//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Riky_dave

Pages: 1 ... 5 6 7 8 9 10 11 [12] 13 14 15 16 17 18 19 ... 281
166
Theravada / Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« on: 22 June 2010, 12:27:14 PM »
 [at] Hendrako

oleh karena itu sila /moralitas tidak bisa membawa pada pembebasan akhir,tetapi hanya mentok pada pengembangan dan penghancuran,yang membawa pada kelahiran yang lebih baik,setuju?

167
Theravada / Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« on: 22 June 2010, 12:25:24 PM »
JM8 adalah Sang Jalan, bukan hasilnya, dg demikian merupakan 'latihan' yg tidak terlepas dari hal duniawi (lokiya). mengenai jenis kamma ke 4, mungkin masih cocok. tapi dikatakan melaksanakan JM8 adalah tanpa LDM, saya kurang setuju. bagi saya, usaha merealisasikan pencerahan pun didasari oleh LDM. namun walau didasari LDM, hal ini bukan masalah dan memang diperlukan. seperti ilustrasi Ajahn Chah, bahwa bila kita ingin membeli air kelapa, kita harus membeli bersama cangkangnya terlebih dahulu, tidak masalah selagi kita menyadarinya dan tidak melekati (cangkangnya).
Sepertinya melaksanakan JMB8 tidak disinggung dari sisi LDM/A-LDM, tetapi hanya dari sudut pandang kamma terang-gelap itu. Ini yang saya kurang bisa setuju. JMB8 dimulai dari pandangan benar. Lupakan dulu yang lain. Selama orang memang benar memiliki pandangan benar, maka apapun yang dia lakukan adalah dengan niat mengakhiri kamma (=jenis kamma 4). Ini cocok. Sebelum memiliki pandangan benar, apa pun yang dilakukan tetap berputar pada jenis kamma 1,2,&3.

Yang jadi masalah, kalau kita menguraikan masing-masing unsur, lalu kita mengatakan semua moralitas dalam JMB8 adalah kamma jenis ke 4. Ini bermasalah karena jenis kamma ke 4 itu bukan ditentukan oleh objek moralitas, tetapi justru dari subjek yang menjalankannya.
Seseorang bisa jadi tidak berkata bohong, tidak berkata kasar, tidak begossip, dsb. Tetapi itu pun belum tentu ucapan benar, kalau tidak dilandasi pandangan benar.

Kalau mengenai jalan dan hasil, JMB8 tentu bukan hasil akhir. Tetapi JMB8 merupakan hasil dan jalan yang terus berproses. Pandangan melandasi perbuatan & konsentrasi. Perbuatan & konsentrasi juga memperbaharui pandangan. Terus begitu sampai benar seseorang memiliki pandangan benar yang benar (minimal sotapatti-magga).   



maksud saya komentar ini:

Aspek positif dari tiga akar yang baik adalah: tidak adanya nafsu (meninggalkan keduniawian, tidak melekat), cinta kasih, dan kebijaksanaan. Di sini, tindakan yang muncul dari tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, dan tanpa-kebodohan-batin harus dipahami bukan sebagai tindakan bajik biasa melainkan sebagai  "kamma yang bukannya gelap dan juga bukannya terang, dengan akibat yang bukan gelap dan juga bukan terang, dengan hasil yang bukan gelap dan bukan terang, yang membawa menuju hancurnya kamma" (Teks 90), yaitu, niat untuk mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan.


Melaksanakan JM8 masih dalam kategori melakukan "kebajikan".

bukan, pelaksanaan JM8 dikatakan masuk pada kategori karma ke 4 (bukan gelap, bukan terang, yg membawa pada berakhirnya karma)

bro Tesla,saya bingung...Apakah seorang Buddha masih memiliki 3 aspek akar positif?

seorang Arahat/Buddha telah berhenti "memiliki" maupun "menjadi"

Aspek positif dari tiga akar yang baik adalah: tidak adanya nafsu (meninggalkan keduniawian, tidak melekat), cinta kasih, dan kebijaksanaan. Di sini, tindakan yang muncul dari tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, dan tanpa-kebodohan-batin harus dipahami bukan sebagai tindakan bajik biasa melainkan sebagai  "kamma yang bukannya gelap dan juga bukannya terang, dengan akibat yang bukan gelap dan juga bukan terang, dengan hasil yang bukan gelap dan bukan terang, yang membawa menuju hancurnya kamma" (Teks 90), yaitu, niat untuk mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan.

apa maksud dari bold tersebut?
itu adalah komentar 'Niddana Sutta' (bukan komentar saya). saya sendiri tidak setuju dimana dikatakan pelaksanaan JM8 adalah tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, dan tanpa-kebodohan-batin.

OK,saya pikir dari komentar yang Anda setujui.. Terima Kasih

168
Theravada / Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« on: 22 June 2010, 12:24:50 PM »

Bagaimana ceritanya "sila" bisa membawa pada pelepasan,boleh dilampirkan sedikit penjelasan beserta contohnya? :)

Contohnya:
Pada saat anda melatih diri dari menghindari pembunuhan, anda melepaskan diri dari tindakan membunuh.
Sederhana sekali........


"melepaskan diri dari tindakan membunuh" = saya tidak membunuh,karena dulunya saya membunuh,apakah ini bisa disetarakan dengan konsep dualisme,antara membunuh vs tidak membunuh?


Orang melakukan ke-tidakserakah-an karena ada yang disebut dengan serakah kan? >> belum bebas
Apabila tidak ada serakah, tidak perlu lagi melakukan ke-tidakserakah-an. >> Bebas

Bagi orang yang bebas, karena bebas, tidak ada lagi serakah atau tidak serakah, yang ada adalah kebebasan.

Begitu juga dengan aku dan tanpa aku.
Tanpa aku ada karena ada aku
Kalau aku sudah tidak ada
bagaimana tanpa aku bisa ada?

Apabila sejak awal sudah tidak ada yang namanya "aku"
Maka apa yang disebut "tanpa aku" sejak awal juga tidak ada
Berhubung ada yang disebut dengan "aku"
Maka ada yang disebut dengan "tanpa aku"

Bagi orang yang bebas sudah tidak ada "aku" dan "tanpa aku"
Namun mengapa Buddha mengajarkan Anatta
Karena kita masih melekat pada "aku"
Anatta mengantar pada kebebasan dari aku

Setelah aku lenyap, tanpa aku pun lenyap


Masih dalam dualisme, so......??

Karena masih dalam dualisme,bagaimana caranya bisa membebaskan diri dari dualisme sendiri?

169
Theravada / Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« on: 22 June 2010, 12:20:02 PM »

Bagaimana ceritanya "sila" bisa membawa pada pelepasan,boleh dilampirkan sedikit penjelasan beserta contohnya? :)

Contohnya:
Pada saat anda melatih diri dari menghindari pembunuhan, anda melepaskan diri dari tindakan membunuh.
Sederhana sekali........


"melepaskan diri dari tindakan membunuh" = saya tidak membunuh,karena dulunya saya membunuh,apakah ini bisa disetarakan dengan konsep dualisme,antara membunuh vs tidak membunuh?


Orang melakukan ke-tidakserakah-an karena ada yang disebut dengan serakah kan? >> belum bebas
Apabila tidak ada serakah, tidak perlu lagi melakukan ke-tidakserakah-an. >> Bebas

Bagi orang yang bebas, karena bebas, tidak ada lagi serakah atau tidak serakah, yang ada adalah kebebasan.

Begitu juga dengan aku dan tanpa aku.
Tanpa aku ada karena ada aku
Kalau aku sudah tidak ada
bagaimana tanpa aku bisa ada?

Apabila sejak awal sudah tidak ada yang namanya "aku"
Maka apa yang disebut "tanpa aku" sejak awal juga tidak ada
Berhubung ada yang disebut dengan "aku"
Maka ada yang disebut dengan "tanpa aku"

Bagi orang yang bebas sudah tidak ada "aku" dan "tanpa aku"
Namun mengapa Buddha mengajarkan Anatta
Karena kita masih melekat pada "aku"
Anatta mengantar pada kebebasan dari aku

Setelah aku lenyap, tanpa aku pun lenyap

170
Theravada / Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« on: 22 June 2010, 12:16:05 PM »
JM8 adalah Sang Jalan, bukan hasilnya, dg demikian merupakan 'latihan' yg tidak terlepas dari hal duniawi (lokiya). mengenai jenis kamma ke 4, mungkin masih cocok. tapi dikatakan melaksanakan JM8 adalah tanpa LDM, saya kurang setuju. bagi saya, usaha merealisasikan pencerahan pun didasari oleh LDM. namun walau didasari LDM, hal ini bukan masalah dan memang diperlukan. seperti ilustrasi Ajahn Chah, bahwa bila kita ingin membeli air kelapa, kita harus membeli bersama cangkangnya terlebih dahulu, tidak masalah selagi kita menyadarinya dan tidak melekati (cangkangnya).
Sepertinya melaksanakan JMB8 tidak disinggung dari sisi LDM/A-LDM, tetapi hanya dari sudut pandang kamma terang-gelap itu. Ini yang saya kurang bisa setuju. JMB8 dimulai dari pandangan benar. Lupakan dulu yang lain. Selama orang memang benar memiliki pandangan benar, maka apapun yang dia lakukan adalah dengan niat mengakhiri kamma (=jenis kamma 4). Ini cocok. Sebelum memiliki pandangan benar, apa pun yang dilakukan tetap berputar pada jenis kamma 1,2,&3.

Yang jadi masalah, kalau kita menguraikan masing-masing unsur, lalu kita mengatakan semua moralitas dalam JMB8 adalah kamma jenis ke 4. Ini bermasalah karena jenis kamma ke 4 itu bukan ditentukan oleh objek moralitas, tetapi justru dari subjek yang menjalankannya.
Seseorang bisa jadi tidak berkata bohong, tidak berkata kasar, tidak begossip, dsb. Tetapi itu pun belum tentu ucapan benar, kalau tidak dilandasi pandangan benar.

Kalau mengenai jalan dan hasil, JMB8 tentu bukan hasil akhir. Tetapi JMB8 merupakan hasil dan jalan yang terus berproses. Pandangan melandasi perbuatan & konsentrasi. Perbuatan & konsentrasi juga memperbaharui pandangan. Terus begitu sampai benar seseorang memiliki pandangan benar yang benar (minimal sotapatti-magga).   



maksud saya komentar ini:

Aspek positif dari tiga akar yang baik adalah: tidak adanya nafsu (meninggalkan keduniawian, tidak melekat), cinta kasih, dan kebijaksanaan. Di sini, tindakan yang muncul dari tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, dan tanpa-kebodohan-batin harus dipahami bukan sebagai tindakan bajik biasa melainkan sebagai  "kamma yang bukannya gelap dan juga bukannya terang, dengan akibat yang bukan gelap dan juga bukan terang, dengan hasil yang bukan gelap dan bukan terang, yang membawa menuju hancurnya kamma" (Teks 90), yaitu, niat untuk mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan.


Melaksanakan JM8 masih dalam kategori melakukan "kebajikan".

bukan, pelaksanaan JM8 dikatakan masuk pada kategori karma ke 4 (bukan gelap, bukan terang, yg membawa pada berakhirnya karma)

bro Tesla,saya bingung...Apakah seorang Buddha masih memiliki 3 aspek akar positif?

seorang Arahat/Buddha telah berhenti "memiliki" maupun "menjadi"

Aspek positif dari tiga akar yang baik adalah: tidak adanya nafsu (meninggalkan keduniawian, tidak melekat), cinta kasih, dan kebijaksanaan. Di sini, tindakan yang muncul dari tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, dan tanpa-kebodohan-batin harus dipahami bukan sebagai tindakan bajik biasa melainkan sebagai  "kamma yang bukannya gelap dan juga bukannya terang, dengan akibat yang bukan gelap dan juga bukan terang, dengan hasil yang bukan gelap dan bukan terang, yang membawa menuju hancurnya kamma" (Teks 90), yaitu, niat untuk mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan.

apa maksud dari bold tersebut?

171
Theravada / Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« on: 22 June 2010, 12:08:35 PM »
JM8 adalah Sang Jalan, bukan hasilnya, dg demikian merupakan 'latihan' yg tidak terlepas dari hal duniawi (lokiya). mengenai jenis kamma ke 4, mungkin masih cocok. tapi dikatakan melaksanakan JM8 adalah tanpa LDM, saya kurang setuju. bagi saya, usaha merealisasikan pencerahan pun didasari oleh LDM. namun walau didasari LDM, hal ini bukan masalah dan memang diperlukan. seperti ilustrasi Ajahn Chah, bahwa bila kita ingin membeli air kelapa, kita harus membeli bersama cangkangnya terlebih dahulu, tidak masalah selagi kita menyadarinya dan tidak melekati (cangkangnya).
Sepertinya melaksanakan JMB8 tidak disinggung dari sisi LDM/A-LDM, tetapi hanya dari sudut pandang kamma terang-gelap itu. Ini yang saya kurang bisa setuju. JMB8 dimulai dari pandangan benar. Lupakan dulu yang lain. Selama orang memang benar memiliki pandangan benar, maka apapun yang dia lakukan adalah dengan niat mengakhiri kamma (=jenis kamma 4). Ini cocok. Sebelum memiliki pandangan benar, apa pun yang dilakukan tetap berputar pada jenis kamma 1,2,&3.

Yang jadi masalah, kalau kita menguraikan masing-masing unsur, lalu kita mengatakan semua moralitas dalam JMB8 adalah kamma jenis ke 4. Ini bermasalah karena jenis kamma ke 4 itu bukan ditentukan oleh objek moralitas, tetapi justru dari subjek yang menjalankannya.
Seseorang bisa jadi tidak berkata bohong, tidak berkata kasar, tidak begossip, dsb. Tetapi itu pun belum tentu ucapan benar, kalau tidak dilandasi pandangan benar.

Kalau mengenai jalan dan hasil, JMB8 tentu bukan hasil akhir. Tetapi JMB8 merupakan hasil dan jalan yang terus berproses. Pandangan melandasi perbuatan & konsentrasi. Perbuatan & konsentrasi juga memperbaharui pandangan. Terus begitu sampai benar seseorang memiliki pandangan benar yang benar (minimal sotapatti-magga).   



maksud saya komentar ini:

Aspek positif dari tiga akar yang baik adalah: tidak adanya nafsu (meninggalkan keduniawian, tidak melekat), cinta kasih, dan kebijaksanaan. Di sini, tindakan yang muncul dari tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, dan tanpa-kebodohan-batin harus dipahami bukan sebagai tindakan bajik biasa melainkan sebagai  "kamma yang bukannya gelap dan juga bukannya terang, dengan akibat yang bukan gelap dan juga bukan terang, dengan hasil yang bukan gelap dan bukan terang, yang membawa menuju hancurnya kamma" (Teks 90), yaitu, niat untuk mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan.


Melaksanakan JM8 masih dalam kategori melakukan "kebajikan".

bukan, pelaksanaan JM8 dikatakan masuk pada kategori karma ke 4 (bukan gelap, bukan terang, yg membawa pada berakhirnya karma)

bro Tesla,saya bingung...Apakah seorang Buddha masih memiliki 3 aspek akar positif?

172
Theravada / Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« on: 22 June 2010, 12:07:34 PM »
JM8 adalah Sang Jalan, bukan hasilnya, dg demikian merupakan 'latihan' yg tidak terlepas dari hal duniawi (lokiya). mengenai jenis kamma ke 4, mungkin masih cocok. tapi dikatakan melaksanakan JM8 adalah tanpa LDM, saya kurang setuju. bagi saya, usaha merealisasikan pencerahan pun didasari oleh LDM. namun walau didasari LDM, hal ini bukan masalah dan memang diperlukan. seperti ilustrasi Ajahn Chah, bahwa bila kita ingin membeli air kelapa, kita harus membeli bersama cangkangnya terlebih dahulu, tidak masalah selagi kita menyadarinya dan tidak melekati (cangkangnya).
Sepertinya melaksanakan JMB8 tidak disinggung dari sisi LDM/A-LDM, tetapi hanya dari sudut pandang kamma terang-gelap itu. Ini yang saya kurang bisa setuju. JMB8 dimulai dari pandangan benar. Lupakan dulu yang lain. Selama orang memang benar memiliki pandangan benar, maka apapun yang dia lakukan adalah dengan niat mengakhiri kamma (=jenis kamma 4). Ini cocok. Sebelum memiliki pandangan benar, apa pun yang dilakukan tetap berputar pada jenis kamma 1,2,&3.

Yang jadi masalah, kalau kita menguraikan masing-masing unsur, lalu kita mengatakan semua moralitas dalam JMB8 adalah kamma jenis ke 4. Ini bermasalah karena jenis kamma ke 4 itu bukan ditentukan oleh objek moralitas, tetapi justru dari subjek yang menjalankannya.
Seseorang bisa jadi tidak berkata bohong, tidak berkata kasar, tidak begossip, dsb. Tetapi itu pun belum tentu ucapan benar, kalau tidak dilandasi pandangan benar.

Kalau mengenai jalan dan hasil, JMB8 tentu bukan hasil akhir. Tetapi JMB8 merupakan hasil dan jalan yang terus berproses. Pandangan melandasi perbuatan & konsentrasi. Perbuatan & konsentrasi juga memperbaharui pandangan. Terus begitu sampai benar seseorang memiliki pandangan benar yang benar (minimal sotapatti-magga).   



maksud saya komentar ini:

Aspek positif dari tiga akar yang baik adalah: tidak adanya nafsu (meninggalkan keduniawian, tidak melekat), cinta kasih, dan kebijaksanaan. Di sini, tindakan yang muncul dari tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, dan tanpa-kebodohan-batin harus dipahami bukan sebagai tindakan bajik biasa melainkan sebagai  "kamma yang bukannya gelap dan juga bukannya terang, dengan akibat yang bukan gelap dan juga bukan terang, dengan hasil yang bukan gelap dan bukan terang, yang membawa menuju hancurnya kamma" (Teks 90), yaitu, niat untuk mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan.


Melaksanakan JM8 masih dalam kategori melakukan "kebajikan".


sama saja ini dengan pengembangan kebajikan dan penghancuran ketidakbajikan,so apa yang didapatkan?kelahiran yang lebih bagus?

Apabila di dalam mengembangkan kebajikan, ketidakbajikan hancur sepenuhnya, hasilnya adalah kebebasan
Apabila di dalam mengembangkan kebajikan, ketidakbajikan belum hancur sepenuhnya, hasilnya adalah kelahiran yang lebih bagus dari sebelumnya

yang di bold,apakah pengembangan kebajikan bisa menghancurkan/melenyapkan ketidakbajikan dan membawa pada padamnya nafsu keinginan?

serakah vs berdana = nibbana?

serakah mengecil mengecil mengecil,dana kembang kembang kembang ,menurut Anda bisa membawa pada lenyapnya "keserahkahan" dan menimbulkan pembebasan?

Setahu saya JM8 adalah Sila, Samadhi, Panna. Dana tidak termasuk di dalamnya.
Tetapi Dana adalah latihan awal yang sangat membantu dan mendukung Sila, Samadhi, dan Panna.
Dana sebagaimana Sila, Samadhi, dan Panna sama2 bersifat melepas.

Sila, Samadhi, dan Panna membawa pada pelepasan.
Apabila melepaskan dengan sempurna hasilnya adalah Nibbana.

Bagaimana ceritanya "sila" bisa membawa pada pelepasan,boleh dilampirkan sedikit penjelasan beserta contohnya? :)

173
Theravada / Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« on: 22 June 2010, 11:53:44 AM »
JM8 adalah Sang Jalan, bukan hasilnya, dg demikian merupakan 'latihan' yg tidak terlepas dari hal duniawi (lokiya). mengenai jenis kamma ke 4, mungkin masih cocok. tapi dikatakan melaksanakan JM8 adalah tanpa LDM, saya kurang setuju. bagi saya, usaha merealisasikan pencerahan pun didasari oleh LDM. namun walau didasari LDM, hal ini bukan masalah dan memang diperlukan. seperti ilustrasi Ajahn Chah, bahwa bila kita ingin membeli air kelapa, kita harus membeli bersama cangkangnya terlebih dahulu, tidak masalah selagi kita menyadarinya dan tidak melekati (cangkangnya).
Sepertinya melaksanakan JMB8 tidak disinggung dari sisi LDM/A-LDM, tetapi hanya dari sudut pandang kamma terang-gelap itu. Ini yang saya kurang bisa setuju. JMB8 dimulai dari pandangan benar. Lupakan dulu yang lain. Selama orang memang benar memiliki pandangan benar, maka apapun yang dia lakukan adalah dengan niat mengakhiri kamma (=jenis kamma 4). Ini cocok. Sebelum memiliki pandangan benar, apa pun yang dilakukan tetap berputar pada jenis kamma 1,2,&3.

Yang jadi masalah, kalau kita menguraikan masing-masing unsur, lalu kita mengatakan semua moralitas dalam JMB8 adalah kamma jenis ke 4. Ini bermasalah karena jenis kamma ke 4 itu bukan ditentukan oleh objek moralitas, tetapi justru dari subjek yang menjalankannya.
Seseorang bisa jadi tidak berkata bohong, tidak berkata kasar, tidak begossip, dsb. Tetapi itu pun belum tentu ucapan benar, kalau tidak dilandasi pandangan benar.

Kalau mengenai jalan dan hasil, JMB8 tentu bukan hasil akhir. Tetapi JMB8 merupakan hasil dan jalan yang terus berproses. Pandangan melandasi perbuatan & konsentrasi. Perbuatan & konsentrasi juga memperbaharui pandangan. Terus begitu sampai benar seseorang memiliki pandangan benar yang benar (minimal sotapatti-magga).   



maksud saya komentar ini:

Aspek positif dari tiga akar yang baik adalah: tidak adanya nafsu (meninggalkan keduniawian, tidak melekat), cinta kasih, dan kebijaksanaan. Di sini, tindakan yang muncul dari tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, dan tanpa-kebodohan-batin harus dipahami bukan sebagai tindakan bajik biasa melainkan sebagai  "kamma yang bukannya gelap dan juga bukannya terang, dengan akibat yang bukan gelap dan juga bukan terang, dengan hasil yang bukan gelap dan bukan terang, yang membawa menuju hancurnya kamma" (Teks 90), yaitu, niat untuk mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan.


Melaksanakan JM8 masih dalam kategori melakukan "kebajikan".


sama saja ini dengan pengembangan kebajikan dan penghancuran ketidakbajikan,so apa yang didapatkan?kelahiran yang lebih bagus?

Apabila di dalam mengembangkan kebajikan, ketidakbajikan hancur sepenuhnya, hasilnya adalah kebebasan
Apabila di dalam mengembangkan kebajikan, ketidakbajikan belum hancur sepenuhnya, hasilnya adalah kelahiran yang lebih bagus dari sebelumnya

yang di bold,apakah pengembangan kebajikan bisa menghancurkan/melenyapkan ketidakbajikan dan membawa pada padamnya nafsu keinginan?

serakah vs berdana = nibbana?

serakah mengecil mengecil mengecil,dana kembang kembang kembang ,menurut Anda bisa membawa pada lenyapnya "keserahkahan" dan menimbulkan pembebasan?

174
Meditasi / Re: Apakah yang dimaksud dengan "melihat apa adanya"?
« on: 22 June 2010, 11:47:28 AM »
Quote
Bro Riky yang baik, Apakah bro Riky tahu kapan timbulnya dan disebabkan apa?
apakah proses yang terjadi? Dan apa yang terjadi setelah tenggelam?

Kalau mengenai "timbulnya" kapan,saya tidak tahu,disebabkan oleh setiap ada "aksi" batin ini pasti "bereaksi"...proses yang terjadi sampai ke tahap "vedana" AKU marah,AKU kesal,AKU senang,AKU bahagia,dan seterusnya]..setelah tenggelam ya tidak ada apapun lagi,semuanya "lenyap"..

_/\_

Yang dibold biru diatas.
Coba pada saat mengalaminya, AKU nya dibuang, cukup marah, kesal, senang, bahagia, dst.
Dan perhatikan apa yang terjadi selanjutnya.

kalau secara proses dan teorinya selalu ada AKU[pandangan sesat],kalau "AKU"nya dibuang,maka hanya sampai pada ada yang timbul[marah] sebagai yang timbul[marah],ada yang berproses[marah] sebagai yang berproses[marah] dan ada yang tenggelam[marah] sebagai yang tenggelam[marah],biasanya kalau hanya di sadari "sebagaimana" adanya "dia" muncul,berproses dan tenggelam,setelah itu muncul suatu "kebahagian",entah disebut sebagai kebahagian apa[didasari dari pengalaman saya]..

nah,jelas "dia" tidak lenyap,walau tenggelam[lenyap] tetapi digantikan dengan "kebahagian",apakah itu?saya sendiri tidak tahu dan tidak bisa menjawabnya..

175
Theravada / Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« on: 22 June 2010, 11:44:30 AM »
JM8 adalah Sang Jalan, bukan hasilnya, dg demikian merupakan 'latihan' yg tidak terlepas dari hal duniawi (lokiya). mengenai jenis kamma ke 4, mungkin masih cocok. tapi dikatakan melaksanakan JM8 adalah tanpa LDM, saya kurang setuju. bagi saya, usaha merealisasikan pencerahan pun didasari oleh LDM. namun walau didasari LDM, hal ini bukan masalah dan memang diperlukan. seperti ilustrasi Ajahn Chah, bahwa bila kita ingin membeli air kelapa, kita harus membeli bersama cangkangnya terlebih dahulu, tidak masalah selagi kita menyadarinya dan tidak melekati (cangkangnya).
Sepertinya melaksanakan JMB8 tidak disinggung dari sisi LDM/A-LDM, tetapi hanya dari sudut pandang kamma terang-gelap itu. Ini yang saya kurang bisa setuju. JMB8 dimulai dari pandangan benar. Lupakan dulu yang lain. Selama orang memang benar memiliki pandangan benar, maka apapun yang dia lakukan adalah dengan niat mengakhiri kamma (=jenis kamma 4). Ini cocok. Sebelum memiliki pandangan benar, apa pun yang dilakukan tetap berputar pada jenis kamma 1,2,&3.

Yang jadi masalah, kalau kita menguraikan masing-masing unsur, lalu kita mengatakan semua moralitas dalam JMB8 adalah kamma jenis ke 4. Ini bermasalah karena jenis kamma ke 4 itu bukan ditentukan oleh objek moralitas, tetapi justru dari subjek yang menjalankannya.
Seseorang bisa jadi tidak berkata bohong, tidak berkata kasar, tidak begossip, dsb. Tetapi itu pun belum tentu ucapan benar, kalau tidak dilandasi pandangan benar.

Kalau mengenai jalan dan hasil, JMB8 tentu bukan hasil akhir. Tetapi JMB8 merupakan hasil dan jalan yang terus berproses. Pandangan melandasi perbuatan & konsentrasi. Perbuatan & konsentrasi juga memperbaharui pandangan. Terus begitu sampai benar seseorang memiliki pandangan benar yang benar (minimal sotapatti-magga).   



maksud saya komentar ini:

Aspek positif dari tiga akar yang baik adalah: tidak adanya nafsu (meninggalkan keduniawian, tidak melekat), cinta kasih, dan kebijaksanaan. Di sini, tindakan yang muncul dari tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, dan tanpa-kebodohan-batin harus dipahami bukan sebagai tindakan bajik biasa melainkan sebagai  "kamma yang bukannya gelap dan juga bukannya terang, dengan akibat yang bukan gelap dan juga bukan terang, dengan hasil yang bukan gelap dan bukan terang, yang membawa menuju hancurnya kamma" (Teks 90), yaitu, niat untuk mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan.


Melaksanakan JM8 masih dalam kategori melakukan "kebajikan".


sama saja ini dengan pengembangan kebajikan dan penghancuran ketidakbajikan,so apa yang didapatkan?kelahiran yang lebih bagus?

176
Meditasi / Re: Apakah yang dimaksud dengan "melihat apa adanya"?
« on: 22 June 2010, 11:36:24 AM »
Quote
Bro Riky yang baik, Apakah bro Riky tahu kapan timbulnya dan disebabkan apa?
apakah proses yang terjadi? Dan apa yang terjadi setelah tenggelam?

Kalau mengenai "timbulnya" kapan,saya tidak tahu,disebabkan oleh setiap ada "aksi" batin ini pasti "bereaksi"...proses yang terjadi sampai ke tahap "vedana" [AKU marah,AKU kesal,AKU senang,AKU bahagia,dan seterusnya]..setelah tenggelam ya tidak ada apapun lagi,semuanya "lenyap"..

Quote
Arti dari yathabutham nyanadassanam adalah "melihat sebagaimana apa adanya"
Apakah menurut bro Riky arti dari vayadhamma sankhara adalah "melihat sebagaimana apa adanya" juga?

pertanyaan tersebut saya tujukan kepada Saudara Dilbert

_/\_

177
Theravada / Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« on: 21 June 2010, 07:38:44 PM »
samsara=aku ada
nibbana=aku tdk ada

atau

samsara=aku ada dan aku tidak ada
nibbana=tidak ada "aku ada" dan tidak ada "aku tidak ada"?

paham yang sama seperti yang ditanyakan oleh Raja Pasendi dari Kosala kepada YM Bhikkhuni Khema dan Buddha Gotama... :D

178
Theravada / Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« on: 21 June 2010, 03:28:51 PM »
nimbrung,dari mana ini ALDM disebut diluar dualitas?
aLDM disini bukan lawan dari LDM, melainkan dari absennya LDM.

misalnya, LDM dikatakan merah, hijau & biru

disini aLDM saya katakan sbg tidak ada merah, tidak ada hijau, tidak ada biru. disini saya mengatakan aLDM sbg di luar dualitas.

tapi seandainya aLDM dikategorikan sbg lawannya LDM, misalnya sebagai cyan, magenta, kuning, maka disini aLDM masih dalam dualitas juga.

uw,ALDM yang terbebas dari LDM yaaachhh...understood!!

terus mau nanya ini...

mengapa dalam Hasta Ariya Magga sangat dekat kaitannya tentang pengembangan dan penghancuran ALDM maupun LDM?

apakah itu bisa membawa pada perealisasian nibbana?

179
Film / Re: Film Pertama Jet Li tanpa Berkelahi (info)
« on: 21 June 2010, 03:24:13 PM »
ehm.....

180
Meditasi / Re: Apakah yang dimaksud dengan "melihat apa adanya"?
« on: 21 June 2010, 03:22:19 PM »
Sabbe Sankhara Anicca
Sabbe Sankhara Dukkha
Sabbe Dhamma Anatta
             adalah
Yathabhutam Nyanadassanam
Vayadhamma sankhara = yathabutham nyanadassanam?

Pages: 1 ... 5 6 7 8 9 10 11 [12] 13 14 15 16 17 18 19 ... 281
anything