//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme  (Read 39573 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #45 on: 18 October 2013, 03:41:00 PM »
[...]
Makanya dikatakan bahwa ajaranBuddha sulit untuk menembus orang yang hidupnya terlalu banyak senangnya.
Berarti tepat juga yah dikatakan ajaran buddha cocok untuk orang pesimis yang putus asa.

Offline Kristin_chan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 631
  • Reputasi: 54
  • Gender: Female
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #46 on: 18 October 2013, 03:46:03 PM »
Yg bener sih orang pesimis yang putus asa mudah dipengaruhi ajaran apapun...
Tetangga2 banyak yang nyari tipe2 orang begini buat di brainwash, termasuk aliran buddhist tertentu   :-$ :-$ :-$
Be kind whenever possible. It's always possible.

Offline kakao

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.197
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • life is never sure, but die is certain
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #47 on: 18 October 2013, 03:46:56 PM »
salah, yang tepat kita tuh memakai Ajaran Buddha untuk Tameng (kalau ada serangan  ;D ) dan memakainya sebagai pedang menebas jika ada yang kurang senang sama kita  :-[ , demikianlah ajaran Buddha diamalkan ;D ;D ;D , saya rasa :P
"jika kau senang hati pegang jari, jika kau senang hati pegang jari dan masukan kehidungmu !!"
[img]http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c3/Sailor_moon_ani.gif[img]

Offline melody

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 31
  • Reputasi: 3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #48 on: 18 October 2013, 03:48:35 PM »
[at] sl99, adi lim, hemayanti: bingung juga kata apa yang tepat, silakan gunakan apa yang menurut kalian benar :) Saya hanya menyampaikan kesalahpahaman yang mungkin terjadi dari pernyataan 'hidup adalah penderitaan'.

 [at] melody: "arti hidup" maksudmu adalah "definisi hidup" kan?

Definisi dalam Buddhism, saya tidak tau.

Kalau menurut saya sendiri, hidup adalah segala sesuatu yang dialami oleh si empunya hidup.

Tapi tujuan mencapai Nibbana agar tidak terlahir kembali lagi..., Kalau hidup bukan penderitaan knp kita harus berjuang agar tidak terlahir kembali lagi?

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #49 on: 18 October 2013, 04:05:27 PM »
Tapi tujuan mencapai Nibbana agar tidak terlahir kembali lagi..., Kalau hidup bukan penderitaan knp kita harus berjuang agar tidak terlahir kembali lagi?

kesimpulan dari diskusi sebelumnya:

salah atau benarnya pernyataan "hidup adalah penderitaan", tergantung kepada pengetahuan orang yang menanggapi pernyataan itu.

Intinya, pernyataan itu tidak salah, tapi bisa disalahpahami oleh orang yang tidak tahu-menahu tentang dukkha, apalagi sankhara.
« Last Edit: 18 October 2013, 04:07:04 PM by dhammadinna »

Offline sl99

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 409
  • Reputasi: 33
  • Gender: Male
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #50 on: 18 October 2013, 04:54:42 PM »
kesimpulan dari diskusi sebelumnya:

salah atau benarnya pernyataan "hidup adalah penderitaan", tergantung kepada pengetahuan orang yang menanggapi pernyataan itu.

Intinya, pernyataan itu tidak salah, tapi bisa disalahpahami oleh orang yang tidak tahu-menahu tentang dukkha, apalagi sankhara.

+1
Vaya dhamma sankhara, appamadena sampadetha

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #51 on: 18 October 2013, 05:26:27 PM »
Permisi ikut nimbrung.
Pandangan tersebut bisa menjadi kekelirupandangan mungkin karena efek dari mencomot satu point (point pertama saja) dari rangkaian Empat Kesunyataan Mulia.

Menurut saya, point pertama adalah sebagai "pancingan" untuk masuk ke point berikutnya sehingga brubah menjadi hidup adalah bahagia (kebahagiaan sejati) (point terakhir, merealisasi nibbana)

Makanya dikatakan bahwa ajaranBuddha sulit untuk menembus orang yang hidupnya terlalu banyak senangnya.

kurang tepat. Kok Dhamma yang kudu aktif menembus?

Seharusnya orangnya yang aktif berusaha, terlepas dari senang atau susah hidupnya. Kalau dari pernyataanmu, orang yang hidupnya senang, berarti ga ada harapan, ga bisa berusaha? :D

Yang tepat begini: Dhamma sulit ditembus oleh orang yang mengikuti arus duniawi. Dhamma dapat ditembus oleh orang yang melawan arus duniawi.

Spoiler: ShowHide
Btw, jawaban ini terinspirasi dari status Sam SC, sekitar 2 tahun lalu (jadi untuk menghormati beliau, saya akui ini tidak murni jawaban saya).


berikut kutipan dari Majjhima Nikaya, sutta 26 (Ariyapariyesana Sutta - Pencarian Mulia)

"Mereka yang tenggelam dalam nafsu, terselimuti dalam kegelapan, tidak akan pernah melihat Dhamma yang mendalam ini, yang melawan arus duniawi (patisotagami), halus, dalam, dan sulit dilihat."
__________
Nah, tapi ada orang yang melawan arus duniawi. Ia disebut Patisotagami Puggala.

Definisi Patisotagami Puggala, ada di Anguttara Nikaya, Anusotasutta.

"O, para bhikkhu, apa yang disebut dengan manusia yang melawan arus duniawi? Ia adalah orang yang tidak mengejar kesenangan indria, tidak melakukan kejahatan, dan ia adalah orang yang mempraktikkan kehidupan suci secara sempurna dan murni, meskipun harus disertai oleh linang air mata, sakit, dan penderitaan."
« Last Edit: 18 October 2013, 05:36:37 PM by dhammadinna »

Offline btj

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 183
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #52 on: 18 October 2013, 06:03:33 PM »
Berarti tepat juga yah dikatakan ajaran buddha cocok untuk orang pesimis yang putus asa.


Kenyataannya tidak begitu juga.
Ajaran Buddha cocok juga untuk orang yang optimis dan realitis.


Sulit menembus bukan berarti tidak cocok.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #53 on: 18 October 2013, 06:07:08 PM »

Kenyataannya tidak begitu juga.
Ajaran Buddha cocok juga untuk orang yang optimis dan realitis.


Sulit menembus bukan berarti tidak cocok.
Tapi bagaimana orang optimis yang hidupnya merasa senang dan bahagia bisa cocok dengan "hidup itu dukkha"?

Offline btj

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 183
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #54 on: 18 October 2013, 06:20:20 PM »
Tapi bagaimana orang optimis yang hidupnya merasa senang dan bahagia bisa cocok dengan "hidup itu dukkha"?


Orang yang optimis tentu juga ada mengalami kesedihan dan masalah dalam hidupnya, hanya orang tersebut tidak terlarut-larut dalam masalah negatif yang dialaminya.


Justru Empat Kesunyataan Mulia itu ajaran yang juga cocok untuk orang optimis, karena memungkinkan untuk dicapainya kebahagiaan (nibbana) setelah berhasil mengatasi hambatan-hambatan dan pnderitaan.

Offline btj

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 183
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #55 on: 18 October 2013, 06:59:02 PM »
kurang tepat. Kok Dhamma yang kudu aktif menembus?

Seharusnya orangnya yang aktif berusaha, terlepas dari senang atau susah hidupnya. Kalau dari pernyataanmu, orang yang hidupnya senang, berarti ga ada harapan, ga bisa berusaha? :D

Yang tepat begini: Dhamma sulit ditembus oleh orang yang mengikuti arus duniawi. Dhamma dapat ditembus oleh orang yang melawan arus duniawi.

Spoiler: ShowHide
Btw, jawaban ini terinspirasi dari status Sam SC, sekitar 2 tahun lalu (jadi untuk menghormati beliau, saya akui ini tidak murni jawaban saya).


berikut kutipan dari Majjhima Nikaya, sutta 26 (Ariyapariyesana Sutta - Pencarian Mulia)

"Mereka yang tenggelam dalam nafsu, terselimuti dalam kegelapan, tidak akan pernah melihat Dhamma yang mendalam ini, yang melawan arus duniawi (patisotagami), halus, dalam, dan sulit dilihat."
__________
Nah, tapi ada orang yang melawan arus duniawi. Ia disebut Patisotagami Puggala.

Definisi Patisotagami Puggala, ada di Anguttara Nikaya, Anusotasutta.

"O, para bhikkhu, apa yang disebut dengan manusia yang melawan arus duniawi? Ia adalah orang yang tidak mengejar kesenangan indria, tidak melakukan kejahatan, dan ia adalah orang yang mempraktikkan kehidupan suci secara sempurna dan murni, meskipun harus disertai oleh linang air mata, sakit, dan penderitaan."


Bukan itu maksud dari "sulit ditembus Dharma". Bisa dikatakan hubungan timbal balik antara orang dan Dharmanya.


"Sulit" bukan berarti tidak ada harapan. Karena mungkin saja orang tersebut juga mengalami masa sedih atau netral, kecuali orang tersebut terus menerus bersenang-senang tanpa henti, saya agak pesimis orang tersebut mau mencari ajaran Buddha dalam hal ini Empat Kesunyataan Mulia yang sedang kita bahas.


Pernyataan saya bahwa "orang yang hidupnya banyak senangnya" bukan berarti hidupnya penuh total kesenangan seumur hidupnya.


Dharma dalam konteks apa yang ditembus oleh orang yang melawan arus duniawi?


Apakah kita termasuk orang yang melawan arus duniawi atau mengikuti arus duniawi?
Apakah kita sudah dapat memahami Dharma?
Mungkin harus ditentukan dulu konteksnya agar tidak terlalu melebar pembahasannya.


Sesuai harapan Sdr. Dhammadinna, agar dapat mengupas satu persatu topiknya.

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #56 on: 18 October 2013, 08:15:18 PM »
ikut berpendapat ya,...

sepemahaman saya ungkapan 4 kebenaran mulia tidak dapat dipisahkan satu persatu karena sudah menjadi kesatuan utuh kalimat ungkapan yang saling menjawab dari awal pernyataannya.

1. hidup adalah duhkka ( penderitaan yang universal )
2. duhkka ada sebabnya
3. sebabnya dapat di hancurkan
4. dihancurkan dengan 8 jalan

jadi disini tidak bisa dibilang hanya point satu saja yang dibahas tetapi keempat point ini secara keseluruhan yang harus dibahas bahkan menurut saya point keempat lah yang harus dibahas lebih dalam karena ini kunci jawaban poin no 1.

kalau saja pont no 1 saja yang dibahas ini akan menjadi keliruan pandangan kita akan masalah kehidupan kita sehari hari yang dapat disusupi dengan salah pandangan kita akan kebenaran mulia ini.

demikian pendapat saya.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #57 on: 18 October 2013, 09:54:03 PM »

Orang yang optimis tentu juga ada mengalami kesedihan dan masalah dalam hidupnya, hanya orang tersebut tidak terlarut-larut dalam masalah negatif yang dialaminya.


Justru Empat Kesunyataan Mulia itu ajaran yang juga cocok untuk orang optimis, karena memungkinkan untuk dicapainya kebahagiaan (nibbana) setelah berhasil mengatasi hambatan-hambatan dan pnderitaan.

bagaimana pula dengan para dewa yg dikatakan tidak pernah bersedih, setiap hari kerjanya hanya menikmati kenikmatan2 surgawi? apakah "hidup adalah dukkha" bagi mereka?

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #58 on: 18 October 2013, 10:30:02 PM »
duhh.. Kenapa jadi begini? Tidaaaakkk... 

Fiuhh tenangkan diri... tenangkan diri...

Bukan itu maksud dari "sulit ditembus Dharma". Bisa dikatakan hubungan timbal balik antara orang dan Dharmanya.

Dhamma itu ibarat pelajaran, bro. Katakanlah, pelajaran fisika. Bagaimana pula kamu mengharapkan pelajaran fisika mengajarimu fisika? Intinya, harus kamu yang menembusnya..

Note: menembus berarti memahami fisika.

Kan ga lucu kalo fisika yang menembus kamu. Berarti pelajaran fisika memahami kamu?

Quote
"Sulit" bukan berarti tidak ada harapan. Karena mungkin saja orang tersebut juga mengalami masa sedih atau netral, kecuali orang tersebut terus menerus bersenang-senang tanpa henti, saya agak pesimis orang tersebut mau mencari ajaran Buddha dalam hal ini Empat Kesunyataan Mulia yang sedang kita bahas.

Pernyataan saya bahwa "orang yang hidupnya banyak senangnya" bukan berarti hidupnya penuh total kesenangan seumur hidupnya.

coba kamu cari di board DC Press, Majjhima Nikaya no.82, yang judulnya Ratthapala Sutta. Kalau sudah baca, kita lanjut diskusi hal ini.

Ini link-nya, tinggal cari no.82:

dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17773.0.html

Quote
Dharma dalam konteks apa yang ditembus oleh orang yang melawan arus duniawi?

keseluruhan Empat Kebenaran Mulia.

Quote
Apakah kita termasuk orang yang melawan arus duniawi atau mengikuti arus duniawi?

Apakah kita sudah dapat memahami Dharma?

di postingan saya sebelumnya, saya sudah tulis definisi orang yang melawan arus. Silakan intropeksi diri masing-masing.
« Last Edit: 18 October 2013, 10:54:40 PM by dhammadinna »

Offline Janindra d' Sihamuni

  • Sebelumnya: phrajonathan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 567
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • Buddho,Dhammo,Sangho Pathithito Mayham
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #59 on: 19 October 2013, 12:51:37 AM »
kebetulan banget,gue juga barusan posting mengenai miskonsepsi umum mengenai Buddhisme di forum sebelah...nih,gue copas pikiran gue ke sini,tapi maap ye kalo ada yang sama  ;D ;D


1.Konsep Ketuhanan Buddha?Buddha tak pernah mengajarkan ada sebuah Person yang dianggap sebagai Tuhan adikuasa (bahasa pali Issara,sansekerta Isvara),beberapa dewa brahma bahkan sempat diluruskan pandangannya oleh Buddha karena mengaku sebagai Issara.Nah,orang-orang jaman sekarang mengatakan Buddhisme memiliki konsep ketuhanan,bahkan Buddha sendiri mengajarkannya...saya dengan tegas akan membantahnya,alasannya nyusul,sebelumnya perlu kita ketahui pandangan Ketuhanan yang menurut orang diajarkan oleh Buddha dan fakta-faktanya.- Konsep Ketuhanan dalam Buddhisme itu HANYA DIANUT oleh UMAT BUDDHA INDONESIA,di negara lain tak mengenal konsep itu.- Konsep Ketuhanan Buddhisme dibagi menjadi 2,yaitu menurut Theravada dan menurut Mahayana- Menurut Theravada,Buddha mengajarkan konsep ketuhanan melalui syair UDANA VII : 3 " KETAHUILAH PARA BHIKKU BAHWA ADA SESUATU YANG TIDAK DILAHIRKAN,YANG TIDAK MENJELMA,YANG TIDAK TERCIPTA,YANG MUTLAK.DUHAI PARA BHIKKU APABILA TIDAK ADA YANG TIDAK DILAHIRKAN,YANG TIDAK MENJELMA,YANG TIDAK TERCIPTA,YANG MUTLAK,MAKA TIDAK AKAN MUNGKIN KITA BEBAS DARI KELAHIRAN,PENJELMAAN, PEMBENTUKAN,PEMUNCULAN DARI SEBAB YANG LALU.TETAPI PARA BHIKKU,KARENA ADA YANG YANG TIDAK DILAHIRKAN,YANG TIDAK MENJELMA,YANG TIDAK TERCIPTA,YANG MUTLAK,MAKA ADA KEMUNGKINAN UNTUK BEBAS DARI KELAHIRAN,PENJELMAAN, PEMBENTUKAN,PEMUNCULAN,DARI SEBAB YANG LALU"-

Menurut Mahayana,terdapat Adi-Buddha (super supreme Buddha atau Buddha Primordial) yang menurut beberapa negara mahayana sebagai Vairocana Buddha,dan di Indonesia sebagai Sang Hyang Adi Buddha (diadopsi dari kepercayaan kejawen kuno mengenai Sang Hyang Adi Wasa)Bantahan :Ingat,Buddha tak pernah mengajarkan tentang adanya Tuhan.Jangan kita mengikuti dan merancukan pandangan kita mengenai Tuhan dengan Agama Samawi.Agama Samawi menganggap Tuhan sebagai personal yang mahakuasa.Dengan banyaknya penganut agama Samawi di dunia ini,sehingga muncul satu kesepakatan mengenai Tuhan (tentunya sesuai dengan konsep Samawi).Nah,dengan itu,kita sebagai penganut Buddhisme,tidak perlu mengatakan bahwa agama Buddha memilki konsep ketuhanan yang berbeda.Kita harus dengan berani dan tegas menyatakan kami yang bernaung di bawah Dhamma sang Buddha,tidak percaya mengenai adanya Tuhan.Toh,ini kan tidak merugikan mereka,malah menurut mereka kita yang rugi karena menghindari Tuhan.Tapi,tentunya dengan tidak percaya pada Tuhan,kita memiliki keuntungan yang jauh lebih besar secara batin

2.Buddhisme mempercayai reinkarnasi?

Banyak yang mengatakan bahwa agama Buddha mempercayai adanya reinkarnasi seperti halnya agama Hindu.Oh,tahan dulu...jika ada yang mengatakan seperti itu,itu adalah suatu pandangan yang tidak benar.Buddhisme tidak pernah percaya akan adanya reinkarnasi.Sebelum menyampaikan bantahan,yuk kita bahas apa itu reinkarnasi yang dipercayai oleh umat Hindu?Reinkarnasi itu adalah konsep dimana setiap makhluk di dunia ini memiliki atman (jiwa) yang kekal,bahkan benda mati sekalipun.Setelah sesosok makhluk (ambil contoh manusia) meninggal,maka jiwanya akan mencari jasmani lain,bisa berupa janin dalam kandungan,bisa berupa binatang,bisa berupa dewa,bahkan bisa berupa pohon atau batu untuk berinkarnasi.Dengan kata lain,kita makhluk hidup itu tak lebih dari sesosok jiwa yang abadi,yang tidak berubah-rubah,walaupun jasmani berpindah-pindahBagaimana dengan Buddhisme?

Ajaran Buddha sangat bertolak belakang dengan konsep reinkarnasi,yang Buddha ajarkan hanyalah TUMIMBAL LAHIR.Sebagian besar makhluk hidup di alam samsara (kecuali arupa brahma dan brahma asannasatta) memiliki 2 elemen fundamental yang membentuknya,yaitu elemen jasmani (rupa),yang terbentuk dari 4 unsur (padat,cair,panas,udara/gerak) dan elemen batin (nama),yang terbentuk pula dari 4 unsur (kesadaran,pencerapan,bentuk-bentuk pikiran,perasaan).Ketika sesosok makhluk meninggal (contoh manusia),maka semua unsur tersebut hancur (jasmani membusuk,batin padam),dan digantikan dengan yang baru.Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena semua makhluk memiliki benih-benih kamma,dan selama masih belum terbebas dari 3 Mara (lobha,dosa,moha) dan Tanha (kemelekatan),maka makhluk tersebut akan terlahir kembali diakibatkan faktor-faktor tadi.Lebih lanjutnya bisa dilihat di 12 lingkaran Paticca Samupada.Jika terbebas dari 3 Mara dan Tanha,makhluk tersebut akan memutus lingkaran tersebut,dan akhirnya merealisasi Nibbana.Elemen Batin perlu ditekankan dalam hal ini.Batin biasa disalah-artikan sebagai Jiwa.Dalam Buddhisme,Batin itu tidak kekal,selalu berubah,padam dan muncul lagi (kecuali mencapai Nibbana),dan Buddhisme juga tidak mengenal konsep Jiwa yang Kekal (atman),sebagai mana yang tertuang dalam poin ke 3 dalam Tilakkhana (tiga corak kehidupan) yakni Sabbe Dhamma Anatta,yaitu segala sesuatu (bukan hanya makhluk hidup) tidak memiliki Inti yang kekal.Oh iya,kelahiran kembali seseorang atau sesosok makhluk,selain ditentukan oleh kamma yang telah dikumpulkannya,juga ditentukan oleh kesadaran terakhirnya sebelum meninggal (Cuti Citta),tetapi sebenarnya kedua hal tersebut berhubungan.Bila sehari2 ia banyak berbuat baik,tentunya sebelum meninggal,akan muncul ingatan-ingatannya saat berbuat baik,sehingga ia akhirnya terlahir di alam bahagia.

3.Umat Buddha rajanya nyembah berhala

Banyak petinggi agama lain,yang mengecam Buddhisme adalah agama yang penuh dengan ritual-ritual aneh,dan yang paling sering disinggung adalah UMAT BUDDHA MENYEMBAH PATUNG BUDDHA.Bila anda telah belajar Dhamma,tentunya anda tahu itu adalah salah,kan? bagi yang belum paham,ini penjelasannya :Mengenai ritual-ritual aneh dan penyembahan patung,Buddha mengajarkan ada 7 faktor penghambat terjadinya pencerahan (CMIIW),salah satunya adalah Silabbataparamasa,yaitu menganggap dengan melakukan upacara dan ritual,kita menjadi suci.Nah terjawab sudah kan? artinya kita sebagai umat Buddha,boleh melakukan upacara atau ritual,selama tujuannya baik (misalnya mengadakan pattidana,atau abhisekkha rupang Buddha),dan kita tidak menganggapnya sebagai jalan menuju nibbana.Jadi,upacara itu harus lebih diutamakan MAKNANYA ketimbang kuantitas dari upacara tersebut (misalnya,kalo mau pattidana,harus pake samseng lah,pake sams*ng lahh,itu adalah salah).Mungkin beberapa penganut Buddhisme yang kurang paham (hanya berdasarkan tradisi atau istilah bekennya agama buddha tradisi ) masih menganggap upacara dan ritual itu lebih penting kuantitasnya,walaupun itu berarti harus menyimpang dari Dhamma.

Rupang atau patung Buddha bukan dibuat untuk menyembah,men-tuhan-kan,mendewakan,mengadu,memohon kepada Buddha (atau patung itu sendiri).Rupang Buddha adalah salah satu simbol untuk mengenang sosok sang Buddha,dimana kita bisa memvisualisasikan sosok Buddha yang Agung melalui Rupang tersebut.Kita menghormat dengan anjali,bernamaskara,membaca paritta di depan Rupang Sang Buddha,bukan supaya dapat rejeki,dapat jodoh,dll.Itu adalah salah satu cara untuk berbuat baik melalui ucapan dan pikiran,menguntungkan diri sendiri dan makhluk lain,juga sebagai cara untuk menghormati sosok Buddha.Makanya,coba deh cek di buku paritta,ada sebuah bait menuliskan "Buddhapatima (Rupang Buddha) ini,telah dibuat dan disemayamkan oleh umat Buddha,demi sang Bhagava sendiri,untuk mengenang dan menumbuhkan kekuatan keyakinan kami kepada Beliau".

Rupang Buddha juga tidak sembarangan,rupang Buddha yang kita beli di toko souvenir terus kita puja di altar,pasti akan terasa aneh.Makanya,biasanya jika seorang umat membeli rupang Buddha,maka ia mengundang bikkhu sangha untuk melakukan upacara abhisekkha.Upacara ini bukan asal-asalan,tetapi memiliki makna yang mendalam.Bikkhu sangha sebagai perwakilan siswa Buddha sendiri,yang telah menjaga silanya dengan baik,mengukuhkan rupang Buddha tersebut sebagai perwakilan dari sosok Buddha yang akan digunakan sebagai objek penghormatan bagi umat.Mengapa harus Bikkhu? Karena Bikkhu adalah perwakilan Buddha,juga sebagai perwakilan permata arya Sangha,Beliau telah menjaga silanya dengan baik.

Biasanya Bikkhu membacakan paritta pemberkahan saat upacara abhisekkha,tujuannya adalah semoga dengan mengingat Tiga Permata,para dewa dapat melindungi si umat,juga dapat membawa kebahagiaan bagi si umat.Jadi,bukan sebagai mantra komat-kamit omong kosong.Biasanya orang salah paham mengatakan patung Buddha harus "diisi" terlebih dahulu sebelum dipuja di altar,bahkan lebih parahnya disalahartikan sebagai abhisekkha.Abhisekkha berbeda dengan kegiatan "isi-isi" patung.Ritual "mengisi" patung hanya ada dalam ajaran Tao.Karena adanya akulturasi Buddhisme dan Tao di daratan Tiongkok,maka jadilah anggapan seperti itu.Abhisekkha itu jauh berbeda dari ritual mengisi.Dikatakan sebuah patung harus diisi,dibacakan mantra,sehingga ada dewa yang berkenan tinggal dalam patung tersebut dan memberkahi umat,konyolnya dikatakan juga patung buddha harus di khai guang (bahasa tiongkok ritual mengisi) biar Buddha betah tinggal di patung tersebut x_x Jadi,jangan takut untuk membuat altar Buddha sendiri di rumah.Cukup beli rupang Buddha (ukurannya sesuaikan dengan altar),beli sebuah saja,terus bawa ke vihara untuk minta tolong ke Bikkhu bacain paritta pemberkahan,paling lama setengah jam udah selesai kok,abis itu bawa pulang naruh di altar deh...tenang,bikkhu ga bakalan mungkin mau "ngisi" hal-hal aneh dalam rupang Buddha.

4.Baca paritta = berdoa = baca mantra

Banyak sekali orang menyalah-artikan kegiatan membaca paritta sebagai tindakan berdoa,memohon,bahkan mendaraskan mantra.Padahal sebenarnya beda banget lho.Paritta artinya "perlindungan,pemberkahan" dalam Bahasa Pali.Isi Paritta itu ga sembarangan,tentu saja isinya sebagian besar adalah khotbah dari Buddha sendiri,sisanya adalah bait-bait yang digubah oleh orang terpelajar (misalnya raja Rama ke V yang menggubah paritta Pattidana.Bukan berarti paritta itu melenceng dari Dhamma karena ada bait gubahan orang lain,bait gubahan tersebut sebenarnya adalah Dhamma yang dirangkaikan,bukan berasal dari pandangan baru).

Khotbah-khotbah sang Buddha yang memiliki kekuatan untuk melindungi atau memancarkan kekuatan tertentu,dimasukkan dalam golongan paritta (misalnya Ratana Sutta,Khotbah sang Buddha yang bisa mencegah makhluk jahat melukai kita.Karaniya Metta Sutta,Khotbah yang bisa membuat makhluk di sekitar kita berbahagia,Atanatiya Sutta,Khotbah yang berisi bait perlindungan gubahan raja Dewa cattumaharajika,raja Vessavana,tujuannya untuk menundukkan makhluk halus yang jahat).Mengapa memiliki kekuatan? Karena isi paritta2 tersebut tidak lain adalah KEBENARAN,dimana karena kebenaran tersebut,akan muncul kekuatan tersendiri,juga dapat menyadarkan makhluk lain.Ambil contoh Ratana Sutta,bait pertamanya sangat menyentuh.isinya "Wahai makhluk yang berada di sekitar sini,semoga kalian semua berbahagia.Lindungilah manusia dengan baik,sebagaimana mereka telah menghaturkan sesajian kepadamu",lalu dilanjutkan dengan sifat-sifat luhur Buddha,Dhamma,Sangha yang tentunya juga memiliki nilai Kebenaran.Selain itu,bait-bait gubahan dari orang tertentu dalam paritta,biasanya berisi pengharapan,dan perlindungan,yang tentunya didasari oleh keyakinan kuat pada Tiratana,serta syair pelimpahan jasa bagi para leluhur yang meninggal.Makanya jangan heran di paritta sering kita temui kalimat "berkat kebenaran ini,semoga kesejahteraan ada pada Anda".

Jadi,dalam pembacaan paritta,ada 2 kekuatan utama,yakni kekuatan kebenaran,dan kekuatan keyakinan kuat,yang semuanya berasal dari Tiratana.So,beda jauh berdoa en baca mantra,dengan membaca paritta

^:)^ ^:)^
« Last Edit: 19 October 2013, 12:56:01 AM by Janindra d' Sihamuni »
bocah gitar!!! ;D ;D ;D 

 

anything