Buddha Kassapa. Buddha Kassapa adalah gurunya saat itu.

Pada suatu ketika saat seorang petapa sekte luar bertemu dengan Buddha Kassapa dan mencacinya karena makan daging, yang dikatakannya sebagai noda dibandingkan dengan konsumsi makanan vegetarian.

Buddha Kassapa membalas: “Membunuh … melukai …. mencuri, berbohong, menipu … berzinah; inilah noda. Bukan makan daging.
… Mereka yang kasar, sombong, memfitnah, curang, jahat … kikir … inilah noda. Bukan makan daging.
… Kemarahan, keangkuhan, sifat keras kepala, kebencian, penipuan, keirihatian, pembualan… inilah noda. Bukan makan daging.
… Mereka yang bermoral buruk, …. dengki … congkak … menjadi orang yang paling keji, melakukan perbuatan demikian, inilah noda. Bukan makan daging.”


REFERENSI VINAYA


Patimokkha: Pacittiya 39
Dalam disiplin kebhikkhuan, seorang bhikkhu tidak diijinkan untuk meminta makanan khusus tertentu. Tetapi, sebuah pengecualian diijinkan di Patimokkha (peraturan kebhikkhuan) ketika bhikkhu itu sakit. Dalam keadaan ini, bhikkhu diijinkan untuk meminta produk dari susu, minyak makan, madu, gula, ikan, daging … Dengan jelas, ikan dan daging diijinkan untuk para bhikkhu.


Buku Kedisiplinan: Buku Keempat2
Dalam Mahavagga, sepuluh jenis daging dilarang bagi para bhikkhu: manusia, gajah, kuda, anjing, hyena, ular, beruang, singa, harimau, dan macan tutul. Kita dapat menyimpulkan dari sini bahwa daging dari binatang lain diijinkan, dengan terpenuhinya tiga kondisi untuk ‘daging yang diijinkan’, misalnya daging babi, daging sapi, ayam, dan lain sebagainya.


Buku Kedisiplinan : Buku Keempat3
Sup daging yang jernih diijinkan bagi bhikhhu yang sakit.


Buku Kedisiplinan : Buku Pertama4
Beberapa bhikkhu menuruni lereng dari Puncak Burung Nasar. Mereka melihat sisa hewan yang mati terbunuh oleh singa, menyuruh umat memasaknya dan memakannya. Di lain waktu, bhikkhu yang lain melihat sisa hewan yang mati terbunuh oleh harimau … sisa hewan yang mati terbunuh oleh macan tutul … dan lain sebagainya … menyuruh umat memasaknya dan memakannya.

Kemudian para bhikkhu ragu apakah itu sudah termasuk mencuri. Sang Buddha memberikan pengecualian kepada mereka dengan mengatakan tidak ada pelanggaran dalam mengambil apa yang menjadi milik binatang. Sekali lagi, di sini kita melihat bahwa para bhikkhu makan daging dan Sang Buddha tidak mengkritik atau melarang hal itu.


Buku Kedisiplinan : Buku Kedua5
Ini adalah kejadian ketika Arahat bhikkhuni Uppalavanna ditawarkan sebagian daging matang. Keesokan paginya, setelah mempersiapkan daging di biara wanita, dia pergi ketempat dimana Sang Buddha sedang tinggal untuk mempersembahkan kepadanya. Seorang bhikkhu, mewakili Sang Buddha, menerima persembahan itu dan mengatakan bahwa Uppalavanna telah menyenangkan Sang Buddha.

Jelaslah bahwa Sang Buddha memakan daging; apabila tidak, Arahat bhikkhuni Uppalavanna tidak akan mempersembahkannya.


Buku Kedisiplinan : Buku Kelima6
Bhikkhu Devadatta merencanakan untuk memecah-belah komunitas para bhikkhu dengan meminta Sang Buddha untuk menetapkan lima aturan, salah satunya adalah para bhikkhu tidak diijinkan makan ikan dan daging.

Sang Buddha menolak, dengan berkata : “Ikan dan daging sepenuhnya murni berdasarkan tiga hal: jika tidak dilihat, didengar atau dicurigai (telah dibunuh secara khusus untuk seseorang).”

Sang Buddha bersabda bahwa seorang bhikkhu harus mudah disokong. Jika seorang bhikkhu menolak untuk memakan jenis makanan tertentu (baik daging maupun sayuran) maka dia tidak mudah disokong.


Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: savana_zhang on 28 April 2009, 01:37:43 AM
BERBAGAI ALASAN SANG BUDDHA MENGIJINKAN MAKAN DAGING


Tidak Ada Kamma Langsung dari Pembunuhan
Sang Buddha berkata: “Ikan dan daging sepenuhnya murni (parisuddha) ….”7 artinya tidak ada kamma langsung8 (perbuatan yang disertai kehendak) dari pembunuhan jika binatang itu tidak dilihat, didengar atau dicurigai telah dibunuh secara khusus untuk seseorang.

Tanpa tiga kondisi ini, ada unsur kamma tak bajik dan, oleh karenanya, daging jenis itu tidak diijinkan.

Walaupun Sang Buddha mengijinkan makan daging, Beliau berkata di AN 4.261 bahwa kita menciptakan kamma tak bajik jika kita secara langsung mendorong terjadinya pembunuhan, menyetujui dan berbicara dengan bangga akan hal itu. Karena itu di AN 5.177 Sang Buddha berkata bahwa seorang umat awam tidak boleh berdagang daging, yang dijelaskan di kitab komentar sebagai pengembangbiakan dan menjual babi, ternak, ayam dan lain sebagainya untuk disembelih. Demikian pula, tidak diijinkan untuk memesan, misalnya sepuluh ekor ayam untuk keesokan harinya jika sejumlah binatang tersebut dimaksudkan disembelih untuk seseorang.


Vegetarian Tidak Cocok dengan Cara Hidup Para Bhikkhu Buddhis
Seorang bhikkhu seyogianya pergi meminta sedekah (mengemis) untuk makanannya kecuali dia (i) diundang untuk bersantap, (ii) makanan itu dibawa ke Vihara, atau (iii) makanan itu dimasak di Vihara. Dia tidak diijinkan untuk memasak makanan, menyimpan makanan untuk keesokan harinya, atau melibatkan diri dalam kegiatan bercocok tanam untuk menyokong dirinya sendiri. Dengan begitu, mengemis adalah salah satu dari dasar/landasan dari cara hidup para bhikkhu Buddhis.

Hal ini dapat dilihat di suatu negara Buddhis (misalnya Thailand) dimana seorang bhikkhu mempunyai kebebasan dan dukungan untuk sepenuhnya berlatih sesuai dengan ajaran Sang Buddha. Di sana kita melihat bukan hanya para bhikkhu tradisi kehutanan yang pergi meminta sedekah tetapi juga para bhikkhu dari kota kecil dan besar mengemis makanan setiap hari.

Karena seorang pengemis tidak pantas memilih-milih, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, vegetarianisme tidak cocok dengan cara hidup para bhikkhu Buddhis - - yang mungkin merupakan alasan lain mengapa Sang Buddha menolak permintaan Devadatta seperti yang disebutkan sebelumnya.


Argumentasi Permintaan dan Penyediaan
Beberapa orang beragumen bahwa walaupun dengan tiga kondisi yang disebutkan sebelumnya, seseorang pantas dicela karena makan daging menyebabkan adanya permintaan yang harus diimbangi dengan penyediaan dengan pembunuhan binatang. Dengan kata lain, makan daging dalam keadaan apapun mendorong pembunuhan binatang.

Kita harus paham bahwa ada dua jenis sebab dan akibat : (i) sebab dan akibat duniawi, di mana kehendak tidak dilibatkan, dan (ii) kamma-vipaka Buddhis, atau tindakan yang disertai kehendak/kesengajaan dan akibatnya. Makan daging yang diijinkan dengan tiga kondisi melibatkan hanya sebab dan akibat duniawi, dan tidak ada kamma dari membunuh. Makan daging yang tidak diijinkan melibatkan kamma tak bajik dan, karenanya, juga vipakanya. Oleh karena itu, makan daging harus dibagi dengan jelas menjadi dua bagian.

Argumentasi permintaan dan penyediaan tidaklah berlaku. Di bumi ini, sejumlah besar manusia9 dan binatang-binatang yang tidak terhitung jumlahnya terbunuh oleh kendaraan bermotor setiap hari. Hanya dengan mengendarai kendaraan atau bahkan duduk di atasnya, kita mendorong industri motor untuk membuat lebih banyak kendaraan bermotor. Jika kita menggunakan argumentasi permintaan dan penyediaan, maka hanya dengan menggunakan kendaraan bermotor kita mendukung pembunuhan binatang-binatang yang tak terhitung jumlahnya dan sejumlah besar manusia di jalanan setiap hari - - yang lebih buruk daripada makan daging!

Memang benar bahwa kita secara tidak langsung terlibat dalam pembunuhan binatang-binatang tetapi, seperti yang dijelaskan sebelumnya, tidak ada kamma-vipaka dari membunuh. Keterlibatan tidak langsung dalam pembunuhan adalah benar, jika kita makan daging maupun tidak, dan merupakan sesuatu yang tidak terelakkan. Kita akan mendiskusikannya di bawah.


Vegetarianisme juga Mendorong Pembunuhan
Kita mendorong pembunuhan walau sekalipun kita berpola makan vegetarian. Setiap hari monyet, tupai, rubah, kumbang, dan hama perusak lainnya dibunuh karena mereka makan dari pohon buah yang ditanam petani. Petani sayuran juga membunuh ulat bulu, keong, cacing, belalang, semut, dan serangga lainnya, dll.. Seperti di Australia contohnya, kangguru dan kelinci dibunuh setiap hari karena mereka memakan hasil panen.

Banyak barang yang umumnya dimanfaatkan setiap orang dengan mengorbankan nyawa berbagai makhluk hidup. Sebagai contoh, sutera dibuat dengan pengorbanan ulat sutera yang tidak terhitung jumlahnya, dan lapisan lak putih10 dari serangga lak yang tidak terhitung jumlahnya.

Kosmetik mengandung sejumlah besar unsur pokok hewani. Banyak zat tambahan makanan, seperti: pewarna, penyedap, pemanis, juga menggunakan unsur pokok hewani. Produk keju menggunakan dadih susu yang diekstrak dari perut anak sapi untuk mengentalkan susu.

Produk kulit dan bulu tentunya terbuat dari kulit binatang yang dibunuh untuk tujuan ini. Film fotografis menggunakan gelatin yang diperoleh dengan mendidihkan kulit, urat daging dan tulang dari binatang.

Bahkan pupuk untuk sayur-sayuran dan pohon buah sering menggunakan tulang ikan kering yang digiling, dan sisa potongan ikan lainnya. Penggunaan susu sapi dan madu juga melibatkan banyak kekejaman terhadap binatang dan serangga terkait.

Semua ini menunjukkan bahwa sungguh sulit untuk tidak terlibat dalam satu cara atau yang lain dalam kekejaman yang terjadi pada binatang-binatang.

Jadi seandainya seseorang menjadi vegetarian, seseorang hendaknya merenungi hal di atas dan menghindari kritik yang berlebihan terhadap mereka yang makan daging.


Binatang Tetaplah Dibunuh Walaupun Semua Manusia Menjadi Vegetarian Walaupun semua manusia menjadi vegetarian, binatang masih saja akan dibunuh. Ini karena binatang berkembang biak sangat cepat daripada manusia sehingga mereka dengan mudah menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup manusia.

Sebagai contoh beberapa tahun yang lalu, dibeberapa daerah Afrika, gajah adalah binatang yang dilindungi. Akan tetapi, sekarang mereka telah berkembang-biak dengan cepat dan menjadi ancaman, dan hukum perlindungan harus dilonggarkan untuk mengurangi jumlah mereka.

Di beberapa negara, anjing yang tidak terdaftar dibunuh agar tidak menjadi rabies dan menyerang manusia. Bahkan kelompok perlindungan terhadap kekejaman binatang membunuh jutaan anjing dan kucing dalam kandang setiap tahun karena akomodasi yang tidak memadai. – di Amerika Serikat, setiap tahunnya 14 juta dibinasakan dalam waktu seminggu setelah diselamatkan oleh kelompok kemanusiaan.

Pada akhirnya, pendapat bahwa vegetarianisme mencegah pembunuhan binatang adalah tidak benar. Meskipun demikian, adalah terpuji untuk berlatih vegetarianisme atas belas kasih, tetapi tidak sampai menjadi ekstrim akan hal itu.


Setiap Orang secara Tidak Langsung Terlibat dalam Pembunuhan Binatang
Apakah kita vegetarian atau sebaliknya, kita semua secara tidak langsung terlibat dalam pembunuhan binatang.

Area hutan yang luas harus digunduli untuk perumahan karena kita ingin tinggal di dalam rumah. Ini mengakibatkan kematian sejumlah besar binatang. Karena kita ingin menggunakan peralatan rumah tangga dan peralatan serba canggih lainnya, lagi, area hutan yang luas digunduli untuk lokasi-lokasi pabrik dan industri. Karena kita ingin menggunakan listrik, sungai-sungai dibendung untuk pemanfaatan listrik tenaga air. Ini mengakibatkan banjir di area hutan yang luas dengan mengorbankan hidup binatang.

Karena kita mengendarai kendaraan bermotor, binatang yang tak terhitung jumlahnya dan sejumlah besar manusia terbunuh di jalanan setiap harinya.

Lagi, demi keselamatan kita, anjing liar dibunuh agar tidak menjadi rabies. Dalam produksi berbagai produk yang kita gunakan setiap hari, seperti: makanan, obat-obatan, sutera, kosmetik, film, dan lain sebagainya., unsur pokok hewani digunakan dengan mengorbankan hidup binatang.

Jika kita menggunakan argumentasi permintaan dan penyediaan seperti yang dijelaskan sebelumnya maka kita tidak seharusnya tinggal dalam rumah, atau menggunakan barang-barang rumah tangga yang diproduksi pabrik, atau menggunakan tenaga listrik, atau mengendarai mobil, dsbnya.


Perumpamaan Pembunuhan Berseri
Andaikan ada kasus pembunuhan berseri di suatu kota, dengan adanya sejumlah wanita yang telah diperkosa kemudian dibunuh sehingga tidak ada wanita yang berani mengambil resiko keluar malam. Seisi kota gempar dan penduduk menuntut agar pihak berwenang menjalankan tugas mereka dan menangkap pembunuhnya. Jadi polisi, setelah beberapa bulan berusaha keras, akhirnya menangkap dalangnya. Setelah pemeriksaan panjang, hakim menjatuhkan hukuman mati pada dirinya. Pada hari yang ditentukan, pembunuh dibawa ke ruang eksekusi dimana petugas eksekusi menarik pengungkil untuk menghabisi nyawa si pembunuh.

Cerita ini menimbulkan pertanyaan: “Siapa yang terlibat dalam kamma buruk dari pembunuhan manusia (yakni si pembunuh berseri)?” Menurut hukum kamma-vipaka, petugas eksekusi melakukan pelanggaran yang paling berat karena dia secara sengaja melakukan pembunuhan. Berikutnya adalah hakim yang mengumumkan hukuman mati. Kedua orang ini secara langsung terlibat dalam kamma pembunuhan atas eksekusi dari pembunuh berseri. Polisi hanya terlibat secara tidak langsung dan tidak bertanggung jawab atas eksekusinya. Bagaimana dengan penduduk? Pada dasarnya pembunuh berseri dieksekusi untuk melindungi penduduk, yakni dieksekusi atas kebaikan penduduk, atau dengan kata lain, penduduk adalah orang-orang yang diuntungkan atas eksekusi tersebut. Jadi apakah penduduk bertanggung jawab atas keterlibatan kamma pembunuhan? Tidak, karena mereka tidak meminta eksekusi atas pembunuh berseri. Tetapi mereka turut terlibat apabila mereka meminta si pembunuh untuk dieksekusi.

Skenario di atas serupa dengan penyembelihan binatang untuk makanan. Orang yang menyembelih binatang tersebut menanggung kamma pembunuhan yang paling berat. Orang yang membiakkan binatang untuk disembelih juga terlibat dalam kamma pembunuhan. Mereka serupa dengan hakim yang menjatuhkan hukuman pada orang tersebut untuk dieksekusi. Tetapi orang yang membeli daging dari binatang yang sudah disembelih tidak terlibat dalam kamma pembunuhan walaupun, serupa dengan penduduk kota diatas, mereka adalah orang-orang yang diuntungkan. Akan tetapi jika seseorang memesan daging dari binatang yang hidup untuk disembelih, maka ada keterlibatan dalam pembunuhan.


’Chi Zhai’, bukan ’Chi Su’持斋 而不 吃素
Banyak umat Buddhis Tionghoa beranggapan salah bahwa Buddhisme Mahayana mengajari praktik vegetarian, dan bingung akan ’Chi Su’ (Vegetarianisme) dengan ’Chi Zai’ (tidak makan setelah petang hari sampai keesokan subuh). Dalam Sutta kumpulan tertua, ’Chi Su’ disebutkan sebagai praktek petapa sekte luar yang tidak bermanfaat. ’Chi Su’ dijalankan oleh Han Chuan (Buddhisme Tionghoa), bukan Bei Chuan (Buddhisme Mahayana), karena Buddhisme di Tibet dan di Jepang bukan vegetarian. Kaisar Liang Wu Di memerintahkan bhikshu dan bhikshuni Buddhis untuk berpola makan vegetarian.

Kata ’Zhai’ berarti tidak makan pada jam-jam tertentu, yakni berpuasa. Itu sebabnya bulan puasa umat Muslim disebut ’Kai Zhai’开斋. Sang Buddha mengajari muridnya untuk ’Chi Zhai’, yakni tidak makan (dengan pengecualian obat-obatan) setelah petang sampai keesokan subuh (jam 1 siang sampai 7 pagi di Malaysia). Di Han Chuan, makna dari ’Chi Zhai’ ini menjadi sinonim dengan ’Chi Su’.


KESIMPULAN

Sang Buddha tidak mendorong kita untuk makan daging atau menjadi vegetarian. Pilihan ini sepenuhnya tergantung kepada kita. Pokok pentingnya adalah memperhatikan dengan baik petunjuk dari Sang Buddha dalam MN 55 atas tiga kondisi untuk daging yang tidak diijinkan dan yang diijinkan.

Seorang Bhikkhu tidak diijinkan untuk memasak dan harus sepenuhnya tergantung pada persembahan dari para penyokong (umat awam). Bhikkhu juga diharuskan agar mudah disokong dan dirawat. Karena bhikkhu tidak diijinkan untuk meminta makanan tertentu (kecuali selama ia sakit), maka bhikkhu tidak dapat memilih makanannya. Dia harus menerima apapun yang dipersembahkan.

Umat awam mempunyai lebih banyak kebebasan untuk memilih makanan mereka, dan untuk umat awam adalah sepenuhnya tergantung pada pilihan pribadi masing-masing untuk makan daging atau menjadi vegetarian. Untuk alasan-alasan yang sudah dijelaskan sebelumnya, adalah penting untuk tidak terlalu kritis terhadap orang lain terkait dengan apapun yang menjadi pilihan kita.

Cara yang paling efektif untuk mengurangi pembunuhan dan kekejaman di dunia adalah pemahaman akan ajaran Sang Buddha. Pada akhirnya, penderitaan (dukkha) adalah karateristik dari kehidupan, dan cara untuk mengakhiri penderitaan adalah dengan melatih Jalan Mulia Berunsur Delapan ajaran Sang Buddha untuk keluar dari lingkaran kelahiran kembali.

SELESAI
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: savana_zhang on 28 April 2009, 01:45:29 AM
           diatas adalah dukutip dari pernyataan bhikku bukan saya
silahkan sanggahan dan pendapatnya tp kecaman jgn diarahkan ke saya OK
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 28 April 2009, 10:18:25 PM
Secara sudah dibahas berulang-ulang. Masing-masing punya contekan masing-masing. Theravada ada di Vinaya dan Sutta yang memperlihatkan bahwa Sang Buddha makan daging, dan ada Vinaya yang memperbolehkan Bhikkhu makan daging.
Mahayana punya Lankavatara Sutra dan Sutra-Sutra Mahayana lain yang menyatakan bahwa Boddhisattva tidak seharusnya makan daging karena alasan lain, menganulir yang pernah dinyatakan sebelumnya.
Secara menghargai keyakinan pihak lain itu bagus, tetapi bukan berarti kita harus campur aduk atau meyakini yang kita rasa tidak tepat.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: savana_zhang on 29 April 2009, 03:55:32 PM
               tp ya aneh lo
isi sutra lavankara yg ini terdengar memakai bahasa kr****n atau aliran maitreya
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: marcedes on 30 April 2009, 10:25:36 AM
buddha mengajarkan untuk melatih pikiran, dan kesucian adalah pikiran
bukan di latih lewat lidah/leher.

salam metta.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Johsun on 30 April 2009, 12:04:18 PM
Akan lebih baik melatih lidah / leher sekalian juga melatih pikiran.
Daging berasal dari binatang dan binatang sifatnya moha.
Dan daging dimasukkan kedalam perutmu, dan moha nya sedikit demi sedikit menyusup ke pikiran.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Nevada on 30 April 2009, 12:12:18 PM
Akan lebih baik melatih lidah / leher sekalian juga melatih pikiran.
Daging berasal dari binatang dan binatang sifatnya moha.
Dan daging dimasukkan kedalam perutmu, dan moha nya sedikit demi sedikit menyusup ke pikiran.


Kalau gitu makan olang pinter aja...
Nanti IQ kita meningkat yah...
Olang makan olang... ;D
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: J.W on 30 April 2009, 12:16:11 PM
Akan lebih baik melatih lidah / leher sekalian juga melatih pikiran.
Daging berasal dari binatang dan binatang sifatnya moha.
Dan daging dimasukkan kedalam perutmu, dan moha nya sedikit demi sedikit menyusup ke pikiran.


Berarti anda harus melatih pantat anda juga donkk...  ;D tuh kolor yg anda pake untuk membungkus pantat anda berasal dari rumah orang tua anda... Anak kurang ajar..anak durhaka.. Rumah orang tua dirusakin hny buat membungkus pantat
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Johsun on 30 April 2009, 12:29:22 PM
 ciape. . .
Bgini pernah baca sutra hukum sebab akibat gak?
Orang2 yg memiliki iq tinggi itu dikarenakan pd kehdupan lampaunya mereka adalah vegetarian.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: K.K. on 30 April 2009, 12:34:38 PM
Akan lebih baik melatih lidah / leher sekalian juga melatih pikiran.
Daging berasal dari binatang dan binatang sifatnya moha.
Dan daging dimasukkan kedalam perutmu, dan moha nya sedikit demi sedikit menyusup ke pikiran.


Ada sutra-nya bahwa moha "ditularkan" lewat makanan?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: J.W on 30 April 2009, 12:42:57 PM
ciape. . .
Bgini pernah baca sutra hukum sebab akibat gak?
Orang2 yg memiliki iq tinggi itu dikarenakan pd kehdupan lampaunya mereka adalah vegetarian.

Nahh....belum pernah nihh...
Dari postingan bro ini, jinaraga asumsikan anda pernah membaca ada sutra hukum sebab akibat yg menyatakan hal demikian.
Tolong ditunjukin donkk..agar membuka mata para hadirin...
Mungkin bro udh lupa pernah baca di mana, jadi jinaraga beri waktu 1 minggu buat mencarinya :P

Tolong yahhhh...  ^:)^
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Nevada on 30 April 2009, 12:47:17 PM
ciape. . .
Bgini pernah baca sutra hukum sebab akibat gak?
Orang2 yg memiliki iq tinggi itu dikarenakan pd kehdupan lampaunya mereka adalah vegetarian.

Kalau begitu, sapi, kuda, kambing, dsb. seharusnya memiliki kecerdasan di atas anjing, monyet dan ikan lumba-lumba...

Saran saya : jangan langsung percaya pada tulisan atau kitab suci, atau katanya yang merupakan sutra / sutta.

Moha itu kondisi pikiran. Di dalam daging hewan, tidak pernah ditemukan adanya kandungan moha. Yang ada dan paling umum adalah ptotein, lemak, karbohidrat dan kadar abu. ;D
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Johsun on 30 April 2009, 01:05:52 PM
Ntar lg cri. . .
Yg ku kthui dri agma Islam, pd suatu ktika, Rasul Allah brkata kepada kponakan-nya, 'ali, oh ali, kamu smestinya tidak memakan daging. Jika kamu memakan daging selama 40 hari, maka kualitas itu akan masuk ke dalam dirimu. Karena itu, kualitas kemanusiaanmu akan berubah, kualitas welas asihmu akan berubah, dan inti sari tubuhmu juga berubah'.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Johsun on 30 April 2009, 01:28:48 PM
Quote
Kalau begitu, sapi, kuda, kambing, dsb. seharusnya memiliki kecerdasan di atas anjing, monyet dan ikan lumba-lumba...

yup, dalam hal ini sdr benar. . . . .

Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 30 April 2009, 01:36:55 PM
Peringatan untuk Johsun, tolong membahas agama lain pada tempatnya.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Johsun on 30 April 2009, 02:01:05 PM
Siap bos. . .
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Johsun on 30 April 2009, 02:09:51 PM
Quote
Saran saya : jangan langsung percaya pada tulisan atau kitab suci, atau katanya yang merupakan sutra / sutta.


jadi tidak ada pedoman kitab suci yg pasti donk. Jd ragu2.
Oleh krnanya bgaimana sdr bisa yakin kalau daging itu boleh dimakan?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: J.W on 30 April 2009, 03:34:19 PM
Ntar lg cri. . .
Yg ku kthui dri agma Islam, pd suatu ktika, Rasul Allah brkata kepada kponakan-nya, 'ali, oh ali, kamu smestinya tidak memakan daging. Jika kamu memakan daging selama 40 hari, maka kualitas itu akan masuk ke dalam dirimu. Karena itu, kualitas kemanusiaanmu akan berubah, kualitas welas asihmu akan berubah, dan inti sari tubuhmu juga berubah'.

Sutta / sutra buddhis donkk....
jinaraga kan lagi tertarik dgn buddhadhamma...
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Nevada on 30 April 2009, 03:44:09 PM
Quote
Saran saya : jangan langsung percaya pada tulisan atau kitab suci, atau katanya yang merupakan sutra / sutta.


jadi tidak ada pedoman kitab suci yg pasti donk. Jd ragu2.
Oleh krnanya bgaimana sdr bisa yakin kalau daging itu boleh dimakan?

Bukan karena dinyatakan ayat / syair dari kitab suci, lantas kita harus percaya mentah-mentah, bro...
Anda pernah baca Kalama Sutta kan? Coba terapkan hal itu di dalam hidup Anda.


Quote from: Johsun
*
wahai frenz, brbaik hatilah pdku. . .
Tlong reputasi ku dijadikan   -0 kalau bisa
Thanks yu. . .Wkwkwk

:))
Ajak teman-teman barter GRP aja...
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Johsun on 01 May 2009, 06:43:49 AM
ciape. . .
Bgini pernah baca sutra hukum sebab akibat gak?
Orang2 yg memiliki iq tinggi itu dikarenakan pd kehdupan lampaunya mereka adalah vegetarian.

Nahh....belum pernah nihh...
Dari postingan bro ini, jinaraga asumsikan anda pernah membaca ada sutra hukum sebab akibat yg menyatakan hal demikian.
Tolong ditunjukin donkk..agar membuka mata para hadirin...
Mungkin bro udh lupa pernah baca di mana, jadi jinaraga beri waktu 1 minggu buat mencarinya :P

Tolong yahhhh...  ^:)^

waduh, stlah aku nyri tapi ga ktemu. . .Krna sblumnya gw baca di buku. . .Entr gw coba nyri. . . Kalau mmg gak ada i say sory tlah salah kash pendapat.
Seharusnya  gw brkata 'kalau tidak salah begini' atau 'kemungkinan begini begitu'. Lalu mengenai moha binatang dpat menyusup ke pikiran seharusnya gw juga brkata 'mungkin bisa jadi moha binatang dapat menyusup . . .'
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: lophenk on 01 May 2009, 02:21:04 PM
 [at] johsun

maaf bro ... apakah anda bervegetarian , lalu apa yg anda dapatkan dgn bervegetarian ?

thanks :)
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Johsun on 02 May 2009, 01:21:34 PM
SEMI VEGE, aku gak dapat apa2, biasa saja. . .
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: bodohsatva on 18 June 2009, 08:19:18 PM
ikut nimplung yah...
ha ha ha..

berikut kisah:
Siha dan Makan Daging

Engkau akan bertemu dengan pertapa ke mana pun engkau pergi, tua, muda dan beberapa di antaranya wanita. Ada yang mengenakan jubah kuning, putih, ada yang telanjang. Kebanyakan hanya ingin berdiskusi tentang pertanyaan metafisika abstrak, tetapi ada juga yang bersungguh-sungguh mencari kehidupan Brahmana dan jalan menuju keabadian. Ada yang mengikuti seorang guru dan ada yang sendirian.
Mereka memperoleh makanan dan pakaian dengan meminta-minta, kadang-kadang mereka menemukan tempat berteduh, kadang tidak. Pada zaman itu juga ada aliran lain yaitu Kaum Nigantha yang diketuai oleh Nataputta. Doktrin utamanya adalah tidak membunuh dan tanpa kekerasan atau ahimsa, tetapi beberapa pengikutnya lebih cenderung kepada teori daripada pelaksanaannya. Seorang pengikutnya tidak makan karena mendapat makanan yang ada sekerat dagingnya, mereka harus hati-hati memilih rumah untuk meminta makanan. Di Vesali, Jenderal Siha adalah pengikut Nigantha yang setia, bagaimana bisa seorang jenderal pasukan 'mendamaikan' profesi membunuh yang memang kewajiban seorang prajurit dengan doktrin tanpa kekerasan, tidak melukai, atau ahimsa, aku tidak pernah mengerti.
Sang Buddha sedang berdiam di Kutagara-sala, Balai Beratap Runcing, yang terletak di pinggiran hutan yang membentang ke utara dari Vesali selama musim hujan setelah Sona menjadi anggota Sangha. Tempat ini tidak jauh dari desa dengan gubuk-gubuk bambu yang berlumpur dan ditutupi jerami, tetapi pohon palem, pohon pisang, dan pohon mangga tumbuh subur di sekitarnya, sementara para penduduk sangat akrab dengan gajah-gajah yang digunakan untuk menarik batang pohon dari hutan untuk dijadikan bangunan-bangunan besar seperti Kutagara-sala ini. Sejak persinggahan beliau yang agak lama di Vesali dulu, Sang Buddha menjadi terkenal di daerah tersebut dan ketika beliau kembali ke Vesali, para pengikut Nigantha yang masih muda menganggap beliau sebagai seorang pemimpin sebuah sekte yang merupakan saingan sekte mereka, yang dianggap lebih tua, sehingga mereka mencegah para anggota mereka untuk mengunjungi Guru baru tersebut.
Jenderal Siha yang rajin dan selalu bekerja keras ingin menjumpai Sang Buddha setelah mendapat berita tentang beliau. Dia mendengar ajaran Sang Buddha mengenai pelepasan diri dari ikatan duniawi, melepaskan diri dari segala aktifitas kehidupan ini. Bagi dia yang selalu mengutamakan kerja, tentu saja hal ini tidak mungkin. Baginya manusia lahir untuk bekerja. Suatu hari ketika bangsawan-bangsawan Licchavi berkumpul membicarakan Sang Buddha, mereka semuanya mengagungkan ajaran-Nya. Hal ini membuat ia semakin ingin tahu tentang orang suci yang dipanggil sebagai Buddha ini, yang senantiasa tinggal di pinggir kota, di antara gubuk-gubuk bambu dan kebun sayuran karena dia menyenangi ketenangan. Dia berpikir walaupun ajaran Sang Gautama bersifat heretikal, tidak ada salahnya untuk bertemu dan mendengarkan ajarannya. Kemudian ia menemui gurunya dan mengutarakan hasratnya untuk bertemu dengan Sang Gautama. "Bagaimana bisa kamu, yang percaya akan 'tindakan', pergi mengunjungi dan mendengarkan Sang Gautama, yang percaya akan 'tanpa tindakan'?" Pertanyaan gurunya membuat keinginannya lenyap seketika, ia berkata pada dirinya sendiri bahwa adalah suatu kebodohan mengunjungi orang suci yang menganjarkan hal yang tak masuk akal.
Tetapi kemudian dia mendengar tentang sifat cinta kasih pertapa Gautama, ketenangan dan kebijaksanaannya. Dia menghadap gurunya untuk kedua kali dan kali ini pun dia dicegah dan keinginannya pun padam. Ketika ingin bertemu dengan Sang Buddha untuk ketiga kalinya, dia tidak lagi bertanya kepada gurunya. Dia mengendarai kereta kebesarannya dan dengan pembantunya menuju tempat Sang Buddha, kami sering melihatnya di jalanan Vesali, tetapi kami tidak pernah menyadari kekuatan dan kegagahannya. Dalam sifatnya yang blakblakan, dia mengemukakan sesuatu selalu langsung pada sasaran. "Saya telah mendengar teori 'tanpa tindakan' dan penerapannya dalam kehidupan para pengikut Anda. Saya yakin orang-orang tidak sembarangan berbicara mengenai Anda. Saya tidak menuduh Anda salah, saya hanya ingin langsung mengetahui darimu apakah berita itu memang benar." "Pada satu sisi saya mengajarkan 'tanpa tindakan'," jawab Sang Buddha tenang, "Dan pada sisi lain saya mengajarkan 'tindakan'." "Bagaimana Anda bisa mengajarkan keduanya?" tanya Siha. "Saya mengajarkan 'tanpa tindakan' dalam hal perbuatan, perkataan dan pikiran yang salah. Saya mengajarkan 'tindakan' dalam hal perbuatan benar, perkataan benar dan pikiran benar." Siha senang dengan jawaban itu, tetapi dia tidak segera puas. "Bagaimana dengan pembinasaan atau anihilasi? Orang-orang mengatakan Anda seorang annihilasionis." "Mereka benar," jawab Sang Buddha sambil tersenyum. "Saya mengajarkan pembinasaan nafsu rendah, kebencian dan kemelekatan." Siha tertawa. Dia tidak akan mengunjungi Sang Buddha bila tidak ada perasaan ingin tahu, kemudian dia pun memohon agar diterima sebagai seorang pengikut. "Jangan terlalu tergesa-gesa, Jenderal Siha. Jangan tinggalkan sekte Anda tanpa alasan kuat. Saya tidak bermaksud untuk menarik pengikut aliran lain, tetapi hanya untuk menunjukkan pada mereka cara membebaskan diri dari penderitaan. Introspeksi diri Anda dan ajaran saya sebelum Anda memutuskan untuk menjadi pengikut saya." "Saya sudah memikirkannya matang-matang." "Walaupun demikian, kembalilah, pertimbangkan sekali lagi. Penyelidikan sangat penting bagi orang penting seperti Anda." Siha kembali protes bahwa keputusannya sudah bulat. Tetapi Sang Bhagava berkata, "Tidak, pertimbangkanlah lagi. Dan saya harap apapun keputusanmu, kamu tidak akan berhenti membagikan makanan kepada Kaum Nigantha, karena makanan mereka tergantung pada kemurahan hatimu." Kata-kata ini menyadarkan Siha untuk memikirkannya kembali. "Tetapi apakah Sang Bhagava bersedia bersantap di rumah saya besok?" Dia bertanya. Sang Guru mengiyakan dan Siha meninggalkan beliau dengan sangat bersemangat. Dia bagaikan anak muda yang baru jatuh cinta dan dia memberitahukan kepada siapa saja tentang kunjungannya itu dan juga memberitahukan bahwa dia bukan lagi seorang Nigantha. Dia menyediakan makanan yang sama sekali berbeda dengan makanan yang disediakan untuk Nigantha. Dia memperhatikan bahwa anggota Sangha berbeda dengan Nigantha, sama sekali tidak menanyakan makanan apa yang diberikan di dalam mangkuk, tetapi menyatap semuanya walaupun mungkin ada daging di dalamnya, dan jamuan makan mewah yang ia sediakan untuk Sang Buddha mengandung daging. Beberapa kaum Nigantha mengetahui hal ini dan sewaktu kami sedang makan, seorang kurir masuk dan berbisik ke telinga Siha bahwa mereka akan mengelilingi jalan Vesali sambil berteriak, "Hari ini Jenderal Siha menyembelih hewan besar untuk dipersembahkan pada Sang Gautama dan Sang Gautama pun makan daging yang khusus disediakan untuknya. "Siha bangkit dengan marah. "Ini tidak benar," dia berteriak. "Sudah lama kaum Nigantha ingin menghina Sang Buddha tetapi mereka tidak dapat menyakitinya dan ini adalah fitnahan yang sia-sia."
bersambung...
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: bodohsatva on 18 June 2009, 08:22:26 PM
sambungan...

Namun bagaimanapun, sebenarnya Siha memang menyediakan daging di dalam jamuan makan itu dan banyak di antara kami merasa tidak enak karena menerima makanan yang diberikan tanpa banyak bertanya, selama ini belum pernah ada pengikut Sang Buddha yang sengaja menyuguhkan daging. Agak mengherankan juga mengapa Siha marah, mungkin ia menyadari kebodohannya dalam perbuatannya yang salah itu. Setelah selesai makan, Sang Bhagava memberikan khotbah Dhamma tentang menghindari pembunuhan. Aura belas kasihnya memancar bagaikan gelombang cahaya hingga segala sesuatu di sekelilingnya seperti menyatu pada cahayanya yang agung. Tidak mungkin melukai segala sesuatu bahkan yang kecil pun karena semua adalah satu. Siapa yang membunuh hewan berkaki empat untuk makanan, hari-harinya akan menjadi suram dan dunia yang jauh kini akan semakin menjauh darinya. "Semua makhluk hidup adalah satu kesatuan, dalam penderitaan maupun dalam ikatan darah. Belas kasih adalah rantai yang menyatukannya. Bagaimana seseorang mempunyai perasaan belas kasih jika dia dengan sengaja menyembelih hewan atau burung untuk dimakan? Dia bukan siswa saya, ia mengikuti cara seorang tukang daging atau pemburu, dan orang yang membeli dari tukang daging atau pemburu daging hewan yang mereka bunuh, adalah sama artinya dengan ia yang membunuh. Jangan dikarenakan kepentingan hidup, kita menghilangkan nyawa makluk lain. Tetapi jika seseorang memakan daging tanpa mengetahui bahwa hewan itu disembelih khusus untuknya, maka ia tidak bersalah. Karena ada jalan tengah antara pembunuhan hewan untuk dimakan dengan untuk dijadikan pakaian, dan penolakan makanan berdaging dalam mangkuk seorang bhikkhu. Namun bukan berarti dengan berpantang makan makanan berdaging maka hati menjadi suci, karena hal itu hanya dapat dilakukan dengan pengendalian hawa nafsu. Bukan berarti dengan menolak makanan berdaging maka perasaan belas kasih akan timbul, karena hal itu hanya dapat dilakukan dengan memadamkan semua pertengkaran di dunia ini dengan rasa cinta kasih dan persahabatan. Pancarkan cinta kasih pada semua makhluk, maka nafsu untuk menyantap makanan berdaging akan lenyap dari dirimu." Setelah kejadian ini, Sang Buddha membuat peraturan bahwa anggota Sangha tidak boleh makan daging yang khusus yang disediakan untuknya. Kabar ini pun menyebar ke seluruh kota, sehingga tidak ada lagi umat yang meyediakan makanan berdaging bagi anggota Sangha. Dalam kenyataannya, pada saat mulai memutar roda Dhamma pada usia tiga puluh lima tahun, pembunuhan binatang untuk dimakan adalah merupakan suatu kebiasaan, dan Sang Buddha selalu menyamakan orang yang dibebani oleh nafsu seperti seekor lembu yang berjalan mendekati pisau tukang daging. Tetapi sewaktu beliau memasuki Parinirvana pada usia delapan puluh tahun, pengaruh belas kasih-Nya sudah demikian besar sehingga semakin sedikit hewan yang dibunuh dan semakin banyak orang-orang yang tidak makan daging.






Dikutip dari buku ?Menelusuri Jejak Kaki Sang Guru?
Oleh:
Marie Beuzeville Byles
Marie Beuzeville Byles memberi sesuatu yang baru dalam buku ini, dengan mempersilahkan Yasa, siswa keenam Sang Bhagava, menuturkan perjalanan panjang mereka bersama Sang Guru selama empat puluh lima tahun tersebut. Hal yang membuat buku ini berbeda dari buku-buku yang mengisahkan perjalanan suci Sang Buddha adalah mungkin tentang konflik-konflik batin yang terjadi pada orang-orang yang bertemu dengan beliau saat itu dan juga konflik-konflik batin yang dialami para siswa-Nya, seperti Yasa sendiri atau Ananda, yang terkadang sangat manusiawi dan menyentuh hati.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: bodohsatva on 18 June 2009, 08:23:05 PM
pertanyaannya adalah...

apakah motif dari bervegetarian anda? itu saja...
jika karena "cinta kasih" maka anda ada di jalan yang tepat sesuai buddha dharma...

jika alasan lain-lain... yah itu pilihan anda...
toh hidup kita yang jalani...

sekali lagi buddha dharma tidak bersifat memaksa... (termasuk memaksakan persperktif)
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: savana_zhang on 21 June 2009, 12:02:27 PM
Akan lebih baik melatih lidah / leher sekalian juga melatih pikiran.
Daging berasal dari binatang dan binatang sifatnya moha.
Dan daging dimasukkan kedalam perutmu, dan moha nya sedikit demi sedikit menyusup ke pikiran.

moha adalah batin bukan jasmani
dalam daging yg sudah mati coba katakan dimana letak mohanya????
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: savana_zhang on 21 June 2009, 12:03:48 PM
ciape. . .
Bgini pernah baca sutra hukum sebab akibat gak?
Orang2 yg memiliki iq tinggi itu dikarenakan pd kehdupan lampaunya mereka adalah vegetarian.
adakah bukti akan hal ini
lalu knapa sapi koq bodoh
ga masuk akal banget
tidak rasional
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: savana_zhang on 21 June 2009, 12:15:55 PM
Ntar lg cri. . .
Yg ku kthui dri agma Islam, pd suatu ktika, Rasul Allah brkata kepada kponakan-nya, 'ali, oh ali, kamu smestinya tidak memakan daging. Jika kamu memakan daging selama 40 hari, maka kualitas itu akan masuk ke dalam dirimu. Karena itu, kualitas kemanusiaanmu akan berubah, kualitas welas asihmu akan berubah, dan inti sari tubuhmu juga berubah'.
klo gitu anda gabung dg forum umat islam aja...
karena disini adalah forum umat buddha,nah kenapa para arahat tidak kehilangan kearahatannya karena makan daging?
memang klo kita makan daging hawa yang kita akan bertambah dikarenakan faktor2 biologis,dan orang "biasa"akan menjadi lebih agresive nafsu sex lebih besar,tapi bukan MOHA akan bertambah.makan sayur dari segi manapun memang sangat bagus lebih bagus dari makan daging,tp bukan syarat utama untuk kesucian dan orang yg vegetarian hendaknya jgn terlalu extreme dalam mengkritik non vegetarian karena ada alasan tertentu dibalik itu.klo sila vegetarian dimaksudkan sebagai manifestasi dari prektik metta itu sangat terpuji bukan dg pikirn keliru bahwa vegetarian mencegah pembunuhan dg ini bervegetarian jauh lebih bermanfaat.sekali lagi bervegetarian adalah BAGUS N TIDAK ADA YG SALAH hanya pengertia individunya yg kurang benar
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: waliagung on 16 May 2011, 05:18:29 PM
yg benar hidup akan makan harus makan sebelum lapar berhenti sblm kenyang

sy jamin anda tidak akan rakus apalagi memkirkan daging stek

Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Indra on 16 May 2011, 05:22:15 PM
yg benar hidup akan makan harus makan sebelum lapar berhenti sblm kenyang

ini ajaran darimana Bro? sepertinya tidak ada dalam Buddhisme ajaran demikian.
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: K.K. on 16 May 2011, 05:25:09 PM
ini ajaran darimana Bro? sepertinya tidak ada dalam Buddhisme ajaran demikian.
Bro Indra hebat bisa tahu tidak ada ajaran demikian. Kalau saya, bahkan tidak mengerti maksud yang dikatakan bro waliagung.

'yg benar hidup akan makan harus makan sebelum lapar berhenti sblm kenyang'??
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Indra on 16 May 2011, 05:29:41 PM
Bro Indra hebat bisa tahu tidak ada ajaran demikian. Kalau saya, bahkan tidak mengerti maksud yang dikatakan bro waliagung.

'yg benar hidup akan makan harus makan sebelum lapar berhenti sblm kenyang'??

belajar dari pengalaman, Bro. member ini suka men-sinkretiskan buddhisme dengan ajaran agamanya. karena setau saya itu adalah ajaran Nabi Muhammad. Dalam Buddhisme, tidak pernah Sang Buddha mengajarkan agar makan sebelum lapar, karena bagaimana mungkin perut tidak lapar jika sehari hanya makan sekali?
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: K.K. on 16 May 2011, 05:33:35 PM
belajar dari pengalaman, Bro. member ini suka men-sinkretiskan buddhisme dengan ajaran agamanya. karena setau saya itu adalah ajaran Nabi Muhammad. Dalam Buddhisme, tidak pernah Sang Buddha mengajarkan agar makan sebelum lapar, karena bagaimana mungkin perut tidak lapar jika sehari hanya makan sekali?
Tolong bro Indra berbaik hati menerjemahkan ke bahasa yang bisa dimengerti supaya saya bisa cerna dulu:
'yg benar hidup akan makan harus makan sebelum lapar berhenti sblm kenyang' ;D
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Indra on 16 May 2011, 05:37:17 PM
Tolong bro Indra berbaik hati menerjemahkan ke bahasa yang bisa dimengerti supaya saya bisa cerna dulu:
'yg benar, hidup akan makan, harus makan sebelum lapar dan berhenti sblm kenyang' ;D

masih tidak sempurna, tapi mudah2an agak membantu
Title: Re: Sutra Sang Buddha Tentang Vegetarian, Menarik!! Buktikan!!
Post by: Forte on 16 May 2011, 05:40:37 PM
ini ajaran darimana Bro? sepertinya tidak ada dalam Buddhisme ajaran demikian.
kayaknya ajaran I, pernah dengar statement itu pas gw di padang

We are people who do not eat until hungry and ate if not satisfying
نَحْنُ قَوْمٌ لاَ نَأْكُلُ حَتَّى نَجُوْعَ وَإِذَا أَكَلْنَا لاَ نَشْبَعُ