1. Apakah sia-sia membaca paritta dlm bahasa Pali, namun tidak mengetahui keseluruhan arti dari paritta tersebut?
tidak akan sia-sia membaca paritta yg kita baca dalam bahasa pali, byk manfaat yg didapat.
a. klo baca dengan sungguh2, dapat meningkatkan konsentrasi...
b. klo baca nya dengan happy, dapat menimbulkan ketenangan...
c. klo baca nya dengan perhatian penuh, dapat memberikan kusala dhamma
d. bisa jg mengatasi penyakit susah tidur... coba baca paritta 1 buku-an malam2 jam 11 keatas, klo mengalami susah tidur...
jd baca paritta tp tidak memahami arti, tetap akan memberi manfaat bagi diri sendiri... tp lebih bermanfaat lg, jika dibaca jg artinya paritta dan dipahami makna nya, jd klo mau baca paritta, udah tau n disadari, oh ini untuk apa, ini tuk penghormatan kepada buddha, ini tuk mengambil sila
2. Jika makna membaca paritta adalah perenungan sabda Sang Buddha, mengapa paritta Buddhist Theravada tidak diterjemahkan ke dlm bahasa masing-masing negara agar lebih mudah dipahami?
byk sebab...
a. bs karena menjaga dan melestarikan kemurnian tipitaka dalam bahasa pali
b. klo diterjemahkan, biar sering terjadi distorsi arti/makna (bole ditanya ke mereka yg sering menterjemahkan tipitaka)
c. klo diterjemahkan, kadang ga dapat padanan kata yg akan diterjemahkan
d. karena uda tradisi, buddhist theravada di indonesia saat ini umumnya dibawa dr negara2 buddhist, dimana negara2 buddhist masih menggunakan bahasa asli (pali)
e. klo baca terjemahan, bs jd tambah panjang yg dibaca, karena 1 kata pali bs diterjemahkan jd 2/lebih kata bahasa indonesia.
f. karena intonasi/nada, setiap kata pali, ada intonasi/nada baca...
g. sebab2 lainnya yg aa ga tau
3. Mengapa dengan membaca paritta bisa dikatakan melakukan kamma baik?
aku pernah mendengar rekaman ceramah Buddhist oleh salah satu Bhikkhu ternama, dan menjelaskan bahwa saat kita membaca paritta, ada makhluk-makhluk dari alam lain yang ikut mendengar pembacaan paritta tersebut dan membawa kedamaian bagi makhluk tersebut. Yang masih tidak bisa aku pahami, bagaimana makhluk tersebut bisa memahami isi dari paritta yg kita baca dan membawa kedamaian bagi mereka? Apakah makhluk tersebut terbatas pada makhluk yg dlm kehidupan lampau dapat memahami bahasa Pali saja?
gini, kita tau, paritta dalam pandangan umum adalah kitab suci, nah pasti kita menganggapnya sebagai sesuatu yg sakral, tentu nya dibaca dengan penuh semangat/senang dan perhatian penuh, sehingga pikiran kita terarah ke hal yg baik, pada saat itu kita melakukan hal baik/kusala dhamma...
lain klo baca paritta, tp pikiran lari sana sini, ingat film porno... jd nya malah buat akusala dhamma.
yg aa tau, ada mahluk alam deva/brahma yg mempunyai kemampuan khusus, mereka mengerti bahasa apa pun yg di ucapkan manusia, ya sperti manusia ada yg menguasai beberapa macam bahasa. nah kenapa ada mahluk yg datang dan mendengar, kemudian mereka ikut berbahagia, itu dikarenakan
a. mereka mengerti bahasa pali
b. mereka tertarik atau pernah belajar buddhism
c. mereka senang dengan lantunan syair paritta, seperti hal nya kita membaca paritta, walau tidak mengerti artinya, tp klo didasari rasa semangat/senang dan penuh perhatian, memberikan manfaat bagi pendengar
lain hal nya jk mahluk tersebut, dikehidupan lampau nya tidak mengenal buddhism, tentu tidak akan menghiraukan anda, ketika pembacaan paritta
4. Bagaimana penjelasan logis utk paritta pelimpahan jasa (ettavatta)? apakah hanya dengan membaca paritta itu jasa kebaikan dari si pembaca paritta bisa dilimpahkan ke makhluk lain? jika demikian, apakah tidak bertentangan dengan hukum kamma yg berlaku? Kemudian, bagaimana maksud pelimpahan jasa tersebut? Bagaimana bisa kita yg melakukan suatu perbuatan baik, tapi makhluk lain yang menikmati buah kamma tersebut?
sebenarnya, bkn jasa kebaikan nya berpindah ke mahluk lain, bukan jg seperti kita mentransfer energi atau apa lah itu...
aa ibaratkan, seorang anak kecil, belajar dan berjuang dgn usaha semaksimal nya, akhirnya bisa lulus n masuk bangku kuliah, kemudian lulus jd sarjana, trus si anak ini berkarya di masyarakat, ternyata menghasilkan sesuatu yg membanggakan dan dihargai banyak orang, nah orang tua tentu nya kena imbas nya, wah anak si X hebat ya, mendidik anak sampai sukses, luar biasa si X nah bangga lah si orang tua, berbahagia karena buah kebajikan si anak...
kira2 seperti itu proses pelimpahan jasa tersebut, mahkluk tersebut berbahagia karena melihat n mengetahui perbuatan bajik yg dilakukan, yg jg dilimpahkan kepada mereka (mahkluk tersebut). siapa mahluk tersebut ? tentunya mereka mempunyai hubungan keluarga dengan kita/leluhur kita, entah dari kehidupan ini, maupun kehidupan2 masa lampau...
jd buah kebajikan yg kita lakukan tidak ditransfer ke siapa2, tp tetap sebagai kamma baik kita, mereka (mahkluk tersebut) hanya turut bergembira atas perbuatan bajik yg telah kita lakukan...