//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta  (Read 31353 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« on: 10 December 2011, 08:02:54 AM »
Pagi ini terbaca oleh saya ada perasaan cinta yg teramat besar terhadap Dhammacitta  >:)<... Salah seorang member Facebook sangat perhatian dengan DC, sehingga ketidaksenangannya terhadap Wirajhana Eka,  dirembetkan ke Dhammacitta facebook group, bahkan ke forum DC juga... ini baca dulu... di grup facebook Buddhaschool..

------

https://www.facebook.com/groups/www.buddhaschool/

TamanDharma Dot Kom menulis:
mohon pendapat rekan2 terhadap prilaku WE, yg telah dengan sengaja mencemarkan nama baik bhikkhu, dan gambar2 yg saya lampirkan adalah bukti nyata WE dengan sengaja mengolok2 Bhante Ashin Jinarakitha padahal beliau adalah simbol pembangkit dan pemersatu agama Buddha di Indonesia. silakan tanggapannya. Gambar2 saya rekam dari wall grup dhammacitta, grupnya kelompok sok theravada yg admin dan moderator2nya justru dengan sengaja membiarkan hal yg tidak etis dan tidak bermoral dianggap layak untuk diperbincangkan dan digosipkan.

http://s7.postimage.org/5nsnkj9iz/we1.jpg
s7.postimage.org

TamanDharma Dot Kom http://s7.postimage.org/qefrzunsr/we2.jpg

http://s7.postimage.org/qefrzunsr/we2.jpg
s7.postimage.org

TamanDharma Dot Kom http://s12.postimage.org/x92c9yrgd/we3.jpg

http://s12.postimage.org/x92c9yrgd/we3.jpg
s12.postimage.org


sebulan yg lalu WE mengolok2 dan mencela bhante Sudhammacaro di grup dhammacitta dan saya pernah menggugat (mengritik) masalah ini dengan langsung mendatangi forumnya di situs resmi dhammacita. com dengan harapan admin dan moderator disana dapat memberikan solusi yg baik dalam menyelesaikan permasalahan ini dengan bijaksana.

Namun ternyata arogansi kelompok sok theravada dhammacitta malah bersikukuh membela WE mati2an padahal WE didalam profilnya jelas2 kepercayaannya campursari buddha hindu ateis.

Berbagai argumen dan kesaksian yg saya sertakan tidak berarti dimata orang2 dhammacitta tsb bahkan mereka lebih memilih bergembira dan menari2 diatas penzoliman yg dialami Bhante Sudhammacaro hingga akhirnya saya putuskan untuk meninggalkan forum tsb karna merasa tak ada gunanya mencari solusi dengan orang2 yg sudah buta mata hatinya itu.

sebulan berlalu ternyata WE masih belum puas mendiskreditkan Bhante Sudhammacaro bahkan yg terburuk yg sempat terpantau oleh saya, tadi sore WE kembali membuat ulah dan kali ini tak tanggung2 Bhante Ashin Jinarakhita sebagai sosok bhikkhu yg paling banyak dihormati orang yg dijadikan bahan olok2 dan pelecehan oleh WE.

Dan yg anehnya... kelompok sok theravada dhammacitta kembali nurut dan manut apa kata WE itu, walau ada 1 atau 2 orang yg mendebat WE namun WE tetap berkuasa di grup tsb karna tak ada 1 orangpun yg berani menegur WE.

Inikah prilaku orang2 sok theravada? kejadian mengolok2 bhikkhu bukan sekali dua kali terjadi bahkan di forum resminya dhammacita.com. dari yg pernah terpantau oleh saya bhante vijaya putta juga pernah di olok2, sementara bhikkhu2 mancanegara yg pernah menjadi bahan olok2 adalah Ajahn Brahm dan yg terparah yg mereka olok2 adalah Master Lu Sheng Yen , pengolokan pada master LSY bahkan hingga mencapai ratusan posting, luar biasa bukan?

Inikah prilaku umat Buddha kita yg merasa kelompoknya paling benar, yg merasa ajarannya yg paing asli akan tetapi dalam prilakunya senang dan bangga mengolok2 dan melecehkan bhikkhu yg mereka anggap tidak sejalan dengan kelompoknya.

Dan inilah sebabnya kenapa saya katakan mereka SOK Theravada, SOK TAU Theravada. Dan oleh karena itu janganlah heran kenapa banyak yg benci pada tddk, banyak yg mencela dan memfitnah tddk. Karna apa? karna salah satu sebabnya mereka geram akibat terlalu sering saya gugat (kritik).

-----

pantesan forum DC mulai sepi, ternyata ramainya disana...

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #1 on: 10 December 2011, 08:26:16 AM »
jaman melek gene, masih ada kerbau dicocok hidung nya...
Samma Vayama

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #2 on: 10 December 2011, 08:30:00 AM »
disana, sebelah mana ?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline bodhitaruna

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 2
  • Reputasi: 0
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #3 on: 10 December 2011, 08:39:56 AM »
Curhat pribadi..

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #4 on: 10 December 2011, 08:50:44 AM »
klo memang WE terbukti arogan dan tidak bijak pada kata2nya seharusnya admin memberikan teguran.
saya tidak pernah ketemuan langsung dengan Banthe Ashin, tapi dari berita2 yang saya dengar dan baca beliau adalah seorang Mahathera yang jadi panutan, jika diolok2 seperti itu (buka link dan lihat gambar) maka menurut saya tidak lah sepatutnya.

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #5 on: 10 December 2011, 08:57:57 AM »
hmmm, saya baca ulang lagi :



" .... JINARAKHITA yang udah bangkotan .... "

sungguh kata2 yang ..... (isi sendiri)

padahalkan kata2 sanghyang adibuddha bukan menuhankan buddha.
baca : http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=2331.0

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #6 on: 10 December 2011, 08:59:37 AM »
apakah defenisi mengolok-ngolok ?

semoga bro williamhalim bisa "lengket" memberi pengarahan  pd bro Wirajhana Eka
apa saja salahnya spt ditulis oleh brooo

menurut bro kenapa WE melakukan hal tsb ? apa motifnya ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Jhohsun

  • Teman
  • **
  • Posts: 51
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua makhluk berbahagia,
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #7 on: 10 December 2011, 09:01:18 AM »
Mengenai AdiBUDDHA kayakny bukan karangan di Indonesia saja, tetapi memang ada dalam aliran Tantrayana dan Mahayana. Cmiiw
CMIIW&FMIIW

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #8 on: 10 December 2011, 09:08:31 AM »
Pagi ini terbaca oleh saya ada perasaan cinta yg teramat besar terhadap Dhammacitta  >:)<... Salah seorang member Facebook sangat perhatian dengan DC, sehingga ketidaksenangannya terhadap Wirajhana Eka,  dirembetkan ke Dhammacitta facebook group, bahkan ke forum DC juga... ini baca dulu... di grup facebook Buddhaschool..

------

https://www.facebook.com/groups/www.buddhaschool/

TamanDharma Dot Kom menulis:
mohon pendapat rekan2 terhadap prilaku WE, yg telah dengan sengaja mencemarkan nama baik bhikkhu, dan gambar2 yg saya lampirkan adalah bukti nyata WE dengan sengaja mengolok2 Bhante Ashin Jinarakitha padahal beliau adalah simbol pembangkit dan pemersatu agama Buddha di Indonesia. silakan tanggapannya. Gambar2 saya rekam dari wall grup dhammacitta, grupnya kelompok sok theravada yg admin dan moderator2nya justru dengan sengaja membiarkan hal yg tidak etis dan tidak bermoral dianggap layak untuk diperbincangkan dan digosipkan.

http://s7.postimage.org/5nsnkj9iz/we1.jpg
s7.postimage.org

TamanDharma Dot Kom http://s7.postimage.org/qefrzunsr/we2.jpg

http://s7.postimage.org/qefrzunsr/we2.jpg
s7.postimage.org

TamanDharma Dot Kom http://s12.postimage.org/x92c9yrgd/we3.jpg

http://s12.postimage.org/x92c9yrgd/we3.jpg
s12.postimage.org


sebulan yg lalu WE mengolok2 dan mencela bhante Sudhammacaro di grup dhammacitta dan saya pernah menggugat (mengritik) masalah ini dengan langsung mendatangi forumnya di situs resmi dhammacita. com dengan harapan admin dan moderator disana dapat memberikan solusi yg baik dalam menyelesaikan permasalahan ini dengan bijaksana.

Namun ternyata arogansi kelompok sok theravada dhammacitta malah bersikukuh membela WE mati2an padahal WE didalam profilnya jelas2 kepercayaannya campursari buddha hindu ateis.

Berbagai argumen dan kesaksian yg saya sertakan tidak berarti dimata orang2 dhammacitta tsb bahkan mereka lebih memilih bergembira dan menari2 diatas penzoliman yg dialami Bhante Sudhammacaro hingga akhirnya saya putuskan untuk meninggalkan forum tsb karna merasa tak ada gunanya mencari solusi dengan orang2 yg sudah buta mata hatinya itu.

sebulan berlalu ternyata WE masih belum puas mendiskreditkan Bhante Sudhammacaro bahkan yg terburuk yg sempat terpantau oleh saya, tadi sore WE kembali membuat ulah dan kali ini tak tanggung2 Bhante Ashin Jinarakhita sebagai sosok bhikkhu yg paling banyak dihormati orang yg dijadikan bahan olok2 dan pelecehan oleh WE.

Dan yg anehnya... kelompok sok theravada dhammacitta kembali nurut dan manut apa kata WE itu, walau ada 1 atau 2 orang yg mendebat WE namun WE tetap berkuasa di grup tsb karna tak ada 1 orangpun yg berani menegur WE.

Inikah prilaku orang2 sok theravada? kejadian mengolok2 bhikkhu bukan sekali dua kali terjadi bahkan di forum resminya dhammacita.com. dari yg pernah terpantau oleh saya bhante vijaya putta juga pernah di olok2, sementara bhikkhu2 mancanegara yg pernah menjadi bahan olok2 adalah Ajahn Brahm dan yg terparah yg mereka olok2 adalah Master Lu Sheng Yen , pengolokan pada master LSY bahkan hingga mencapai ratusan posting, luar biasa bukan?

Inikah prilaku umat Buddha kita yg merasa kelompoknya paling benar, yg merasa ajarannya yg paing asli akan tetapi dalam prilakunya senang dan bangga mengolok2 dan melecehkan bhikkhu yg mereka anggap tidak sejalan dengan kelompoknya.

Dan inilah sebabnya kenapa saya katakan mereka SOK Theravada, SOK TAU Theravada. Dan oleh karena itu janganlah heran kenapa banyak yg benci pada tddk, banyak yg mencela dan memfitnah tddk. Karna apa? karna salah satu sebabnya mereka geram akibat terlalu sering saya gugat (kritik).

-----

pantesan forum DC mulai sepi, ternyata ramainya disana...

::
Wah, ini 'sang lebih-tau-Theravada' juga sepertinya sudah tidak dikuasai kebencian yah. ;D Manis sekali...


Spoiler: ShowHide
Barusan buka FB Taman Dharma lalu lihat posting ini:

<<Taman Dharma
teman2, mari kita berdiskusi dharma dibawah bimbingan bhante
Bhante Sudhammacaro>>

Dan saya mencapai pencerahan: "pantesan dharmanya dalem sekali..."

« Last Edit: 10 December 2011, 09:13:46 AM by Kainyn_Kutho »

Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #9 on: 10 December 2011, 09:37:38 AM »
tampaknya ntar lg ada saingan TBS.
OBS = Original Buda Skul

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #10 on: 10 December 2011, 09:50:16 AM »
saya sudah melihat dengan mata dewa, akan ada orang2 seperti itu =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #11 on: 10 December 2011, 10:02:06 AM »
[spoiler]
Pagi ini terbaca oleh saya ada perasaan cinta yg teramat besar terhadap Dhammacitta  >:)<... Salah seorang member Facebook sangat perhatian dengan DC, sehingga ketidaksenangannya terhadap Wirajhana Eka,  dirembetkan ke Dhammacitta facebook group, bahkan ke forum DC juga... ini baca dulu... di grup facebook Buddhaschool..

------

https://www.facebook.com/groups/www.buddhaschool/

TamanDharma Dot Kom menulis:
mohon pendapat rekan2 terhadap prilaku WE, yg telah dengan sengaja mencemarkan nama baik bhikkhu, dan gambar2 yg saya lampirkan adalah bukti nyata WE dengan sengaja mengolok2 Bhante Ashin Jinarakitha padahal beliau adalah simbol pembangkit dan pemersatu agama Buddha di Indonesia. silakan tanggapannya. Gambar2 saya rekam dari wall grup dhammacitta, grupnya kelompok sok theravada yg admin dan moderator2nya justru dengan sengaja membiarkan hal yg tidak etis dan tidak bermoral dianggap layak untuk diperbincangkan dan digosipkan.

http://s7.postimage.org/5nsnkj9iz/we1.jpg
s7.postimage.org

TamanDharma Dot Kom http://s7.postimage.org/qefrzunsr/we2.jpg

http://s7.postimage.org/qefrzunsr/we2.jpg
s7.postimage.org

TamanDharma Dot Kom http://s12.postimage.org/x92c9yrgd/we3.jpg

http://s12.postimage.org/x92c9yrgd/we3.jpg
s12.postimage.org


sebulan yg lalu WE mengolok2 dan mencela bhante Sudhammacaro di grup dhammacitta dan saya pernah menggugat (mengritik) masalah ini dengan langsung mendatangi forumnya di situs resmi dhammacita. com dengan harapan admin dan moderator disana dapat memberikan solusi yg baik dalam menyelesaikan permasalahan ini dengan bijaksana.

Namun ternyata arogansi kelompok sok theravada dhammacitta malah bersikukuh membela WE mati2an padahal WE didalam profilnya jelas2 kepercayaannya campursari buddha hindu ateis.

Berbagai argumen dan kesaksian yg saya sertakan tidak berarti dimata orang2 dhammacitta tsb bahkan mereka lebih memilih bergembira dan menari2 diatas penzoliman yg dialami Bhante Sudhammacaro hingga akhirnya saya putuskan untuk meninggalkan forum tsb karna merasa tak ada gunanya mencari solusi dengan orang2 yg sudah buta mata hatinya itu.

sebulan berlalu ternyata WE masih belum puas mendiskreditkan Bhante Sudhammacaro bahkan yg terburuk yg sempat terpantau oleh saya, tadi sore WE kembali membuat ulah dan kali ini tak tanggung2 Bhante Ashin Jinarakhita sebagai sosok bhikkhu yg paling banyak dihormati orang yg dijadikan bahan olok2 dan pelecehan oleh WE.

Dan yg anehnya... kelompok sok theravada dhammacitta kembali nurut dan manut apa kata WE itu, walau ada 1 atau 2 orang yg mendebat WE namun WE tetap berkuasa di grup tsb karna tak ada 1 orangpun yg berani menegur WE.

Inikah prilaku orang2 sok theravada? kejadian mengolok2 bhikkhu bukan sekali dua kali terjadi bahkan di forum resminya dhammacita.com. dari yg pernah terpantau oleh saya bhante vijaya putta juga pernah di olok2, sementara bhikkhu2 mancanegara yg pernah menjadi bahan olok2 adalah Ajahn Brahm dan yg terparah yg mereka olok2 adalah Master Lu Sheng Yen , pengolokan pada master LSY bahkan hingga mencapai ratusan posting, luar biasa bukan?

Inikah prilaku umat Buddha kita yg merasa kelompoknya paling benar, yg merasa ajarannya yg paing asli akan tetapi dalam prilakunya senang dan bangga mengolok2 dan melecehkan bhikkhu yg mereka anggap tidak sejalan dengan kelompoknya.

Dan inilah sebabnya kenapa saya katakan mereka SOK Theravada, SOK TAU Theravada. Dan oleh karena itu janganlah heran kenapa banyak yg benci pada tddk, banyak yg mencela dan memfitnah tddk. Karna apa? karna salah satu sebabnya mereka geram akibat terlalu sering saya gugat (kritik).

-----

pantesan forum DC mulai sepi, ternyata ramainya disana...
::


kali ini memang ketemu yang 'model philip'
kayak cacing kepanasan. :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #12 on: 10 December 2011, 10:04:33 AM »

Taman dhamma dot com adminnya cool's??
Yg dulu mewek karena ga boleh numpang iklan link disini..cmiiw
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #13 on: 10 December 2011, 10:07:19 AM »
menurut bro kenapa WE melakukan hal tsb ? apa motifnya ?

motifnya : menceritakan sebagian 'cerita lama' yang sudah terjadi.
kalau memang benar ada cerita itu, bagi pengemar AJ dan BS harus terima.
kalau tidak benar, toh yang terima perbuatan buruk juga WE.

sementara jadi wasit ah ^-^
« Last Edit: 10 December 2011, 10:09:47 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #14 on: 10 December 2011, 10:50:28 AM »
apakah defenisi mengolok-ngolok ?

semoga bro williamhalim bisa "lengket" memberi pengarahan  pd bro Wirajhana Eka
apa saja salahnya spt ditulis oleh brooo

menurut bro kenapa WE melakukan hal tsb ? apa motifnya ?

Sy pikir bukan Wirajhana nya yg perlu diberi pengarahan, krn apa yg dia sampaikan selalu secara sistematis dan logis. Masalahnya, cara penyampaian dia terus terang, tanpa basa-basi dan pedas (pedas jika ada yg asal balas tanpa dalil yg kuat, berputar2 dan ngaco) banyak yg tidak suka...

Orang2 itu umumnya bukan mengkritik esensi tulisannya, tapi mengkritik cara penyampaiannya... ini hal yg patut disayangkan dalam berdiskusi, mengharapkan lawan diskusi yg kalimatnya berbunga2, penuh basa-basi dan menyenangkan diri kita



::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #15 on: 10 December 2011, 10:52:00 AM »
tapi penyampaian WE soal Sukhong begitu memang sangat berani, sy aj 'sedikit' ngeper membacanya...

::
« Last Edit: 10 December 2011, 10:54:19 AM by williamhalim »
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #16 on: 10 December 2011, 10:54:30 AM »
untuk pakar si tamandhamma.com dan penggemar AB, BS, LSY jgn selalu menyalahkan faktor dr luar...

kenapa ga mau merubah pola pikir nya dgn berpikir apa sebab kritik itu dilakukan WE, jika prilaku AB, BS, LSY itu sesuai dgn vinaya dan pantas untuk seorang bhikkhu, apakah mungkin akan di kritik ?


Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #17 on: 10 December 2011, 11:15:43 AM »
Sepi-sepi aja tuh forumnya gw liat...

Yang bikin gw tercengang adalah bagaimana bisa mereka BS dijadikan sebagai pembimbing Dhamma ???

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #18 on: 10 December 2011, 11:24:43 AM »
"LSY" :

This was translated from Grandmaster Lu's 45th book, 坐禪通明法.
CHAPTER 17 - Tantric Practice of Meditation (3)


Aku tertawa dan wajah Jiang memerah. Lalu aku mengatakan kepada Jiang bahwa ada metode spt itu yg berasal dari praktek Jambhala di Tantra Buddhisme. Praktisi harus menyembah dua Dewa Kekayaan. Jika Dewata ini kaya dengan benar disembah, kekayaan Anda akan mengalir secara terus menerus. Setelah Anda kaya, Anda dapat mengangkat kepala dan bicara lebih keras, Anda akan dihormati, diletakkan di kursi kehormatan, dan bahkan ketika Anda kentut, semua orang akan mengatakan ini adalah "wangi!"
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #19 on: 10 December 2011, 11:29:35 AM »

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #20 on: 10 December 2011, 11:33:11 AM »
Astaga!™
There is no place like 127.0.0.1

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #21 on: 10 December 2011, 11:55:06 AM »













Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #22 on: 10 December 2011, 11:56:04 AM »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #23 on: 10 December 2011, 01:01:54 PM »
saya tidak ada masalah dengan WE, kecuali satu tulisannya yg menjelekkan bhante Ashin.

Tapi saya tanggapi dengan tulisan seabreg yang menceritakan latar belakang istilah Sanghyang Adi Buddha.
Intinya, waktu itu situasi politik lagi kacau. Kalau Bhante Ashin tidak "kukuh" menetapkan Sanghyang Adi Buddha, Buddhisme akan menjadi hanya salah satu aliran kepercayaan di Indonesia. Bukan Agama Buddha
Seperti yg kita tahu, penganut aliran kepercayaan mau bikin ktp aja susah, apalagi mau kawin, dll.

Kita bisa nyaman beribadah, punya vihara, menyebarkan dharma, itu semua karena Bhante Ashin menetapkan "Sanghyang Adi Buddha" sebagai konsep Ketuhanan agama Buddha.
Silahkan liat sendiri para pengikut kejawen, sunda wiwitan, dan aliran kepercayaan lainnya sekarang gimana nasibnya. Bagaimana hak2 mereka sebagai warga negara dipersulit.

Masalah Sanghyang Adi Buddha itu bener/gak bener. otentik/palsu ,
ITU BEDA LAGI :D
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #24 on: 10 December 2011, 01:25:50 PM »
Quote
Inikah prilaku orang2 sok theravada? kejadian mengolok2 bhikkhu bukan sekali dua kali terjadi bahkan di forum resminya dhammacita.com. dari yg pernah terpantau oleh saya bhante vijaya putta juga pernah di olok2, sementara bhikkhu2 mancanegara yg pernah menjadi bahan olok2 adalah Ajahn Brahm dan yg terparah yg mereka olok2 adalah Master Lu Sheng Yen , pengolokan pada master LSY bahkan hingga mencapai ratusan posting, luar biasa bukan?

saya kok tidak pernah melihat ada adegan "mengolok2 bhante vijaya putta di sini ya? ada yg bisa bantu mencarikan?

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #25 on: 10 December 2011, 01:29:09 PM »
saya tidak ada masalah dengan WE, kecuali satu tulisannya yg menjelekkan bhante Ashin.

Tapi saya tanggapi dengan tulisan seabreg yang menceritakan latar belakang istilah Sanghyang Adi Buddha.
Intinya, waktu itu situasi politik lagi kacau. Kalau Bhante Ashin tidak "kukuh" menetapkan Sanghyang Adi Buddha, Buddhisme akan menjadi hanya salah satu aliran kepercayaan di Indonesia. Bukan Agama Buddha
Seperti yg kita tahu, penganut aliran kepercayaan mau bikin ktp aja susah, apalagi mau kawin, dll.

Kita bisa nyaman beribadah, punya vihara, menyebarkan dharma, itu semua karena Bhante Ashin menetapkan "Sanghyang Adi Buddha" sebagai konsep Ketuhanan agama Buddha.
Silahkan liat sendiri para pengikut kejawen, sunda wiwitan, dan aliran kepercayaan lainnya sekarang gimana nasibnya. Bagaimana hak2 mereka sebagai warga negara dipersulit.

Masalah Sanghyang Adi Buddha itu bener/gak bener. otentik/palsu ,
ITU BEDA LAGI :D

Tapi ada efek sampingnya bro, ajaran-ajaran di luar Buddhisme jadi dompleng semua dan akibatnya umat-umat Buddha jadi bingung yang mana sebenarnya ajaran Buddha dan Dhamma pun semakin tergerus. Beginikah realita sok toleransi dari para petinggi-petinggi Buddhist ?

Offline kakao

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.197
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • life is never sure, but die is certain
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #26 on: 10 December 2011, 01:32:33 PM »
saya sebagai umat Buddha, biarpun sering ngupil, malu akan kelakuan umat Buddha, malu-maluin agama Buddha aja, yang satu Sok Teravada, sok Mahayana, sampai kapan kalian tuh akur, mengetahui agama Buddha sebatas perbedaan saja, tak bisa menerima keragaman, makanya bedanya orang yang mengerti Dhamma dan tau Dhamma itu sangat jelas, tau doank pemikirannya semakin tinggi dan sombong, namun orang yang mengerti Dhamma itu akan merunduk seperti Padi, semakin berisi semakin bijaksana.
malu-maluin agama Buddha aj, sampai kakao juga nggak yakin nih milis jangan2 diisi oleh Bukan Agama Buddha.
coba aja kalian pikir, kalau kalian terlepas dari Teravada, Mahayana, sebagai bagian pribadi sendiri, apa yang kalian Bela?? nggak ada, kalian hanyalah Nama dan Rupa, nggak lebih. gitu aj koq repot :-?
yang tua-tua juga semakin nggak bisa dibilangin,..huft, ternyata belajar Dhamma tidak membawa ketenangan buat pembelajarnya. :| itu pandangan umat lain terhadap Ajaran Buddha.
"jika kau senang hati pegang jari, jika kau senang hati pegang jari dan masukan kehidungmu !!"
[img]http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c3/Sailor_moon_ani.gif[img]

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #27 on: 10 December 2011, 01:55:29 PM »
Tapi ada efek sampingnya bro, ajaran-ajaran di luar Buddhisme jadi dompleng semua dan akibatnya umat-umat Buddha jadi bingung yang mana sebenarnya ajaran Buddha dan Dhamma pun semakin tergerus. Beginikah realita sok toleransi dari para petinggi-petinggi Buddhist ?

dompleng gimana. Sanghyang Adi Buddha memang ada penjelasannya di dalam Mahayana Tantra, tapi itu juga tidak langsung diajarkan ke pemula. Bisa dibilang itu tingkat agak tinggi

Dan umat awam pemula? Ada atau tidak ada istilah Adi Buddha, mereka memang dari awalnya gak ngerti kok....
Kadang malah pengertian soal Tuhan lebih mirip agama tetangga.
Itu salah Bhante Ashin?
Kenapa umat Buddha tidak bikin sekolah Buddhis yg banyak, supaya umatnya yg masih anak2 gak sekolah di sekolah ka****k? Kenapa umat cuma taunya sembahyang tiap imlek (bukan waisak?)
Kenapa vihara tidak kasih dhammaclass
Kenapa biksu2 lebih sibuk ngurusin pemakaman daripada ngurus orang yg masih hidup.... dan seterusnya.

Jadi gak bisa menyalahkan Bhante Ashin (saja). Kalau gak ada dia, kita mau bikin vihara aja mungkin tidak bisa

Kalau masih bersikeras menyalahkan istilah tsb, ok, trus apa?
Mau dicabut istilah itu? Disangkal secara publik? Berani?
Resikonya kita bisa kena diskriminasi dan dicabut hak-hak beragamanya.

Menurut saya yang bisa kita lakukan adalah memberi pengertian dan sosialisasi, bahwa "Adi Buddha" itu punya defisini yg berbeda dengan agama tetangga. Definisi apa yg dipakai ya terserah masing2 aliran.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #28 on: 10 December 2011, 02:16:38 PM »

Inikah prilaku orang2 sok theravada? kejadian mengolok2 bhikkhu bukan sekali dua kali terjadi bahkan di forum resminya dhammacita.com. dari yg pernah terpantau oleh saya bhante vijaya putta juga pernah di olok2, sementara bhikkhu2 mancanegara yg pernah menjadi bahan olok2 adalah Ajahn Brahm dan yg terparah yg mereka olok2 adalah Master Lu Sheng Yen , pengolokan pada master LSY bahkan hingga mencapai ratusan posting, luar biasa bukan?


'
memangnya apa yang salah dengan ajaran ajahn brahm ya??
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #29 on: 10 December 2011, 02:17:53 PM »
dompleng gimana. Sanghyang Adi Buddha memang ada penjelasannya di dalam Mahayana Tantra, tapi itu juga tidak langsung diajarkan ke pemula. Bisa dibilang itu tingkat agak tinggi

Sorry tapi itu tidak universal...

Quote
Dan umat awam pemula? Ada atau tidak ada istilah Adi Buddha, mereka memang dari awalnya gak ngerti kok....
Kadang malah pengertian soal Tuhan lebih mirip agama tetangga.
Itu salah Bhante Ashin?
Kenapa umat Buddha tidak bikin sekolah Buddhis yg banyak, supaya umatnya yg masih anak2 gak sekolah di sekolah ka****k? Kenapa umat cuma taunya sembahyang tiap imlek (bukan waisak?)
Kenapa vihara tidak kasih dhammaclass
Kenapa biksu2 lebih sibuk ngurusin pemakaman daripada ngurus orang yg masih hidup.... dan seterusnya.

Jadi gak bisa menyalahkan Bhante Ashin (saja). Kalau gak ada dia, kita mau bikin vihara aja mungkin tidak bisa
Saya tidak menyalahkan bhante Jinarakhita bro, tapi menurut saya kebijakan yang diambil tidak sejalan dengan bimbingan yang diberika kepada umat, sehingga sampai sekarang tetap saja umat banyak yang kebingungan. Mengenai sekolah, sembahyang, dll itu gak nyambung...

Quote
Kalau masih bersikeras menyalahkan istilah tsb, ok, trus apa?
Mau dicabut istilah itu? Disangkal secara publik? Berani?
Resikonya kita bisa kena diskriminasi dan dicabut hak-hak beragamanya.

Menurut saya yang bisa kita lakukan adalah memberi pengertian dan sosialisasi, bahwa "Adi Buddha" itu punya defisini yg berbeda dengan agama tetangga. Definisi apa yg dipakai ya terserah masing2 aliran.

Sayang bro, tidak semua mazhab ada Adi Buddha jadi kembali lagi ini daerah abu2...

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #30 on: 10 December 2011, 02:19:49 PM »
'
memangnya apa yang salah dengan ajaran ajahn brahm ya??

Dulu pernah ada topik panas yang jumpa fans itu loh...

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #31 on: 10 December 2011, 02:26:23 PM »
saya sebagai umat Buddha, biarpun sering ngupil, malu akan kelakuan umat Buddha, malu-maluin agama Buddha aja, yang satu Sok Teravada, sok Mahayana, sampai kapan kalian tuh akur, mengetahui agama Buddha sebatas perbedaan saja, tak bisa menerima keragaman, makanya bedanya orang yang mengerti Dhamma dan tau Dhamma itu sangat jelas, tau doank pemikirannya semakin tinggi dan sombong, namun orang yang mengerti Dhamma itu akan merunduk seperti Padi, semakin berisi semakin bijaksana.
malu-maluin agama Buddha aj, sampai kakao juga nggak yakin nih milis jangan2 diisi oleh Bukan Agama Buddha.
coba aja kalian pikir, kalau kalian terlepas dari Teravada, Mahayana, sebagai bagian pribadi sendiri, apa yang kalian Bela?? nggak ada, kalian hanyalah Nama dan Rupa, nggak lebih. gitu aj koq repot :-?
yang tua-tua juga semakin nggak bisa dibilangin,..huft, ternyata belajar Dhamma tidak membawa ketenangan buat pembelajarnya. :| itu pandangan umat lain terhadap Ajaran Buddha.
coy bangun coyyy....
bisakah sebagian, atau segelintir dikatakan mewakili keseluruhan?
Samma Vayama

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #32 on: 10 December 2011, 02:27:41 PM »
Dulu pernah ada topik panas yang jumpa fans itu loh...
bisa tolong dikasih linknya disini om??
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #33 on: 10 December 2011, 02:47:12 PM »


walah... sy pikir yg udah2 sudah gokil... baca yg ini ternyata lbh gokil lagi

ampun..

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #34 on: 10 December 2011, 02:53:47 PM »
'
memangnya apa yang salah dengan ajaran ajahn brahm ya??

sy juga heran dengan pernyataan TamanDharma... perasaan belum pernah baca Ajahn Brahms dan Bhante Vijjayaputta di olok2 disini

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #35 on: 10 December 2011, 02:55:38 PM »
apa mungkin wijaya putra itu si biku bergitar? dan ajahn brahm keknya yang jumpa fans itu
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #36 on: 10 December 2011, 02:57:03 PM »
Kaget juga baca postingannya Suddhamacaro yang diposting Indra. Dulu waktu baru di DC, masih ja-im, tidak bicara apa2, suruh 'jongos'-nya yang berkoar-koar. Ternyata setelah ketahuan belangnya, baru menunjukkan wajah aslinya.

Sekarang 'membimbing' di Taman Adharma yah? Selamat deh, akhirnya ketemu juga tempat yang cocok.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #37 on: 10 December 2011, 03:00:38 PM »
tolong dikasih linknya donk, tentang ajahn brahm yang jumpa fans itu loh....
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #38 on: 10 December 2011, 03:08:49 PM »
Kaget juga baca postingannya Suddhamacaro yang diposting Indra. Dulu waktu baru di DC, masih ja-im, tidak bicara apa2, suruh 'jongos'-nya yang berkoar-koar. Ternyata setelah ketahuan belangnya, baru menunjukkan wajah aslinya.

Sekarang 'membimbing' di Taman Adharma yah? Selamat deh, akhirnya ketemu juga tempat yang cocok.

LOA, Law Of Attraction

Para penggemar Musik rock akan cocok dengan sendirinya satu sama lain krn mempunyai jiwa pemberontakkan yg sama.. Yg hobby sepedaan bike to work juga, bela2in kumpul di monas tiap hari minggu pagi... alami..

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #39 on: 10 December 2011, 03:12:08 PM »
tolong dikasih linknya donk, tentang ajahn brahm yang jumpa fans itu loh....

 Cek PM... ;D


apa mungkin wijaya putra itu si biku bergitar? dan ajahn brahm keknya yang jumpa fans itu

Itu Nyanadasa  ;D

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #40 on: 10 December 2011, 03:25:32 PM »
LOA, Law Of Attraction

Para penggemar Musik rock akan cocok dengan sendirinya satu sama lain krn mempunyai jiwa pemberontakkan yg sama.. Yg hobby sepedaan bike to work juga, bela2in kumpul di monas tiap hari minggu pagi... alami..

::


Iya, seperti kutipan favoritnya Om Kumis yang kelompok bhikkhu Sariputta berkebijaksanaan tinggi, kelompok Mahamoggallana berkemampuan bathin tinggi ... kelompok Devadatta bhikkhu jahat semua.

Nah, kalo bhikkhu adharma? Tentu cocok di Taman Adharma.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #41 on: 10 December 2011, 03:31:54 PM »
Cek PM... ;D


Itu Nyanadasa  ;D
mungkin dah ganti nama
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #42 on: 10 December 2011, 03:58:29 PM »
mungkin dah ganti nama

Sepertinya memang berbeda  ;D

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #43 on: 10 December 2011, 04:01:05 PM »
Iya, seperti kutipan favoritnya Om Kumis yang kelompok bhikkhu Sariputta berkebijaksanaan tinggi, kelompok Mahamoggallana berkemampuan bathin tinggi ... kelompok Devadatta bhikkhu jahat semua.

Nah, kalo bhikkhu adharma? Tentu cocok di Taman Adharma.

jadi teringat cerita Harry Potter... Topi-Seleksi... Gryffindor, Ravenclaw... Slytherin..

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #44 on: 10 December 2011, 04:22:33 PM »


itu lebih mantep lg, seorang bhikkhu mempermasalahkan jumlah dana yg diterima oleh suatu institusi... dato' mengutip salah satu komentar member di fb tentang bhikkhu ini "Berdana tp mempertanyakan akan kemana perginya uang tersebut?? lah itu niat ngelepas apa mau inves???"

bhikkhu ini mempunyai bakat terpendam untuk menjadi seorang akuntan, klo berbicara masalah uang, pasti cepat reaksi nya... ciloko.. !!

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #45 on: 10 December 2011, 04:58:49 PM »
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #46 on: 10 December 2011, 05:08:08 PM »
at will_i_am
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=19710.msg336361#msg336361
Jumpa fans Ajahn Brahm TB Gramedia Emporium Pluit 20 Mar 2011

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #47 on: 10 December 2011, 05:39:47 PM »
mungkin dah ganti nama
Bukan,keduanya adalah bhikkhu yg berbeda..
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #48 on: 10 December 2011, 05:42:10 PM »
Bukan,keduanya adalah bhikkhu yg berbeda..


nah mungkin Mr. Jhonz bisa kasih bocoran, di mana DC pernah mengolok2 bhante vijaya putta

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #49 on: 10 December 2011, 06:02:15 PM »
tambah lagi




Offline Wirajhana

  • Teman
  • **
  • Posts: 54
  • Reputasi: 9
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #50 on: 10 December 2011, 06:12:44 PM »
Quote from: xenocross link=topic=21634.msg382802#msg382768

Tapi saya tanggapi dengan tulisan seabreg yang menceritakan latar belakang istilah Sanghyang Adi Buddha.
Intinya, waktu itu situasi politik lagi kacau. Kalau Bhante Ashin tidak "kukuh" menetapkan Sanghyang Adi Buddha, Buddhisme akan menjadi hanya salah satu aliran kepercayaan di Indonesia. Bukan Agama Buddha
Seperti yg kita tahu, penganut aliran kepercayaan mau bikin ktp aja susah, apalagi mau kawin, dll.

Kita bisa nyaman beribadah, punya vihara, menyebarkan dharma, itu semua karena Bhante Ashin menetapkan "Sanghyang Adi Buddha" sebagai konsep Ketuhanan agama Buddha.
Silahkan liat sendiri para pengikut kejawen, sunda wiwitan, dan aliran kepercayaan lainnya sekarang gimana nasibnya. Bagaimana hak2 mereka sebagai warga negara dipersulit.

Siapa bilang Buddhisme saat itu perlu Bung adi dogol dan cuma jadi aliran kepercayaan di Indonesia. Bukan agama Buddha?

Nih baca:

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1/PNPS TAHUN 1965
TENTANG
PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN DAN/ATAU PENODAAN AGAMA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
 
[..]

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Januari 1965.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SUKARNO 3
 
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 Januari 1965
SEKRETARIS NEGARA,
MOHD. ICHSAN.
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1965 NOMOR 3. 4
-----
 
PENJELASAN
ATAS
PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1/PNPS TAHUN 1965
TENTANG
PENCEGAHAN PENYALAH-GUNAAN DAN/ATAU PENODAAN AGAMA
 
I. UMUM
[..]
 
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
[..]Agama-agama yang
dipeluk oleh penduduk di Indonesia ialah Islam, kr****n, ka****k, Hindu, Budha dan
khong Cu (Confusius). Hal ini dapat dibuktikan dalam sejarah perkembangan Agama-agama di Indonesia.
 
Karena 6 macam Agama ini adalah agama-gama yang dipeluk hampir seluruh
penduduk Indonesia, maka kecuali mereka mendapat jaminan seperti yang diberikan
oleh pasal 29 ayat 2 Undang-undang Dasar, juga mereka mendapat bantuan-bantuan
dan perlindungan seperti yang diberikan oleh pasal ini.
[..]

Sudah anda lihat?

Nah, JAUHHHHHH TAHUN sebelum bung adi dogol di ciptakan JINARAKHITA..ehhhh,  BUDDHA ternyata dah lama jadi AGAMA RESMI, tuh :)

hehehehehe...orang koq hobi melebih2kan...

sumber:
http://www.facebook.com/groups/dhammacitta/doc/191058350985961/
« Last Edit: 10 December 2011, 06:15:31 PM by Wirajhana »

Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #51 on: 10 December 2011, 06:21:06 PM »
^
kl jaman suharto ?

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #52 on: 10 December 2011, 06:33:43 PM »


itu lebih mantep lg, seorang bhikkhu mempermasalahkan jumlah dana yg diterima oleh suatu institusi... dato' mengutip salah satu komentar member di fb tentang bhikkhu ini "Berdana tp mempertanyakan akan kemana perginya uang tersebut?? lah itu niat ngelepas apa mau inves???"

bhikkhu ini mempunyai bakat terpendam untuk menjadi seorang akuntan, klo berbicara masalah uang, pasti cepat reaksi nya... ciloko.. !!

kasi aja loko (emas)
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #53 on: 10 December 2011, 06:34:27 PM »
statu: nonton.com (dipinggir arena diskusi)
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #54 on: 10 December 2011, 06:36:26 PM »
"
nah mungkin Mr. Jhonz bisa kasih bocoran, di mana DC pernah mengolok2 bhante vijaya putta
Selama berjuta-juta kalpa kelahiran ku di DC keknya aku ga pernah lihat ada tulisan yg di maksud pelapor(selama di forum lho) ga tahu ya  kalo di luar DC!

"Aku bersaksi tiada pencipta,selain tuhan medho" =))
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline Wirajhana

  • Teman
  • **
  • Posts: 54
  • Reputasi: 9
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #55 on: 10 December 2011, 07:07:29 PM »
^
kl jaman suharto ?

Sejarah DirJen Bimas Buddha Kementerian Republik Indonesia
 
[..]
 
Berselang tiga tahun kemudian dikeluarkan kembali KMA Nomor 47 Tahun 1963, Bagian Urusan Hindu Bali ditingkatkan menjadi Biro Urusan Hindu Bali. Kemudian pada tahun 1966 dikeluarkan Keputusan Presiden RI Nomor 170 Tahun 1966, Biro Urusan Hindu Bali ditingkatkan menjadi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Beragama Hindu Bali dan Buddha, dan diikuti dengan perpindahan kantor ke Jl. MH. Thamrin Nomor 6 Jakarta. Sedangkan susunan organisasinya sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 56 Tahun 1967.
 
Pada tahun 1969 dikeluarkan kembali KEPPRES RI Nomor 39 Tahun 1968, Direktorat Jenderal Bimas Beragama Hindu Bali dan Buddha berubah menjadi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu dan Buddha, yang disertai dengan pengembangan struktur meliputi: Direktur Jenderal, Sekretaris Direktorat Jenderal, dan Direktorat Urusan Agama Hindu dan Buddha.
 
[..]

sumber: link yg sama.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #56 on: 10 December 2011, 07:30:12 PM »
as the President, Soekarno decreed
and established the Department of Religious Affairs on 3 January 1946. Once established,
the Department of Religious Affairs started to take control over administrative services
related to religious obligations and practices, such as matrimony, religious establishments,
religious courts, and hajj pilgrimage, also religious education.22 This obviously was not a
simple task, as some interesting events occurred afterward. The most relevant series of
events to this study is explained below.

On religious activities, we could observe that by the time the government was just
started organizing itself around religious affairs, many so-called aliran-aliran kebatinan
(schools of mysticism, or later denoted officially as aliran-aliran kepercayaan ((folks’)
schools of faith)) developed and in turn attempted to solidify themselves into an
organized entity. They requested the Department of Religious Affairs to recognize their
existence and to identify them be of equal status as Islam and Christianity. In response, in
1952 the Department of Religious Affairs formulated a condition by which they could be
admitted and recognized as a religion (agama) should they meet all the prerequisites (has
a Prophet, Holy Scripture, and is internationally recognized). In 1954, the department
followed it up by instituting a unit called PAKEM (an abbreviation for Pengawasan
Aliran-Aliran Kepercayaan Masyarakat, or the Surveillance of Folks’ Schools of Faiths).23
But when a Statute in 1961 was signed, the Office of Attorney General
(Kejaksaan Agung) became the one responsible for this surveillance, and when Soeharto
signed his Presidential Decision in 1978, even the task for guiding those who were in
various folks’ schools of faith was finally transferred over from the Department of
Religious Affairs to the Department of Education and Culture (today it is under the
Department of Culture and Tourism).24

In the year 1961, the Department of Religious Affairs again proposed a definition
of religion. This time a religion should be characterized by Holy Scripture, Prophet,
Divinity which is One, and a system of law for its followers.
A few years later Soekarno
issued Presidential Decision in 1965 which would prohibit and dissolve any group
threatening any of the six established religions. Those six officially recognized religions
were Islam, Catholicism, Protestantism, Hinduism, Buddhism, and Confucianism. But,
when the Statute on Matrimony of 1974 was enacted, it is clear that there were actually
only five recognized religions in Indonesia, namely Islam, Catholicism, Protestantism,
Hinduism, and Buddhism. Confucianism was not recognized because of the banning of
all things Chinese and was only added back to the list after Abdurrahman Wahid signed
his Presidential Decision in 2000.25

If we observe the chronological formation of units within the department, units
for serving Catholic and Protestant communities were established in 195028 and for
Balinese Hindus and Buddhists in 1960.29 The equality among those five recognized
religions was achieved only recently in 2006 when the Minister of Religious Affairs
swore in a Director General for the Buddhists, which is an official directly below the
Minister, similar to those enjoyed earlier by Islam, Protestantism, Catholicism, and
Hinduism.
In other words, when the Department of Religious Affairs was just started, it
basically catered Islamic community only. After a while, the continued struggle seems to
force the department to accommodate and to gradually expand its programs and serve
other religious communities as well, while keeping the so-called schools of faith (aliranaliran
kepercayaan) out of the domain of religions.30 This was then the setting within
which the definition of religion was conceived and was eventually forced to see the light
of the day. Thus, one can clearly perceive that, in reality, the birth of this formula marked
nothing but an internal struggle within the Islamic community in general.31 However, it
was due to this universal prescription, as it were, that unexpected side effects arose even
to the surprised administration.32 As such, even though Indonesian Buddhists in particular
were not the actual target, they were among the “casualties” who for the most part must
deal with this universal prescription expediently.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #57 on: 10 December 2011, 07:33:20 PM »
The above story is the background against which one must critically consider
while looking into the story of Indonesian Buddhists’ responses to government formula
of religion. In addition, it is within this context too that the story must not and cannot be
detached from the figure Ashin Jinarakkhita, the leader during the period of upheaval. As
a result, it is vital to any study on the contemporary Indonesian Buddhism to acquire a more accurate account of him and his deeds.

Nonetheless, when we now turn to the deeds, following his ordination Ashin
Jinarakkhita returned to Indonesia in 1955 and started to propagate Buddhism in his
homeland. He founded the Fellowship of Indonesian Buddhist Laymen and Laywomen
(Persaudaraan Upāsaka dan Upāsikā Indonesia, or PUUI), the first organization for
Indonesian Buddhists in 1955. Now assisted by PUUI, Jinarakkhita organized a larger
Vaisak ceremony at Borobudur in conjunction with the 2500th anniversary of the
Buddhist era.
Borobudur has since its rediscovery in the early nineteenth century been an object
of and a source for the study and interpretation of the concept of Adi Buddha, particularly
in relation to its main stupa and Buddha images, including the so-called unfinished
Buddha image.49 Such studies utilize Tibetan Buddhism as their base, and also the Sang
Hyang Kamahāyānikan. In turn, the results coming from those studies likely became the
sources used by Mādhyāntika (S. Mangunkawatja, acknowledged as the first Indonesian Upāsaka of the twentieth century) in writing articles on Candi Borobudur and Candi
Mendut, including his interpretation of Adi Buddha which was published in a book titled
the 2500 Buddha Jayanti.50 This publication was characterized by an anthology of
Buddhist teachings from different schools. One could possibly consider it marking a new
beginning of Indonesian Buddhism which will carry such characteristic in full. It was also
the first comprehensive publication about the agama Buda Indonesia in the era of
independent Indonesia blessed by Bhikkhu Ashin Jinarakkhita, who wrote a foreword
therein.51

The majority of subsequent writings on the agama Buda in Indonesia, especially
those about Adi Buddha, owed much to the 2500 Buddha Jayanti, but most did not give
proper credit to the writer, the editor, or the book, creating unnecessary complications
later on. Aside from this, the first introduction to Adi Buddha after the 2500 Buddha
Jayanti was in a monograph titled the Ketuhanan dalam Agama Buddha, which was
followed by another book titled the Buddha-Dharma Hrdaya.52 The Ketuhanan dalam
Agama Buddha was completely written and published before the failed coup d’etat of
1965, while the compilation of the Buddha-Dharma Hrdaya was done in December 1965,
but the book was published later in April 1966.
These two books explain and summarize
an outline of the agama Buda in compliance with official Indonesian guidance about
agama (religion) which started in 1952.53

We can surmise that in deciding of either going under the direction of the Department of Religious Affairs or going under the surveillance of the Office of Attorney General, Ashin Jinarakkhita perceived a clear choice. His answer was to stay within the jurisdiction of the Department of Religious Affairs by submitting the definition of Indonesian Buddhism as a religion.

This decisionhas certainly paved a considerably smoother road for Indonesian Buddhism to walk.55
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #58 on: 10 December 2011, 07:33:38 PM »
G-30-S (Gerakan 30 September).  Tindakan pembersihan dari unsur-unsur komunis (PKI) membawa tindakan penghukuman mati anggota Partai Komunis di Indonesia yang menyebabkan pembunuhan sistematis sekitar 500 ribu "tersangka komunis", kebanyakan warga sipil, dan kekerasan terhadap minoritas Tionghoa Indonesia . Soeharto dikatakan menerima dukungan CIA dalam penumpasan komunis.

Suharto Setelah dilantik sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat pada 14 Oktober 1965, ia Jenderal Soeharto ditetapkan sebagai pejabat presiden pada 12 Maret 1967 setelah pertanggungjawaban Presiden Soekarno (NAWAKSARA) ditolak MPRS. Pada 1 Juni 1968 Lama. Mulai saat ini dikenal istilah Orde Baru. Pada 3 Juli 1971, presiden mengangkat 100 anggota DPR dari Angkatan Bersenjata

Pada 20 Januari 1978, Presiden Soeharto melarang terbit tujuh surat kabar, yaitu Kompas, Sinar Harapan, Merdeka, Pelita, The Indonesian Times, Sinar Pagi, dan Pos Sore. Beberapa di antaranya kemudian meminta maaf kepada Soeharto.

Jendral Soeharto dikatakan meningkatkan dana militer dan mendirikan dua badan intelijen - Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) dan Badan Koordinasi Intelijen Nasional (Bakin). Sekitar 2 juta orang dieksekusi dalam pembersihan massal dan lebih dari 200.000 ditangkap hanya karena dicurigai terlibat dalam kudeta. Banyak komunis, tersangka komunis dan yang disebut "musuh negara" dihukum mati (meskipun beberapa hukuman ditunda sampai 1990).

Diduga bahwa daftar tersangka komunis diberikan ke tangan Soeharto oleh CIA. Sebagai tambahan, CIA melacak nama dalam daftar ini ketika rezim Soeharto mulai mencari mereka. Dukungan yang tidak dibicarakan ini dari Pemerintah Amerika Serikat untuk rezim Soeharto tetap diam sampai invasi Timor Timur, dan terus berlangsung sampai akhir 1990-an. Karena kekayaan sumber daya alamnya dan populasi konsumen yang besar, Indonesia dihargai sebagai rekan dagang Amerika Serikat dan begitu juga pengiriman senjata tetapi dipertahankan ke rezim Soeharto. Ketika Soeharto mengumjungi Washington pada 1995 pejabat administratif Clinton dikutip di New York Times mengatakan bahwa Soeharto adalah "orang seperti kita" atau "orang golongan kita".

http://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto

===========================================================

Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi. Sejak tahun 1967, warga keturunan dianggap sebagai warga negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah warga pribumi, yang secara tidak langsung juga menghapus hak-hak asasi mereka. Kesenian barongsai secara terbuka, perayaan hari raya Imlek, dan pemakaian Bahasa Mandarin dilarang, meski kemudian hal ini diperjuangkan oleh komunitas Tionghoa Indonesia terutama dari komunitas pengobatan Tionghoa tradisional karena pelarangan sama sekali akan berdampak pada resep obat yang mereka buat yang hanya bisa ditulis dengan bahasa Mandarin. Mereka pergi hingga ke Mahkamah Agung dan akhirnya Jaksa Agung Indonesia waktu itu memberi izin dengan catatan bahwa Tionghoa Indonesia berjanji tidak menghimpun kekuatan untuk memberontak dan menggulingkan pemerintahan Indonesia.

Satu-satunya surat kabar berbahasa Mandarin yang diizinkan terbit adalah Harian Indonesia yang sebagian artikelnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Harian ini dikelola dan diawasi oleh militer Indonesia dalam hal ini adalah ABRI meski beberapa orang Tionghoa Indonesia bekerja juga di sana. Agama tradisional Tionghoa dilarang. Akibatnya agama Konghucu kehilangan pengakuan pemerintah.

Pemerintah Orde Baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya ketika itu mencapai kurang lebih 5 juta dari keseluruhan rakyat Indonesia dikhawatirkan akan menyebarkan pengaruh komunisme di Tanah Air. Padahal, kenyataan berkata bahwa kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai pedagang, yang tentu bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh komunisme, yang sangat mengharamkan perdagangan dilakukan[rujukan?].

Orang Tionghoa dijauhkan dari kehidupan politik praktis. Sebagian lagi memilih untuk menghindari dunia politik karena khawatir akan keselamatan dirinya.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_%281966-1998%29

========================================================

at saudara wirajhana
anda sangat rajin mencari bukti2 dan fakta2
dan berbagi banyak info

tapi surat DirJen Bimas Buddha Kementerian Republik Indonesia
dan kenyataan di lapangan, apakah benar segampang itu?
saya terus terang tidak terlalu percaya dengan surat2/ peraturan itu
karena dalam kehidupan sehari2 ... reality is harsh

saya tidak mengalami zaman orde baru
kekelaman saat org yg dituduh komunis bisa langsung "dihilangkan"
tapi kerusuhan 1998 masih membekas...

secara logika saya masih bisa menerima
kalau ada yg mengatakan Bhante Ashin
menggunakan "Adi Sanghyang Buddha"
untuk melindungi agama Buddha secara "politik"
mungkin pendapat anda berbeda, itu hak anda

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #59 on: 10 December 2011, 07:44:34 PM »
nambah dari footnote:

23)  In 1959 Ashin Jinarakkhita invited high ranking monks from Sri Lanka, Burma, Thailand, Cambodia
and Japan, and assembled them at Vihara 2500, at Buddha Gaya, Watu Gong, in Central Java, to
consecrate an international sima, to ordain an Indonesian bhikkhu, and later to attend an international
Waisak ceremony at Borobudur. It is reported that between 50,000 to 60,000 people were in
attendance. Bunki Kimura “Present Situation,” 58, reports that this was also an occasion for them to
propagate ‘the fact that Buddhism was a world religion like Islam and that a Buddhist was never “a
stupid one (bodoh)” as people supposed.’ This could naturally lead one to interpret that Ashin
Jinarakkhita was already fully aware of the prerequisites in case he would ever request Buddhism to
be officially recognized as a religion by the government, or else Buddhism would not be under the
Department of Religious Affairs but under the surveillance of PAKEM. We can surmise that his
awareness must have arisen from his close interaction with many Javanese mystics (see E. Juangari,
45, ‘orang-orang Jawa yang mendalami Kejawen’), or those belonging to Javanese schools of
mysticism.

51) There were publications prior to the 2500 Buddha Jayanti, among others: books by Kwee Tek Hoay,
and Thio Goan Tjoan, Agama Buddha (Djakarta, Groningen: J. B. Wolters, 1954). The latter was
obviously written by an Indonesian and in Indonesian as well. But Thio scarchly touched on any
aspect of the agama Buda in Indonesia at all. For this reason, this publication cannot be categorized as
the first comprehensive publication on the agama Buda Indonesia in the era of free Indonesia.
Mangunkawatja, of course under the auspices of Bhikkhu Ashin Jinarakkhita, was likely the first
Indonesian who revealed the concept of Ādi Buddha in relation to the agama Buda Indonesia in the
era of independent Indonesia. See Madhyantika S. Mangunkawatja, 2500 Buddha Jayanti (Semarang:
Persaudaraan Upāsaka dan Upāsikā Indonesia, 1956).

54) In my personal communication, Michael Ananda relayed an incident in which Ashin Jinarakkhita
exclaimed how hard he has endeavored to establish ‘Agama Buddha (the Religion of Buddha)’ instead
of ‘Buddhisme (Buddhism).’ This rather small incident is significant, since it could expose his deep
underlying religious motive while propagating Buddhism in Indonesia. Given the situation we can
read that ‘isme (ism)’ might simply make Indonesian Buddhism be alleged as an aliran kepercayaan
(school of faith) and not a religion and thereby could make all Indonesian Buddhists subject to the
surveillance of the Office of Attorney General. A similar motive could be observed from Ashin
Jinarakkhita’s arrangement in allowing any person to be ordained becoming a Buddhist lay person by
merely taking refuge to the Triple Jewels. When one day I had the opportunity to ask him about this
procedure and the purpose of doing it, Jinarakkhita explained that he saw it as a means to help anyone
to get into contact with Buddhism and obtain spiritual protection. Going back to the time of the
Buddha, this procedure was indeed the initial ritual and yet the prime entrance into Buddhist
spirituality.

62) Afterward the phrase ‘Sang Hyang Adi Buddha’ was officially adopted as part of an oath for
officiating government employees of the Republic of Indonesia ‘Demi Sang Hyang Adi Buddha,’
when the Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji
Pegawai Negeri Sipil was enacted. It was then endorsed by the Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian.

67) This comes from personal communication with Wahyudi. At the height of Adi Buddha controversy
and when an atheist in Indonesia would be seized and immediately sent as a political prisoner to Buru
island, Wahyudi asked Widyadharma if Ashin Jinarakkhita was so deadly wrong and bad, why he
who insisted non-Adi-Buddha (non-theistic) view would still be at large and free. In response,
Widyadharma admitted that considering the condition of the time, it was due to Ashin Jinarakkhita as
the recognized Buddhist leader putting his own personal stake before the administration
that the rest
of of Indonesian Buddhists were saved. By admitting this, one can see that he on the other hand was
not totally aware of the effect of dangerous action he undertook on other Indonesian Buddhists. In this
case, one also need to understand how Buddhism despite its lawful existence continued to be a suspect
after the failed coup attempt of 1965 and how Ashin Jinarakkhita was the only one looked upon by the
government. One can grasp this by reading the attempt of Prof. Dr. Moestopo on behalf of the
administration to get a final confirmation on Adi Buddha as God in Indonesian Buddhism in 1978, see
Juangari, Menabur, p. 204.

wew tahun 1978 diperiksa lagi sama ali moertopo. Intinya, kalau gak ada kata2 Adi Buddha, Buddhisme bukan agama. Bisa dicabut lagi statusnya, seperti Konghucu.

edit, lupa cantumkan sumber:
Via Kong Hoa Sie to Borobudur
Hudaya Kandahjaya

« Last Edit: 10 December 2011, 07:47:27 PM by xenocross »
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Wirajhana

  • Teman
  • **
  • Posts: 54
  • Reputasi: 9
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #60 on: 10 December 2011, 08:28:02 PM »
at saudara wirajhana
anda sangat rajin mencari bukti2 dan fakta2
dan berbagi banyak info

tapi surat DirJen Bimas Buddha Kementerian Republik Indonesia
dan kenyataan di lapangan, apakah benar segampang itu?
saya terus terang tidak terlalu percaya dengan surat2/ peraturan itu
karena dalam kehidupan sehari2 ... reality is harsh

saya tidak mengalami zaman orde baru
kekelaman saat org yg dituduh komunis bisa langsung "dihilangkan"
tapi kerusuhan 1998 masih membekas...

secara logika saya masih bisa menerima
kalau ada yg mengatakan Bhante Ashin
menggunakan "Adi Sanghyang Buddha"
untuk melindungi agama Buddha secara "politik"
mungkin pendapat anda berbeda, itu hak anda

hahahaha...kamu ini ngomongin BUDDHA ato KONGHUCU?

Fakta dasarnya:

1. Negara ini TIDAK PERNAH menyatakan bhw buddhism BUKAN AGAMA [ini membantah statement mu sebelumnya].
2. Negara ini mengakui Buddhism jauh sebelum ada bung adi dogol ciptaan jinarakhita
3. Bahkan di jaman Orde Baru, bertahun2 > 1965 BUDDHISM baik2 aja tuh..
4. DIRJEN AGAMA Hindu dan BUDDHA dah eksissss dari jaman ORLA dan juga ORBA dan tetep akan ada tanpa perlu jinarakhita terlahir di muka bumi pertiwi ini.

Btw, pencetusnya juga bukan orang tiong hoa tuh..jadi  ya emang tidak ada peran Jinarakhitha disitu dan gak perlu kamu campur2kan dengan sentimen anti tionghoa..kagak nyambung jek..

Btw, pemaksaan penobatan bung adi bukanlah sebagai penyelamat ajaran Buddha di Indonesia malah sebagai biang perpecahannya koq. :)

Baca aja tulisan di TEMPO tanggal 18 Mei 1974 di bawah ini  [sebenernya ada beberapa tanggal di tahun sebelumnya juga], yang MENGGAMBARKAN situasi PANAS seputar permasalah itu dan MENGUAK JELAS motif jinarakhita dan perannya sebagai pemerpecah :), monggo masss disimak:

Spoiler: ShowHide

Theis atau non-theis
18 Mei 1974, TEMPO ONLINE
 
BAGAIMANAKAH ketuhanan menurut Budhisme?
 
Para umat barangkali tidak peduli terhadap pertanyaan yang begitu berbau akademis. Perayaan Waisak, yang puncaknya dilaksanakan di candi Mendut & Borobudur pada 6 Mei kemarin, berjalan tanpa memusingkan bahwa justru masalah klasik itu sedang hinggap di kalangan tokoh-tokoh Budhisme yang paling berwenang.
 
Di sekitar problim itulah, pada akhir Maret yang lampau, biksu-biksu tinggi di Indonesia yang selama ini saling bertentangan berkumpul di sebuah ruang Departemen Agama di Jakarta.
 
Ini adalah pertemuan kedua sesudah pada pertengahan Januari sebelumnya mereka berkumpul di tempat yang sama, dan berhasil membentuk persaudaraan para biksu yang disebut Sangha Agung Indonesia -- sebagai peleburan Maha Sangha Indonesia dan Sangha Indonesia.
 
Diselenggarakan sebagal pertemuan lanjutan, acara akhir Maret itu formilnya direncanakan hanya untuk mengisi personalia dari wadah yang sudah dibentuk. Namun lantaran urusan personalia menyangkut tokoh-tokoh yang tidak sama dalam hal pemahaman keagamaan, acara untuk sebagian besar kemudian disita oleh pembicaraan theologis yang berpusat pada bab ketuhanan.
 
Menjadi jelas: masalah ketuhanan dalam Budhisme itulah yang menjadi salah satu sebab -- bila bukan sebab terpenting -- dari perpecahan di kalangan biksu Indonesia yang sampai hari ini sudah berjalan lebih dua tahun.

 
Orang mengingat: pada tanggal 12 Januari 1972, Biksu-biksu Jinapiya Thera, Girirakkhito (yang pada Waisak kemarin memimpin upacara di Mendut & Borobudur), Jinaratana, Sufnahooalo dan Subatho, mendirikan persaudaraan para biksu yang disebut Sangha Indonesia.
 
Dengan demikian mereka menandingi Maha Sangha Indonesia yang sudah ada di bawah pimpinan Bikkhu Sthavira Ashin Jinarakkhita Mahathera, di dalam mana mereka sendiri pada mulanya menjadi anggota (TEMPO, 11 Maret 1972). Tak bisa dihindari bahwa setelah itu bentuk-bentuk persaingan acap terasa antara kedua flhak -- dalam hal penyelenggaraan acara masing-masing, dalam hal daerah-daerah pengaruh atau dalam bentuk pernyataan-pernyataan langsung atau tak langsung.
 
Di antara serangan-serangan bersifat pribadi kepada Jinarakkhita dalam hubungannya dengan Bikkhu Vinaya (disiplin kebiksuan), dan di antara ambisi-ambisi perorangan yang lazim diperkirakan menyelinap setidak-tidaknya pada tokoh-tokoh di belakang para biksu, orangpun lantas bisa melihat masalah perbedaan aliran dalam kancah tersebut.
 
Sang Hyang Adi Budha Tak heran. Meskipun di zaman lampau Nusantara sebagian besar dirambah oleh mazhab besar Mahayana, namun seperti dikatakan I Gde Puja MA -- yang pada pertemuan itu mewakili Dirjen Bimas Hindu & Budha Departemen Agama dan bertindak sebagai moderator -- "agama Budha yang masuk ke Indonesia datang dari berbagai neeri dan terdiri dari bermacam mazhab, karena Indonesia terletak di persimpangan".
 
Mengingat hal itulah maka Bikkhu Subatho, ex Sangha Indonesia, pada kesempatan itu meminta agar bermacam aliran tersebut -- yakni mazhab-mazhab Mahayana dan Theravada lenglap dengan varitas-varitas masing-masing -- diakui dan tetap dijaga eksistensinya.
 
Persoalan sudah tentu selesai kalau saja fihak Jinarakkhita dan kawan-kawannya yang ex Maha Sangha tidak berangkat dari titik-tolak yang lain Dirjen sendiri mengatakan bahwa "cita-cita pemerintah ialah untuk mengadaptasi agama Budha sesuai dengan kondisi Indonesia".
 
Itu bisa berarti bahwa sebenarnya tidak begitu terpuji untuk terlalu berorientasi kepada aliran-aliran yang ruwet -- sementara sejarah menunjukkan bahwa pemahaman tentang aliran-aliran sendiri bukan tidak berkembang dan bukan tidak bisa dirobah. Yang penting bagi Jinarakkhita, Mahathera yang dulunya guru dari biksubiksu yang ada di situ, "Budha adalah Budha. Budha berketuhanan, dan karena itulah maka ia satu agama".
 
Dengan ini Jinarakkhita memhawa persoalan ke arah lebih fundamentil -- yakni: apakah Budhisme itu theis atau atheis.
 
Mahathera sendiri bukan tidak sering menunjuk kepada lawan-lawannya yang menurut penilaiannya tidak berdiri di atas keyakinan yang layak. "Yang atheis pun di kalangan Biksubiksu ada", katanya, "dan kata-kata saya ini bukan main-main". Sebab "kalau seorang Budhis tidak mengakui Sang Hyang Adi Budha, sama saja dengan atheis" (TEMPO, 3 Nopember 1973).
 
Jadi masalahnya kemudian: pengakuan kepada Sang Hyang Adi Budha. Tapi siapakah Sang Hyang Adi Budha?
 
Bunga Seroja Orang mengetahui bahwa Budisme sepanjang kitab-kitab riwayat, pada mulanya tak lebih dari serangkai ajaran mistik dan moral yang bersih -- satu jalan untuk menempuh tingkat-tingkat spirituil ke arah apatisme mutlak dengan tendensi religi. Namun, dan itulah masalahnya, ajaran murni tersebut lazim dikatakan tak memuaskan kebutuhan akan bentuk-bentuk keagamaan yang jelas, termasuk konsep ketuhanan.
 
Perpecahan pun kemudian melembaga satu abad setelah wafat sang Guru -- ketika lahir golongan besar Slhaviralada yang ingin menetapi ajaran yang kira-kira asli (dari mana lahir mazhab Sarvastilada dan selanjutnya Theravada alias Hinayana sekarang ini), dan golongan Mahasanghika (induk mazhab Mahayana) yang ingin menjawab tuntutan-tuntutan baru. Sementara golongan pertama lazim dituduh sebagai mazhab yang picik golongan kedua pelan-pelan melakukan prcampuran dengan berbagai kepercayaan Hindu dan tak urung membentuk pantheon atau susunan dewadewa.
 
Maka dipercayailah oleh Mahayana, bahwa Bu&a Gautama sebenarnya bukan satu-satunya Bu&a. Ia merupakan pancaran dari seorang Budha Langit (Dhyani Budha) bernama Amitabha, yang juga hanya merupakan salah-satu dari Budha-Budha (Langit dan Bumi) yang muncul pada zamanzaman berlainan. Adapun Budha-Budha Langit, bertahta di sekian penjuru angin, hakikatnya juga pancaran belaka dari Budha yang Tunggal, yang Tanpa Awal dan Tanpa Akhir. yang bertahta di Sana di atas Bunga Seroja. Itulah Sang Hyang Adi Budha.
 
Nah. Apakah Sang Hyang Adi Budha yang itu, yang dimaksud Jinarakkhita sebagai Tuhan YME? Budhayana Sudah tentu ya. Dan kalau memang ya, maka "lawan-lawan" Jinarakkhita sudah tentu menyatakan tidak setuju.
 
Bikkhu Subatho misalnya, menanggapi kalimat Jinarakkhita bahwa "sudah jelas Buddha berketuhanan", berkata: "Konsep kita tentang Tuhan berbeda". Toh dengan kalimat itu bisa pula diperkirakan bahwa, taroklah Subatho berorientasi dengan Theravada, sesuatu pengakuan terhadap Tuhan agaknya bukan tidak ada. Bukankah Budha Gautama sendiri dahulu tak pernah terang-terangan menyatakan "tidak ada Tuhan"? Budha dahulu berkata: "Apa yang tidak Aku sabdakan, biarlah tinggal tak disabdakan". Bukankah diamnya Sang Budha dari satu segi bisa difahami hanya sebagai reaksi terhadap politheisme kasar dan kekanak-kanakan dari bermacam Hinduisme India -- dan bukan sebagai penolakan?
 
Dari fihak lain Jinarakkhita sendiri sudah tentu akan setuju dengan kesimpulan terakhir itu. Lebih-lebih karena yang diperjuangkan Jinarakkhita, resminya sebenarnya bukan Mahayana --melainkan satu jalan untuk menganut Budhisme dari pangkalnya yakni Budha sendiri, dan bukan dari aliran-aliran.
 
Dan jalan itu, yang kemudian diinginkannya bisa memecahkan problim perbedaan aliran-aliran, diberinya nama Rudhayana, Jalan Budha. Dalam sambutan terjemahan kitab Mahayana Vinaya misalnya, tokoh ini ada menulis: "Landasan kita sudah ditetapkan: Buddhayana, ialah perpaduan antara Naskah Pali dan Naskah Sansekerta".
 
Tapi lantas istilah Buddhayana itulah -- kalaupun bukan hanya "seluhung" bagi Mahayana -- yang tidak disukai "lawan-lawan" Jinarakkhita. Subatho misalnya menyatakan: bukankah Buddhayana dengan begitu sebuah mazhab yang lain lagi -- yang justru akan membingungkan umat, konon pula kalau itu akan dianggap "agama Budha yang sesuai dengan kondisi Indonesia"?
 
Di Belakang Kakus Adapun Jinarakkhita, setelah renungm-renungan fundamentilnya, agaknya seorang tokoh yang praktis. Untuk tujuan-tujuan pembaharuannya, pemikir yang insinyur tehnik elektro keluaran Belanda ini agaknya melihat bahwa selayaknyalah dipergunakan materi-materi yang ada dalam Budhisme sendiri -- dalam hal konsep ketuhanan misalnya ia menginginkan agar Sang Hvang Adi Budha yang berasal dari kepercayaan Mahayana itu diteguhkan (bandingkan misalnya dengan Thian yang sekarang diresmikan dalam agama Konghucu sebagai Tuhan YME yang pada mulanya berarti Langit atau Dewa Langit).
 
Dengan menyarankan Budhayana memang tidak bisa dipastikan bahwa yang ingin diperjuangkan Jinarakkhita adalah sistim ketuhanan 100% model pantheon dewa-dewa Mahayanikan meskipun juga belum tentu ia akan menolak, lebih-lebih bila diingat bagian sangat besar pemeluk, setidak-tidaknya kalangan keturunan Cina, memegang serba kepercayaan tersebut.
 
Tetapi yang jelas tidak dikehendaki Jinarakkhita adalah faham ketuhanan sejenis misalnya yang pernah ditulis oleh Rama Maha Pandita Khemanyana Karbono. Yakni bahwa, menurut Karbono (bukan Biksu): bila orang menyebut "Tuhan ada", kata ada haruslah ditulis antara tanda kutip "Sebab 'ada'nya Tuhan tidaklah menunjuk kepada sesuatu obyek atau eksistensi" (TEMPO, 15 Mei 1971).
 
Dapat difaham bila Jinarakkhita lantas mengusulkan agar sebagai pedoman baku dari Sangha Agung Indonesia yang telah dibentuk, prinsip ketuhanan dan pengakuan semua Biksu terhadap Tuhan dibuat hitam di atas putih secara tertulis, dengan saksi Dirjen Hindu & Budha Departemen gama.
 
Tapi bisa pula difahami bila sampai disini tiba-tiba Bikkhu Subatho tampak berusaha mengendalikan emosi. "Jangan Bhante (Guru: red) Ashin Jinarakkhita berkata lain di Bangkok, berkata lain lagi di Singapura dan lain pula di Departemen Agama", demikian Subatho. "Tahun 1957 Bhante mengatakan bahwa Tuhan ada di mana-mana, dan juga ada di belakang kakus" -- setidak-tidaknya pemahaman tentang Tuhan dengan demikian bukanlah pemahaman yang begitu konkrit seperti Sang yang Adi Budha.
 
Jawab Jinarakkhita, seperti dicatat reporter DS Karma: "Sudah sejak dua tahun yang lalu saya konsekwen. Saya tak ingin Tuhan dijadikan permainan".
 
Mendcngar ini Bikkhu Girirakkhito menukas: "Budha jelas ber-Tuhan. Asal jangan membuat kekisruhan-kekisruhan" -- ataupun menyukar-nyukarkan masalah.
 
Sebab seperti kemudian dinyatakan oleh Bikkhu Jinapiya, "sebenarnya kit telah hayati, yakni seperti biasa dilakukan dalam perenungan".
 
Memang. Masalah Tuhan dalam Bu&isme agaknya banyak merupakan masalah istilah, atau bagaimana cara berkata' -- bandingkan pula dengan pengertian-pengertian theisme relatif dan atheisme relatif dari Leslie Dewart seperti ditulis Ahmad Wahib (TEMPO, 5 Mei 1973).
 
Tinggal Sebatang Maka diskusipun berlarut-larut -- sehingga pembicaraan soal-soal teknis Sangha Agung Indonesia terkesampingkan. Toh pada akhirnya susunan pengasuh Sangha Agung berhasil dibentuk -- yakni setelah Biksu-Biksu Jinarak khita, Jinapiya dan Girirakkhito terpilih sebagai semacam formatur yang lantas mengundurkan diri dari 18 Biksu yang lain dan mengadakan pertemuan tertutup.
 
Toh walaupun SAI sudah dilengkapi dengan personalia (Jinarakkhita menjadi Maha Nayaka alias Ketua didampingi para Anu Nayaka (Wakii Ketua) I, II dan III: Jinapiya Thera, Girirakkhito dan Ugaddhamo), boleh diketahui bahwa wadah ini merupakan organisasi federasi yang hanya berfungsi sebagai lambang persatuan umat Budhis dan tidak berwenang mengambil keputusan apapun.
 
Di samping SAI dibentuk pula wadah lain -- bernama Badan Musyawarah Para Bikkhu dan disebut Bikkhu Samagama -- yang berkompetensi menetapkan hal-hal intern kebiksuan, memberi tanggapan atas jalannya perkembangan Budhisme di dalam dan luar negeri serta berwenang mengeluarkan ketetapan-ketetapan di tengah kancah aliran-aliran Budhisme.
 
Diramalkan sebagai badan yang akan menjadi "lebih ramai", selain tokoh-tokoh di atas duduk pula di dalamnya Bikkhuni Jinakumari, Bikkhu-Bikkhu Subatho dan Dhammasegara, Bikkhuni Jinaloka dan Bikkhu-Bikkhu Jinamerta, Khemasarano dan Sasanarakkhita.
 
Syahdan hari sudah lewat senja. Pertemuan yang dibuka jam satu siang sudah mencapai akhirnya. Di atas meja kerja Dirjen Hindu & Budha -- di depan mana tersusun dua baris kursi berhadap-hadapan -- terletak patung Budha sebesar bayi, dan lima pasang lilin. Satu-persatu lilin padam, dan padam. Tinggal sebatang di kaki sang Budha, menyala dengan diam. [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1974/05/18/AG/mbm.19740518.AG64564.id.html]
 
Note:
Di posting ini bukan dalam arti menerima ataupun menolak isi, namun MENUJUKAN bahwa biang kerok dari kekacauan ini adalah tetep Jinarakkhita:)


Sekali lagi..ada/tidak ada jinarakhita...BUDDHIS tetep aja aja BERKEMBANG..Peran katif jinarakhita di Perbudhisan Indonesia lebih kental pada nuansa penyesatan pandangan dan malah jadi tokoh PEMERPECAH.. :)

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #61 on: 10 December 2011, 08:52:34 PM »
Adi Buddha, pelindung umat Buddha Indonesia dari ancaman pihak luar,
sekaligus penyebab perpecahan di kalangan internal

Tetep aja, gak bisa dicabut. Namanya bahkan sudah masuk ke sumpah pegawai negeri untuk Buddhis

Sekarang zaman udah agak terbuka, lebih bebas, sehingga pembahasan bisa begini.
Tapi liat aja, dari tulisan TEMPO di atas , bahkan bhante2 Theravada juga menyatakan, "Buddha ber-TUHAN"
Karena kalau tidak, bisa bahaya kita.

Kemudian persoalan beralih ke masalah praktis. Jika agama Buddha ada TUHAN, siapakah namanya?
Kita tidak mungkin pake istilah agama lain
Pake istilah Nibbana, Dharmakaya, dan yg lain malah rancu, gak pas, menimbulkan salah paham, bisa juga dituduh "bukan tuhan"

Pake Adi Buddha ajaa.....
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #62 on: 10 December 2011, 09:13:19 PM »
Ironis sekali kalo Dhammadesana di vihara mengajarkan tentang Adi Buddha. Sekarang uda susah kalo mau kasih tau ke umat Buddha bahwa Adi Buddha hanyalah unsur politis demi mempertahankan kelangsungan Buddhisme di Indonesia... :|

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #63 on: 10 December 2011, 09:22:10 PM »
wow hebat teknik googling nya   :o

btw, tidak ada maksud saya untuk
mencampur2kan dengan sentimen anti tionghoa
tapi sebagai perbandingan hal2 yg bisa dicap komunis

maksudnya gini loh
orde baru -- > memberantas komunis
1. agama non theis dianggap tidak bertuhan --> paham komunis --> status riskan
2. tionghua --> dituduh komunis (Pemerintah Orde Baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya ketika itu mencapai kurang lebih 5 juta dari keseluruhan rakyat Indonesia dikhawatirkan akan menyebarkan pengaruh komunisme di Tanah Air) --> status riskan

===========================================================
 
dulu waktu saya pergi ke Wihara Buddhayana
dan mendengar kata "Sang hyang Adi Buddhaya" juga merasa aneh
dan setelah membaca artikel yg anda post
sepertinya masalah perpecahan sangha, salah satu sebabnya adalah
perselisihan definisi "ketuhanan" yang membingungkan.

ada pro dan kontra
tapi saya tidak ingin terlibat dalam debat/diskusi ttg itu  ;D

===========================================================

btw artikel nya agak2 membingungkan juga....
definisi "Budisme" nya agak aneh
Bunga Seroja Orang mengetahui bahwa Budisme sepanjang kitab-kitab riwayat, pada mulanya tak lebih dari serangkai ajaran mistik dan moral yang bersih -- satu jalan untuk menempuh tingkat-tingkat spirituil ke arah apatisme mutlak dengan tendensi religi. Namun, dan itulah masalahnya, ajaran murni tersebut lazim dikatakan tak memuaskan kebutuhan akan bentuk-bentuk keagamaan yang jelas, termasuk konsep ketuhanan
dari kamus besar bahasa indonesia
mistik [n] (1) subsistem yg ada dl hampir semua agama dan sistem religi untuk memenuhi hasrat manusia mengalami dan merasakan emosi bersatu dng Tuhan; tasawuf; suluk; (2) hal gaib yg tidak terjangkau dng akal manusia yg biasa
apatis [a] acuh tidak acuh; tidak peduli; masa bodo

===========================================================

kalau melihat blog anda
anda sepertinya tertarik dan sudah meneliti
berbagai kepercayaan dan agama,
seperti, islam, kr****n, hindu, buddha
juga pintar dan kritis, tegas dan lugas
dan dengan kepribadian yang kuat
anda membuat pernyataan yang sangat keras
MENUJUKAN bahwa biang kerok dari kekacauan ini adalah tetep Jinarakkhita:)
Sekali lagi..ada/tidak ada jinarakhita...BUDDHIS tetep aja aja BERKEMBANG..Peran katif jinarakhita di Perbudhisan Indonesia lebih kental pada nuansa penyesatan pandangan dan malah jadi tokoh PEMERPECAH.. :)

saya tidak pernah bertemu Bhante Ashin Jinarakhita
tidak pernah mengenal secara pribadi,
tidak tahu niat Beliau saat menggalakan istilah "Sang Hyang Adi Buddhaya"
tapi setiap org punya kelebihan dan kekurangan
jadi saya tidak berminat untuk men judge Beliau
tidak mendukung juga tidak mencela Beliau
Anda bebas memiliki pendapat anda sendiri

Peran katif jinarakhita di Perbudhisan Indonesia
menurut saya perannya seperti ini
Bhikkhu Ashin Jinarakkhita merupakan orang Indonesia pertama yang ditahbiskan menjadi bhikkhu setelah runtuhnya kerajaan Majapahit. Hal ini merupakan salah satu lompatan besar dalam perkembangan Buddhis di IndonesiaIa menjadi bhikkhu Indonesia pertama dalam 500 tahun. Pada tahun 1955 ia kembali ke Jawa dan dengan kerja keras membangun kembali vihara-vihara dan biara-biara Buddhis.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ashin_Jinarakkhita
« Last Edit: 10 December 2011, 09:24:32 PM by bluppy »

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #64 on: 10 December 2011, 09:22:30 PM »
Ironis sekali kalo Dhammadesana di vihara mengajarkan tentang Adi Buddha. Sekarang uda susah kalo mau kasih tau ke umat Buddha bahwa Adi Buddha hanyalah unsur politis demi mempertahankan kelangsungan Buddhisme di Indonesia... :|

Ya yg pinter dong. Bilang itu harus di ehipassiko. Katakan aja itu konsep yg sulit dijelaskan dengan kata-kata
trus ajakin kelas meditasi.... kelas abhidhamma, kelas ini itu hehehehhe
Kalau ditanya kok belum ngerti juga, ajakin lagi ke kelas lain......
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Wirajhana

  • Teman
  • **
  • Posts: 54
  • Reputasi: 9
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #65 on: 10 December 2011, 10:00:47 PM »
menurut saya perannya seperti ini
Bhikkhu Ashin Jinarakkhita merupakan orang Indonesia pertama yang ditahbiskan menjadi bhikkhu setelah runtuhnya kerajaan Majapahit. Hal ini merupakan salah satu lompatan besar dalam perkembangan Buddhis di IndonesiaIa menjadi bhikkhu Indonesia pertama dalam 500 tahun. Pada tahun 1955 ia kembali ke Jawa dan dengan kerja keras membangun kembali vihara-vihara dan biara-biara Buddhis.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ashin_Jinarakkhita

btw, bukankah anda ikut juga di link  ttg jinarakhita memelihara jenggot, "http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20121.180"

Bukankah dia di tahbiskan di indonesia oleh bhikkhu mahayana?
Apakah bhikkhu2 itu bukan orang indonesia?
Kalo ya berarti dia bukan orang indonesia pertama dong..dan jika dalam tradisi dhammayutikka...maka ya bisa jadi..cuma saya heran waktu YM Narada thera ke Indonesia tahun 1934. Koq tidak di itung dengan hubungannya 500 tahun majapahit, ya?

karena keruntuhan majapahit adalah range sekitar tahun 1478 s/d 1521/28....kelihatannya malah lebih deket saat YM Narada thera ke Indonesia dan menanamkan benih2 kebajikan [begitu katanya yg gw baca..]

oke deh itu aja.
« Last Edit: 10 December 2011, 10:02:52 PM by Wirajhana »

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #66 on: 10 December 2011, 10:51:46 PM »
Narada Maha Thera, lahir Sumanapala Perera lahir di Kotahena, Kolombo, Ceylon, 14 Juli 1898. Bhante Narada berasal dari Srilanka. Dan setuju dengan pernyataan "YM Narada thera ke Indonesia dan menanamkan benih2 kebajikan"

Ia ditahbiskan menjadi samanera dengan nama Ti Chen mahabhikkhu Y.A. Sanghanata Aryamulya Pen Cing dari aliran Mahayana. Y.A Sanghanata Aryamula (Maha Bhiksu Pen Ching) dilahirkan di kabupaten Phu Thien, Propinsi Hokkian pada tahun 1878, di desa Wu Chen Li, Tiongkok. jadi biksu Mahayana yang dimaksud bukan orang Indonesia

Ia berangkat ke Myanmar dan akhirnya diupasampada menjadi seorang bikkhu menurut tradisi Theravada dengan guru spiritual Bhadanta Ashin Sobhana—yang lebih dikenal sebagai Mahasi Sayadaw—pada bulan Januari 1954. Saat itu ia berumur 31 (tiga puluh satu) tahun, dan diberi nama Ashin Jinarakkhita.

Bhante Ashin bhikkhu Indonesia pertama dalam 500 tahun, maksudnya bhikkhu yang lahir di Indonesia, berkewargaan Indonesia, dan orang indonesia pertama yang menjadi bhikkhu setelah keruntuhan Majapahit.
« Last Edit: 10 December 2011, 10:58:20 PM by bluppy »

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #67 on: 10 December 2011, 11:31:52 PM »
mulai bermunculannya pembela2 pribadi biku
Samma Vayama

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #68 on: 10 December 2011, 11:37:05 PM »
mulai bermunculannya pembela2 pribadi biku

tidak mendukung juga tidak mencela Beliau

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #69 on: 11 December 2011, 01:07:31 AM »
at will_i_am
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=19710.msg336361#msg336361
Jumpa fans Ajahn Brahm TB Gramedia Emporium Pluit 20 Mar 2011
wah, ini sama persis dengan keraguan saya yang barusan tadi pagi muncul...
tadi siang dipinjemin buku cacing 2, saya lihat kok ada tanda tangannya ajahn brahm...
saya tanya temen saya, dibilang itu tanda tangannya yang asli...
jadi bingung "loh kok bhikkhu kerjaannya nanda tangan buku. bukannya melakukan hal lain yang lebih bermanfaat??"
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #70 on: 11 December 2011, 02:17:49 AM »
wah, ini sama persis dengan keraguan saya yang barusan tadi pagi muncul...
tadi siang dipinjemin buku cacing 2, saya lihat kok ada tanda tangannya ajahn brahm...
saya tanya temen saya, dibilang itu tanda tangannya yang asli...
jadi bingung "loh kok bhikkhu kerjaannya nanda tangan buku. bukannya melakukan hal lain yang lebih bermanfaat??"
kalau saja bro jadi Bhiku, dan menulis buku, dan
ada umat yg membeli buku tsb, dan menyodorkan pada anda utk minta tanda tangan, jadi apakah yg bro lakukan ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #71 on: 11 December 2011, 05:58:21 AM »
Pake Adi Buddha ajaa.....

ogah ah  [-X, kasihan ama umat awam, sering terjadi persepsi salah jadinya ada mahluk tunggal kuasa/pencipta/pengatur dst... seperti kepercayaaan tetangga. ???

lebih baik pakai adiharto. :)
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #72 on: 11 December 2011, 06:07:41 AM »
Kalo ya berarti dia bukan orang indonesia pertama dong..dan jika dalam tradisi dhammayutikka...maka ya bisa jadi..cuma saya heran waktu YM Narada thera ke Indonesia tahun 1934. Koq tidak di itung dengan hubungannya 500 tahun majapahit, ya?

karena keruntuhan majapahit adalah range sekitar tahun 1478 s/d 1521/28....kelihatannya malah lebih deket saat YM Narada thera ke Indonesia dan menanamkan benih2 kebajikan [begitu katanya yg gw baca..]

oke deh itu aja.

memang ada beberapa statement pencitraan AJ dan memang sengaja dibuat oleh para pengikut setianya demi tujuan dan motif lain... (hanyalah mereka yg tahU) ;D
« Last Edit: 11 December 2011, 06:18:59 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #73 on: 11 December 2011, 06:17:34 AM »

Ia berangkat ke Myanmar dan akhirnya diupasampada menjadi seorang bikkhu menurut tradisi Theravada dengan guru spiritual Bhadanta Ashin Sobhana—yang lebih dikenal sebagai Mahasi Sayadaw—pada bulan Januari 1954. Saat itu ia berumur 31 (tiga puluh satu) tahun, dan diberi nama Ashin Jinarakkhita.

Bhante Ashin bhikkhu Indonesia pertama dalam 500 tahun, maksudnya bhikkhu yang lahir di Indonesia, berkewargaan Indonesia, dan orang indonesia pertama yang menjadi bhikkhu setelah keruntuhan Majapahit.


mungkinkah ada Bhikkhu Indoneisa lain yg duluan upasampada dari pada AJ
tapi memang tidak pernah diiklankan seperti pengikut setia AJ.
Dan bisa juga Bhikkhu tsb tidak pernah tinggal di Indonesia serta tidak suka nama yang mentereng(tidak mencari popularitas), apakah hal ini bisa terjadi ? :)
« Last Edit: 11 December 2011, 06:22:16 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #74 on: 11 December 2011, 06:29:21 AM »
mungkinkah ada Bhikkhu Indoneisa lain yg duluan upasampada dari pada AJ
tapi memang tidak pernah diiklankan seperti pengikut setia AJ.
Dan bisa juga Bhikkhu tsb tidak pernah tinggal di Indonesia serta tidak suka nama yang mentereng(tidak mencari popularitas), apakah hal ini bisa terjadi ? :)


kami pernah menanyakan hal serupa tetapi langsung dibantah dan dijawab dengan keukuh olh si penjawab AJ adl yg "pertama".
yah sudah, silakan dilanjut saja...
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #75 on: 11 December 2011, 06:35:38 AM »
btw, bukankah anda ikut juga di link  ttg jinarakhita memelihara jenggot, "http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20121.180"

Bukankah dia di tahbiskan di indonesia oleh bhikkhu mahayana?
Apakah bhikkhu2 itu bukan orang indonesia?
Kalo ya berarti dia bukan orang indonesia pertama dong..dan jika dalam tradisi dhammayutikka...maka ya bisa jadi..cuma saya heran waktu YM Narada thera ke Indonesia tahun 1934. Koq tidak di itung dengan hubungannya 500 tahun majapahit, ya?

karena keruntuhan majapahit adalah range sekitar tahun 1478 s/d 1521/28....kelihatannya malah lebih deket saat YM Narada thera ke Indonesia dan menanamkan benih2 kebajikan [begitu katanya yg gw baca..]

oke deh itu aja.


kalau AJ mendapatkan nama penahbisan dr U Sobhana (Mahasi Sayadaw) dan
ditahbiskan ulang ditradisi Mahayana seharusnya AJ telah "mati" dan digantikan nama dari tradisi Mahayana sesuai dengan nama yang diberikan oleh guru penahbis dari aliran mahayana.

penahbisan ulang berarti melepaskan jubah yg lama (theravada) - masuk ke dalam kondisi umat awam - ditahbis lagi / ulang (mahayana)



CMIIW.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #76 on: 11 December 2011, 07:19:43 AM »
wah, ini sama persis dengan keraguan saya yang barusan tadi pagi muncul...
tadi siang dipinjemin buku cacing 2, saya lihat kok ada tanda tangannya ajahn brahm...
saya tanya temen saya, dibilang itu tanda tangannya yang asli...
jadi bingung "loh kok bhikkhu kerjaannya nanda tangan buku. bukannya melakukan hal lain yang lebih bermanfaat??"

bisa diusulkan dengan melakukan sesuatu yg lebih bermanfaat dengan cara di-stempel...
bahkan kami pernah 1 pesawat dr medan ke B'Aceh dg seseorang yang dengan bangga-nya menunjukan buku ajahn brahm yg telah ditandatangani, ckckckck...


ruuaarrrrr binasa
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #77 on: 11 December 2011, 08:03:07 AM »
ogah ah  [-X, kasihan ama umat awam, sering terjadi persepsi salah jadinya ada mahluk tunggal kuasa/pencipta/pengatur dst... seperti kepercayaaan tetangga. ???

lebih baik pakai sanghyang adi harto. :)

:hammer:

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #78 on: 11 December 2011, 09:30:28 AM »
kalau hwesio2 yg dikelenteng termasuk biku bukan?
Quote
5. JAMAN ABAD KE-20


Agama Buddha mulai bangkit kembali di Pulau Jawa ditandai dengan datangnya Y.M. Bhikkhu Narada Thera dari Sri Lanka (Ceylon) pada bulan Maret 1934. Selama berada di Pulau Jawa, Y.M. Bhikkhu Narada telah melakukan sejumlah kegiatan. Antara lain sebagai berikut:

* Memberikan khotbah-khotbah dan pelajaran-pelajaran Buddha Dhamma di beberapa tempat di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
* Memberkahi penanaman Pohon Bodhi di pelataran Candi Borobudur pada 10 Maret 1934.
* Membantu dalam pendirian Java Buddhist Association (Perhimpunan Agama Buddha yang pertama) di Bogor dan Jakarta.
* Menjalin kerja sama yang erat dengan Bhikshu-Bhikshu (hweshio-hweshio) dari klenteng-klenteng Kim Tek Ie, Klenteng Toeng San Tong di Jakarta, Klenteng Hok Tek Bio di Bogor, Klenteng Kwan Im Tong di Bandung, Klenteng Tin Kok Sih di Solo, dan perhimpunan-perhimpunan Theosofie di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
* Melantik upasaka dan upasika di tempat-tempat yang dikunjungi.

Nama-nama dari para perintis bangkitnya kembali Agama Buddha di Pulau Jawa pada waktu itu adalah antara lain:

1. Pandita Josias van Dienst, Deputy Director General Buddhist Mission, Java Section (Headquarter-nya berada di Thaton, Birma) dan
2. Kwee Tek Hoay, Direktur dan Redaktur Kepala dari Majalah Moestika Dharma, Jakarta.

Tahun 1938 berdirilah Sam Kauw Hwee di beberapa tempat di Indonesia. Pada tahun 1952 Sam Kauw Hwee-Sam Kauw Hwee tersebut bergabung menjadi Gabungan Sam Kauw Indonesia (GSKI), kemudian mengganti nama menjadi Gabungan Tri Dharma Indonesia.

Pada tahun 1953 The Boan An dari Bogor ditahbiskan menjadi Bhikkhu Therav?da di Birma oleh Ven. Mahasi Sayadaw dan diberi nama Ashin Jinarakkhita. Sekitar tahun 1955-1956 berdiri Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI).
http://kharismamdanai1.blogspot.com/2011/02/sejarah-agama-budha-di-indonesia-dan.html
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #79 on: 11 December 2011, 09:47:47 AM »
TamanDharma yang malang, sungguh menyedihkan nasibmu, maksud hati ingin mencari dukungan untuk menjatuhkan orang/group lain, eh malah diri sendiri yg terjatuh.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #80 on: 11 December 2011, 10:47:25 AM »

kami pernah menanyakan hal serupa tetapi langsung dibantah dan dijawab dengan keukuh olh si penjawab AJ adl yg "pertama".
yah sudah, silakan dilanjut saja...

oooooo......

karena saking keukuhnya mungkin juga merasa berjasa dan bangga memperkenalkan kata adi buddha kepada umat indonesia. :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #81 on: 11 December 2011, 10:50:15 AM »
kalau hwesio2 yg dikelenteng termasuk biku bukan? http://kharismamdanai1.blogspot.com/2011/02/sejarah-agama-budha-di-indonesia-dan.html


memang masih 'menggantung' di batin saya
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #83 on: 11 December 2011, 10:52:02 AM »
TamanDharma yang malang, sungguh menyedihkan nasibmu, maksud hati ingin mencari dukungan untuk menjatuhkan orang/group lain, eh malah diri sendiri yg terjatuh.

apa yang ditanam itu pula yang dituai.

lebih cocok nama Taman Adharma
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #84 on: 11 December 2011, 12:56:08 PM »
kalau saja bro jadi Bhiku, dan menulis buku, dan
ada umat yg membeli buku tsb, dan menyodorkan pada anda utk minta tanda tangan, jadi apakah yg bro lakukan ?

kalau hanya beberapa orang ya tidak masalah lah(kan tidak membuang waktu banyak), tapi ini banyak banget gitu loh...
temen saya aja yang ga pernah ketemu ajahn brahm masa bisa dapet tanda tangannya juga??
berarti banyak banget donk buku yang ditanda tanganinya..
yang dilakukan ajahn brahm ini namanya membuang waktu untuk hal tidak berguna daripada meditasi dan mengembangkan batin...
tapi selain dari hal itu, saya tetap menghargai beliau karena merupakan sosok yang inspiratif, dan bukunya semua memang berkualitas...
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #85 on: 11 December 2011, 03:04:21 PM »
oooooo......

karena saking keukuhnya mungkin juga merasa berjasa dan bangga memperkenalkan kata adi buddha kepada umat indonesia. :))


kwetjap No. 1
Shampoo anti ketombe No. 1 (No. 2 tidak pernah tau  :-? )
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #86 on: 11 December 2011, 04:38:36 PM »
apa yang ditanam itu pula yang dituai.

lebih cocok nama Taman Adharma
yg ini yah? http://www.facebook.com/profile.php?id=100001409988391

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #87 on: 12 December 2011, 11:21:53 PM »

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #88 on: 13 December 2011, 07:39:33 AM »
ogah ah  [-X, kasihan ama umat awam, sering terjadi persepsi salah jadinya ada mahluk tunggal kuasa/pencipta/pengatur dst... seperti kepercayaaan tetangga. ???

lebih baik pakai adiharto. :)

adi lim lebih keren

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #89 on: 13 December 2011, 05:23:16 PM »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: TamanDhamma Dot Com, Wirajhana Eka dan Dhammacitta
« Reply #90 on: 19 December 2011, 01:59:07 PM »
sekali lagi