[at] Rina Hong
Saya mau menambahkan sedikit mengenai kata-kata Sang Buddha itu... Yang pernah dinyatakan Sang Buddha secara garis besar adalah: "Orang bijak tidak akan menceritakan keburukan orang lain meskipun ia ditanya. Dan orang bijak akan menceritakan kebaikan orang lain meskipun ia tidak ditanya."
Jadi, Sang Buddha tidak pernah mengajarkan kita untuk menjawab dengan keraguan. Justru dalam meditasi, segala bentuk keraguan adalah rintangan (nivarana) yang harus dikikis.
keraguan yang perlu dikikis apakah keraguan dalam hati atau keraguan cara kita menyampaikan sesuatu?
mungkin saya tidak terlalu hapal yg tertulis di sutta karna saya sendiri juga belum pernah baca sutta, mohon di koreksi jika ada statement yg bertentangan dengan sutta. soalnya baca buku nya juga hanya bagian ringkasan,dan bukan sutta...
Yang jelas, dalam konteks pembahasan Dhamma, keraguan yang dimaksud adalah keraguan terhadap Buddhadhamma (vicikiccha). Ada 8 jenis keraguan, antara lain:
[1] Keraguan terhadap Sang Guru (Buddha).
[2] Keraguan terhadap Ajaran (Dhamma)
[3] Keraguan terhadap Sangha (Ariya Sangha)
[4] Keraguan terhadap latihan (sikkha)
[5] Keraguan terhadap masa lalu (
sassata ditthi = memegang pandangan bahwa kondisi sudah kekal dari awalnya;
ahetuka ditthi = memgang pandangan bahwa kondisi bisa muncul tanpa penyebab).
[6] Keraguan terhadap masa lalu (memegang pandangan bahwa kondisi akan kekal atau musnah pada akhirnya).
[7] Keraguan terhadap masa lalu dan masa kini (memegang pandangan bimbang akan adanya kehidupan lampau dan kehidupan yang akan datang, juga meragukan khandha, ayatana dan dhatu).
[8] Keraguan terhadap hukum saling bergantungan.
Dan semua jenis keraguan itu harus dikikis habis, sehingga muncullah pandangan terang. Karena keraguan dan bimbang adalah wujud dari kebodohan batin.
Petikan kaliamt itu ada di Anguttara Nikaya II. 78. Kurang lebih isinya seperti yang saya cantumkan sebelumnya... Kalau saya ketemu referensi lengkapnya, nanti saya kasih lihat.
Dalam berinteraksi sosial, mungkin kita sering menghadapi dilema; atau keragu-raguan. Yang perlu kita tanggulangi adalah mengatasi timbulnya gejolak mental negatif ini. Cara yang paling sederhana adalah mengenali keraguan itu sendiri, dan mencari tahu penyebab munculnya keraguan itu.