Rekan Mokau yang bijak, saya tidak pernah menyebut hanya kemelekatan pada kenikmatan lidah yang disebut lobha. Ketika di topik tertentu kita menyoroti masalah tertentu, sudah pasti kita menggunakan terminologi yang lebih menyempit pada pokok permasalahan (dalam hal ini makanan).
adalah tidak fair bahwa menuduh orang yg
tidak vegetarian, makan dengan niat memuaskan lidah.
kecuali jika orang tsb memang memiliki kesaktian utk melihat setiap niat dibalik tindakan orang lain.
memang tidak jarang dalam kehidupan sehari2 kita menilai orang lain berniat baik / buruk itu dari "tindakan" apa yg ia lakukan,
namun apa niat yg mendasari orang tsb kita tidak pernah tau (lagi2 kecuali Anda sakti). perlu disadari bahwa karena keterbatasan kita utk melihat niat dibalik tindakan itu lebih banyak membawa malapetaka (mis: dijauhi oleh kalyanamitta),
sering niat baik tetapi diterima buruk oleh orang lain.
ketika seseorang makan daging, sama sekali tidak bisa dikatakan ia serakah akan daging,
sama halnya ketika seseorang minum air, sama sekali tidak tepat dikatakan ia serakah (
lobha) thd air
Kalau bahan tumbuhan yanng direkayasa hingga memuaskan kesenangan lidah, saya tidak komentar karena saya pribadi jujur saja lebih senang sayuran murni, dengan cita rasa dan pengolahan yang wajar.
Kalau kemelekatan pandangan:
1. Terlalu jauh dari topik, yakni gaya hidup (makanan).
2. Terlalu relatif untuk dibahas, sebab semua manusia rata-rata punya pandangan (bentuk pemikiran), atau umumnya kita sebut prinsip hidup.
justru menurut saya sangat pada topiknya,
thread ini dan vegetarian2 sebelumnya adalah bukti bahwa
kemelekatan thd suatu bentuk pemikiran lebih banyak menyebabkan perpecahan drpd perdamaian. di mana selalu muncul gejala bahwa
pandangan dirinya lebih baik dari orang lain, mis: ber-vegetarian lebih baik drpd tidak. dan kemudian muncul tindakan2 lain yang
mendorong dunia agar berubah sesuai dengan pandangannya. padahal permasalahannya sangat sederhana dan lebih mudah merubah diri sendiri daripada orang lain. penderitaan hadir karena kita selalu menolak kenyataan yg memilukan (seperti kenapa orang lain tidak bisa melihat bervegetarian lebih baik?), kebebasan dari penderitaan dimulai dg melihat kenyataan apa adanya, bahwa
hidup adalah dukkha. mau diputar balikkan bagaimanapun, mau menjadi vegetarian, mau mencukur rambut, melakukan ratusan sila, tetap saja hidup adalah dukkha. hidup Anda, hidup saya, hidup mahkluk lain, tidak pernah akan memuaskan dan selalu adalah penderitaan.
Mempertahankan pendapat bagi saya dalam konteks berbagi pemikiran dan pandangan, bukan mempertahankan lobha. Selama landasan atau dasar pemikirannya dapat dipertanggungjawabkan dalam aspek tertentu (misalnya ilmiah, logis dan obyektif) bagi saya tidak masalah mempertahankan pendapat atau pandangan.
Misalnya Anda sebut menyelamatkan bumi dengan vegetarian, bisa dilihat dari data: Berapa tingkat efisiensi energi bila beralih dari pemakan daging ke vegetarian, berapa luas hektar lahan yang bisa dikonservasi, berapa tingkat emisi (polutan) yang bisa dikurangi, dan sebagainya. Ini data yang bisa dilihat dengan obyektif dan logis, juga cenderung ilmiah (bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan). Mempertahankan pendapat model begini, saya kira tidak bisa dikatakan mempertahankan lobha.
Kecuali mempertahankan pendapat yang sudah salah dan tak bisa dipertanggungjawabkan, mungkin saya setuju bahwa itu lobha.
Demikian. Mohon koreksinya dan maaf jika ada kata-kata yang salah.
jika Anda berniat vegetarian dan berpikir itu baik, lakukanlah...
berusaha merubah orang lain agar sepaham dg Anda itulah masalah di thread ini (dan thread vege sebelumnya).
Orang lain tidak ingin menjadi vegetarian, melihat bahwa menjadi vegetarian menyelamatkan bumi adalah ide yang konyol,
manusia omnivora, utk apa bervegetarian? masih banyak jalan menyelamatkan bumi, mengurangi polusi spt mengurangi pemakaian energi, plastik, air bersih.
bahkan ide mengurangi polusi jg tidak bisa dianggap benar, ultimate-nya, suatu saat semua mahkluk akan mati, semua kondisi di dunia ini selalu berubah. alam akan otomatis menyeleksinya, jika kita tidak lolos seleksi, manusia punah juga sesuatu yg tidak terhindarkan. lebih baik selalu sadar, bahwa hidup adalah dukkha. bagaimanapun...