//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pengertian Nibbana  (Read 64914 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #60 on: 18 January 2015, 06:49:57 AM »
At kdus

Disebutkan adanya kemampuan melihat tapi tidak memperhatikan.
Ini istilah teknis dari vipasana dengan obyek anapanasati cathu dathu .
Pintu panca indria harus mampu buka separuh saja
Jika timbul ketegangan, berarti paramita belum memadai.
Mesti menjadikan melepas duniawi sebagai dasar dari semuanya.
Jika belum melepas semua unsur dunIawi yg ada 8 ruas,
maka pada saat vipasana, pintu panca indria akan menjadi obyeknya.
Atau tertahan menolak obyek.  Yg terbenam dengan ketenangan.
yg dikenal sbg jana. Kedua hal ini salah, shg jalan ariya dikenal sebagai jalan tengah.

 
Jika mampu Melihat tanpa memperhatikan
Buahnya 7 belenggu pasti patah
Sisanya akan diteruskan di kehidupan berikutnya
Yg tentu lebih sesuai kondisinya.


Kalau dilihat dari gaya penulisan postingnya, komet dan halilintar adalah orang yg sama. Welcome back!

(not at) komet
Terus terang saya miris melihat rata2 umat buddhis di indonesia yg lebih mementingkan aspek ritual dibandingkan materi dhamma, dan ketika berdiskusi lebih dominan reaksi emosional (minimal dlm bentuk ketidaksukaan, inggris: aversion) dari tulisan/karakter orang lain seperti komet ketimbang fokus ke materi dhamma yg disampaikannya.
Dalam AN 6.44 Migasālā, Sang Buddha bersabda, yg kalau diterjemahkan ke bhs indonesia kira2 begini:
Ananda, ada 6 tipe orang yg bisa ditemukan di dunia ini:
1) Ananda, ada orang yg gentleman, kawan yg menyenangkan, yg bersamanya rekan2 bikhu berkumpul dgn senang. Tetapi dia belum mendengarkan Ajaran, belum menjadi terajarkan, dan belum menembusnya dgn pandangan, dan ia tdk mencapai pembebasan (liberation) sementara. Setelah meninggal dunia, ia menuju kepada keadaan yg lebih buruk/parah (deterioration), bukan kepada keadaan yg beda (distinction).
2) Lalu Ananda, ada orang yg gentleman, kawan yg menyenangkan, yg bersamanya rekan2 bikhu berkumpul dgn senang. Dan dia sudah mendengarkan Ajaran, sudah menjadi terajarkan, dan sudah menembusnya dgn pandangan, dan ia mencapai pembebasan (liberation) sementara. Setelah meninggal dunia, ia menuju kepada keadaan yg beda (distinction), bukan kepada keadaan yg lebih buruk/parah (deterioration).
Ananda, mereka yg judgemental (suka menilai orang) akan menilai orang2 tersebut seperti demikian: "Yg satu punya kualitas yg sama dgn yg lain. Mengapa menganggap yg satu lebih rendah(inferior) dari yg lain?" Penilaian mereka itu (bahwa dua tipe orang itu sama kualitasnya) akan membawa mereka ke bahaya(harm) dan penderitaan(suffering) utk waktu yg lama.
Di antara dua tipe itu Ananda, orang yg gentleman, kawan yg menyenangkan, yg bersamanya rekan2 bikhu berkumpul dgn senang, yg sudah mendengarkan Ajaran, yg sudah menjadi terajarkan, dan yg sudah menembusnya dgn pandangan, dan yg mencapai pembebasan (liberation) sementara, dia melebihi dan melampaui orang tipe lainnya. Karena alasan apa? Karena aliran arus Dhamma senantiasa membawanya. Akan tetapi, siapa yg bisa mengetahui perbedaan itu selain seorang Tathagata?
Karena itu Ananda, janganlah judgemental (suka menilai sembarangan) terhadap orang lain. Jangan melayangkan penilaian terhadap orang lain. Mereka yg melayangkan penilaian terhadap orang lain membahayakan dirinya sendiri. Aku sendiri, atau orang yg seperti aku (Tathagata/Buddha/Arahat) boleh melayangkan penilaian terhadap orang lain.


4 tipe lainnya merupakan kombinasi serupa. Saya ambil nomor 5 dan 6 yg sepertinya ada sedikit kemiripan dgn karakter komet:
5) Lalu Ananda, orang yg padanya ditemukan kemarahan dan bangga diri, dan dari waktu ke waktu terlibat dlm pertukaran kata2(perselisihan). Dan dia belum mendengarkan Ajaran, belum menjadi terajarkan, dan belum menembusnya dgn pandangan, dan ia tdk mencapai pembebasan (liberation) sementara. Setelah meninggal dunia, ia menuju kepada keadaan yg lebih buruk/parah (deterioration), bukan kepada keadaan yg beda (distinction).
6) Lalu Ananda, orang yg padanya ditemukan kemarahan dan bangga diri, dan dari waktu ke waktu terlibat dlm pertukaran kata2 (perselisihan). Namun dia sudah mendengarkan Ajaran, sudah menjadi terajarkan, dan sudah menembusnya dgn pandangan, dan ia mencapai pembebasan (liberation) sementara. Setelah meninggal dunia, ia menuju kepada keadaan yg beda (distinction), bukan kepada keadaan yg lebih buruk/parah (deterioration).
Ananda, mereka yg judgemental (suka menilai orang) akan menilai orang2 tersebut seperti demikian: "Yg satu punya kualitas yg sama dgn yg lain. Mengapa menganggap yg satu lebih rendah(inferior) dari yg lain?" Penilaian mereka itu (bahwa dua tipe orang itu sama kualitasnya) akan membawa mereka ke bahaya(harm) dan penderitaan(suffering) utk waktu yg lama.
Di antara dua tipe itu Ananda, orang yg padanya ditemukan kemarahan dan bangga diri, dan dari waktu ke waktu terlibat dlm pertukaran kata2 (perselisihan), tetapi sudah mendengarkan Ajaran, sudah menjadi terajarkan, dan sudah menembusnya dgn pandangan, dan mencapai pembebasan (liberation) sementara, dia melebihi dan melampaui orang tipe lainnya. Karena alasan apa? Karena aliran arus Dhamma senantiasa membawanya. Akan tetapi, siapa yg bisa mengetahui perbedaan itu selain seorang Tathagata?
Karena itu Ananda, janganlah judgemental (suka menilai sembarangan) terhadap orang lain. Jangan melayangkan penilaian terhadap orang lain. Mereka yg melayangkan penilaian terhadap orang lain membahayakan dirinya sendiri. Aku sendiri, atau orang yg seperti aku (Tathagata/Buddha/Arahat) boleh melayangkan penilaian terhadap orang lain.


[Disclaimer: saya bukan bermaksud membela komet di sini] Jadi, janganlah menilai orang hanya dari cara dia menulis dgn kata2 yg kurang enak didengar. Mungkin memang karakternya sudah begitu, begitulah style nya, tata bahasa indonesia yg agak berantakan, blak2an dgn komentar2 yg cukup pedas. Janganlah terbawa emosi, menjadi tdk suka (aversion), tapi fokuslah ke materi Dhamma yg disampaikan, dgn begitu bisa mendptkan sesuatu yg baru, pelajaran, entah buat anda, dia ataupun pembaca lainnya. Kalau sekiranya anda menganggap dia "ngeyel", buktikan kalau anda lebih mengerti/tau dari dia. Jangan malah membalas dgn kalimat yg tidak enak didengar juga. Kalau ternyata dia memang "lebih", anda bisa celaka, seperti dikatakan Sang Buddha.

Kembali ke topik utama.
Btw, sepertinya sampai sejauh ini komet selalu mengacu pada sutra hati. Bagi yg menganggap sutra hati masih oot disini berarti tdk mengerti point2 yg terdpt dlm sutra hati. Komet sudah menyampaikan beberapa point dari sutra hati yg berkaitan dgn nibbana, walaupun ada beberapa hal yg aneh. Ada kesamaan point2 (mayoritas sama) dari sutra hati yg juga bisa ditemukan dlm pali canon. Ini dikarenakan sutra mahayana juga berasal dari tripitaka, tapi yg berbahasa sanskrit.
Quote from: komet
Ini istilah teknis dari vipasana dengan obyek anapanasati cathu dathu .
Pintu panca indria harus mampu buka separuh saja
(at) komet
Apa itu "obyek anapanasati cathu dathu"?
Pintu panca indria buka separuh saja maksudnya separuh tutup mata? atau bagaimana?

 _/\_

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #61 on: 18 January 2015, 06:57:19 AM »
Apakah sebenarnya penghubung panca indria dengan obyeknya.
Kesadaran.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #62 on: 18 January 2015, 06:58:29 AM »
 [at] kardus:  Kayaknya anda juga kloningan ya  ^-^
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline komet

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 41
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #63 on: 18 January 2015, 07:53:32 AM »

Apa itu "obyek anapanasati cathu dathu"?
Pintu panca indria buka separuh saja maksudnya separuh tutup mata? atau bagaimana?

 _/\_

Begini
Suhu selalu mengirim para sramanera ke myanmar dan thailand
Selain mempelajari tipitaka pali, juga bergaul dengan para bhiksu disana.
Melihat bagaimana mereka hidup dihutan, dengan pondok bambu yg sederhana.
Tiada listrik, air pam apalagi sinyal hp.
Pada suatu kesempatan, beliau berkunjung ke vihara di tepi sungai mekong, thailand.
Entah apa nama sungai itu dalam bahasa thai
Beliau menemukan kepala vihara dengan seekor macan disebelahnya.
Dengan kemampuan batinnya, suhu yakin menceritakan kalau macan bukan dipelihara dari kecil
Kepala vihara ini mampu menundukkannya dari liar menjadi jinak
Kemudian dibuat menjadi vegetarian.
Kerjanya hanya tidur saja, sedikitpun tidak menakutkan.

Dari percakapan mereka,
Kepala vihara itu menunjukkan sutra hati adalah gerbang bagi arahatta magga
Bukan phala bagi kaum theravaxx
Beliau senantiasa berbagi ilmu, mengenai teknik anapanasati murni
Setelah matang 40 tahun di hutan, digunakan untuk melepas keterikatan 4 unsur jasmani,
Di posisi ini, mereka yg tekun bisa mengatur kekuatan kesadaran pancaindria
Dengan mengambil jalur tengahnya.Tidak terseret obyek indriya.
Tidak juga tenggelam dalam sisi yg lain yaitu ketenangan, atau jhana.

Orangnya sudah meninggal, total, suhu hanya memperoleh sebagian saririka dathu
Dan sebuah tengkorak utuh sebagai tanda perpisahan. Saririka datu warna biru
jumlahnya sampai saat ini tetap tidak bertambah.
kata suhu
Jika jumlah reliknya tetap, tidak bertambah itu berarti
Beliau yg meninggal itu sudah selesai total.


Offline komet

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 41
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #64 on: 18 January 2015, 10:40:30 AM »
Kalau dilihat dari gaya penulisan postingnya, komet dan halilintar adalah orang yg sama. Welcome back!

anda keliru. Sy banyak mengikuti cara halilintar krn banyak belajar darinya. Apa mungkin seorang komet mampu
Menurunkan yakkhavajira dari kursinya hanya gara gara striptease. Sepertinya tidak sejauh itu.

Quote

(not at) komet
Terus terang saya miris melihat rata2 umat buddhis di indonesia yg lebih mementingkan aspek ritual dibandingkan materi dhamma, dan ketika berdiskusi lebih dominan reaksi emosional (minimal dlm bentuk ketidaksukaan, inggris: aversion) dari tulisan/karakter orang lain seperti komet ketimbang fokus ke materi dhamma yg disampaikannya.
Dalam AN 6.44 Migasālā, Sang Buddha bersabda, yg kalau diterjemahkan ke bhs indonesia kira2 begini:
Ananda, ada 6 tipe orang yg bisa ditemukan di dunia ini:
1) Ananda, ada orang yg gentleman, kawan yg menyenangkan, yg bersamanya rekan2 bikhu berkumpul dgn senang. Tetapi dia belum mendengarkan Ajaran, belum menjadi terajarkan, dan belum menembusnya dgn pandangan, dan ia tdk mencapai pembebasan (liberation) sementara. Setelah meninggal dunia, ia menuju kepada keadaan yg lebih buruk/parah (deterioration), bukan kepada keadaan yg beda (distinction).
2) Lalu Ananda, ada orang yg gentleman, kawan yg menyenangkan, yg bersamanya rekan2 bikhu berkumpul dgn senang. Dan dia sudah mendengarkan Ajaran, sudah menjadi terajarkan, dan sudah menembusnya dgn pandangan, dan ia mencapai pembebasan (liberation) sementara. Setelah meninggal dunia, ia menuju kepada keadaan yg beda (distinction), bukan kepada keadaan yg lebih buruk/parah (deterioration).
Ananda, mereka yg judgemental (suka menilai orang) akan menilai orang2 tersebut seperti demikian: "Yg satu punya kualitas yg sama dgn yg lain. Mengapa menganggap yg satu lebih rendah(inferior) dari yg lain?" Penilaian mereka itu (bahwa dua tipe orang itu sama kualitasnya) akan membawa mereka ke bahaya(harm) dan penderitaan(suffering) utk waktu yg lama.
Di antara dua tipe itu Ananda, orang yg gentleman, kawan yg menyenangkan, yg bersamanya rekan2 bikhu berkumpul dgn senang, yg sudah mendengarkan Ajaran, yg sudah menjadi terajarkan, dan yg sudah menembusnya dgn pandangan, dan yg mencapai pembebasan (liberation) sementara, dia melebihi dan melampaui orang tipe lainnya. Karena alasan apa? Karena aliran arus Dhamma senantiasa membawanya. Akan tetapi, siapa yg bisa mengetahui perbedaan itu selain seorang Tathagata?
Karena itu Ananda, janganlah judgemental (suka menilai sembarangan) terhadap orang lain. Jangan melayangkan penilaian terhadap orang lain. Mereka yg melayangkan penilaian terhadap orang lain membahayakan dirinya sendiri. Aku sendiri, atau orang yg seperti aku (Tathagata/Buddha/Arahat) boleh melayangkan penilaian terhadap orang lain.


4 tipe lainnya merupakan kombinasi serupa. Saya ambil nomor 5 dan 6 yg sepertinya ada sedikit kemiripan dgn karakter komet:
5) Lalu Ananda, orang yg padanya ditemukan kemarahan dan bangga diri, dan dari waktu ke waktu terlibat dlm pertukaran kata2(perselisihan). Dan dia belum mendengarkan Ajaran, belum menjadi terajarkan, dan belum menembusnya dgn pandangan, dan ia tdk mencapai pembebasan (liberation) sementara. Setelah meninggal dunia, ia menuju kepada keadaan yg lebih buruk/parah (deterioration), bukan kepada keadaan yg beda (distinction).
6) Lalu Ananda, orang yg padanya ditemukan kemarahan dan bangga diri, dan dari waktu ke waktu terlibat dlm pertukaran kata2 (perselisihan). Namun dia sudah mendengarkan Ajaran, sudah menjadi terajarkan, dan sudah menembusnya dgn pandangan, dan ia mencapai pembebasan (liberation) sementara. Setelah meninggal dunia, ia menuju kepada keadaan yg beda (distinction), bukan kepada keadaan yg lebih buruk/parah (deterioration).
Ananda, mereka yg judgemental (suka menilai orang) akan menilai orang2 tersebut seperti demikian: "Yg satu punya kualitas yg sama dgn yg lain. Mengapa menganggap yg satu lebih rendah(inferior) dari yg lain?" Penilaian mereka itu (bahwa dua tipe orang itu sama kualitasnya) akan membawa mereka ke bahaya(harm) dan penderitaan(suffering) utk waktu yg lama.
Di antara dua tipe itu Ananda, orang yg padanya ditemukan kemarahan dan bangga diri, dan dari waktu ke waktu terlibat dlm pertukaran kata2 (perselisihan), tetapi sudah mendengarkan Ajaran, sudah menjadi terajarkan, dan sudah menembusnya dgn pandangan, dan mencapai pembebasan (liberation) sementara, dia melebihi dan melampaui orang tipe lainnya. Karena alasan apa? Karena aliran arus Dhamma senantiasa membawanya. Akan tetapi, siapa yg bisa mengetahui perbedaan itu selain seorang Tathagata?
Karena itu Ananda, janganlah judgemental (suka menilai sembarangan) terhadap orang lain. Jangan melayangkan penilaian terhadap orang lain. Mereka yg melayangkan penilaian terhadap orang lain membahayakan dirinya sendiri. Aku sendiri, atau orang yg seperti aku (Tathagata/Buddha/Arahat) boleh melayangkan penilaian terhadap orang lain.


[Disclaimer: saya bukan bermaksud membela komet di sini] Jadi, janganlah menilai orang hanya dari cara dia menulis dgn kata2 yg kurang enak didengar. Mungkin memang karakternya sudah begitu, begitulah style nya, tata bahasa indonesia yg agak berantakan, blak2an dgn komentar2 yg cukup pedas. Janganlah terbawa emosi, menjadi tdk suka (aversion), tapi fokuslah ke materi Dhamma yg disampaikan, dgn begitu bisa mendptkan sesuatu yg baru, pelajaran, entah buat anda, dia ataupun pembaca lainnya. Kalau sekiranya anda menganggap dia "ngeyel", buktikan kalau anda lebih mengerti/tau dari dia. Jangan malah membalas dgn kalimat yg tidak enak didengar juga. Kalau ternyata dia memang "lebih", anda bisa celaka, seperti dikatakan Sang Buddha.


jangan nakut nakuti. Sdr sekalian bisa diskusi dengan cara masing masing.bisa juga menjadi pendengar pasif.
kata kata buddha itu berlaku bagi yang mulia ananda agar tidak jaim, jaga image dihadapan
para ariya lainnya terutama 80 siswa utama.
Spy tdk sombong karena setiap saat dekat buddha.
jangan dihubungkan dengan cerita halilintar apalagi sikomet yg tidak mengerti persoalan.


Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #65 on: 22 January 2015, 07:03:40 AM »
jangan nakut nakuti. Sdr sekalian bisa diskusi dengan cara masing masing.bisa juga menjadi pendengar pasif.
kata kata buddha itu berlaku bagi yang mulia ananda agar tidak jaim, jaga image dihadapan
para ariya lainnya terutama 80 siswa utama.
Spy tdk sombong karena setiap saat dekat buddha.
jangan dihubungkan dengan cerita halilintar apalagi sikomet yg tidak mengerti persoalan.
Anda bicara sembarangan mengomentari sutta tanpa membaca terlebih dahulu sutta tsb - bicara seenaknya tanpa tau konteksnya. Siapa yg nakut-nakuti? Berarti anda juga mengatai sang Buddha menakut-nakuti Ananda dgn berkata begitu. Kualat nanti anda karena sudah menghina Tathagata. Mengatakan yg tdk dikatakan seorang Tathagata itu namanya sudah menjelekkan (slander) Tathagata.
Kalau anda baca sutta itu anda akan tau konteksnya. Sang Buddha menanggapi perkataan seorang wanita perumahtangga bernama Migasala yg disampaikan oleh Ananda, tdk ada hubungannya sama sekali dgn jaim. Anda ini kacau dan aneh2 saja.

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #66 on: 22 January 2015, 07:06:22 AM »
Apa pengertian nibbana?
Padam

Padam apa?
Padamnya tanha
Padamnya tanha, dpt ditemukan di sutta dan memang bukan definisi yg salah. Aliran Burma bergantung pada definisi ini. Menurut mereka, utk lenyapnya dukkha, berpedoman pada paticcasamuppada perlu memutus/menghentikan tanha. Karena dgn memutus tanha maka updana dst sampai jati jaramarana otomatis tdk ada sehingga dpt dikatakan dukkha lenyap. Memutus tanha caranya dgn menerapkan vipassana sehingga dari vedana tdk timbul tanha.
Adakah yg melihat sesuatu yg salah disini? Atau memang tdk ada yg salah?

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #67 on: 22 January 2015, 06:10:22 PM »
Sdr. Kardus  sudah 2 minggu sejak jawaban terakhir Anda belum memberikan jawaban yang benar, jawaban terakhir hanyalah level kemanisan bukan rasa manggis. Nampaknya memang anda tidak bisa mendeskripsikan rasa manggis secara detail. Kita jangan malu mengakui ketika tidak bisa mendeskripsikan rasa manggis secara detail karena semua orang juga tidak bisa. 

Dan semakin Anda memperjelas pertanyaan Anda dengan embel-embel “teknis” dalam menanyakan pengertian nibbana , ini menandakan Anda tidak memahami apa yang Anda tanyakan sendiri. Menurut KBBI:  teknis dari teknik  yaitu 1. pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu, 2. Cara. 3. metode atau sistem mengerjakan sesuatu.

Jika Anda menggunakan  istilah “teknis” ini berarti anda mempertanyakan cara bukan deskripsi seperti pertanyaan no.1. Inilah bentuk ketidak konsistenan Anda yang pertama. Jadi jangan salahkan orang lain jika salah menjawab,atau tidak sesuai harapan atau tidak ada jawaban di web-web asing, tapi salahkanlah pemikiran anda yang tidak konsisten itu dalam membuat pertanyaan.

Lalu yang menggelitik saya,
Kembali ke topik utama.
Btw, sepertinya sampai sejauh ini komet selalu mengacu pada sutra hati. Bagi yg menganggap sutra hati masih oot disini berarti tdk mengerti point2 yg terdpt dlm sutra hati. Komet sudah menyampaikan beberapa point dari sutra hati yg berkaitan dgn nibbana, walaupun ada beberapa hal yg aneh. Ada kesamaan point2 (mayoritas sama) dari sutra hati yg juga bisa ditemukan dlm pali canon. Ini dikarenakan sutra mahayana juga berasal dari tripitaka, tapi yg berbahasa sanskrit.

Sebelumnya Anda mengatakan:
Saya membuka thread ini dlm subforum Theravada, membawa sutra hati ke dlm topik ini berarti sudah tdk pada tempatnya.
Di samping itu juga thread ini bertema pengertian atau membicarakan teori, bukan aspek pelaksanaan atau praktek.

Apakah ini berarti Sdr. Kardus mengakui bahwa dirinya sebagai TS telah salah karena gegabah sebelumnya dengan mengatakan : “membawa sutra hati ke dlm topik ini berarti sudah tdk pada tempatnya” - Atau suatu bentuk ketidakkonsistenan lain dari Sdr. Kardus? Jadi yang mana yang perlu Anda akui? Anda salah karena gegabah atau tidak konsisten? Atau ada hal lainnya? Silahkan diakui terbuka atau tertutup (hanya diri anda yang tahu), dan selanjutnya pembaca lain bisa menilainya sendiri.

Demikian, selanjutnya no komen karena saya  telah menanggapi apa yang perlu ditanggapi dari dipertanyakan awal.

Thanks
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #68 on: 23 January 2015, 12:08:40 PM »
Sdr. Kardus  sudah 2 minggu sejak jawaban terakhir Anda belum memberikan jawaban yang benar, jawaban terakhir hanyalah level kemanisan bukan rasa manggis. Nampaknya memang anda tidak bisa mendeskripsikan rasa manggis secara detail. Kita jangan malu mengakui ketika tidak bisa mendeskripsikan rasa manggis secara detail karena semua orang juga tidak bisa.
Anda saja yg tdk nangkap. Saya sudah bilang perumpamaan anda tdk mengena karena menggunakan yg relatif (rasa) utk membandingkan yg pasti (dhamma: nibbana), masih saja ngotot mempermasalahkan level kemanisan bukan rasa. Mau sedetail apapun dijawab, tetap saja tdk mengena karena relatif. Karena tdk mengena maka tdk penting/tdk ada gunanya itu bisa dideskripsikan secara detail atau tdk. Masih tdk nangkap? Kalau masih tdk nangkap, cari perumpamaan yg lain saja. Cape deh…
Saya sudah perjelas yg saya maksud dgn detail adalah teknis, seteknis mungkin. Karena ada sutta yg mengatakan Kira2 begini: semakin seseorang mengkaitkan nibbana dgn sesuatu ataupun sesuatu dikaitkan dgn nibbana maka tandanya org itu tdk mengerti nibbana. Nah disini anda mengkaitkan sesuatu (suatu sifat: tdk bisa dideskripsikan secara detail) dgn nibbana.
Silahkan diteruskan saja ngeyelnya, nanti jg mati kutu sendiri.

Quote from: Kelana
Dan semakin Anda memperjelas pertanyaan Anda dengan embel-embel “teknis” dalam menanyakan pengertian nibbana , ini menandakan Anda tidak memahami apa yang Anda tanyakan sendiri. Menurut KBBI:  teknis dari teknik  yaitu 1. pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu, 2. Cara. 3. metode atau sistem mengerjakan sesuatu.

Jika Anda menggunakan  istilah “teknis” ini berarti anda mempertanyakan cara bukan deskripsi seperti pertanyaan no.1. Inilah bentuk ketidak konsistenan Anda yang pertama. Jadi jangan salahkan orang lain jika salah menjawab,atau tidak sesuai harapan atau tidak ada jawaban di web-web asing, tapi salahkanlah pemikiran anda yang tidak konsisten itu dalam membuat pertanyaan.
http://kbbi.web.id/teknis teknis = bersifat atau mengenai (menurut) teknik; secara teknik.
Secara teknis berarti secara cara (teknik=cara). Dlm OP pertanyaan no.1 adalah pengertian nibbana, bukan deskripsi nibbana. Pengertian lebih luas maknanya daripd sekedar deskripsi saja. Jadi kalau bisa menjelaskan (mengerti) dari sudut pandang teknis (cara) maka tdk masalah. Anda saja yg tdk mengerti bahasa indonesia.

Quote from: Kelana
Sebelumnya Anda mengatakan:
Apakah ini berarti Sdr. Kardus mengakui bahwa dirinya sebagai TS telah salah karena gegabah sebelumnya dengan mengatakan : “membawa sutra hati ke dlm topik ini berarti sudah tdk pada tempatnya” - Atau suatu bentuk ketidakkonsistenan lain dari Sdr. Kardus? Jadi yang mana yang perlu Anda akui? Anda salah karena gegabah atau tidak konsisten? Atau ada hal lainnya? Silahkan diakui terbuka atau tertutup (hanya diri anda yang tahu), dan selanjutnya pembaca lain bisa menilainya sendiri.
Memang saya mengatakan demikian, namun itu dikarenakan ketika itu halilintar hanya banyak bicara dari sisi mahayana selalu membawa2 cerita suhu/gurunya. Namun setelah dihimbau dia mulai membawa materi lebih spesifik ke poin dhamma yg dpt ditemukan jg dlm theravada. Maka dari itu saya tdk mengulang himbauan saya karena sudah ada perbedaan/kemajuan, tdk oot lagi. Lagipula bagaimanapun kita harus menghargai materi dhamma yg dia sampaikan, jangan malah dibilang oot. Jadi lihat kronologisnya, jangan anda lihat di awal saja cuma utk cari celah menyerang saya. Kalau hanya karena istilah "sutra hati" tdk dikenal dlm theravada lantas anda menggangapnya oot, anda keliru. Itu bukan OOT (Out of Topic, di luar topic) namanya tapi OOS (Out of Sect, di luar sekte/mahzab). Ketahuan anda tdk tau yg ada di dlm sutra hati, bisanya hanya mengulang kata2 orang yg tak taunya sudah kadaluarsa. Komet: "apa susahnya jadi betet".

Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #69 on: 25 January 2015, 07:02:04 PM »
Padamnya tanha, dpt ditemukan di sutta dan memang bukan definisi yg salah. Aliran Burma bergantung pada definisi ini. Menurut mereka, utk lenyapnya dukkha, berpedoman pada paticcasamuppada perlu memutus/menghentikan tanha. Karena dgn memutus tanha maka updana dst sampai jati jaramarana otomatis tdk ada sehingga dpt dikatakan dukkha lenyap. Memutus tanha caranya dgn menerapkan vipassana sehingga dari vedana tdk timbul tanha.
Adakah yg melihat sesuatu yg salah disini? Atau memang tdk ada yg salah?
Padamnya tanha, dpt ditemukan di sutta dan memang bukan definisi yg salah. Aliran Burma bergantung pada definisi ini. Menurut mereka, utk lenyapnya dukkha, berpedoman pada paticcasamuppada perlu memutus/menghentikan tanha. Karena dgn memutus tanha maka updana dst sampai jati jaramarana otomatis tdk ada sehingga dpt dikatakan dukkha lenyap. Memutus tanha caranya dgn menerapkan vipassana sehingga dari vedana tdk timbul tanha.
Adakah yg melihat sesuatu yg salah disini? Atau memang tdk ada yg salah?

Apa yg disampaikan memang seperti itu adanya. Sekarang bagaimana caranya agar tanhapadam tanpa harus menjadi betet spt yg disampaikan sikomet.
ada teman yg bernama kemenyin, dari jawatimur.
belajar vipasana, terganggu oleh cara dia meditasi sebelumnya. Dengan menuruti visudhimagga, ia menekuni kasina.
akibatnya upadana. Obyeknya melekat tidak bisa lepas.
saat vipasana , harus melalui kasina ini baru bisa samadi. Kasihan .
karena penulis buku itu sdh meninggal, tentu itu resiko dia sendiri.
buku menjadi berbahaya jika penulisnya sudah tiada. Selain itu dalam waktu yg lama,
buku bisa menjadi berubah oleh penulis berikutnya yg kurang pandai.






Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #70 on: 26 January 2015, 08:03:56 AM »
Quote

Saya tdk menyertakan dasarnya karena yg ngeyel2 itu tdk layak tau, lagipula yg ngeyel2 itu juga tdk mau tau ataupun menanyakan.
Biarlah yg ngeyel2 macam sinichi kudo mengikuti jejak bikhu Channa (mantan kusir pangeran Sidharta) saja. Dlm mahaparinibbana sutta, sebelum sang Buddha parinibbana sang Buddha berpesan kepada Ananda supaya bikhu Channa dikenakan 'brahma penalty' (hukuman, karena selalu ngeyel), yaitu supaya Channa dicuekin (tdk ditolong dgn disarankan atau dikoreksi), dibiarkan mengikuti pendiriannya sendiri. Jadi biarkan saja dia mengikuti ajaran aliran Burma yg mentok ujung2nya adalah equanimity. Kalau equanimitynya dalam artian uppekkha, hanyut dlm buaian uppekkha nanti kehidupan berikutnya terlahir di alam arupa utk waktu yg sangat lama bisa bereon2. Masa hidup disitu berakhir nanti bisa jatuh terjun bebas ke alam rendah. Sang Buddha mengatakan menganut pandangan keliru akibatnya adalah neraka. Cocok kan? [selanjutnya utk tahu dasarnya dilanjutkan dlm topik Pengertian Nibbana di subforum Theravada saja, karena topiknya nanti berkaitan]

Quote

Ini cuplikan dari tulisan kards dari thread sutra hati.
dibawa kemari untuk menjelaskan pengertian nirwana.

persoalan aliran burma yg berujung pada keseimbangan saja itu benar adanya. Namun suhu pernah bercerita saat retreat di mogok sayadaw, itu yg saya ingat, beliau menekankan ada beda perlakuan antara pemula yg model 10 hari, sramanera dan bhiksu atau bhikkhu. beda perlakuan dalam artian teorinya sama, tapi caranya jauh berbeda.u bhiksu mesti serius, tidakboleh main main.
beda perlakuan inilah yg membedakan hasilnya. Apalagi perumahtangga masih memiliki tanggungjawab dan ikatan anak yg sungguh jauh lebih sulit dinetralkan daripada ikatan suami istri




Offline baruna

  • Betet Klonengan Tukang Gossip
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -8
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #71 on: 26 January 2015, 05:28:18 PM »
Orang yg menulis "betet klonengan" pd id baruna tentu harus berani menerima kenyataan.
Jika memang benar demikian maka sy akan mati kecelakaan menabrak orang dijalan.jika tidak akan berlaku sebaliknya.
Dewa wajira menjadi saksi dari adithana sy.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #72 on: 27 January 2015, 08:48:33 AM »
Orang yg menulis "betet klonengan" pd id baruna tentu harus berani menerima kenyataan.
Jika memang benar demikian maka sy akan mati kecelakaan menabrak orang dijalan.jika tidak akan berlaku sebaliknya.
Dewa wajira menjadi saksi dari adithana sy.
:jempol: Wah, mantap! Ocehannya dhamma tingkat tinggi, namun adhitthana-nya benar2 penuh "kasih". Sungguh spesimen masterpiece yang menggambarkan kebanyakan Buddhis. Saya tunggu hiburan lainnya dari anda.

Kalau bikin adhitthana tolong jangan sambil gemetar penuh emosi nanti kacau kalimatnya. Seperti di atas menabrak orang, kok anda yang mati sih? Seperti anda melindas kodok lalu anda yang mati, kodoknya masih loncat2. Aneh. Yang logis seharusnya anda mati ditabrak orang. Lagipula mo mati saja mesti membahayakan dan menyusahkan orang lain di jalanan, benar2 tanpa pertimbangan. Saya sarankan yang tidak menyusahkan orang lain misalnya mati tersedak pelet pakan betet gitu.

Ini adhitthana saya untuk anda. Jika anda memang "betet klonengan" alias "kerbau yang dicucuk hidungnya" maka tidak ada yang celaka. Jika salah, maka semua orang sehat & selamat.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #73 on: 27 January 2015, 09:03:20 AM »
:jempol: Wah, mantap! Ocehannya dhamma tingkat tinggi, namun adhitthana-nya benar2 penuh "kasih". Sungguh spesimen masterpiece yang menggambarkan kebanyakan Buddhis. Saya tunggu hiburan lainnya dari anda.

Kalau bikin adhitthana tolong jangan sambil gemetar penuh emosi nanti kacau kalimatnya. Seperti di atas menabrak orang, kok anda yang mati sih? Seperti anda melindas kodok lalu anda yang mati, kodoknya masih loncat2. Aneh. Yang logis seharusnya anda mati ditabrak orang. Lagipula mo mati saja mesti membahayakan dan menyusahkan orang lain di jalanan, benar2 tanpa pertimbangan. Saya sarankan yang tidak menyusahkan orang lain misalnya mati tersedak pelet pakan betet gitu.

Ini adhitthana saya untuk anda. Jika anda memang "betet klonengan" alias "kerbau yang dicucuk hidungnya" maka tidak ada yang celaka. Jika salah, maka semua orang sehat & selamat.

Ini namanya meragukan kesaktian Dewa Wajira. Dewa Wajira pastilah mengetahui maksud adhitthana tersebut walaupun terdapat kesalahan kalimat..

Lagipula di Indonesia, semua hal bisa terjadi. Ketika ada yang nabrak orang, maka si penabrak bisa dihajar massa (mungkin bisa mati juga).

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pengertian Nibbana
« Reply #74 on: 27 January 2015, 01:34:24 PM »
Ini namanya meragukan kesaktian Dewa Wajira. Dewa Wajira pastilah mengetahui maksud adhitthana tersebut walaupun terdapat kesalahan kalimat..

Lagipula di Indonesia, semua hal bisa terjadi. Ketika ada yang nabrak orang, maka si penabrak bisa dihajar massa (mungkin bisa mati juga).
Sejujurnya ga kenal juga sama Dewa Wajira itu, tapi yah semoga saja dewa itu tidak terlalu "Buddhis" seperti Sang Betet.

Bisa banyak kemungkinan sih, mungkin juga mati menabrak orang yang naik tank atau bersembunyi di balik pohon. Tapi kalimatnya kurang lengkap dan menyusahkan orang lain. Kasihan orang harus berurusan dengan polisi tertabrak betet.

 

anything