Bro Lelaki yang baik,
Bhante thitaketuko dan Bhante Uttamo tak ada hubungannya dengan masalah ini, anda di sekte Buddhayana, tentu saja saya mengerti akan sikap anda, sayang saya tidak tahu siapa anda karena memakai nick samaran menuduh ini dan itu dan berasumsi berbagai macam.
Tentu saja anda mengatakan belum tentu benar, karena saya rasa anda tidak mengenal secara langsung orang-orang yang terlibat, sumber anda hanya dari blog bro Harpin dan web Dhammacakka (tolong di koreksi bila salah).
Dear Bro Fabian anak angkat B. Thitaketuko yang sangat baik,
Bukankah kamu yang pertama kali menceritakan orang2 yang tak ada kaitan dengan cerita ini? Oke, kesimpulannya jangan membawa-bawa orang yang tak ada kaitan dengan cerita ini, seperti saya tidak akan membawa cerita kalau saya tahu sodara kamu ada yang jadi pastur, jadi ini bukan misi Anda memecah belah agama Buddha.
Lha yang suka bikin sas sus bukannya kamu, siapa yang dari sekte Budhayana? Benar-benar ngawur banget ini orang! Kamu mau pakai nama samaran juga gpp kok. Lha, bukankah kamu yang berasumsi macam2. Gak udah sok kenal deh, apa yang kamu ceritakan tak ada yang benar, ngaco dan copy paste dari Thio Kenghin.
Maaf saya secara pribadi tidak kenal dengan pak Thio Keng Hin (atau mungkin saya mengenal tapi tak tahu yang mana, karena fotonya di facebook tidak jelas)
HAHAHAH, dari kalimatnya saja keliatan munafik banget. Dari ceritanya sama2 mengatakan saksi hidup, berkeliling mencari tanah untuk vihara, ceritanya copy paste banget, tapi kok malah saling tidak kenal? Yah kalo nggak bohong paling individualisnya terlalu tinggi kale, hahaha.
Dan ini menjelaskan sikap anda yang memang suka menuduh orang secara serampangan, apakah menurut anda saya pernah menyangkal bahwa pak Anton sebagai donatur tanah Vihara Dhammacakka?
Yah, benar anda tak akan pernah bisa menyangkal lagi setelah saya quote cerita versi Dhammacakka bahwa Pak Anton adalah donatur tanah vihara. Padahal sebelumnya? hahahaha.
Saya hanya menyangkal postingan anda yang mengatakan pak Anton seolah-olah sudah mengenal Dhamma dengan mengatakan bahwa dia tidak tahu Sangha pecah. Itulah sebabnya saya nyatakan bahwa sebelum mengenal Bhante Sombat beliau tak mengenal Dhamma.
Seolah-olah? Yang suka ngarang itu siapa yah? xixixi. Maling teriak maling. Iya, hanya Bhante Sombat yang paling mengerti dharma. Orang Indonesia bodoh semua. Terakhir saya ketemu Bhante Sombat di Singapura bersama muridnya yang dulu Theravadian banget, tapi anehnya kini berjubah Mahayana dan jadi tukang sembayang, hahaha.
Sekali lagi anda menuduh berdasarkan praduga-praduga tak mendasar. Saya baru tahu perkembangan thread ini jadi OOT setelah secara kebetulan membaca dan langsung saya jawab, secara kebetulan saya membaca postingan anda. Padahal ini thread mengenai pak Mochtar Rasyid, jadi saya tidak terlalu perhatikan.
Saya tak mau membantah pernyataan anda bahwa saya tak tahu apa-apa, karena memang saya tak mengenal anda dan dari keterangan anda kelihatannya anda suka sekali mendengar sas-sus....
Kalau udah sadar gak tau apa-apa gak usah banyak koment bung! Ceritanya copy paste ama Thio Kenghin, anehnya terus ngaku tidak saling kenal?
? Bruuuu!!!! Kok ada orang model begini yah? Hahaha.
Jendral IS saya hanya berikan sedikit clue untuk anda, jendral ini teman dekat Presiden waktu itu, ia pernah mengepalai BUMN yang sangat kaya, pada jaman ia mengepalai BUMN tersebut ia dianggap salah satu pejabat paling kaya.
Sengaja saya tidak mengungkapkan namanya secara lengkap karena saya anggap kurang etis.
Tentu saja nama pejabat yang kaya harus disamarkan karena nanti orang bertanya darimana kekayaannya kan...?
Jadi kesimpulannya, Jenderal IS itu kalau bukan toko khayalan paling koruptor kelas kakap, hahaha. Orang begini dibanggain? Malu gue ngaku pengikut Buddha, untuk membedakan baik buruk, apa yang pantas dibanggain atau tidak pun belum mampu. Ama koruptor bangga? Cucian banget deh lo.
Lho...? Bukankah anda sendiri yang memberi link ke blognya dia? Saya tidak mengenal Harpin atau kalaupun mungkin saya pernah mengenal, tapi saya tak tahu yang mana, tadinya saya menduga anda teman baik dia, sama-sama di Buddhayana...? (maaf berarti saya salah).
Tobat-tobat, Anda tahu ini linknya Rasyid tapi tidak tahu siapa yang pertama memberi link ke blognya Harpin. Makanya kalau mau komen baca dulu bung, biar kelihatan pinteran dikit, malu dong ribuan mata yang membaca tulisan Anda. kalau kenal bilang kenal aja, gak usah pakai kalimat bersayap deh.
Ya sudah... saya tak ada maksud apa-apa kok... hanya memberikan sedikit yang saya ketahui untuk membantu meluruskan sejarah...bukankah kita sama-sama mengharapkan yang benar terungkap? Kebetulan saya tahu ceriteranya dari awal sebelum berdirinya, karena ketika remaja saya sangat senang ketemu Bhikkhu, terlebih lagi bila Bhikkhu tersebut Vinayanya baik. Itulah yang menyebabkan saya mengenal dekat Bhante Sombat dan Bhante-Bhante yang lain di Vihara Buddha Metta waktu itu.
Ok d. Gue setuju dengan Anda. Maksud awal gue juga ngasih informasi dari web Dhammacakka, bahwa emang benar Anton Haliman adalah donatur tanah Vihara Dhammacakka Jaya. Quote penutup Anda sangat menyentuh hati saya. Seharusnya kita tidak saling melukai. Debat ini hanyalah basa-basi dari ego kita, tidak ada yang lebih benar dari yang lain. Biarlah pembaca memilih kebenaran menurut kecedasan dan kebijaksanaan mereka sendiri. Mohon maaf kalau ada kata yang melukai, kalau tidak keberatan saya lebih memilih untuk tidak berdebat lagi. Maafkan saya, bye.