^
^
jadi kesimpulannya?
perbanyak parami agar praktek bisa berjalan mulus?
jika ada "sesepuh" bilang gak perlu parami tapi langsung praktek bersama beliau
dijamin dpt "mencicipi Nibbana sejenak"
itu sikap salah kaprah yg sering hinggap juga bro...... konsep melepas, bener2 "melepas" bahkan ada yg bilang "jangan buat kamma baru apapun lagi, kamma baik maupun kamma buruk"
sekedar info bhw Parami adalah sikap, trend batin karena melakukan hal2 yg kusala, yg semakin lama semakin banyak, yang otomatis mengikis akusala (lobha, dosa dan moha)
Saat org menghitung2, memikirkan melakukan parami, sesungguhnya saat itu, dalam batinnya sedang menumpuk "lobha", alias menjauh dari melakukan perbuatan memupuk parami itu sendiri
Tapi saat org tahu bagaimana sikap batin yg baik, melakukan hal2 yg bermanfaat utk batin seperti bersemangat dalam hal yg baik (viriya, chandha), membaca hal2 yg baik (panna), melakukan pekerjaan yg benar, sesungguhnya saat itu secara otomatis dia sudah memupuk parami dalam batinnya
Perbedaan yg tipis namun tetap banyak terjadi salah kaprah pada sebagian orang.......
Salah kaprah yg sama seperti yg saya tulis di :
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12639.0.html,
terjadi juga pada berbagai konsep lain seperti "sunyata", yg secara buddhism seharusnya diartikan sebagai kondisi yg bebas dari kemelekatan, tapi krn salah kaprah, diartikan sebagai "nothingness"
krn itu : waspadalah.... waspadalah......